A. Komnas Perempuan
a. Sejarah dan Latar Belakang
Respon terhadap tuntutan masyarakat anti kekerasan terhadap pertanggungjawaban negara atas
kekerasan terhadap perempuan, khususnya atas kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan
Tionghoa pada tragedy Mei 98.
b. Landasan dan Kerangka Kerja
Keppres No.181/1998
Perpres No.65/2005
UUD’45
UU No.7/1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuka Diskriminasi terhadap
Perempuan (CEDAW)
UU No.5/1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan (CAT)
dll
c. Tujuan Komnas HAM
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan dan penegakan HAM, khususnya hak asasi perempuan di Indonesia.
2. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan dan perlindungan hak asasi perempuan.
d. Tugas Komnas HAM
1. Meningatkan kesadaran politik
2. Melakukan tinjau ulang dan reformasi atas produk hukum dan peraturan negara
3. Melakukan pemantauan dan melaporkan kekerasan terhadap perempuan
4. Menyediakan masukan rekomendasi
5. Mengembangkan kerjasama/kemitraan (local-nasional-regional-internasional)
e. Peran Sebagai Lembaga Nasional HAM
Komnas Perempuan bukan bagian dari eksekutif, legislative, ataupun yudikatif
Komnas Perempuan memposisikan dirinya sebagai NHRI atau LNHAM sesuai Paris Principle
Ada tiga NHRI di Indonesia, yaitu Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan KPAI
Tugasnya adalah correctional system
B. Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan
a. Pengertian
Kekerasan berbasis gender terhadap perempuan adalah kekerasan yang lamgsusng ditujukan pada
perempuan karena ia perempuan, atau kekerasan yang mempengaruhi perempuan secara tidak
proporsional. Di dalamnya tercakup tindakan yang menimbulkan kerugian fisik, mental, atau
seksual/penderitaan, ancaman akan tindakan semacam itu, koersi dan bentuk-bentuk perampasan
kebebasan lainnya. [Rekomendasi Umum CEDAW No.19]
b. Bentuk Kekerasan
1. Fisik
2. Seksual
3. Psikologi
4. Ekonomi
c. Ranah Kekerasan
1. Rumah tangga atau relasi personal
2. Komunitas
3. Negara
d. Contoh Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan
[Rekomendasi Umum CEDAW No.35]
Perlukaan dan pemotongan genitalia perempuan
Perkawinan anak
Pembunuhan atas nama kehormatan
Perdaganagan perempuan
Seranangan air keras
Perkosaan
KDRT
Pemaksaan sterilisasi dan aborsi
Poligami
Penyiksaan
Pemaksaan perkawinan
dll
e. Dampak
Fisik
Kematian, menjadi disabilitas, cedera fisik seperti luka, keguguran, dll
Mental
Post trauma syndrome, depresi, bunuh diri, ODGJ, penyalahgunaan alcohol dan obat-obatan
terlarang, kehilangan rasa percaya diri, menarik diri dari kehidupan social, dll
Seksual
Infeksi menular seksual, HIV/AIDS, Syndrome Trauma Perkosaan, Hasrat seksual rendah, nyeri
selama berhubungan seksual, otot vagina mengejang, dll
Ekonomi
Kehilangan pendapatan, ketergantungan ekonomi, kehilangan pekerjaan, biaya perwatan
kesehatan, dll
f. Penyebab
Kekerasan terhadap perempuan merupakan manifestasi dari hubungan yang secara historis tidak
setara antara pria dan wanita, yang menghasilkan dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan
oleh laki-laki, serta pecegahan kemajuan perempuan dimana segala hal yang tersebut telah
diwajarkan.
C. Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender
a.
e
B
b
r
lja
k
nf Pengaruh
g
M
ih
K
sS
d
o
u
P
N
ti