Anda di halaman 1dari 3

Teknik Geodesi dan Geomatika

Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian


Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Berbasis Gender
Siti Aminah Tardi
Rabu, 24 Februari 2021
04

A. Komnas Perempuan
a. Sejarah dan Latar Belakang
Respon terhadap tuntutan masyarakat anti kekerasan terhadap pertanggungjawaban negara atas
kekerasan terhadap perempuan, khususnya atas kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan
Tionghoa pada tragedy Mei 98.
b. Landasan dan Kerangka Kerja
 Keppres No.181/1998
 Perpres No.65/2005
 UUD’45
 UU No.7/1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuka Diskriminasi terhadap
Perempuan (CEDAW)
 UU No.5/1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan (CAT)
 dll
c. Tujuan Komnas HAM
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan dan penegakan HAM, khususnya hak asasi perempuan di Indonesia.
2. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan dan perlindungan hak asasi perempuan.
d. Tugas Komnas HAM
1. Meningatkan kesadaran politik
2. Melakukan tinjau ulang dan reformasi atas produk hukum dan peraturan negara
3. Melakukan pemantauan dan melaporkan kekerasan terhadap perempuan
4. Menyediakan masukan rekomendasi
5. Mengembangkan kerjasama/kemitraan (local-nasional-regional-internasional)
e. Peran Sebagai Lembaga Nasional HAM
 Komnas Perempuan bukan bagian dari eksekutif, legislative, ataupun yudikatif
 Komnas Perempuan memposisikan dirinya sebagai NHRI atau LNHAM sesuai Paris Principle
 Ada tiga NHRI di Indonesia, yaitu Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan KPAI
 Tugasnya adalah correctional system
B. Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan
a. Pengertian
Kekerasan berbasis gender terhadap perempuan adalah kekerasan yang lamgsusng ditujukan pada
perempuan karena ia perempuan, atau kekerasan yang mempengaruhi perempuan secara tidak
proporsional. Di dalamnya tercakup tindakan yang menimbulkan kerugian fisik, mental, atau
seksual/penderitaan, ancaman akan tindakan semacam itu, koersi dan bentuk-bentuk perampasan
kebebasan lainnya. [Rekomendasi Umum CEDAW No.19]
b. Bentuk Kekerasan
1. Fisik
2. Seksual
3. Psikologi
4. Ekonomi
c. Ranah Kekerasan
1. Rumah tangga atau relasi personal
2. Komunitas
3. Negara
d. Contoh Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan
[Rekomendasi Umum CEDAW No.35]
 Perlukaan dan pemotongan genitalia perempuan
 Perkawinan anak
 Pembunuhan atas nama kehormatan
 Perdaganagan perempuan
 Seranangan air keras
 Perkosaan
 KDRT
 Pemaksaan sterilisasi dan aborsi
 Poligami
 Penyiksaan
 Pemaksaan perkawinan
 dll
e. Dampak
 Fisik
Kematian, menjadi disabilitas, cedera fisik seperti luka, keguguran, dll
 Mental
Post trauma syndrome, depresi, bunuh diri, ODGJ, penyalahgunaan alcohol dan obat-obatan
terlarang, kehilangan rasa percaya diri, menarik diri dari kehidupan social, dll
 Seksual
Infeksi menular seksual, HIV/AIDS, Syndrome Trauma Perkosaan, Hasrat seksual rendah, nyeri
selama berhubungan seksual, otot vagina mengejang, dll
 Ekonomi
Kehilangan pendapatan, ketergantungan ekonomi, kehilangan pekerjaan, biaya perwatan
kesehatan, dll
f. Penyebab
Kekerasan terhadap perempuan merupakan manifestasi dari hubungan yang secara historis tidak
setara antara pria dan wanita, yang menghasilkan dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan
oleh laki-laki, serta pecegahan kemajuan perempuan dimana segala hal yang tersebut telah
diwajarkan.
C. Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender
a.
e
B
b
r
lja
k
nf Pengaruh
g
M
ih
K
sS
d
o
u
P
N
ti

b. Pelaku Pencegahan dan Penanganan

Individu Keluarga Komuntas/Publik Negara

c. Reformasi Hukum dan Kebijakan yang Berperspektif Hak Asasi Perempuan


Menyusun dan memperkuat hukum mengenai keadilan HAM tanpa batasan gender dan perlindungan
terhadap perempuan.
d. Peran Serta Masyarakat
 Pencegahan
Mengusulkan kebijakan pencegahan KTP, pemberdayaan berbasis komunitas, sosialisasi
peraturaan, edukasi, informasi, dan komunikasi, dsb.
 Penanganan
Memberi informasi adanya tindak kekerasan, memberikan pendampingan bantuan hukum,
membangun mekanisme panduan dan penanganan kasus kekerasan seksual, pengarahan korban,
dll.
 Perlindungan
Menyebarluaskan informasi mengenai fasilitas dan perlindungan korban, membantu korban
dalam mengajukan perlindungan, pemberdayaan hukum, penyediaan layanan bantuan hukum,
pengembangan paralegal berbasis komunitas, dll.
 Pemulihan
Membantu korban secara psikis, ekonomi, social, fisik, dsb.

Anda mungkin juga menyukai