Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASUHAN PADA PREBEDAH PADA KASUS


KEBIDANAN

Di Susun Oleh :

Hawa Purnama

DOSEN PENGAMPUH : Ibu Nesli Harti, SKM, M.Kes

STIKES AL SU'AIBAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2020 - 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya
berupa nikmat iman dan kesehatan ini Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul Asuhan pada Prebedah pada Kasus Kebidanan.
Makalah Asuhan pada Prebedah pada Kasus Kebidanan disusun guna memenuhi tugas Ibu Nesli
Harti, SKM, M.Kes selaku dosen KDK 2 di Stikes Al Su'aibah Palembang.
Selain itu, Saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Asuhan pada Prebedah pada Kasus Kebidanan.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku Dosen KDK 2 Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Palembang, 10 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3

1.3 Tujuan.................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................4

PEMBAHASAN..............................................................................................................................4

2.1 Pengertian Perioprasi dan Pra bedah...................................................................................4

2.2 Jenis-Jenis Pembedahan......................................................................................................4

 Jenis-jenis pembedahan berdasarkan lokasi....................................................................4

 Jenis-jenis pembedahan berdasarkan tujuan....................................................................4

2.3 Pengertian Anestesia...........................................................................................................5

 Jenis-jenis anestesia..........................................................................................................5

2.4 Asuhan Dan Persiapan Pasien Preoperasi (Pra Bedah)........................................................5

 Rencana tindakan :..............................................................................................................5

1. Pemberian pendidikan kesehatan prabedah...................................................................6

2. Persiapan diet..................................................................................................................6

3. Persiapan kulit................................................................................................................6

4. Latihan napas dan latihan batuk.....................................................................................6

5. Latihan kaki.....................................................................................................................6
6. Latihan mobilitas.............................................................................................................6

7. Pencegahan cedera.........................................................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................7

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................7

3.2 Saran.....................................................................................................................................8

DAFTAR PUSAKA........................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien.
Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika
seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang
mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang
harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur
pembedahan dan tindakan pembiusan. Perawat dan bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi
keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat
keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan
antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anestesi, perawat/bidan) di samping peranan
pasien yang kooperatif selama proses perioperatif.

Ada tiga faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu penyakit pasien, jenis pembedahan yang
dilakukan dan pasien sendiri. Dari ketiga faktor tersebut faktor pasien merupakan hal yang paling penting,
karena bagi penyakit tersebut tidakan pembedahan adalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri
pembedahan mungkin merupakan hal yang paling mengerikan yang pernah mereka alami. Mengingat hal
terebut diatas, maka sangatlah pentig untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah – langkah
perioperatif. Tindakan perioperatif yang berkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh terhadap
suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah maksud dan tujuan mengenai asuhan pre bedah ?

b. Bagaimana cara melakukan asuhan terhadap pasien pre bedah ?

1.3 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan asuhan pre bedah.

b. Mahasiswa mampu menerapkan peran tenaga kesehatan dengan melakukan cara perawatan asuhan
serta persiapan pasien pre bedah pada kasus kebidanan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perioprasi dan Pra bedah


Perioprasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prebedah (preoperasi), bedah
(intraoperasi), dan pasca bedah (postoperasi).

Prabedah Merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan
pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah. Beberapa hal yang dikaji dalam tahap pra operasi
adalah pengetahuan tentang persiapan pembedahan, pengalaman masa lalu dan kesiapan psikologis

2.2 Jenis-Jenis Pembedahan


 Jenis-jenis pembedahan berdasarkan lokasi

berdasarkan lokasinya , pembedahan dapat dibagi menjadi bedah toraks kardiovaskuler, bedah neurologi,
bedah orthopedi, bedah kepala, bedah dan lain-lain.

 Jenis-jenis pembedahan berdasarkan tujuan

Berdasarkan tujuaannya pembedahan dibagi menjadi:

1. Pembedahan diagnosis, ditujukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala penyakit seperti
biopsi, eksplorasi, dan laparotomi.

2. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit, misalnya pembedahan
apendektomi.

3. Pembedahan restoratif, dilakukan untuk memperbaikideformitas, menyambungdaerah yang terpisah.

4. Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa menyembuhkan penyakit.

5. Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk dalam tubuh seperti rhinoplasti.

2.3 Pengertian Anestesia


Anestesia adalah penghilangan kesadaran sementara sehingga menyebabkan hilang rasa pada tubuh
tersebut. Tujuannya untuk penghilang rasa sakit ketika dilakukan tindakan pembedahan. Hal yang perlu
diperhatikan yaitu dosis yang diberikan sesuai dengan jenis pembedahan atau operasi kecil/besar sesuai
waktu yang dibutuhkan selama operasi dilakukan.
 Jenis-jenis anestesia

Anestesia umum, dilakukan umtuk memblok pusat kesadaran otak dengan menghilangkan kesadaran,
menimbulkan relaksasi, dan hilangnya rasa. Pada umumnya, metode pemberiannya adalah dengan
inhalasi dan intravena.

Anestesia regional, dilakukan pada pasien yang masih dalam keadaan sadar untuk meniadakan proses
konduktivitas pada ujung atau serabut saraf sensoris di bagian tubuh tertentu, sehingga dapat
menyebabkan adanya hilang rasa pada daerah tubuh tersebut. Metode umum yang digunakan adalah
melakukan blok saraf, memblok regional intravena dengan torniquet, blok daerah spinal, dan melalui
epidural.

Anestesia lokal, dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf pada daerah yang akan dilakukan
anestesia dan pasien dalam keadaan sadar. Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau topikal.

Hipoanestesia, dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi pasif secara artifisial sehingga
terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta untuk mengurangi kesadaran sehingga
perhatian menjadi terbatas. Metode yang digunakan adalah hipnotis.

Akupuntur, anestesia yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri dengan merangsang keluarnya
endofrin tanpa menghilangkan kesadaran. Metode yang banyak digunakan adalah jarum atau penggunaan
elektrode pada permukaan kulit.

2.4 Asuhan Dan Persiapan Pasien Preoperasi (Pra Bedah)


Hal-hal yang perlu dikaji dalam tahap prabedah adalah pegetahuan tentang persiapan pembedahan, dan
kesiapan psikologis. Prioritas pada prosedur pembedahan yang utama adalah inform consent yaitu
pernyataan persetujuan klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan yang berguna untuk
mencegah ketidaktahuan klien tentang prosedur yang akan dilaksanakan dan juga menjaga rumah sakit
serta petugas kesehatan dari klien dan keluarganya mengenai tindakan tersebut.

 Rencana tindakan :

1. Pemberian pendidikan kesehatan prabedah.


Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan mencangkup penjelasan mengenai berbagai informasi dalam
tindakan pembedahan. Informasi tersebut diantaranya tentang jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum
bedah, alat-alat khusus yang di perlukan, pengiriman ke kamar bedah, ruang pemulihan, dan
kemungkinan pengobatan setelah bedah.

2. Persiapan diet
Sehari sebelum bedah, pasien boleh menerima makanan biasa. Namun, 8 jam sebelum bedah tersebut
dilakukan, pasien tidak diperbolehkan makan. Sedangkan cairan tidak diperbolehkan 4 jam sebelum
operasi, sebab makanan dan cairan dalam lambung dapat menyebabkan aspirasi.
3. Persiapan kulit
Dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari mikroorganisme dengan cara
menyiram kulit dengan sabun heksakloforin atau sejenisnya yang sesuai dengan jenis pembedahan. Bila
pada kulit terdapat rambut, maka harus di cukur.

4. Latihan napas dan latihan batuk


Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru-paru. Pernapasan yang
dianjurkan adalah pernapasan diafragma, dengan cara berikut :

 Atur posisi tidur semifowler, lutut dilipat untuk mengembangkan toraks.


 Tempatkan tangan diatas perut.
 Tarik napas perlahan-lahan melalui hidung, biarkan dada mengembang.
 Tahan napas 3 detik.
 Keluarkan napas dengan mulut yang dimoncongkan.
 Tarik napas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga tiga kali setelah napas
terakhir, batukkan untuk mengeluarkan lendir.
 Istirahat.

5. Latihan kaki
Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dampak tromboflebitis. Latihan kaki yang dianjurkan antara
lain latihan memompa otot, latihan quadrisep, dan latihan mengencangkan glutea. Latihan memompa otot
dapat dilakukan dengan mengontraksi otot betis dan paha, kemudian istirahatkan otot kaki, dan ulangi
hingga sepuluh kaki. Latihan quadrisep dapat dilakukan dengan membengkokkan lutut kaki rata pada
tempat tidur, kemudian meluruskan kaki pada tempat tidur, mengangkat tumit, melipat lutut rata pada
tempat tidur, dan ulangi hingga lima kali. Latihan mengencangkan glutea dapat dilakukan dengan
menekan otot pantat, kemudian coba gerakkan kaki ke tepi tempat tidur, lalu istirahat, dan ulangi hingga
lima kali.

6. Latihan mobilitas
Latihan ini dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah dekubitus, merangsang peristaltik,
serta mengurangi adanya nyeri. Melalui latihan mobilitas, pasien harus mampu menggunakan alat di
tempat tidur, seperti menggunakan penghalang agar bsa memutar badan, melatih duduk di sisi tempat
tidur, atau dengan menggeser pasiem ke sisi tempat tidur. Melatih duduk diawali dengan tidur fowler,
kemudian duduk tegak dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur.

7. Pencegahan cedera
Untuk mengatasi risiko terjadinya cedera, tindakan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan bedah
adalah:

 Cek identitas pasien.


 Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat mengganggu, misalnya cincin, gelang, dan lain-lain.
 Bersihkan cat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi.
 Lepaskan kontak lensa.
 Lepaskan protesis..
 Alat bantu pendengaran dapat dapat digunakan jika pasien tidak dapat mendengar.
 Anjurkan pasien untukmengosongkan kandung kemih.
 Gunakan kaos kaki anti emboli jika pasien berisiko terjadi tromboflebitis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perioprasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prebedah (preoperasi), bedah
(intraoperasi), dan pasca bedah (postoperasi).

Prabedah Merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan
pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah. Beberapa hal yang dikaji dalam tahap pra operasi
adalah pengetahuan tentang persiapan pembedahan, pengalaman masa lalu dan kesiapan psikologis.

Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling
ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anestesi, perawat/bidan) di
samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif.

Tindakan prebedah, bedah, dan pasca bedah yang dilakukan secara tepat dan berkesinambungan akan
sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.

3.2 Saran
Hendaknya mahasiswa dapat benar – benar memahami dan mewujud nyatakan peran tenaga kesehatan
yang prefesional, serta dapat melaksanakan tugas – tugas dengan penuh tanggung jawab, dan selalu
mengembangkan ilmunya.

DAFTAR PUSAKA

"fanny: Makalah asuhan pada pasien pre, intra, pasca bedah" http://fani-
fawuz.blogspot.com/2014/02/makalah-asuhan-pada-pasien-pre-intra.html?m=1

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3370/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai