Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia melakukan komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.


Pada saat melakukan komunikasi verbal diperlukan bahasa. Bahasa merupakan
lambang komunikasi verbal yang paling efektif dan paling sering digunakan. Dalam
berkomunikasi kita memerlukan kepercayaan diri sehingga apa yang kita maksudkan
dapat tersampaikan dengan baik.
Kepercayaan diri juga merujuk pada aspek dalam kehidupan individu dimana ia
memiliki kompetensi. Dalam arus globalisasi ini, bilingualisme adalah fakta hidup.
Remaja sebagai generasi penerus bangsa dan juga masih dalam masa pembelajaran
serta masa pendewasaan merupakan objek yang tepat dalam penelitian ini.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutamaurea) dari
darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari
kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
Transplantasi (cangkok) ginjal adalah proses pencangkokan ginjal ke dalam
tubuh seseorang melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama yang
fungsinya sudah memburuk akan bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan sampah
metabolisme dari dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan transplantasi ginjal ?
2. Bagaimana epidemiologi transplantasi ginjal ?
3. Bagaimana etiologi transplantasi ginjal ?
4. Bagaimana faktor predisposisi transplantasi ginjal ?
5. Bagaimana patofisiologi transplantasi ginjal ?
6. Bagaimana klasifikasi transplantasi ginjal ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostic transplantasi ginjal ?
8. Bagaimana penatalaksanaan transplantasi ginjal ?
9. Bagaimana komplikasi transplantasi ginjal ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transplatasi ginjal.


2. Untuk mengetahui bagaimana epidemiologi transplantasi ginjal.
3. Untuk mengetahui bagaimana etiologi transplantasi ginjal.
4. Untuk mengetahui bagaimana faktor predisposisi transplantasi ginjal.
5. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi transplantasi ginjal.
6. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi transplantasi ginjal.
7. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostic transplantasi ginjal.
8. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan transplantasi ginjal.
9. Untuk mengetahui bagaimana komplikasi transplantasi ginjal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori


1. Pengertian

Transplantasi ginjal adalah pembedahan ginjal manusia yang ditransfer dari satu
individu ke individu lain (Lucman and Sorensen).

Transplantasi ginjal merupakan insersi pembedahan ginjal manusia dari sumber


yang hidup atau ginjal cadaver kepada klien dengan penyakit ginjal tahap akhir,untuk
mengganti hilangnya fungsi ginjal yang normal (Gorzemen and Bawdain).

Transplantasi (cangkok) ginjal adalah proses pencangkokan ginjal ke dalam


tubuh seseorang melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama yang
fungsinya sudah memburuk akan bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan sampah
metabolisme dari dalam tubuh.

2. Epidemiologi

Saat fungsi ginjal hanya tinggal 5-15%,zat sisa yang tidak bermanfaat
dikhawatirkan akan meracuni tubuh. Pasien gagal ginjal tahap akhir dapat bertahan
dengan transplantasi ginjal. Kesuksesan gagal ginjal oertama dilakukan oleh Joseph
Murray di Baston pada 23 Desember 1954 membawanya meraih nodel untuk itu. Di
Indonesia transplantasi ginjal dilakukan pada 1977 di RS.Cipto Mangunkusumo dan di
RS PGI Cikini Jakarta atas prakarsa (alm) Prof. Dr.RP Sidabutar Kendala utamanya di
Indonesia adalah keterbatasan pendonor ginjal yang rela menyumbangkan ginjalnya. Di
Indonesia sumber donor ginjal hanya dari orang hidup, sedangkan di negara barat
mayoritas dari donor jenazah. Untuk mengganti fungsi ginjal yang rusak, pasien harus
melakukan terapipengganti ginjal melalui tranplantasi ginjal.

3. Etiologi

Penyakit gagal ginjal terminal (stadium terakhir).

Beberapa terminologi dalam transplantasi, yaitu


1. Autograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari
individu yang sama.
2. Isograft adlah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari
saudara kembar.
3. Allograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal dari
individu dain dalam spesies yang sama.
4. Xenograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokkan berasal
dari spesies yang berbeda. Misalnya ginjal baboon yang ditransplantasikan
kepada manusia.

4. Faktor Predisposisi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan transplantasi ginjal terdiri dari
faktor yang Bersangkutan :
1. Donor Ginjal
Kekurangan ginjal donor merupakan masalah umum yang dihadapi dalam
melakukan transplantasi ginjal. Di Negara maju kebanyakan donor yang
digunakan berasal dari jenazah (cadaveric donor) sedangkan di Negara asia
masih banyak yang menggunakan donor hidup (Living donor).Terdapat 2
macam donor ginjal yang dapat digunakan dalam transplantasi organ yaitu :
 Donor Hidup (Living Donor)
Dalam melakukan transplantasi organ sebaiknya donor tersebut
memiliki hubungan keluarga. Adapun beberapa syarat yang harus
dipenuhi jika sesorang tersebut ingin mendonorkan ginjalnya
diantaranya:
 Usia > 18 thn
 Motivasi yang tinggi untuk menjadi donor tanpa adanya
paksaan.
 Kedua ginjal normal
 Tidak mempunyai penyakit yang dapat mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal dalam waktu yang lama.
 Kecocokan golongan darah ABO, HLA dan tes silang darah
(cross match).
 Tidak mempunyai penyakit yang dapat menular kepada
resipien.
 Sehat mental.
 Toleransi operasi baik.
 Donor jenazah (Cadaveric Donor)
Donor jenazah merupakan donor dengan jumlah yang cukup banyak
hal ini dilakukan karena terbatasnya jumlah donor hidup yang
tersedia. Donor jenazah berasal dari pasien yang mengalami mati
batang otak akibat kerusakan otak yang fatal usia 10-60 thn, tidak
mempunyai penyakit yang dapat ditularkan seperti Hepatitis, HIV,
atau penyakit ganas kecuali tumor otak primer, Fungsi ginjal harus
baik sampai pada saat menjelang kematian, panjang hidup ginjal
transplantasi dari donor jenazah yang meninggal karena stroke,
iskemia tidak sebaik yang meninggal karena pendarahan subarakoid.
Apabila donor yang diambil menggunakan donor hidup maka donor
tersebut dapat berasal dari individu yang mempunyai hubungan
keluarga (Living Related Donor) atau tidak ada hubungan keluarga
(Living Non Related Donor). Akan tetapi ada permasalahan yang
ditimbulkan apabila tidak terdapat hubungan keluarga yaitu
komersialisasi organ tubuh.
2. Resipien Ginjal
Pasien gagal ginjal terminal yang potensial menjalani transplantasi ginjal
harus dinilai oleh tim transplantasi, setelah itu dilakukan evaluasi dan
persiapan untuk transplantasi. Resipien tetap akan menjalani haemodialisis
secara teratursebelum melakukan operasi transplantasi hal ini dilakukan agar
pada saat akan menjelang operasi maka tercapai keadaan yang optimal bagi
pasien.
3. Faktor Imunologis
4. Faktor Pembedahan yang meliputi; penanganan pra-operatif, peri-operatif
dan pasca operatif .

5. Patofisiologi

Transplantasi ginjal telah menjadi terapi pilihan bagi mayoritas pasien dengan
penyakit renal tahap akhir. Pasien memilih transplantasi ginjal dengan berbagai alas an.
Seperti keinginan untuk menghindari dialysis atau untuk memperbaiki perasaan
sejahtera dan harapan untuk hidup secara lebih normal. Selain itu, biaya transplantasi
ginjal yang sukses dibandingkan dialysis adalah sepertiganya. Transplantasi ginjal
melibatkan menanamkan ginjal dari donor hidup atau cadaver manusia ke resipien yang
mengalami penyakit ginjal akhir. Ginjal transplant dari donor hidup yang sesuai dan
cocok bagi pasien ( bagi mereka dengan antigen ABO dan HLA yang cocok) akan
lebih baik dari donor cadaver . nefrektomi terhadap ginjal asli pasien akan dilakukan
untuk tranplantasi. Ginjal transplant diletakkan di fosa iliaka anterior sampai Krista iliaka
pasien. Ureter dari ginjal transplant ditanamkan ke kandung kemih atau di
anastomosiskan ke ureter resipien.

1. Ginjal yang rusak diangkat dan arteri dan vena renal diikat
2. Lalu ginjal transplant diletakkan di fosa iliaka.
3. Arteri renal dari ginjal donor dijahit ke arteri iliaka dan vena renal dijahit ke vena
iliaka.
4. Ureter ginjal donor dijahit ke kaendung kemih atau ke ureter.
PATHWAY

Penyakit radang

Glomerulonefritis

Fungsi renal menurun

Peningkatan kreatinin

Uremia

Gagal ginjal

GGA GGK

gg. kliren renal


S. 1 S.2 S.3 S.4 S.5
Retensi cairan

edema

transplantasi ginjal
Kelebihan Volume
cairan

pre op post op

Prosedur &Protokol
Oksisi luka
Pra Operatif
operasi

Klien tampak cemas

Ansietas Nyeri Resiko


Infeksi
6. Klasifikasi
a. Transplantasi Autologus
Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang
dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi,
b. Transplantasi Alogenik
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya,baik
dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga,
c. Transplantasi Singenik
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada
gambar identik,
d. Transplantasi Xenografi
Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama spesiesnya. 

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang
hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri
didefinisikan kematian batang otak,
- Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit ginjal sumsum tulang
dan darah (transfusi darah).
- Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah
jantung,hati,ginjal,kornea,pancreas,paru-paru dan sel otak.

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium: urinalisa, urem, creatinin, darah lengkap, elektrolit, protein (albumin),
CCT,analisa gas darah, gula darah
b. Radiology: foto polos abdomen, USG ginjal, IVP, RPG, foto thoraks dan tulang
c. Biopsy ginjal
d. ECG untuk mengetahui adanya perubahan irama jantung.

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien transplantasi ginjal terdiri dari dua bagian yaitu
penatalaksanaan pre op dan penatalaksaan post op.
1. Penatalaksanaan pre op
Tujuan praoperatif adalah mengembalikan status metabolik pasien ke kadar normal
sedekat mungkin. Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan untuk mendeteksi dan
menangani setiap kondisi yang kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi
akibat transplantasi. Sampel jaringan, sampel darah, dan skrining antibodi
dilakukan untuk menentukan kecocokan jaringan dan sel dari donor dan resipien.
Pasien harus bebas infeksi pada saat menjalani transplantasi ginjal karena pasien
mengalami imunosupresi dan beresiko terhadap infeksi. Evaluasi psikososial
diarahkan untuk mengkaji kemampuan pasien dalam menyesuaikan diri dengan
transplan.

2. Penatalaksaan post op
Tujuan perawatan setelah transplantasi ginjal adalah untuk memepertahankan
homeostatis sampai ginjal transplan berfungsi dengan baik. Kelangsungan ginjal
transplan bergantung pada kemampuan tubuh untuk menyekat respons imun
terhadap ginjal transplan. Untuk mengatasi atau mengurangi mekanisme
pertahanan tubuh, medikasi imunosupresif dapat diberikan. Dosis agens
imunosupresif ditingkatkan secara bertahap selama beberapa minggu lebih,
bergantung pada respons imunologis pasien terhadap transplan.

9. Komplikasi
a. Penolakan pencangkokan
Yaitu sebuah serangan dari sistem kekebalan terhadap organ donor asing yang
dikenal oleh tubuh sebagai jaringan asing. Reaksi tersebut dirangsang oleh antigen
dari kesesuaian organ asing. Ada tiga jenis utama penolakan secara klinik, yaitu
hiperakut, akut, dan kronis.
b. Infeksi
Infeksi meninggalkan masalah yang potensial dan mewakili komplikasi yang paling
serius memberikan ancaman kehidupan pada periode pencangkokan jaman dulu.
Infeksi sistem urine, pneumonia, dan sepsis adalah yang sering dijumpai.
c. Komplikasi system urinaria
Salah satunya adalah terputusnya ginjal secara spontan. Komplikasi yang lain
adalah bocornya urine dari ureteral bladder anastomosis yang menyebabkan
terjadinya urinoma yang dapat memberi tekanan pada ginjal dan ureter yang
mengurangi fungsi ginjal.
d. Komplikasi kardiovaskular
Komplikasinya bisa berupa komplikasi lokal atau sistem. Hipertensi dapat terjadi
pada 50%-60% penderita dewasa yang mungkin disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya stenosis arteri ginjal, nekrosis tubular akut, penolakan pencangkokkan
jenis kronik dan akut, hidronefrosis.
e. Komplikasi pernafasan
Pneumonia yang disebabkan oleh jamur dan bakteri adalah komplikasi pernafasan
yang sering terjadi.
f. Komplikasi gastrointestinal
Hepatitis B dan serosis terjadi dan mungkin dihubungkan dengan penggunaan
obat-obatan hepatotoksik.
g. Komplikasi kulit
Karsinoma kulit adalah yang paling umum. Penyembuhan luka dapat menjadi lama
karena status nutrisi yang kurang, albu,in serum yang sedikit dan terapi steroid.
h. Komplikasi-komplikasi yang lain
Sistem lain juga diakibatkan oleh komplikasi sesudah pencangkokan diabetes
militus yang disebabkan oleh steroid, mungkin bisa berkembang. Akibat terhadap
muskuluskeletal yang termasuk adalah osteoporosis dan miopaty. Nekrosis tulang
aseptik adalah utamanya disebabkan oleh terapi kortikosteroid. Masalah reproduksi
yang digambarkan dalam frekuensi CRF muncul setelah transplantasi.
i. Kematian
Rata-rata kematian setelah 2 tahun pelaksanaan transplantasi tersebut hanya 10%.
Hal ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kematian yang berarti dalam
dua dekade yang lalu, sebelumnya tingkat ketahanan hidup hanya 40-50%.
Khususnya rata-rata kematian yang menurun yang diakibatkan oleh infeksi pada
dua tahun pertama setelah dua tahun pencangkokkan telah terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Carpernito, Linda juall, 1995. Nursing Care Plans and Documentation : Nursing diagnosis
and colaborative problems. Second Edition J.B. Lippincott Company.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner Suddarth. Edisi
delapan. Volume dua. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai