Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PENINGKATAN SINERGI TNI-POLRI GUNA MENGAWAL

IMPLEMENTASI PROGRAM STRATEGIS PEMERINTAH


DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA MAJU

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tahun 2021 merupakan tahun kedua dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV tahun 2020-2024, yakni mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur dengan tema
“Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan
Berkesinambungan.”.
Indonesia maju adalah suatu kondisi dimana seluruh rakyat berhasil
mencapai cita-citanya, Indonesia yang demokratis, serta persamaan hak
seluruh warga negara di depan hukum. Oleh sebab itu Indonesia harus
menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing
karena SDM merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penggerak
untuk memastikan tercapainya arah, tujuan, dan sasaran suatu organisasi.
Dalam situasi ini, peningkatan sinergi TNI-Polri untuk mengantisipasi dan
menangani ancaman serta serangan terkait keamanan adalah harga mati.
TNI-Polri perlu membangun inisiatif dan kerja sama (sinergitas) yang lebih
erat dan luas sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jalan menuju Indonesia
maju melalui pembangunan nasional akan dapat tercapai melalui kerja keras
dan kolaborasi dari seluruh elemen bangsa. Dengan semangat persatuan dan
gotong royong, berbagai aral melintang akan dapat dilalui dengan baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulisan Naskah Karya
Perorangan ini akan mengangkat suatu pokok permasalahan, yaitu:
“Bagaimana strategi peningkatan sinergi TNI-Polri guna mengawal
implementasi program strategis pemerintah dalam rangka mewujudkan
Indonesia maju?”
2. Pokok-Pokok Persoalan
Untuk dapat menjawab pokok permasalahan di atas maka diambil
beberapa pokok persoalan, antara lain:
a. Bagaimana kemampuan sumber daya manusia atau personel polri
dalam meningkatkan sinergi TNI-Polri?
b. Bagaimana metode peningkatan sinergi TNI-Polri guna mengawal
implementasi program strategis pemerintah?
c. Bagaimana strategi peningkatan strategi TNI-Polri guna mengawal
implementasi program strategis pemerintah dalam rangka
mewujudkan Indonesia maju?

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari tulisan ini dibatasi pada strategi peningkatan sinergi
TNI-Polri guna mengawal implementasi program pemerintah dalam rangka
mewujudkan Indonesia maju.

4. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Naskah Karya Perorangan ini
adalah sebagai berikut:
a. Maksud:
Penulisan Naskah Karya Perorangan ini dimaksudkan untuk
memenuhi persyaratan seleksi dalam Dik SIP angkatan 50 T.A.
2021.
b. Tujuan:
Memberikan sumbangan pemikiran dan masukan sekaligus solusi
yang tepat bagi upaya peningkatan sinergi TNI-Polri

5. Metode dan Pendekatan


Metode yang dipergunakan dalam menyiapkan naskah ini adalah
metode deskriptif-analisis dengan pendekatan kesisteman yang
komprehensif, integral, dan holistik yang bersumber pada desk-study
mengenai peningkatan sinergi TNI-Polri guna mengawal implementasi
program strategis pemerintah dalam rangka mewujudkan Indonesia maju.
6. Sistematika
Sistematika dari Naskah Karya Perorangan ini adalah sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, pokok-pokok persoalan, ruang
lingkup, maksud dan tujuan, metode dan pendekatan serta
sistematika yang berkaitan dengan tulisan ini.
b. BAB II KONDISI SAAT INI
Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran mengenai kondisi
sinergi TNI-Polri saat ini; serta gambaran mengenai postur Polri,
baik dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM), dukungan
anggaran, dukungan sarana dan prasarana, maupun metode yang
digunakan.
c. BAB III KONDISI YANG DIHARAPKAN
Bab ini akan menjelaskan tentang kondisi-kondisi yang diinginkan
terutama yang berkaitan dengan peningkatan sinergi TNI-Polri,
baik dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM), dukungan
anggaran, dukungan sarana dan prasarana, maupun metode yang
digunakan.
d. BAB IV PEMECAHAN MASALAH
Bab ini akan menguraikan tentang analisis SWOT yang meliputi
Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman) terkait strategi yang akan
dilakukan untuk peningkatan sinergi TNI-Polri.
e. BAB VII PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi terkait strategi
peningkatan sinergi TNI-Polri guna mengawal implementasi
program strategis pemerintah dalam rangka mewujudkan
Indonesia maju.
BAB II
KONDISI SAAT INI
7. Sinergi TNI-Polri Saat Ini
Tidak dipungkiri bahwa hingga saat ini konflik antara TNI dengan Polri
masih cukup sering terjadi. Beberapa pengamat menilai kondisi ini layaknya
puncak gunung es sebagai dampak dari perselisihan-perselisihan lama yang
tidak terselesaikan secara tuntas. Sebagian pihak bahkan beranggapan
bahwa perselisihan dimulai sejak pemisahan antara TNI dengan Polri dari
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada tahun 2000.
Salah satu contoh kasus perselisihan antara TNI dengan Polri adalah
peristiwa ketika beberapa oknum TNI menyerang dan merusak Polsek
Ciracas, Jakarta Timur, pada dini hari 29 Agustus 2020. Siang harinyaTNI
merilis keterangan resmi melalui laman https://kodamjaya-tniad.mil.id yang
menyatakan bahwa penyerangan Polsek Ciracas disebabkan oleh kecelakaan
lalu lintas (kecelakaan tunggal) yang melibatkan seorang anggota TNI. Ia
melaporkan kepada seniornya bahwa dirinya dikeroyok hingga akhirnya
berhasil memprovokasi sekitar 100 (seratus) orang anggota TNI AD yang
kemudian melakukan pengrusakan toko-toko di jalan hingga Polsek Ciracas
yang berujung pada pembakaran 2 (dua) unit mobil di area parkir Mapolsek
Ciracas dimana salah satunya merupakan mobil Wakapolsek Ciracas,
pengrusakan 1 (satu) kendaraan operasional polisi, dan pengrusakan 1 (satu)
unit bus Polri. Dua personel polisi, yakni anggota Sabhara dan Pam Obvit
yang saat itu tengah melakukan patroli di sekitar Mapolsek Ciracas juga
mengalami luka benda tumpul yang diduga akibat pukulan oleh salah satu
dari sekelompok penyerang tersebut. Selain kasus tersebut, masih cukup
banyak konflik lainnya yang melibatkan anggota TNI dan Polri yang seolah
tidak ada akhirnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembenahan maupun
peningkatan sinergi antara TNI dengan Polri untuk mengawal implementasi
program strategis pemerintah dalam rangka mewujudkan Indonesia maju.
8. Sumber Daya Manusia (SDM)
Postur polri saat ini memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berjumlah
470.391 (empat ratus tujuh puluh ribu tiga ratus sembilan puluh satu)
personel. namun berdasarkan Daftar Susunan Personel (DSP) ideal yang
telah dirancang, Polri masih mengalami kekurangan SDM sebanyak 270.068
(dua ratus tujuh puluh ribu enam puluh delapan) personel. Postur Polri saat ini
hanya mencapai 61,3% (enam puluh satu koma tiga persen) atau masih
mengalami kekurangan sebesar 38,7% (tiga puluh delapan koma tujuh
persen) dari DSP. Jumlah SDM Polri yang belum memenuhi DSP tentunya
dapat mempengaruhi tingkat kinerja Polri untuk mengawal implementasi
program strategi pemerintah dalam rangka mewujudkan indonesia maju.

9. Dukungan Anggaran
Secara keseluruhan total anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah
kepada Polri pada tahun 2020 adalah sebesar Rp104,7 (seratus empat koma
tujuh) triliun atau meningkat sebesar Rp10 (sepuluh) triliun dibandingkan
dengan tahun 2019.

10.Dukungan Sarana dan Prasarana


Secara keseluruhan dukungan sarana dan prasarana Polri semakin
meningkat dari tahun ke tahun khususnya peralatan operasional seperti alat
transportasi udara (pesawat udara dan helikopter), transportasi laut (kapal
dengan berbagai tipe), dan transportasi darat (kendaraan bermotor patroli dan
kendaraan bermotor taktis), persenjataan, alat penginderaan, teknologi
informasi dan komunikasi, serta materiil atau suku cadang yang tersebar
mulai dari Mabes Polri hingga tingkat Polsek.

11.Metode yang Digunakan


Peningkatan sinergi TNI-Polri guna mengawal implementasi program
strategis pemerintah dalam rangka mewujudkan Indonesia maju akan
dilakukan pada level strategis, level organisasi, dan level program yang
meliputi berbagai aspek, yaitu: (1) Aspek historis, (2) Aspek psikologis-
kultural, (3) Aspek regulasi, (4) Aspek manajemen, (5) Aspek doktrin
pimpinan/komandan, (6) Aspek budaya Esprit De Corp, (7) Aspek sosial, dan
(8) Aspekteknologi.
BAB III

KONDISI YANG DIHARAPKAN


12. Memenuhi Indikator Indonesia Maju
Adapun indikator dalam mewujudkan Indonesia maju adalah: Polri yang
Melayani, Polri yang Proaktif, Polri yang Transparan dan Polri yang Akuntabel.

13.Sumber Daya Manusia (SDM)


Dalam upaya meningkatkan sinergi TNI-Polri, TNI memberikan
penekanan tentang kebijakan TNI dalam menghadapi tugas-tugas ke
4
depannya yang terkait dengan Polri, yang terdiri dari:
a. P5 yang meliputi Proper, Planning, Prevent, Pissful, dan
Performance.
b. Peningkatan kesiapsiagaan dan komando kewilayahan.
c. Antisipasi kerawanan pilkada serentak.
d. Menurunkan ego sektoral antar instansi.
e. Meningkatkan kepekaan, kepedulian, dan refleksi diri.
f. Menjaga kepercayaan TNI dan Polri di tengah masyarakat.
g. Antisipasi dan siaga bencana alam maupun bencana
kemanusiaan.
h. Mewaspadai eksploitasi sumber daya alam ilegal berlebihan.
14. Sarpras
Untuk alokasi anggaran dapat ditingkatkan untuk menunjang pengadaan
sarana dan prasarana yang lebih lengkap, lebih memadai, lebih modern, dan
lebih sesuai untuk menunjang kebutuhan pelaksanaan tugas-tugas kepolisian
dan mendukung sinergi TNI-Polri.

15. Metode yang Digunakan


Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memantapkan
sinergi TNI-Polrl, antara lain: Level strategis,Level organisasi dan Level Program.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Dilakukan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities,
Threats) untuk dapat merumuskan strategi peningkatan sinergi TNI-Polri guna
mengawal implementasi program strategis pemerintah dalam rangka
mewujudkan Indonesia maju, dengan penjabaran sebagai berikut:

17. Faktor Internal


16.
a. Kekuatan (Strengths)
1) Adanya semangat Esprit de Corps.
2) Kebijakan pimpinan Polri yang telah mengambil langkah
reformasi menuju Polisi Sipil.
3) Tunjangan kinerja/remunerasi.
4) Adanya pengembangan budaya karakter berkeunggulan
untuk menjadi acuan dalam perubahan karakter SDM Polri.
5) Tersedianya lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan
kualitas SDM Polri.
b. Kelemahan (Weaknesses)
1) Masih kurangnya integritas dan soliditas dalam lingkup
internal.
2) Postur Polri yang belum ideal.
3) Kompetensi SDM masih kurang memadai.
4) Kualitas pelayanan dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
belum optimal.
5) Kinerja harkamtibmas dan gakkum belum optimal.
6) Sistem manajemen kinerja belum optimal..
17. Faktor Eksternal
a. Peluang (Opportunities)
1) Adanya komitmen dari TNI dan Polri untuk saling bersinergi.
2) Adanya kontrol dari masyarakat luas terhadap pelaksanaan
tugas TNI dan Polri.
3) Adanya kepedulian, dukungan, dan partisipasi dari semua
unsur masyarakat terhadap penyelenggaraan profesi TNI dan
Kepolisian yang berwatak sipil, tidak memihak, dan tidak
diskriminatif.
b. Ancaman (Threats)
1) Masih rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
Polri.
2) Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
3) Potensi krisis ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-
19.
18. Strategi Peningkatan Sinergi TNI-Polri Guna Mengawal
Implementasi Program Strategis Pemerintah
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai strategi
peningkatan sinergi TNI-Polri guna mengawal implementasi program strategis
pemerintah adalah sebagai berikut:
a. Aspek historis, dilakukan melalui upaya Menekan euphoria karena
pemisahan Polri dari struktur Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI).
b. Aspek psikologis-kultural terkait kesenjangan kewenangan,
dilakukan melalui upaya Menghapus sikap overacting dan euforia
kewenangan yang dimiliki sebagai instansi yang berdiri sendiri dan
berada di bawah presiden.
c. Aspek regulasi, dilakukan melalui upaya:
1) Melakukan reformasi peradilan militer melalui revisi Undang-
Undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer untuk
menjamin terlaksananya akuntabiltas hukum secara benar
dan adil.
2) Melakukan revisi terhadap TAP MPR Nomor VI dan VII tahun
2000 yang memisahkan secara mutlak-diametral fungsi
pertahanan-keamanan (hankam) agar penanganan kedua
bidang tersebut dapat lebih terpadu dan bersinergi.
d. Aspek manajemen, dilakukan melalui upaya:
1) Mengoptimalkan pertanggungjawaban hukum dengan
memberikan sanksi tegas terhadap personel TNI dan Polri
yang melakukan tindakan-tindakan anarkis.
2) Menerapkan P5, yaitu Proper, Planning, Prevent, Pissful, dan
Performance dalam rangka menghasilkan kinerja yang lebih
baik.
e. Aspek doktrin pimpinan/komandan, dilakukan melalui upaya:
1) Menghentikan/menghapuskan doktrin yang mengindikasikan
kebencian dan rivalitas antara TNI dengan Polri.
2) Memberikan hukuman/sanksi yang tegas kepada
pimpinan/komandan yang memberikan doktrin permusuhan,
kebencian, kesenjangan, dan sebagainya yang berpotensi
menciptakan gesekan antara TNI dengan Polri.
f. Aspek budaya Esprit De Corp, dilakukan melalui upaya:
1) Memahami semangat dan amanat korps sebagaimana
mestinya, dimana tugas sebagai alat pertahanan dan
keamanan negara bukan berarti membenarkan tindakan
kekerasan dan main hakim sendiri.
2) Menghilangkan ego sektoral dan menyatukan cita-cita.
g. Aspek sosial, dilakukan melalui upaya:
1) Meminimalisasi kesenjangan antara TNI dengan Polri di
bidang kesejahteraan sehingga tidak timbul rasa
ketidakpuasan serta kecemburuan antara masing-masing
instansi.
2) Pembenahan kurikulum pendidikan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi masing-masing instansi yang disesuaikan
dengan tuntutan perkembangan zaman.
h. Aspek teknologi, dilakukan melalui upaya Anggota TNI dan Polri harus
selalu siap menghadapi perubahan teknologi dan dampak yang timbul
di tengah perkembangan zaman dan persaingan global saat ini.
BAB V
PENUTUP
19. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
a. Peningkatan sinergi TNI-Polri dilakukan melalui pembenahan di
level strategis, level organisasi, dan level program yang meliputi
aspek historis, aspek psikologis-kultural terkait kesenjangan
kewenangan, aspek regulasi, aspek manajemen, aspek doktrin
pimpinan/komandan, aspek budaya esprit de corp, aspek sosial,
serta aspek teknologi.
b. Peningkatan sinergi TNI-Polri diharapkan dapat mengawal
implementasi program strategis pemerintah dalam rangka
mewujudkan Indonesia maju, terlebih dalam kondisi pandemi
Covid-19 yang berpotensi menciptakan krisis ekonomi dan
permasalahan-permasalahan krusial lainnya.

20. Rekomendasi
Terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diberikan terkait sinergitas
TNI-Polri guna mengawal implementasi program strategis pemerintah dalam
rangka mewujudkan Indonesia maju, antara lain:
a. Memperbanyak kegiatan bersama antara TNI dengan Polri dalam
rangka meningkatkan soliditas dan solidaritas kedua instansi.
b. Meningkatkan dan memperbaiki koordinasi inter dan antar instansi
serta meningkatkan intensitas latihan bersama dalam menghadapi
operasi gabungan untuk bencana alam, Covid-19, separatisme,
dan kegiatan lainnya.
c. Memperkuat sistem pelatihan dan pendidikan tentang
penghormatan atas negara hukum dan HAM serta menghilangkan
sikap-sikap arogansi dan fanatisme esprit de corps yang salah.

Anda mungkin juga menyukai