Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK PERSALINAN NORMAL

RSUD No. Dokumen No. Revisi Halaman


LIMPUNG SPO/SKP/255/2018 - 1/9
KAB. BATANG
Ditetapkan,
Direktur RSUD Limpung

STANDAR Tanggal Terbit


1-Oktober-2018
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. ANY RUSYDIANI, M.Kes
NIP. 19751204 200501 2 012

Pengertian Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin


cukup bulan, dengan presentasi belakang kepala, masuk
melalui jalan lahir sesuai kurva partograf normal dan lahir
secara spontan melalui vagina

Tujuan Untuk dapat menatalaksana persalinan kala satu, kala


dua, kala tiga dan empat secara fisiologis, menggunakan
partograf sebagai alat pemantau proses persalinan dan
mengenal penyulit serta komplikasi yang timbul selama
proses persalinan

Kebijakan SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah LIMPUNG


Nomor SK/KKS/236/2018 tentang Panduan Pelayanan
PONEK 24 Jam di RSUD LIMPUNG
Prosedur A. Melihat tanda dan gejala kala II
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II :
a. Ibu ingin meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rectum dan / vaginanya
c. Perineum menonjol
d. Vulva-vagina dan sfinter anal membuka
B. Menyiapkan pertolongan persalinan
1. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-
obatan esensial siap digunakan. Mematahkan
ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung
suntik steril sekali pakai didalam partus set
2. Mengenakan baju penutup/celemek yang bersih
3. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai
dibawah siku. Mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali
pakai / pribadi yang bersih
4. Menghisap oksitosin ke dalam tabung suntik
(dengan memakai sarung tangan disinfeksi
tingkat tinggi atau steril) dan meletakkannya
TEKNIK PERSALINAN NORMAL

RSUD No. Dokumen No. Revisi Halaman


LIMPUNG - 2/9
KAB. BATANG
Prosedur kembali di partus set wadah disinfeksi tingkat
tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung
suntik.
C. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin
baik
1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya
dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas/kasa yang sudah dibasahi air
disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina,
perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu, membersihkannya dengan seksama dengan
cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang
kapas/kasa yang terkontaminasi dalam wadah
yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan
tersebut dengan benar di dalam larutan
dekontaminasi) (langkah 9)
2. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan
pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi
3. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik
serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5%
selama 10menit. Mencuci kedua tangan (seperti
diatas)
4. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah
kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (100-180x/menit)
D. Menyiapkan ibu dalam proses persalinan kala II
(pimpinan meneran)
1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam
posisi yang nyaman sesuai keinginannya
a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan
untuk meneran. Melanjutkan pemantauan
kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin
sesuai dengan pedoman persalinan aktif
dan mendokumentasikan temuan-temuan
TEKNIK PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD
LIMPUNG - 3/9
KAB. BATANG
Prosedur b. Menjelaskan kepada anggota keluarga
bagaimana mereka dapat mendukung dan
memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai
meneran
2. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan
posisi ibu untuk meneran. (pada saat his, bantu
ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman)
3. Melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu
mempunyai keinginan untuk meneran
b. Mendukung dan memberi semangat atas
usaha ibu untuk meneran
c. Membantu ibu mengambil posisi yang
nyaman sesuai pilihannya ( tidak meminta
ibu berbaring telentang)
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di
antara kontraksi
e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung
dan memberi semangat pada ibu
f. Menganjurkan hidrasi per oral
g. Menilai DJJ setiap lima menit
h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi
belum akan terjadi segera dalam waktu 120
menit (2jam) meneran untuk ibu primipara
atau 60 menit (1jam) untuk ibu multipara,
segera lakukan kolaborasi dengan SpOG
E. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
1. Jika kepala bayi telah terlihat di vulva 5-6 cm,
menyiapkan duk bersih dilipat 1/3 bagian
2. Meletakkan duk dibawah bokong ibu
3. Membuka partus set
4. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada
kedua tangan
F. Menolong kelahiran bayi
1. Saat kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm,
melindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi kain tadi, meletakkan tangan
TEKNIK PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD
LIMPUNG - 4/9
KAB. BATANG
Prosedur yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan
yang lembut dan tidak menghambat pada kepala
bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan
atau bernafas cepat saat kepala lahir.
2. Dengan lembut mengusap muka, mulut dan
hidung bayi dengan kain/kasa yang bersih
3. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran
bayi :
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan
longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat,
mengklemnya di dua tempat, dan
memegangnya
4. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran
paksi luar secara spontan
G. Lahirnya bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi
muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran
saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut
menariknya ke arah bawah dan ke arah luar
hingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke
atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior
H. Lahirnya badan dan tungkai
1. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan
tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian
bawah kearah perineum tangan, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan
tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku
dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir
2. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan
tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung
ke arah kaki bayi untuk menyangga
TEKNIK PERSALINAN NORMAL

RSUD No. Dokumen No. Revisi Halaman


LIMPUNG - 5/9
KAB. BATANG
Prosedur Saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua
mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu
kelahiran kaki.
I. Penanganan bayi baru lahir
1. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan
bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi
sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat
terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang
memungkinkan)
2. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala
dan badan bayi kecuali bagian tali pusat
3. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira
3cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali
pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
klem kedua 2cm dari klem pertama (ke arah ibu)
4. Memegang tali pusat dengan satu tangan,
melindungi bayi dari gunting, dan memotong tali
pusat di antara kedua klem tersebut
5. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan
kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali
pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan
bernafas, mengambil tindakan yang sesuai
6. Memberikan bayi kepada ibunya dan
menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya
J. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III oksitosin
1. Meletakkan kain yang bersih dan kering.
Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua
2. Memberitahu ibu bahwa dia akan disuntik
3. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi,
memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3
paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu
K. Penegangan tali pusat terkendali
1. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10
cm dari vulva
2. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di
perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan
TEKNIK PERSALINAN NORMAL

RSUD No. Dokumen No. Revisi Halaman


LIMPUNG - 6/9
KAB. BATANG
Prosedur yang lain
3. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian
melakukan penegangan ke arah bawah pada tali
pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus
dengan cara menekan uterus ke arah atas dan
belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio uteri.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga kontraksi berikut mulai
Jika uterus tidak kontraksi, meminta ibu atau
seorang anggota keluarga untuk melakukan
rangsangan puting susu
L. Mengeluarkan plasenta
1. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk
meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti
kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus
a. Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak sejkitar 5-
10 cm dari vulva
b. Jika plasenta tidak lepas setelah
melakukan penegangan tali pusat selama
15 menit
1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2) Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi
kandung kemih dengan menggunakan teknik
aseptik jika perlu
3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15
menit berikutnya
5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam
waktu 30 menit sejak kelahiran bayi
2. Jika plasenta terlihat di introitus vagina,
melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memutar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut
dan perlahan melahirkan selaput ketuban
tersebut
TEKNIK PERSALINAN NORMAL

RSUD No. Dokumen No. Revisi Halaman


LIMPUNG - 7/9
KAB. BATANG
Prosedur Jika selaput ketuban robek, memakai sarung
tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan
memeriksa vagina dan serviks ibu dengan
seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau
klem atau forsep disinfeksi tingkat tinggi atau
steril untuk melepaskan bagian selaput yang
tertinggal
M. Masase uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
melakukan masase uterus, meletakkan telapak
tangan di fundus dan melakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras)
N. Menilai perdarahan
1. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang
menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput
ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
di dalam kantung plastik atau tempat khusus
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan
masase selama 15 detik mengambil tindakan
yang sesuai
2. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan
perineum dan segera menjahit laserasi yang
mengalami perdarahan aktif
O. Melakukan prosedur pasca persalinan
1. Menilai ulang uterus dan memastikannya
berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi
perdarahan per vaginam.
Mencelupkan kedua tangan yang memakai
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat
tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang
bersih dan kering
2. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat
tinggi atau steril atau mengikatkan tali disinfeksi
tingkat tinggi dengan simpul mati di sekeliling tali
pusat sekitar 1cm dari pusat
3. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali
pusat yang berseberangan dengan simpul mati
yang pertama
TEKNIK PERSALINAN NORMAL

RSUD No. Dokumen No. Revisi Halaman


LIMPUNG - 8/9
KAB. BATANG
Prosedur 4. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di
dalam larutan klorin 0,5%
5. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian
kepalanya. Memastikan handuk atau kain yang
bersih dan kering
6. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI
P. Evaluasi
1. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana
melakukan masase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus
2. Mengevaluasi kehilangan darah
3. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan
kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan
a. Memeriksa suhu tubuh ibu sekali setiap jam
selama dua jam pertama pasca persalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk
temuan yang tidak normal
Q. Kebersihan dan keamanan
1. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan
klorin 0.5% untuk dekontaminasi (10 menit).
Mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi
2. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
dalam tempat sampah yang sesuai
3. Membersihkan ibu dengan menggunakan air
disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan
ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
4. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu
memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
5. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk
melahirkan dengan larutan klorin 0.5% dan
membilasnya dengan air bersih
6. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0,5% membalikkan bagian dalam
keluar dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
7. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir
TEKNIK PERSALINAN NORMAL

RSUD No. Dokumen No. Revisi Halaman


LIMPUNG
KAB. BATANG - 9/9

Prosedur R. Dokumentasi
Melengkapi partograf (bagian depan ke belakang)
Unit Terkait 1. IGD
2. IBS
3. VK

Anda mungkin juga menyukai