Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Hukum


Adapun landasan dasar hukum yang berlaku menjadi dasar penyusunan Laporan
Pendahuluan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Balikpapan Utara adalah
sebagai berikut:
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia;
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
3) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
8) Peraturan Pemerintah NOmor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
9) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRTM/2011 tentang Pedoman
Penyususnan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota;
11) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 4 Tahun 2008 tentang Izin Mendirikan
Bangunan;
12) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 28 Tahun 2000 tentang Izin
pemanfaatan Air Bawah Tanah;
13) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 17 Tahun 2001 tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan
Bekas Sungai;
14) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 4 Tahun 2002 tentang Larangan dan
Pengawasan Hutan Mangrove;
15) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pengelolaan
sampah;
16) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 11 Tahun 2004 tentang Pengelolaan
Hutan Lindung Sungai Wain;
17) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 5 Tahun 2006 tentang Renana Tata
Ruang Wilayah Kota Balikpapan 2005-2015
18) Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 6 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Balikpapan Tahun 2006-2011.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Dalam penyusunan laporan Rencana Akhir RDTR BWP Kecamatan Balikpapan Utara
terdapat maksud dan tujuan, yaitu sebgai dasar perencanaan bagi pemerintah dan
masyarakat dalam penyusunan program pengembangan BWP.
1.2.2 Tujuan
Dalam penyusunan laporan Rencana Akhir RDTR BWP Kecamatan Balikpapan Utara
terdapat tujuan, yaitu sebagai berikut:
a) Memeberikan arahan lokasi bagi pemanfaatan ruang untuk kegiatan
pembangunan dalam rangka mendukung tercapainya fungsi kawasan yang
optimal;
b) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah sebagai
pengaruh dari perkembangan kawasan;
c) Memudahkan dalam pengawasan, pengendalian dan pengelolaan lingkungan
dengan penataan kawasan sesuai dengan zona kegiatan (peruntukan lahan)
yang dikembangkan.
1.3 Sasaran
Dalam penyusunan laporan Rencana Akhir RDTR BWP Kecamatan Balikpapan Utara
terdapat sasaran yaitu sebagai berikut:
a) Terciptanya kawasan yang memenuhi syarat tata ruang dan tata lingkungan
serta terpadu dengan kawasan lainnya;
b) Meningkatkan daya tarik kawasan sebagai upaya pengembangan kawasan
melalui penataan ruang serta penyediaan sarana dan prasarana kwasan yang
memadai, sehingga diharapkan investasi di kawasan tersebut juga akan
meningkat;
c) Terciptanya suatu pengembangan kawasan yang dapat meningkatkan
pendapatan;
d) Meningkatkan peran serta semua lapisan masyarakat dalam kegiatan
pengembangan kawasan dan pengelolaan lingkungan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dalam penyusunan laporan Rencana Akhir RDTR BWP Kecamatan
Balikpapan Utara adalah sebagi dasar perencanaan bagi pemerintah dan juga masyarakat
dalam menyusun program pengembangan BWP.

1.5 Review Kebijakan Rencana Tata Ruang


1.5.1 Kebijakan Perencanaan Ruang Kabupaten
Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan strategis
merupakan kawasan yang didalamnya berlangsung kegiatan yang memiliki pengaruh besar
terhadap penataan ruang wilayah sekitarnya dimana kegiatan lain di bidang sejenis dan
kegiatan di bidang lainnya dalam peningkatan antara hidup masyarakat

 Kebijakan Strategis Kota (KSK)


Strategi penataan ruang kota wilayah Balikpapan yaitu:
1. Strategi untuk penguatan fungsi pusat-pusat pelayanan Kawasan, meliputi:
a) memperkuat peranan pusat pelayanan kawasan dan kota sebagai Pusat Kota
Baru Balikpapan dan Pusat Pendidikan Skala Regional.
b) mengembangkan sub pusat pelayanan kawasan di kawasan yang belum
berkembang;
c) mengembangkan pusat lingkungan secara merata di kawasan pinggiran
2. Strategi untuk peningkatan aksesibilitas antar kawasan dan kota, meliputi:
a) pengembangan jaringan jalan baru;
b) meningkatkan ruas-ruas jalan utama
c) mengembangkan jalan yang menghubungkan antar pusat-pusat pelayanan di
wilayah Balikpapan Kota dengan wilayah lain di kota;
d) mengembangkan jalan yang menghubungkan pusat lingkungan dengan kawasan
permukiman;
e) menghubungkan jalan antar kawasan permukiman; dan
f) meningkatkan pelayanan angkutan massal antar kawasan dan terminal angkutan
penumpang;
3. Strategi untuk peningkatan pelayanan sistem prasarana yang terpadu, merata dan
ramah lingkungan (zero waste), meliputi:
a) mengembangkan sistem jaringan energi yang handal dan merata;
b) mengembangkan prasarana telekomunikasi modern secara merata;
c) mengembangkan sistem jaringan sumber daya air yang memadai;
d) mengembangkan sistem pengelolaan air limbah kota yang ramah lingkungan;
dan
e) mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu.
4. Strategi untuk meningkatkan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh
wilayah. Meliputi:
a) mengembangkan sistem jaringan energi yang handal dan merata;
b) mengembangkan prasarana telekomunikasi modern secara merata;
c) mengembangkan sistem jaringan sumber daya air yang memadai;
d) mengembangkan sistem pengelolaan air limbah kota yang ramah lingkungan;
dan
e) mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu.
5. Strategi untuk pengembangan kawasan budidaya yang produktif dan berwawasan
lingkungan, meliputi:
a) Mengembangkan kawasan budidaya dengan konsep terpadu, kompak dan
vertikal.
b) Mengembangkan kawasan perumahan dengan konsep hunian, perkantoran,
perdagangan jasa vertikal dan terjangkau dengan pusat-pusat pelayanan;
c) Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang merata dan berhirarki;

1.5.2 Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang Kota Balikpapan meliputi rencana pengembangan sistem
perkotaan dan rencana pola ruang Kota Balikpapan. Berdasarkan RTRWN 2008 – 2028,
rencana pengembangan sistem pusat kegiatan perkotaan di wilayah Kota Balikpapan terdiri
atas:

1. Pusat kegiatan nasional Kota Balikpapan merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
yang terdiri dari Kawasan Perkotaan Balikpapan – Tenggarong – Samarinda – Bontang.
Kota Balikpapan memiliki fungsi sebagai:
a. Pusat pemerintahan kota
b. Pusat perdagangan regional
c. Pusat Industri
d. Pusat transportasi udara internasional
e. Pusat Pengolahan Migas
2. Pusat pelayanan kota (PPK) adalah meliputi Kawasan Pusat Kota Balikpapan di
Kelurahan Klandasan Ilir dan Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota.
PPK ini berfungsi sebagai kawasan pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa skala
kota.

3. Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau
administrasi yang melayani sub wilayah kota, meliputi:

 Kawasan Pusat Kota ke-2 Karang Joang berpusat di Kelurahan Karangjoang,


Kecamatan Balikpapan Utara, melayani Kelurahan Muara Rapak, Kelurahan
Batu Ampar dan Kelurahan Gunung Samarinda, Kelurahan Graha Indah,
Kelurahan Gn. Samarinda Baru dan Kelurahan Karangjoang. Sub PPK ini
berfungsi sebagai pusat perdagangan jasa dan pusat pendidikan skala regional
 Kawasan Pusat Kota ke-3 (Kota Perdesaan) di Kelurahan Tritip, Kecamatan
Balikpapan Timur, melayani Kelurahan Manggar, Kelurahan Manggar Baru dan
Kelurahan Lamaru dengan fungsi sebagai perdagangan dan jasa agro skala kota
dan pusat pelayanan pendidikan skala kota.

4. Pusat Lingkungan (PL) adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau administrasi
lingkungan kota Pusat pelayanan lingkungan di Kota Balikpapan ditetapkan di ibukota –
ibukota kecamatan sebagai pusat pelayanan bagi kelurahan itu sendiri atau beberapa
kelurahan di sekitarnya. Jenis fasilitas yang akan dikembangkan, diantaranya:

a. Kantor Pemerintahan skala Kecamatan dan atau skala kelurahan

b. Balai Pertemuan/ Gedung Serba Guna

c. Taman bermain dan Lapangan olahraga

d. Kantor pos pembantu/ Warpostel dan Telepon umum

e. Fasilitas Pemadam Kebakaran dengan skala pelayanan lingkungan

f. Pasar Tradisional, Supermarket, Pertokoan ataupun Ruko, Pujasera dan


kegiatan komersial lainnya

g. Fasilitas ibadah : Mesjid, Musholla, Gereja, dll

h. Fasilitas pendidikan, seperti TK, SD, SLTP dan SMA

i. Balai Pengobatan, Poliklinik ataupun Tempat Praktek Dokter dan Apotik

j. Fasilitas rekreasi dan olahraga

k. Fasilitas pendukung lainnya

1.5.3 Rencana Pola Ruang


Menurut rencana pola ruang wilayah kota Balikpapan Tahun 2012 – 2032. Rencana pola
diang dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu:
 Zona Lindung
Zona lindung sebagai bagian dari rencana pola ruang suatu kawasan berperan sebagai
kawasan yang mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang. Kegiatan
pengelolaan kawasan lindung diharapkan dapat mencegah kerusakan fungsi
lingkungan, memperbaiki kawasan lindung yang rusak serta menambah kawasan
lindung yang ada. Pengelolaan kawasan lindung meliputi kegiatan perencanaan
pemanfaatan dan pengendalian ruang untuk kawasan lindung. Berdasarkan Permen PU
Nomor 20/PRT/M/2011 yaitu:
1. Zona hutan lindung
2. Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya yang meliputi
zona bergambut dan zona resapan air
3. Zona perlindungan setempat yang meliputi sempadan pantai, sempadan sungai,
zona sekitar danau atau waduk dan zona sekitar mata air
4. Zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman Kota dan
pemakan
5. Zona suaka alam dan cagar budaya
6. Zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan tanah longsor, zona
rawan gelombang pasang dan zona rawan banjir
7. Zona lindung lainnya
 Zona Budidaya
Zona budidaya merupakan peruntukan kawasan yang memiliki kondisi fisik dan potensi
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan produksi dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia. Alokasi pemanfaatan ruang untuk pengembangan
kegiatan budidaya dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek guna mencapai
tujuan pemanfaatan ruang yang optimal. Berdasarkan Permen PU Nomor
20/PRT/M/2011 yaitu:
1. Zona Perumahan
2. Zona Perdagangan dan Jasa
3. Zona Perkantoran
4. Zona Sarana Pelayanan Umum
5. Zona Industri
6. Zona Khusus
7. Zona Lainnya
8. Zona Campuran.

Anda mungkin juga menyukai