Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2579-7301

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN


CITRA TUBUH PADA PENDERITA KUSTA

Endang Mei Yunalia, S.Kep Ns, M.Kep


Tata Mahyuvi

Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri


Email: yunalia_blitar@yahoo.co.id

Abstract
Leprosy is cronic disease caused by Mycobacterium leprae. Leprosy is not only
physical disease but it also influence patien’s mental, social and economic. The purpose of
this research was to identify the correlation between family support with body image
disturbance on leprosy patients. This research is analytic correlation research wich used a
cross sectional design. Sampling technique used purposive sampling and the sample
consisted of 78 respondent. The result of this research most a half from respondent who
has minimal family support have a negative body image (34,6%). Based on Contingency
Coefficient test can get P-value 0,04< 0,05, with Coefficien Correlation 0,353, so H0 is
refused and H1 accepted , it means that there is any correlation between family support
with body image disturbance on leprosy patients. Based on the result of this research,
its expected the family should be given a good support. Because with good family support
patients can be motivated, so that patients receive the conditions that occur and not
impaired body image.

Key word: Leprosy, Body Image, Family Support

PENDAHULUAN (160.132) diikuti region Amerika


Penyakit kusta atau leprae atau (36.382), region Afrika (12.673), dan
disebut juga Morbus Hansen adalah sisanya berada di region lain di dunia.
penyakit menular yang bersifat kronis Indonesia menduduki peringkat ketiga
yang disebabkan oleh bakteri dunia setelah India dan Brazil. Pada tahun
Mycobacterium Leprae,melalui kulit dan 2010 di Indonesia ditemukan 17.012 kasus
mukosa hidung (Samsudrajat, 2012). baru, 1.822 atau 10,71% diantaranya,
Masyarakat yang belum mengerti dengan ditemukan sudah dalam keadaan cacat
jelas tentang penyakit kusta menganggap tingkat II (cacat yang tampak). WHO
suatu penyakit yang sangat menakutkan. juga mencanangkan Global Strategy for
Penyakit kusta menimbulkan masalah Further Reducing the Disease Burden
yang sangat kompleks oleh karena adanya Due To Leprosy 2011-2015 yaitu target
ulserasi, mutilasi dan deformitas. Dari global yang hendak dicapai tahun 2015
segi non medis, penanganan mental, yaitu penurunan 35% angka cacat yang
sosial, psikologi, dan ekonomi bagi kelihatan (tingkat II) pada tahun 2015.
penderita sangat penting, sehingga Pada tahun 2011 kasus kusta Provinsi
memerlukan suatu penanganan yang Jawa Timur menduduki urutan pertama di
serius (Djuanda, 2011). Indonesia, penemuan kasus baru di Jawa
Data menurut WHO (Word Health Timur sebanyak 5284 kasus atau sekitar
Organisation) jumlah kasus baru kusta di 1/3 dari jumlah seluruh penderita baru di
dunia pada tahun 2011 adalah sekitar Indonesia. Penderita penyakit kusta
219.075. Dari jumlah tersebut paling menyebar hampir ada di daerah Jawa
banyak terdapat di region Asia Tenggara Timur. Adapun penurunan kasus kusta

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 22


ISSN : 2579-7301

tahun 2012 tercatat 4.842 penderita responden yaitu sebanyak 52 orang


(Dinkes Propinsi Jawa Timur, 2013). (66,7%) berjenis kelamin laki-laki
Hasil survey pendahuluan yang
didapatkan di Rumah Sakit Kusta Kediri Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi responden
tanggal 27 Oktober 2015, 3 dari 10 pasien berdasarkan usia responden
kusta tidak mengalami gangguan citra No Usia Frekuensi Prosentase
tubuh dan 7 pasien mengalami gangguan (tahun)
citra tubuh(body image). Pasien kusta 1. <20 3 3,8
yang mengalami gangguan citra tubuh 2. 20-40 29 37,2
mengatakan dalam menghadapi masalah 3. 41-60 35 44,9
yang ada pada diri mereka merasa malu 4. >60 11 14,1
dengan bentuk tubuhnya dan merasa Jumlah 78 100
canggung dan khawatir terhadap keadaan (Sumber: Data Primer, 2015)
tubuhnya seta mengalami masalah
psikologi yang serius, sehingga mereka Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat
sangat membutuhkan dukungan dari diinterprestasikan bahwa sebagian besar
keluarganya. Hal ini menunjukkan responden yaitu sebanyak 35 orang
gangguan citra tubuh (body image) pada (44,9%) berusia 41- 60 tahun.
beberapa pasien kusta di Rumah Sakit
Kusta Kediri, sehingga merasa tidak Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi responden
percaya diri, malu dan khawatir akan berdasarkan pekerjaan responden
tubuhnya sehingga dapat diambil suatu No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1. Pegawai 3 3,8
permasalahan yaitu masih tingginya
negeri
gangguan citra tubuh (body image) pada 2. Swasta 36 37,2
penderita kusta. 3. Tidak 39 50,0
Bekerja
METODE PENELITIAN Jumlah 78 100
Desain yang digunakan dalam (Sumber: Data primer, 2015)
penelitian adalah analitik korelasional
dengan pendekatan cross sectional study. Berdasarkan tabel 1.3 di atas dapat
Besar sampel dalam penelitian ini diinterprestasikan bahwa setengah dari
sebanyak 78 pasien kusta yang dipilih responden yaitu sebanyak 39 orang
dengan teknik nonprobality sampling. (50,0%) tidak bekerja.
Instrumen untuk pengukuran adalah
variabel menggunakan lembar kuesioner. Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi responden
Data yang telah terkumpul dianalisa berdasarkan pendidikan responden
dengan menggunakan uji koefisienen No Pendidikan Frekuensi Prosentase
kontingensi dengan α = 0,05. 1. Pendidikan 53 67,9
dasar
Hasil 2. Pendidikan 22 28,2
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi menengah
responden berdasarkan jenis kelamin 3. Pendidikan 3 3,8
No Jenis Frekuensi Prosentase tinggi
Kelamin Jumlah 78 100
1. Laki-laki 52 66,7 (Sumber: Data primer, 2015)
2. Perempuan 26 33,3
Jumlah 78 100 Berdasarkan tabel 1.4 di atas dapat
(Sumber: Data Primer, 2015) diinterprestasikan bahwa sebagian besar
responden yaitu sebanyak 53 orang (
Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat 67,8%) memiliki pendidikan dasar.
diinterprestasikan bahwa sebagian besar

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 23


ISSN : 2579-7301

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi responden


berdasarkan dukungan keluarga
Dukungan PEMBAHASAN
No Frekuensi Prosentase
keluarga Dukungan Keluarga
1. Kurang 33 42,3 Berdasarkan dari hasil penelitian,
2. Cukup 13 16,7 pada tabel 1.5 dapat diketahui bahwa
3. Baik 32 41,0 prosentase kategori dukungan keluarga
Jumlah 78 100 pada pasien kusta menunjukkan bahwa
Sumber: Data primer, 2015) hampir setengahnya pasien kusta pada
penelitian ini dukungan keluarga kurang
Berdasarkan tabel 1.5 di atas dapat yaitu sebanyak 33 orang (42,3%).
diinterprestasikan bahwa hampir Dukungan keluarga adalah bantuan
setengahnya responden yaitu sebanyak 33 yang bermanfaat secara emosional dan
orang (42,3%) mengalami tingkat memberikan pengaruh positif yang berupa
dukungan keluarga kurang. informasi, bantuan instrumental, emosi,
maupun penilaian yang diberikan oleh
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi anggota keluarga yang terdiri dari suami,
Responden Berdasarkan Citra Tubuh istri, orang tua, maupun saudara lainnya.
Responden Dukungan keluarga adalah dukungan
Citra berupa dukungan sosial keluarga internal,
No Frekuensi Prosentase
Tubuh seperti dukungan suami/istri atau
1. Negatif 47 60,3
dukungan dari saudara kandung atau
2. Positif 31 39,7
dukungan sosial keluarga eksterna
Jumlah 78 100
(Friedman,1998). Menurut Kene (1998)
(Sumber: Data primer, 2015)
dalam Friedman (1998) mendefinisikan
Berdasarkan tabel 1.6 di atas dapat dukungan keluarga sebagai suatu proses
diinterprestasikan bahwa sebagian besar hubungan antara keluarga dengan
responden yaitu sebanyak 47 orang lingkungan sosial. Keluarga memakaikan
(60,3%) memiliki citra tubuh negatif suatu peran yang bersifat mendukung
selama masa penyembuhan dan pemulihan
Tabel 1.7 Tabulasi Silang Hubungan (Subekti, 2005).
Antara Dukungan Keluarga dengan Citra Analisa peneliti, didukung teori
Tubuh Friedman (1998) tentang dukungan
Dukungan Citra Tubuh keluarga bahwa dukungan keluarga sangat
Keluarga Negatif Positif Jumlah penting karena memberikan pengaruh
F % F % ∑ %
positif dan motivasi kepada pasein kusta
F sehingga pasien kusta dengan adaya
Kurang 27 34,6 6 7,7 33 42,3 dukungan keluarga yang baik dapat
Cukup 6 7,7 7 9,0 13 16,7 menerima kondisi yang terjadi.
Baik 14 17,9 18 23,1 32 41,0 Berdasarkan penelitian, pada tabel 1.1
P value = 0,04 α = 0,05 didapatkan bahwa sebagian besar
koefisien kontingensi = 0,353 resonden berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 52 responden (66,7%). Dari 52
Berdasarkan tabel 1.7 dapat diketahui responden tersebut 22 responden
bahwa hampir setengah dari responden mengalami dukungan keluarga kurang.
yaitu sebanyak 27 orang (34,6%) Karena pada laki-laki yang mempunyai
mempunyai tingkat dukungan keluarga dukungan keluarga kurang mereka lebih
kurang mengalami gangguan citra tubuh. tidak terbuka mengenai apa yang
dideritanya sehingga keluarga menjadi

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 24


ISSN : 2579-7301

tidak tahu dengan detail sehingga keluarga mengakibatkan lambannya pencarian


kurang memberi dukungan. pengobatan dan diagnosis penyakit, hal ini
Berdasarkaan penelitian, pada tabel mengakibatkan dukungan keluarga pada
1.2 didapatkah bahwa sebagian besar pasien kusta tidak bisa maksimal dan
responden yaitu sebanyak 35 orang penyakit kusta semakin bertambah parah.
(44,9%) berusia 41-60 tahun dari 35 orang Peneliti menyimpulkan, bahwa
tersebut 12 orang mengalami dukungan dukungan keluarga kepada anggota
keluarga kurang. Pada responden yang keluarga yang lain sangatlah penting,
berusia 41-60 tahun lebih jarang terutama untuk menjaga kondisi
menceritakan dengan keluarganya psikologis anggota keluarga yang
sehingga keluarga jarang mengetahui mrngalami gangguan, baik itu gangguan
tentang penyakit yang diderita sehingga fisik maupun gangguan psikologis.
dukungan kelarganya sebagian besar
kurang. Citra Tubuh Penderita Kusta
Kelas ekonomi juga dapat Berdasarkan hasil penelitian pada
mempengaruhi dukungan keluarga, yaitu tabel 1.6 dapat diketahui bahwa
meliputi tingkat pendapatan dan pekerjaan prosentase kategori citra tubuh pasien
keluarga (Friedman,1998). Berdasarkan kusta di UPT Rumah Sakit Kusta Kediri
dari hasil penelitian, pada tabel 1.3 diatas Tahun 2015 yaitu sebanyak 47 orang
menggambarkan bahwa setengah dari responden (60,3%) mengalami gangguan
responden tidak bekerja yaitu sebanyak 39 citra tubuh/ menggunakan citra tubuh
orang (50,0%). Dari 39 responden tersebut negatif.
20 responden mengalami dukungan Citra tubuh membangun sebuah
keluarga kurang. Dengan banyaknya kompleks yang didefenisikan “persepsi,
responden yang tidak bekerja pikiran dan perasaan mengenai
menyebabkan tingkat sosial ekonomi pengalaman tubuh” yang tertanam dan
keluarganya menjadi lemah, sehingga dibentuk dalam konteks sosial budaya kita
keluarga lebih memikirkan bagaimana tidak hanya menyediakan rasa diri, citra
memenuhi kebutuhannya dari pada tubuh juga mempengaruhi bagaimana kita
memikirkan pemberian dukungan berpikir, bertindak dan berhubungan
keluarga sehingga responden mempunyai dengan orang lain, yang tiba-tiba
tingkat dukungan keluarga kurang. perubahan dalam satu penampilan fisik
Tingkat pendidikan menentukan sebagai hasil dari pekerjaan yang
kemampuan seseorang memanfaatkan berhubungan dengan amputasi dapat hadir
pengetahuan dan kesepakatan signifikan dan kompleks sebagai
pengambilan keputusan dalam mengatasi tantangan psikologis (Wald & Alvaro,
masalah kesehatan yang dihadapinya 2004).
sehingga tingkat pendidikan keluarga Gangguan citra tubuh (body image)
berpengaruh dalam pemberian dukungan adalah perubahan persepsi tentang tubuh
terhadap keluarga (Notoatmojo, 2003). yang diakibatkan oleh perubahan ukuran,
Berdasarkan dari hasil penelitian, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
pada Tabel 1.4 diatas diketahi bahwa makna dan objek (Harnawatiaj,
sebagian besar responden berpendidikan 2008).Gangguan citra tubuh biasanya
dasar yaitu sebanyak 53 orang (67,9%). melibatkan distorsi dan presepsi negatif
Dari 53 orang tersebut 24 orang tentang penampilan fisik mereka.
mengalami dukungan keluarga kurang. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri
Pengetahuan mereka rendah tentang dan ketidaknyamanan sosial sering
penyakit kusta serta berkaitan dengan menyertai penafsiran ini. Sejumlah
tindakan pencarian pengobatan. perilaku menghindar sering digunakan
Rendahnya pendidikan dan pengetahuan untuk menekan emosi dan pikiran negatif,

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 25


ISSN : 2579-7301

seperti visual menghindari kontak dengan mampu melakukan perawatan dan


sisa ektremitas dan menyembunyikan sisa pengobatan pada dirinya secara maksimal
ekstremitas lain. Pada akhirnya reaksi dikarenakan keterbatasan biaya untuk
negatif ini dapat mengganggu proses melakukan perawatan dan pengobatan
rehabilitasi dan berkontribusi untuk secara maksimal sehingga pasien kusta
meningkatkan isolasi sosial (Wald & mengalami gangguan citra tubuh.
Alvaro, 2004). Berdasarkan dari hasil penelitian,
Adapun faktor-faktor yang pada Tabel 1.4 diatas diketahui bahwa
mempengaruhi citra tubuh diantaranya sebagian besar responden berpendidikan
dukungan keluarga, jenis kelamin, usia, dasar yaitu sebanyak 53 orang (67,9%).
pekerjaan, pendidikan dan tingkat Dari 53 orang tersebut 36 orang
pengetahuan (Azwar, 2012). mengalami gangguan citra tubuh.
Berdasarkan penelitian, pada tabel 1.1 Berkaitan dengan rendahnya tingkat
didapatkan bahwa sebagian besar pasien pendidikan sebagian besar pasien kusta
kusta berjenis kelamin laki-laki sebanyak merupakan salah satu faktor yang
52 responden (66,7%). Dari 52 orang mempengaruhi pembentukan sikap
tersebut 31 orang mengalami gangguan seseorang mengenai citra tubuh. Sehingga
citra tubuh.Hal ini membuktikan bahwa dengan kurangnya pengetahuan tentang
laki-laki lebih banyak dan sebagian besar penyakit kusta yang diderita pasien tidak
mengalami gangguan citra tubuh. Laki- bisa melakukan perawatan dirinya secara
laki mengalami gangguan citra tubuh maksimal sehingga menyebabkan
dikarenakan mereka kurang menerima gangguan citra tubuh.Berdasarkan teori
dengan keadaan yang terjadi karena dan fakta diatas diketahui bahwa faktor
dengan keadaan mereka akan pendidikan berperanan penting dalam
mengganggu aktifitas mereka. mempengaruhi citra tubuh responden,
Berdasarkaan penelitian, pada tabel dengan pendidikan yang tinggi maka
1.2 didapatkah bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden akan lebih
responden yaitu sebanyak 35 orang luas sehingga dapat menerima keadaan
(44,9%) berusia 41-60 tahun. Dari 35 yang ada pada tubuhnya dan begitu
orang tersebut 18 orang mengalami sebaliknya.
gangguan citra tubuh. Hal ini berkaitan Penderita kusta harus dilakukan
dengan tumbuh kembang dimana perawatan yang maksimal dan motivasi
seseorang akan merasakan perubahan sehingga pasien kusta tidak mengalami
pada dirinya seiring dengan bertambahnya gangguan citra tubuh.
usia serta adanya penyakit kusta yang
diderita. Tidak jarang seseorang Hubungan Antara Dukungan Keluarga
menanggapinya dengan respon negatif. dengan Gangguan Citra Tubuh
Ketidakpuasan yang dirasakan seseorang Analisis untuk mengetahui hubungan
pasien kusta yang mengalami perubahan antara dukungan keluarga dengan
bentuk tubuh akibat bertambahnya usia gangguan citra tubuh pada penderita kusta
serta keterbatasan dari penderita penyakit menggunakan korelasi koefisien
kusta yang diderita sehingga kontingensi dan data yang telah
menyebabkan gangguan citra tubuh. dikumpulkan dianalisis, dan diperoleh
Berdasarkan dari hasil penelitian, nilai p value = 0,04 (p<α), karena p value
pada tabel 1.3 diatas menggambarkan < α (0,05) maka dapat disimpulkan H0
bahwa setengah dari responden tidak ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat
bekerja yaitu sebanyak 39 orang (50,0%). disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Dari 39 orang tersebut 26 orang dukungan keluarga dengan gangguan citra
mengalami gangguan citra tubuh. Dengan tubuh pada penderita kusta. Nilai
lemahnya tingkat ekonomi pasien tidak Koefisien Kontingensi = 0,353 yang

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 26


ISSN : 2579-7301

diartikan kekuatan hubungan dalam pendukung dapat mengurangi reaksi stress


kategori cukup artinya menunjukkan dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan
bahwa adanya korelasi antara tingkat mental (Keliat, 2009).
dukungan keluarga dengan gangguan citra Faktor dukungan keluarga berperan
tubuh pada penderita kusta. penting dalam mempengaruhi citra tubuh
Berdasarkan hasil penelitian, tabulasi pasien kusta. Dukungan keluarga adalah
silang pada tabel 1.7 antara dukungan suatu dukungan yang diberikan oleh
keluarga dengan citra tubuh dapat sesorang atau sekelompok orang kepada
diketahui bahwa hampir dari setengah penderita penyakit yang bersifat timbal
responden yaitu sebanyak 33 orang balik, umpan balik, dan adanya
(42,3%) mempunyai tingkat dukungan keterlibatan emosional. Keluarga dapat
keluarga yang kurang, 27 orang memberikan dorongan dan motivasi
diantaranya (34,6%) mengalami gangguan kepada pasien kusta yang mengalami
citra tubuh dan 6 orang lainnya (7,7%) gangguan citra tubuh (body image) ke
mengalami citra tubuh positif. Hampir arah pemecahan masalah. Dukungan
dari setengah responden yaitu sebanyak keluarga dapat meningkatkan percaya diri
32 orang (41,0%) mempunyai tingkat pada pasien kusta yang mengalami
dukungan keluarga baik, 14 diantaranya gangguan citra tubuh (body image),
mengalami gangguan citra tubuh dan 18 sehingga pasien kusta tersebut menerima
mengalami citra tubuh positif. keadaan tubuhnya sesuai dengan kondisi
Salah satu faktor yang mempengaruhi yang terjadi.
gangguan citra tubuh adalah dukungan Hasil penelitian membuktikan bahwa
keluarga. Faktor-faktor yang terjadinya gangguan citra tubuh
mempengaruhi pembentukan sikap diakibatkan oleh kurangnya dukungan
seseorang mengenai citra tubuh adalah keluarga. Hampir setengah dari responden
pengalaman pribadi, kebudayaan, yaitu sebanyak 27 orang (34,6%)
pendidikan, serta orang lain yang mengalami tingkat dukungan keluarga
dianggap penting (keluarga). Dimana kurang dan mengalami gangguan citra
keluarga dapat memberikan dorongan dan tubuh. Hal ini dikarenakan keluarga
motivasi kepada pasien kusta yang kurang memberi dorongan dan motivasi
mengalami gangguan citra tubuh (body kepada pasien kusta sehingga
image) ke arah pemecahan masalah. menyebabkan terjadinya gangguan citra
Dukungan keluarga dapat meningkatkan tubuh. Tetapi, 6 responden lainnya
percaya diri pada pasien kusta yang mengalami dukungan keluarga kurang dan
mengalami gangguan citra tubuh (body tidak mengalami gangguan citra tubuh.
image), sehingga pasien kusta tersebut Proses terjadinya gangguan citra tubuh
menerima keadaan tubuhnya sesuai tidak hanya disebabkan oleh dukungan
dengan kondisi yang terjadi (Azwar, keluarga, namun ada beberapa faktor lain,
2012). seperti, Jenis kelamin, usia, pekerjaan,
Seorang penderita kusta yang pendidikan dan tingkat pengetahuan. Hasil
mengalami gangguan citra tubuh analisa 6 responden, 1 diantaranya
membutuhkan adaptasi dan dukungan dari menegah dan 5 sisanya mempunyai
orang lain disekitarnya untuk dapat pengetahuan yang cukup. Dimana dengan
menerima kondisinya yang sekarang. mereka mempunyai tingkat pengetahuan
Faktor pendukung seperti keluarga, teman, yang cukup sehingga mereka lebih bisa
dan rekan kerja yang akan mendengarkan menerima kondisi yang terjadi.
dan memberikan nasihat dan dukungan Sedangkan dari dari 32 orang yang
emosional akan sangat bermanfaat bagi mengalami dukungan keluarga baik, 18
seseorang yang mengalami stress orang (23,1%) mengalami citra tubuh
termasuk penderita kusta. Faktor positif.Karena dengan adanya dukungan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 27


ISSN : 2579-7301

keluarga yang baik responden lebih bisa Halim P. W,Ross WF. (2000) Penyakit
menerima kondisi yangterjadi sehingga Kusta Edisi Ke-2. Jakarta: Fakultas
tidak mengalami gangguan citra tubuh. Kedokteran Universitas Indonesia
Sedangkan 14 responden (17,9%) lainnya Keliat, BA. (2009) Proses Keperawatan
tingkat dukungan keluarga baik tetapi Kesehatan Jiwa.Jakarta: EGC
mengalami gangguan citra tubuh. Setelah Kementrian Kesehataan RI (2013) Buletin
di analisa, ternyata dari 14 responden, 11 data dan jendela kesehatan volume
responden berpendidikan dasar. sehingga 2. Jakarta: Tri wulan
perilaku dan perepsi tentang kesehatan Kosasih, A. Kusta. dalam Djuanda,A.
berbeda dengan responden yang (2011) Ilmu Penyakit Kulit dan
berpendidikan tinggi. Responden yang Kelamin.Jakarta: Fakultas
berpendidikan dasar tingkat Kedokteran Universitas Indonesia
pengertahuannya kurang luas sehingga Martodiharjo dan Susanto (2006) Kusta.
cenderung kurang mengetahui Jakarta
permasalahan yang dihadapi, sehingga Notoatmojo (2005) Metodologi Penelitian
muncul presepsi negatif tentang dirinya Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta:
dan menyebabkan gangguan citra tubuh. Salemba Medika
Berdasarkan hasil penelitian dapat Soebono & Suharyanto (2006) Faktor-
disimpulkan bahwa bahwa semakin baik faktor yang mempengarauhi
tingkat dukungan keluarga akan lebih ketidakteraturan berobat pada
memotivasi pasien kusta sehingga mereka penderita kusta di Kabupaten
lebih bisa menerima kondisinya dan Blora. http://i-lib.ugm.ac.id
penderita kusta tidak mengalami Stuart, Gail & Sundeen, Sandra (2005)
gangguan citra tubuh/ citra tubuh negatif. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: EGC
KESIMPULAN Stuart, Gail W.(2007) Buku Saku
1. Hampir setengah dari responden Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
memiliki dukungan keluarga kurang. Sugiyono (2011) Metode Penelitian
2. Sebagian besar responden memiliki Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
citra tubuh negatif. Bandung: Alfabeta
3. Ada hubungan antara dukungan Subekti (2005) Faktor-faktor yang
keluarga dengan gangguan citra tubuh berhubungan dengan tingkat
pada penderita kusta. kecacatan pada penderita kusta
(Kajian di Kabupaten Sukoharjo).
Yogyakarta: Universitas Gajah
DAFTAR PUSTAKA Mada
Azwar, MD (2012) Penyakit Kusta Zulkifli (2003)Penyakit Kusta dengan
Sebuah Pendekatan Klinis. Masalah yang Ditimbulkan.
Surabaya: Brilian Internasional Medan : Fakultas Kedokteran
Dinkes (2013) Data Kementrian Universitas Sumatra Utara
Kesehatan 2011.Jawa Timur. Wald, J & Alvaro, R. (2004) Faktor-
Dinas Propinsi Jawa Timur faktor psikologis dalam pekerjaan
Djuanda, Adhi, dkk (2011) Ilmu Penyakit yang berhubungan dengan
Kulit dan Kelamin. Jakarta : amputasi: Pertimbangan untuk
Fakultas Kedokteran Universitas rehabilitasi konselor. Diambil
Indonesia tanggal 3 November 2014 dari
Friedman, M. Marlyn (1998) http://findarticles.com/p/articles/
Keperawatan Keluarga: Teori dan WHO (1995) A Guide to Leprosy Control.
Praktik. Jakarta: EGC Edisi ke-1. World Health
Organizatian Geneva

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 5 No. 2, Mei 2017 28

Anda mungkin juga menyukai