Anda di halaman 1dari 6

HAK DAN TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT DALAM PRAKTEK

DI SUSUN OLEH

NAMA : SARI ANGRAI NINGSIH


NIM : 526080718030

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM


PRODI D – III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
1. Hak dan kewajiban perawat

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan salah satu dari


praktik keperawatan tentunya seorang perawat memiliki hak dan kewajiban. Dua hal
dasar yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan profesi dengan
apa yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara maksimal.
Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai
standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak
perawat yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum serta menyangkut
aspek legal atas dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun daerah. Hal
ini seperti dipaparkan pada materi sebelumnya sedang dipertimbangkan oleh berbagai
pihak, baik dari PPNI, Organisasi profesi kesehatan yang lain, lembaga legislatif serta
elemen pemerintahan lain yang berkepentingan.
Selain mendapatkan perlindungan hukum secara legal, perawat berhak untuk
memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau keluarganya agar
mencapai tujuan keperawatan yang maksimal. Jadi kepada klien dan keluarga yang
berada dalam lingkup keperawatan tidak hanya memberikan informasi kesehatan
klien kepada salah satu profesi kesehatan lainnya saja, akan tetapi perawat berhak
mengakses segala informasi mengenai kesehatan klien, karena yang berhadapan
langsung dengan klien tidak lain adalah perawat itu sendiri.
Hak perawat yang lain yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan
otonomi profesi. Ini dimaksudkan agar perawat dapat melaksanakan tugasnya hanya
yang sesuai dengan ilmu pengetahuan yang didapat berdasarkan jenjang pendidikan
dimana profesi lain tidak dapat melakukan jenis kompetensi ini. Perawat berhak untuk
dapat memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi, dedikasi yang luar biasa dan
atau bertugas di daerah terpencil dan rawan.
2. Hak – hak perawat
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang
3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan
serta standar profesi dan kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau
keluarganya.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan
tugasnya.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di
rumah sakit
9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan
kode etik profesi.
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai
peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinya.

3. Kewajiban perawat
Dalam melaksanakan praktik keperawatan perawat berkewajiban untuk
memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar praktek
keperawatan, kode etik, dan SOP serta kebutuhan klien atau pasien dimana standar
profesi, standar praktek dan kode etik tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi dan
merupakan pedoman yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan. Perawat yang
melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien dan atau pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemerikasaan atau tindakan. Hal ini juga
tergantung situasi, jika lingkungan kita juga tidak memungkinkan maka kita sebagai
perawat dapat menerangkan alasan yang tepat.
Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien
dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi klien
yang berada dalam asuhan keperawatan karena disis lain perawat juga wajib
menghormati hak-hak klien dan atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku
Kewajiban perawat meliputi :
1. Perawat wajib memiliki :
a. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
b. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
untuk melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan
c.   Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan
kepada perawat untuk menjalankan praktek perawat perorangan / kelompok
2. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
3. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
4. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-
nundangan yang berlaku
5. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang sesuai bbatas
kewenangan perawat
6. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat sesuai
dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun secara lisan
7. Mencatat semua tindakan keperawatan ( dokumentasi asuhan keperawatan )
secara akurat sesuai peraturan & SOP yang berlaku
8. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan
praktik profesi keperawatan
9. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan Iptek keperawatan &
kesehatan
10. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai batas
kewenangan & SOP
11. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Mentaati semua peraturan perundang-undangan
12. Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
memperoleh SIK ulang & SIPP Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama
perawat maupun dengan anggota tim kesehatan lain.

 Kode etik keperawatan adalah bagian dari pedoman perawat untuk dapat mencegah
kesalahpahaman dan konflik yang terjadi. Kasus pelanggaran etika keperawatan yang terjadi
di Rumah Sakit adalah melanggar aspek etik autonomy, contohnya pada kasus bayi premature
Evan yang meninggal setelah disuntik perawat. Pada kasus ini keluarga mengatakan bahwa
perawat tidak meminta persetujuan terlebih dahulu kepada keluarga sebelum menyuntik bayi
Evan (informed consent). Selain itu, perawat tersebut juga melanggar aspek etik veracity
karena perawat tidak menjelaskan dengan jujur apa yang disuntikkan kepada bayi Evan.
Kasus pelanggaran etik keperawatan lainnya yaitu kasus kelalaian, dimana kaki bayi yang
berusia enam hari melepuh karena dicelup ke air mendidih. Kasus ini tentu saja melanggar
etik keperawatan non-malaficence, karena tindakan perawat tersebut dapat merugikan dan
membahayakan keselamatan orang lain.
 Adanya hukum antara pasien dan perawat dimulai dari keperdataan. Untuk mengetahui
kedudukan hubungan perawat dan pasien dalam landasan hukum, dapat dilihat pada pasal
1367 KUH Perdata yang mengemukakan "Seseorang tidak hanya bertanggung jawab atas
kerugian yang disebabkan atas perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan
orang-orang yang berada dibawah pengawasannya". Apabila terdapat kerugian yang dialami
pasien karena tindakan yang berakibat fatal akan memunculkan permasalahan hukum,
khususnya pada hukum perdata dirumusan pasal 1365 KUH Perdata tentang perbuatan
melawan hukum yang berisikan "Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan tersebut".
 Dalam hal tanggung jawab perawat sebagai tenaga kesehatan dijelaskan antara lain Pasal 1
angka 2 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 disebutkan bahwa "Sumber daya di bidang
kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat
kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat". Kemudian Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan menyatakan bahwa "Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentumemerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan".

 Pada Pasal 15 Kepmenkes RI No. 1293/Menkes/SK/XI/2001 menjelaskan bahwa


terdapat batasan kewenangan yaitu pertama, melaksanakan asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan. Kedua, tindakan perawat
sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi intervensi keperawatan, observasi
keperawatan, pendidikan, dan konseling kesehatan. Ketiga, dalam melaksanakan
asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf (a) dan (b) harus sesuai dengan
standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi. Keempat,
pelayanan tindakan medis hanya dapat dilakukan berdasarkan perintah tertulis dari
dokter.

 Selan itu, ada kewajiban yang harus diingat dalam Pasal 16 yaitu pertama,
menghormati hak pasien. Kedua, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani. Ketiga,
menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keempat, memberikan informasi. Kelima, meminta pesetujuan tindakan yang akan
dilakukan. Keenam, melakukan catatan perawatan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai