Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nurul Fauziah

NIM : 151810483004
Prodi : D4 Pengobat Tradisional
Gizi Klinik
1. Kapan kita perlu menerapkan gizi klinis?
Setelah pemeriksaan klinis, diagnosis, dan terapi termasuk diet awal, perawat
ruangan melakukan skrining gizi. Pasien yang bermasalah atau berisiko malnutrisi,
langsung dikirim ke TTG untuk menerapkan gizi klinik (dilakukan pengkajian gizi,
formulasi terapi gizi selanjutnya implementasi terapi gizi yang dilanjutkan
monitoring/pemantauan serta evaluasi terapi gizi) (Anonim, 2015).

2. Siapa yang perlu mendapatkan perawatan gizi klinis?


Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap yang memiliki masalah gizi
(Anonim, 2015). Penderita diabetes, hiperlipidemia, gout, hipertensi, penyakit jantung
koroner, gagal ginjal dan lain-lain (Indrarti, 2005).

3. Apa jenis gizi klinis?


- Oral (Pemberian makanan dan minuman pada pasien secara langsung melalui
mulut)
- Nutrisi Enteral (Pemberian nutrisi melalui sistem saluran cerna, menggunakan
pipa atau cateter yang diberikan apabila asupan oral tidak adekuat).
- Nutrisi Parenteral (Metode pemberian nutrisi secara intra vena (INFUS) dan dapat
dipilih bila status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi
dari saluran cerna tidak dapat menerima pemberian makanan secara interal)
(Fatmaningrum, 2020)

4. Sebagai praktisi pengobatan tradisional, dapatkah kita menggunakan pendekatan gizi


klinis sebagai bagian dari pengobatan kita kepada para pasien?
Praktisi pengobat tradisional dapat menggunakan pendekatan gizi klinis
sebagai bagian dari pengobatan kepada pasien namun hanya sebatas perancanaan pola
diet dan KIE untuk pasien. Yang berhak melakukan pendekatan gizi klinik adalah
Tim Asuhan Gizi/Nutri tion Suport Tim (NST)/Tim Terapi Gizi (TTG)/Panitia
Asuhan Nutrisi yang memang merupakan sekelompok tenaga profesi di rumah sakit
yang terkait dengan pelayanan gizi pasien berisiko tinggi malnutrisi, terdiri dari
dokter/dokter spesialis, ahli gizi/dietisien, perawat, dan farmasis (Anonim, 2013).

Daftar Pustaka
1. Anonim. 2015. Pedoman Pelayanan Gizi Klinik. Solo : Rumah Sakit Hermina.
2. Indrarti M. 2005. Terapi Gizi Medis sebagai Model dalam Asuhan Gizi. Naskah
Lengkap Short Course Asuhan Gizi Rumah Sakit Program Studi IKM FK-UGM.
Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
3. Fatmaningrum, Widati. 2020. Gizi Klinik. Surabaya : Universitas Airlangga.
4. Anonim. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun
2013 Tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai