Anda di halaman 1dari 17

 

PANDUAN INISIASI MENYUSUI DINI


DAN ASI EKSLUSIF

RUMAH SAKIT UMUM BAITUL HIKMAH


KENDAL
2017

 
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha pengasih dan pemurah
karena atas rahmat dan pertolongan-NYA Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan
 ASI Ekslusif dapat diselesaikan penyusunanny
penyusunannya.
a. Panduan Inisiasi Menyusui
Dini Dan Asi Ekslusif merupakan regulasi yang terintegrasi dengan kegiatan
penjaminan mutu layanan rumah sakit dengan standar akreditasi khususnya
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Hal ini sesuai dengan amanat
Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang didalamnya
mewajibkan tiap rumah sakit untuk mengikuti dan melaksanakan akreditasi
rumah sakit sebagai bentuk peningkatan mutu layanan yang berorientasi pada
keselamatan pasien.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila dalam
perjalanan implementasi tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit yang
berorientasi pada keselamatan pasien terkini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan


setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dengan segala
upaya demi tersusunnya Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan Asi Ekslusif di
Rumah Sakit Umum Batul Hikmah Kendal ini.
i ni.

Kendal, .........2017

Tim Penyusun

 
 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............


.........................
...........................
...........................
..........................
..........................
....................
....... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

 A. LATAR BELAKANG ............


.........................
..........................
..........................
..........................
..........................
............. 1
B. DASAR HUKUM ............
..........................
...........................
..........................
..........................
..........................
.................
.... 3
C. VISI DAN MISI .............
..........................
...........................
...........................
..........................
..........................
...................
...... 4
D. TUJUAN .............
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
.................
.... 4
E. SASARAN............
.........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
................
... 5

BAB II INISIASI MENYUSU DINI

 A. DEFINISI............
.........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..................
..... 6
B. ASI EKSLUSIF.............
..........................
...........................
...........................
..........................
..........................
....................
....... 7 
C. 10 LANGKAH MENYUSUI YANG BENAR ............
.........................
..........................
..................
..... 8
D. MANFAAT ASI .............
..........................
...........................
...........................
..........................
..........................
....................
....... 9
E. KERUGIAN SUSU BUATAN............
.........................
..........................
..........................
.........................
............ 10
10

F. HUBUNGAN ANTAR GIZI IBU HAMIL/ IBU MENYUSUI.............


....................
....... 10
G. MENGAPA ASI EKSL
EKSLUSIF
USIF SAMPAI 6 B
BULAN
ULAN ................
.............................
..................
..... 11
H. CARA TERBAIK MENGETAHUI CUKUP ASI ....................
.................................
................
... 11

BAB III PENUTUP .................................................................................... 13


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

 
 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua mengetahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan

 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan


Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup
hidup.. Data AKB menurut
WHO sebesar 35 per 1.000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Kedua
data tersebut dapat kita bandingkan dengan targetan MDG’s untuk AKB,
yakni 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa
penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah perdarahan

(28%), Eklampsia (24%), infeksi (11%), partus macet / lama (8%) dan
aborsi (5%) sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir yang
terbanyak adalah karena BBLR (29%), Asfiksia (27%), infeksi dan
tetanus (15%), masalah pemberian minum (10%), gangguan hematologi
(6%), lain-lain (13%). Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh
keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati.
Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%),
infeksi (15%), pre eklampsia / eklampsia (15%), persalinan macet dan
abortus. Mengingat kematian ibu mempunyai hubungan erat dengan

mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi


harus dilakukan dalam sistem terpadu ditingkat nasional dan regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya
penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara
se cara terpadu dalam
bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
di rumah sakit. Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari
sistem rujukan dalam pelayanan kegawatdaruratan dalam maternal dan
neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu
dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan

tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan


manajemen yang handal.

 
 

Untuk mencapai tujuan pembangunan milenium, tenaga kesehatan


memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
ketrampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan k
kepada
epada pas
pasien.
ien.
Komplikasi obstetrik tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan
mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh

karena itu kebijakan RSU Baitul Hikmah adalah mendekatkan pelayanan


obstetrik dan neonatal sedekat mungkin kepada setiap ibu hamil sesuai
dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS) yang mempunyai 3
pesan kunci yaitu :
1. Persalinan be
bersih
rsih dan aman oleh tenaga terampil
2. Penanganan komplikasi kehamilan dan pers
persalinan
alinan secara adekuat
3. Setiap kehamilan harus diinginkan dan tersedianya akses bagi
penanganan komplikasi abortus tidak aman.
Penyebab kematian pada masa prenatal / neonatal pada umumnya

berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan, kesehatan janin


selama didalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang
bermasalah. Oleh karena itu perlu adanya strategi penurunan kematian /
kesakitan maternal perinatal dengan Sistem Pelayanan Maternal
Perinatal Regional yaitu dukungan bagi MPS di Indonesia dengan upaya
:
1. Menyiapkan pelayanan yang siap siaga 2
24
4 jam
2. Meningkatkan mutu SDM dengan pelatihan berkala mengenai
pelayanan kegawatdaruratan

3. Bertanggung jawab at
atas
as se
semua
mua kasu
kasus
s rujuk
rujukan
an
4. Bekerjasama deng
dengan
an dinas dalam surv
surveilance
eilance / audit kematian ibu
dan bayi
Selanjutnya diharapkan panduan penyelenggaraan rujukan di RS ini
dapat dijadikan acuan bagi tim PONEK di RSU Baitul Hikmah Kendal,
sehingga dapat dipergunakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) diwilayah kerjanya.

 
 

A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang N
Nomor
omor 29 Tahun 2
2004
004 tentang Prak
Praktek
tek Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran
Lembaran Negara R
Republik
epublik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,


Tambahan lembaran
lembaran Nega
Negara
ra Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153,Tambahan Lembaran Nega
Negara
ra Republik Indone
Indonesia
sia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
298,Tambahan Lembaran Nega
Negara
ra Republik Indone
Indonesia
sia Nomor 5607);
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan /

kebidanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014


Nomor 307, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5612;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran;
7. Permenkes Nomor 00
001
1 tahun 2012 tentan
tentang
g sistem rujukan;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional, diatur
Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1051/Menkes/Sk/Xi/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan/
Pelayanan Obstetri Neonat Alemergensi Komprehensif (Ponek) 24
Jam Di Rumah Sakit.

 
 

B. Visi & Misi


1. Visi
Visi RSU Baitul Hikmah Kendal adalah INSYA ALLAH, Menjadi
Rumah Sakit Syariah Pilihan Masyarakat

2. Misi
a. Menjadikan isla
islam
m sebagai motiv
motivasi
asi dan la
landasan
ndasan aktiv
aktivitas
itas Rumah
Sakit.
b. Memberikan pelayanan prima d
dengan
engan akhlakulkarimah.
c. Mengupayakan pelayanan yang dibutuhkan dan diinginkan
masyarakat.
d. Membangun S
SDM
DM menjadi sos
sosok
ok yang kompeten, tangguh
tangguh,, taqwa
dan sejahtera.
e. Membantu pe
pemerintah
merintah dalam bidang pelayanan kesehatan.
f. Peduli sosial dengan mengutamakan kemanfaatan bagi
masyarakat.
g. Mendorong rumah saki
sakitt untuk tumbuh da
dan
n berkemb
berkembang.
ang.
h. Menciptakan rasa aman d
dan
an nyaman dilingkung
dilingkungan
an rumah sakit
dan sekitarnya,

C. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan Pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu
dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi di Rumah Sakit Umum Baitul Hikmah Kendal

2. Khusus
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan pen
penuh
uh manajemen
dalam pelayanan PONEK
b. Terbentuknya tim PONEK RS
c. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK s
sesuai
esuai stand
standar
ar
d. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan
penanggung jawab pada tingkat Kabupaten/Kota, propinsi dan
pusat dalam manajemen program PONEK

 
 

D. Sasaran
1. Seluruh pimpinan RS ting
tingkat
kat K
Kabupaten/Kota
abupaten/Kota
2. Seluruh dinas kesehatan propinsi d
dan
an kabup
kabupaten/kota
aten/kota
3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak diseluruh dinas

kesehatan propinsi dan kabupaten/kota

 
 

BAB II

INISIASI MENYUSU DINI

A. Definisi
IMD adalah tindakan segera menaruh bayi didada ibunya, kontak
kulit dengan kulit (skin to skin contact) segera setelah lahir setidaknya
satu jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri. Apabila bayi sehat
diletakkan segera pada perut dan dada ibu setelah lahir untuk kontak
kulit ibu dan kulit bayi, bayi memperlihatkan kemampuan yang
menakjubkan. Bayi dapat merangkak, dirangsang oleh sentuhan ibu
yang lembut, melintasi perut ibu mencapai payudara. Sentuhan awal

yang lembut oleh tangan atau kepala bayi pada payudara merangsang
produksi oksitosin ibu, sehingga mulailah ASI mengalir dan juga
meningkatkan rasa cinta kasih pada bayi. Kemudian bayi mencium,
menyentuh dengan mulut dan menjilat puting ibu. Akhirnya bayi melekat
pada payudara dan menghisap minum ASI.

B. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini se


secara
cara umum :
1. Dianjurkan su
suami
ami atau k
keluarga
eluarga mendam
mendampingi
pingi ibu sa
saat
at persalinan
2. Disarankan untuk tidak atau me
mengurangi
ngurangi penggunaan o
obat
bat kimiawi

saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non kimiawi, misalnya


pijat aromatherapi atau gerakan.
3. Biarkan ibu menen
menentukan
tukan cara melahirk
melahirkan
an yang diingink
diinginkan,
an, misalnya
melahirkan normal, posisi setengah duduk, berbaring atau jongkok.
4. Keringkan bayi sece
secepatnya,
patnya, kecuali kedua ta
tangannya.
ngannya. Pertahanka
Pertahankan
n
lemak putih alami (vernix) yang melindungi kulit baru bayi.
5. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan bayi melekat
dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit ini dipertahankan minimum satu
 jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti jika

perlu gunakan topi bayi.

 
 

6. Biarkan bayi mencari puting sus


susu
u ibu. Ibu dapat merangsang b
bayi
ayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksa bayi ke puting susu.
7. Ayah di dukung agar membant
membantu
u ibu untuk mengenali tanda-tanda
atau perilaku bayi sebelum menyusu
8. Dianjurkan unt
untuk
uk memberikan kesempatan kontak kulit pa
pada
da ibu y
yang
ang

melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi sectio caesar.


9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk di timbang, di ukur d
dan
an di cap set
setelah
elah
satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif misalnya
suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat di tunda.
10. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat satu kamar selama 24 jam. Bayi
tetap dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian
minuman perektal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar)
dihindarkan.

C. Tata Laksana Inisiasi Menyusu Dini pad


pada
a operasi Ca
Caesar
esar
1. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif
2. Jika mungkin, diusahakan su
suhu
hu ruangan 20-25 C. Disediakan selimut
untuk menutupi punggung bayi untuk mengurangi hilangnya panas
dari kepala bayi.
3. Usahakan p
pembiusan
embiusan ib
ibu
u bukan pembiusan umum tetapi epidural.
4. Tata laksana selanjutnya sama dengan tatalaksana um
umum
um diatas
5. Jika inisiasi menyusu dini belum terjadi dikamar bersalin, kamar
operasi, atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap

diletakkan didada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau


pemulihan. Menyusu dini dianjurkan di kamar perawatan ibu atau
kamar pulih.

D. ASI EKSLUSIF
1. DEFINISI
Memberikan ASI saja pada bayi, termasuk colostrum langsung dari
payudara ibu sejak lahir sampai dengan bayi berusia 6 bulan (180
hari). Pelaksanaan menyusui sedini mungkin (dalam 20-39 menit

pertama) setelah bayi dilahirkan. Pemberian ASI sesuai kehendak

 
 

bayi (tanpa dijadwal) dan tanpa diberi makanan ataupun minuman


lainnya.

2. TATA LAKSANA ASI EKSLUSIF


Langkah-langkah :

a. Persiapan Ibu :
1) Persiapan untuk ibu dilakuikan sejak masa kehamilan, yang
disebut “Bimbingan Persiapan Menyusui” (BPM) dan kegiatan
pasca persalinan yang disebut “Bimbingan Ibu Menyusui”
(BIM)
2) Bimbingan persiapan menyusui antara lain yaitu :
a) Mempersiapkan psikis ibu, ibu yang siap secara psikis
sangat membantu kelancaran laktasi.
b) Pemeriksaan payudara khususnya puting su
susu
su

c) Penyuluhan manfaat ASI dan kerugian susu


buatan/formula
d) Penyuluhan tentang rawat gab
gabung
ung dan manfaatnya
e) Penyuluhan atau kons
konsultasi
ultasi gizi ibu hamil

3) Bimbingan ibu me
menyusui
nyusui antara lain :
a) Bimbingan mengenai tekhnik menyusui yang baik dan
benar
b) Perawatan payudara pasca persalinan

c) Memantau masalah menyusui pada ibu


d) Memberi peny
penyuluhan
uluhan a
atau
tau konsult
konsultasi
asi giz
gizii ibu/bayi

3. SEPULUH (10 LANGKA


LANGKAH
H MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI)
MENYUSUI)  
a. Mempunyai keb
kebijakan
ijakan tertulis ten
tentang
tang menyus
menyusui
ui yang se
secara
cara rutin
disampaikan kepada seluruh staf pelayanan kesehatan untuk
diketahui
b. Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan
yang diperlukan untuk menerapkan dan melaksanakan kebijakan

tersebut

 
 

c. Menjelaskan kepada s
semua
emua ibu hamil, tentang manfaat menyusui
menyusui
dan penatalaksanaa
penatalaksanaannya
nnya
d. Membantu ibu-ibu untu
untuk
k memulai meny
menyusui
usui bayinya d
dalam
alam waktu
30 menit setelah melahirkan
e. Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara meny
menyusui
usui dan

cara mempertahankan sekalipun pada saat ibu harus berpisah


dengan bayinya
f. Tidak memberik
memberikan
an makan
makanan
an atau minuman apa
apapun
pun selain ASI
kepada bayi baru lahir, kecuali bila ada indikasi medis
g. Melaksanakan raw
rawat
at gabung untuk memu
memungkinkan/
ngkinkan/ mengiz
mengizinkan
inkan
ibu dan bayi selalu bersama dalam 24 jam
h. Mendukung ibu agar dapat memberi ASI ses
sesuai
uai dengan keinginan
dan kebutuhan bayi tanpa dijadwal
i. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang menyusu

 j. Membentuk dan membantu pengembang


pengembanganan kelompok pendukung
ibu yang menyusui dan menganjurkan ibu-ibu yang pulang dari
RS dan PUSKESMAS / Rumah Bersalin untuk selalu
berhubungan dengan kelompok tersebut.

4. MANFAAT ASI / KEUN


KEUNTUNGAN
TUNGAN A
ASI
SI :
a. Untuk bayi :
1) Nutrien y
yang
ang s
sesuai
esuai un
untuk
tuk bay
bayii
2) Mengandung zat pelindung / protektif sehingga bayi jarang

sakit
3) Mempunyai e
efek
fek psikologis yang menguntu
menguntungkan
ngkan / kontak
kontak ibu
4) Memberikan pertumbuhan yang baik
5) Mengurangi kerusakan gigi / karies dentis
b. Untuk ibu :
1) Aspek kesehatan ibu :
a) Isapan bay
bayii merangsang terbentuknya oksitosin
b) Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah
perdarahan post partum

c) Penundaan haid dan mengurangi perdarahan pasca


persalinan serta mengurangi anemia defisiensi

 
 

d) Mengurangi kejadian karsinoma mammae


2) Aspek keluarga berencana :
Hormon yang memopertahankan laktasi / prolaktin hormon,
bekerja menekan hormon untuk ovulasi / hormon esterogen
dan progesteron

3) Aspek psikologis untuk ibu :


Merasa bangga, diperlukan dan dibutuhkan semua manusia
terutama bagi ibu menyusui
c. Untuk keluarga :
1) Aspek ekonomis
2) Aspek psikologis
3) Aspek kemudahan, sangat praktis
d. Untuk negara :
1) Menurunkan angka ke
kesakitan
sakitan dan kematian anak

2) Mengurangi subsidi untuk RS


3) Mengurangi devisa u
untuk
ntuk membeli susu form
formula
ula
4) Meningkatkan kwalitas g
generasi
enerasi penerus bangsa

5. KERUGIAN SUSU BUA


BUATAN
TAN / FORMULA :
a. Pengenceran yang salah :
1. Lebih pekat :
a) Obesitas
b) Hipertensi

c) Enterokolitis
2. Lebih encer :
Malnutrisi dan gangguan pertumbuhan
b. Bisa terkontaminasi
c. Bisa menyebabkan alergi
d. Bisa menyebabkan diare kronis
e. Menggunakan formula denga
dengan
n indikasi yang s
salah
alah
f. Tidak mempunyai manfaat seperti ASI

6. HUBUNGAN ANTARA GIZI IBU H


HAMIL
AMIL / MENYUSUI DAN
PRODUKSI ASI

 
 

a. Status gizi ib
ibu
u mempengaruhi v
volume
olume ASI yang diproduksi, tetapi
tidak mempengaruhi kwalitasnya
b. Produksi ASI tidak semata-mata oleh mak
makanan
anan / diet ibu tetapi
 juga oleh cadangan di dalam tubuh
c. Pada wanita hamil y
yang
ang sehat penimbunan lemak sebanyak 4kg

yang menyimpan 3500 kkal, cukup untuk menyusui sampai 4


bulan
d. Pertumbuhan bayi menyusui secara murni :

Penelitian terhadap bayi prematur atau BBLR :

a. Yang diberi susu ibu donor (bank ASI) mempunyai pertumbu


pertumbuhan
han
yang kurang dibanding dengan susu formula untuk prematur
b. Pertumbuhan terny
ternyata
ata baik bila diberi AS
ASII dari ibuny
ibunya
a sendiri

7. MENGAPA AASI
SI EKSLUSIF DIBERIKAN SAMPAI 6 BULAN?
a. ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk
menjamin tumbuh kembang sampai umur 6 bulan
b. Bayi kurang 6 bulan belum mempunyai
mempunyai enzym pencerna
pencernaan
an yang
sempurna, belum mampu mencerna makanan dengan baik
c. Ginjal belum mampu bek
bekerja
erja dengan baik. M
Makanan
akanan tambaha
tambahan
n
termasuki formula memberatkan fungsi ginjal
d. Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang
berbahaya

e. Makanan tamb
tambahan
ahan bag
bagii bayi muda mungkin menimb
menimbulkan
ulkan alergi

8. CARA TERBAIK MENGETAHUI KECUKUPAN ASI :


a. Berat badan lahir kembali setelah bayi berumur 2 minggu
b. Bayi banya
banyak
k mengompo
mengompoll 6 kali atau lebih dalam satu hari
c. Tiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian
melemah sampai tertidur
d. Payudara terasa llebih
ebih luna
lunak
k setela
setelah
h men
menyusui
yusui
e. Kurva pertumbuhan berat badan sesuai dengan Kartu Menuju

Sehat (KMS)

 
 

9. CARA MENYUSUI YANG BA


BAIK
IK DAN BENAR :
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. Duduk
b. Berbaring / Miring

Cara menyusui adalah sebagai berikut :

a. Pastikan pay
payudara
udara bersi
bersih
h dan siap dihisa
dihisap
p bay
bayii
b. Sebelum ibu menyusui lebih dahulu mencuci tang
tangan
an
c. Pastikan diri ibu nyaman dan rilek, dengan p
posisi
osisi bayi dan ibu
cukup enak waktu menyusui
d. Peluk bayi dan letak
letakkan
kan kepala bay
bayii pada sudut siku ibu, lengan
bawah ibu menopang tubuh bayi, seluruh tubuh bayi menghadap
ibu, dagu bayi menyentuh payudara ibu
e. Sanggahlah payud
payudara
ara dengan keempat jari tangan da
dan
n ibu jari

dibagian atas dengan tangan yang tidak menggendong bayi.


f. Oleskan ASI pad
pada
a puting susu da
dan
n areol
areola,
a, untuk merangsang bayi
menemukan puting melalui bau ASI.
g. Sebagian bes
besar
ar daerah areola mammae / dae
daerah
rah yang hitam
hitam dan
puting susu ibu masuk kemulut bayi.
h. Bayi akan kelihatan pelan-pelan menghis
menghisap
ap dengan kuat, pada
akhir menyusui bayi kelihatan tenang dan puas
i. Puting tidak terasa sakit, apabila menyusui dengan baik dan benar
 j. Susui bayi pada ked
kedua
ua payudara secara bergantian

k. Sesudah selesai men


menyusui
yusui oleskan ASI pada puting sus
susu
u dan
areola, biarkan kering sendiri. Tujuannya ASI sebagai obat,
karena mengandung bahan anti penyakit dan pembunuh kuman
l. Setiap kali selesai menyusui lakukan menyendawakan bayi
m. Menyusui seawal dan sesering mungkin sehingga bayi
mendapatkan ASI ekslusif sampai 6 bulan

 
 

BAB III

PENUTUP

 Angka kematian ibu dan angka


angka kematian bayi semakin meningkat
meningkat dan tidak
mengalami perubahan berarti pada lima tahun terakhir. Keadaan ini akan

meningkat bila tidak segera diantisipasi dengan berbagai terobosan yang


optimal. Kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal akan menurunkan
kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan akan
mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang.

Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program pedoman


pelayanan obstetrik dan neonatal emergency komprehensif (PONEK) dijadikan
prioritas, yang terlihat pada target upaya kesehatan perorangan (UKP) pada
rencana strategi Departement kesehatan 2005-2009.

Pada saat ini sesuai era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung
oleh dinas kesehatan provinsi / kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi
menghasilkan suatu visi yang saling memperkuat dalam penurunan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Disamping itu pelaksanaan pelayanan obstetrik dan neonatal emergency


komprehensif (PONEK) hendak disesuaikan dengan kondisi spesifik daerah
dan keterbatasan sumber daya sehingga dapat mencapai target yang optimal
yaitu 75% RSU kabupaten / kota menyelenggarakan PONEK.

DIREKTUR RSU BAITUL HIKMAH


KENDAL

dr. Luqman Hakiem


NIP. ...................................

 
 

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes (2008), Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri


Neonatal Emergensi Komprehensif 24 jam di Rumah Sakit

2. Departemen Kes
Kesehatan
ehatan (2002), Standar Ten
Tenaga
aga Keperaw
Keperawatan
atan Di Rumah
Sakit, Cetakan Pertama, Jakarta
3. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Maternal Dan
Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas B,C dan D, Edisi Kedua
Jakarta
4. Departemen Keseh
Kesehatan
atan (2007), Pedom
Pedoman
an Rawat Gabun
Gabung
g Ibu dan Bay
Bayi,
i,
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, Direktorat Jendral Bina
Pelayanan Medik, Jakarta
5. Departemen Kesehatan (2009), Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi

Baru Lahir Rendah Dengan Perawatan Metode Kanguru di Rumah Sakit


Dan Jejaringnya, Depkes RI, Jakarta
6. Departemen Kes
Kesehatan
ehatan (2009), Pedoman Pelaks
Pelaksanaan
anaan Prog
Program
ram Rumah
Sakit sayang Ibu dan Bayi, Depkes RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai