Oleh
Oleh
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah menganai perang yang pernah terjadi di Indonesia dengan judul “SEJARAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Atas selesainya makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
2. Serta seluruh pihak dan rekan-rekan yang telah membantu danmemberikan masukan
Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
Akhirnya penulis berharap semoga resensi buku ini bermanfaat khususnya bagi
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................7
3.2 Saran.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
menjagaKebudayaan. Terutama hal kecil yang terdapat di selembar kertas mata uang.
juga tidak mengetahuiAsal usul tokoh pahlawan tersebut.Oleh karena itu, kami tertarik
untuk melakukan penelitian. Dan, yang lebih menarikAdalah ketika kita mengamati
Apalagi terhadap mata uang 50.000 yang bergambar pahlawanI Ketut Jelantik. Karena,
beliau memimpin jalannya perang di Bali. Perang yang di pimpinAdalah perang Jagaraga.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di Bali terdapat hukum tawan karang. Yaitu hukum yang memberikan hak
kepadakerajaan diBali untuk merampas kapal-kapal yang terdampar di perairan Bali dan
seluruh isinyatermasukAnak buah kapal sebagai asset mereka. Hukum Tawan Karang tetap
saja dilakukan oleh rakyatBuleleng sepanjang pesisir. Bahkan sering mengganggu Belanda.
Pada tahun 1841, Belanda mengadakan suatu perjanjian dengan raja Buleleng dimana
hukumTawan Karang tersebut tidak berlaku kepada kapal-kapal Belanda. Pada tahun 1844
perjanjianTersebut dijalankan. Pada tahun itu juga, ketika sebuah kapal milik
Belandaterdampar di Bali,Kapal itu dirompak dan protes atas perlakuan itu diabaikan, yang
tak bisa lagi mentoleransiDan melancarkan ekspedisi.Latar belakang dari kerajaan Buleleng
adalah Patih Jelantik tetap pada pendiriannya semula yaitu bertekad mengusir Belanda dari
dendam pada rakyat Buleleng. Maka Patih Jelantik secara rahasia telahMengirimkan mata-
2
2.2 Proses terjadinya perang
atas IndonesiaTermasuk Bali. Upaya Belanda itu dilakukan antara lain melalui perjanjian
tahun 1841 denganKerajaan Klungkang, Badung dan Buleleng. Salah satu isinya bebunyi:
Raja-raja Bali mengakuiBahwa kerajaan kerajaan di Bali berada di bawah pengaruh Belanda.
menyebabkan timbulnya perang Bali antara tahun 1846- 1849 dengan masalahUtamanya
adalah adanya hak tawan karang yang dimiliki raja-raja Bali. Hak ini dilimpahkanKepada
kepala desa untuk menawan perahu dan isinya yang terdampar di perairan wilayahKerajaan
tersebut. Antara Belanda dengan pihak kerajaan Buleleng yaitu Raja I Gusti NgurahMade
Karang Asem besarta Patih I Gusti Ketut Jelantik telah ada perjanjian pada tahun 1843Isinya
pihak kerajaan akan membantu Belanda jika kapalnya terdampar di wilayah BulelengNamun
perjanjian itu tidak dapat berjalan dengan semestinya.Pada tahun 1844 terjadi perampasan
terhadap kapal-kapal Belanda di pantai Prancah (Bali Barat)Dan Sangsit (Buleleng bagian
Timur). Belanda menuntut agar kerajaan Buleleng melepaskan hakTawan karangnya sesuai
perjanjian tahun 1843 itu namun ditolak. Kejadian tersebut dijadikanAlasan oleh Belanda
untuk menyerang Buleleng.Pantai Buleleng diblokade dan istana raja ditembaki dengan
meriam dari pantai. Satu persatuDaerah diduduki dan istana dikepung oleh Belanda. Raja
adalah bentengDi desa Jagaraga. Perang ini disebut pula Perang Puputan. Karena perang
dijiwai oleh semangatPuputan yaitu perang habis-habisan. Bagi masyarakat Bali, puputan
Sebagai berikut:
3
Nyawa seorang ksatri berada diujung senjata kematian di medan pertempuran
merupakanKehormatan.
Menurut ajaran Hindu, orang yang mati dalam peperangan, rohnya akan masuk surga.
Benteng Jagaraga berada di atas bukit, berbentuk “Supit Urang” yang dikelilingi
dengan parit dan ranjau untuk menghambat gerak musuh. Selain laskar Buleleng maka raja-
raja Karangasam,Mengwi, Gianyar dan Klungkung juga mengirim bala bantuan sehingga
jumlah seluruhnyaMencapai 15000 orang. Semangat para prajurit ditopang oleh isteriJelantik
bernama JeroJempiring yang menggerakkan dan memimpin kaum wanita untuk menyediakan
Pada tanggal 7 Maret 1848 kapal perang Belanda yang didatangkan dari Batavia
dengan 2265Serdadu mendarat di Sangsit. Parukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral Van
digagalkan.Setelah gagal, pada tahun 1849 Belanda mendatangkan pasukan yang lebih
banyak berjumlah15000 orang lebih terdiri dari pasukan infanteri, kavaleri, artileri dan Zeni
dipimpin oleh JendralMayor A.V Michiels dan Van Swieten. Benteng Jagaraga dihujani
meriam dengan gencar. TakAda seorangpun laskar Buleleng yang mundur, mereka semuanya
gugur pada tangal 19 April1849 termasuk isteri Patih Jelantik yang bernama Jero Jempiring.
Dengan jatuhnya bentengJagaraga maka Belanda dapat menguasai Bali utara. Selain puputan
Buleleng, perlawanan rakyatBali juga terjadi melalui puputan Badung, Klungkung dan daerah
lain walaupun akhirnya padaTahun 1909 seluruh Bali jatuh ke tangan Belanda.
Gusti Ketut Jelantik, terlahir di desa Pidie, pada tahun 1836. Beliau adalah generasi ke
IX dalamSilsilah keturunan Ki Gusti Anglurah Panji Sakti. Pada usia 25 tahun, I Gusti Ketut
4
JelantikDitinggal wafat oleh ayahandanya, I Gusti Ketut Banjar, yang pernah menjabat
Sedahan AgungSemasih Bali di bawah raja I Gusti Made Karang. Ibunya, Gusti Biang
Kompyang KeramasBerasal dari Banjar Penataran desa Buleleng, setelah menjanda diambil
sebagai isteri oleh I GustiBagus Jelantik, yang tidak lain adalah kakak kandung I Gusti Ketut
Banjar almarhum. I GustiBagus Jelantik waktu itu sebagai Punggawa Penarukan (1860-1880)
tinggal di Puri Kanginan besertaSeluruh sanak keluargaI Gusti Ketut Jelantik dinobatkan
sebagai salah satu pahlawan nasional karena keberaniannyaDalam melawan penjajah Belanda
pada saat itu. Sikap dan tindakanya dinilai berani karenaMenolak tuntutan Belanda dalam
sebuah perundingan yang menuntut agar kerajaan bulelengMengganti kerugian kapal yang
dirusak dan mengakui kedaulatan pemerintah Hindia Belanda.Pada saat perundingan iitu
pihak belanda diwakili oleh JPT Mayor Komisaris Hindia Belanda,Sedangkan Kerajaan
Buleleng diwakili oleh raja Buleleng I Gusti Ngurah Mada Karangasem danPatih Agung I
Gusti Ketut Jelantik.“Tidak bisa menguasai negeri orang lain hanya dengan sehelai kertas saja
tapi harus diselesaikanDiatas ujung keris. Selama saya hidup kerajaan ini tidak akan pernah
mengakui kedaulatanBelanda”. Seperti itulah kutipan perkataan I Gusti Ketut Jelantik yang
marah besar denganTuntutan pihak Belanda.Tak habis akal, pihak Belanda terus mencoba
mencari cela untuk melawan I Gusti Ketut Jelantik,Salah satunya dengan memanfaatkan Raja
Klungkung. Dalam pertemuan yang berlangsung padaTanggal 12 Mei 1845 ini Belanda
menuntut agar Buleleng mengganti rugi kapal danMenghapuskan hak “tawan karang” yakni
merampas perahu yang terdampar di kawasan Buleleng. I Gusti Ketut Jelantik pun naik pitam,
bahkan beliau menghunuskan sebilah keris pada kertasPerjanjian. Beliau menantang Belanda
untuk menyerang den Bukit atau Bali Utara.Pada tanggal 27 Juni 1846 Belanda benar-benar
Belanda pada tanggal 29 Juni 1846.Kemudian raja buleleng dan patih I Gusti Ketut Jelantik
sikapnya yang teguh pendirian. Hal ini ditunjukkan ketika mempertahankan desa Jagaraga
patih I Gusti Ketut Jelantik terus memperkuat pasukannya dan mendapat bantuan dari
kerajaan lain seepertiklungkung, Karang Asem, Badung dan Mengwi.Pada tanggal 6 sampai 8
Juni 1848 pihak Belanda melakukan serangan kedua dengan mendaratkan pasukanya di
sangsit. Pihak Bali dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik dengan mengerahkan pasukan
benteng Jagaraga yang merupakan benteng terkuat dibandingkan dengan 4Benteng lainnya.
Sedangkan pihak belanda dipimpin oleh Jendral Van Der Wijck. Tetapi pihak belanda gagal
menembus benteng yang dipimpin oleh I gusti Ketut Jelantik dan hanya mampu merebut satu
benteng saja yakni benteng sebelah timur sansit yang berada dekat Bungkulan.Dengan adanya
kekalahan ini semakin mengangkat semangat raja-raja lainnya untuk semakin mengerahkan
kekuatan dalam melawan Belanda. Namun pasukan patih jelantik ini menggegerkan parlemen
Belanda yang kemudian melancarkan serangan besar-besaran yang dipimpin oleh Jendral
Michiels pada tanggal 31 Maret 1849. Belanda menyerang Bali denganmenembakan meriam-
meriamnya. Pada tanggal 7 April 1849 raja buleleng dan patih jelantik bersama 12 ribu
prajurit berhadapan dengan jendral michiels. Namun karena kalah persenjataanBali terdesak
dan mundur sampai pegunungan Batur Kintamani. Jagaraga pun jatuh ke tangan Belanda pada
16 April 1849. Akhirnya patih jelantik gugur pada serangan karangasem olehBelanda yang
keberanian sikap dan mental perjuangan yang ditunjukkan oleh I gusti Ketut Jelantik tentu
tidak ada kata ragu untuk kita memberikan gelar Pahlawan Nasional. Pada tanggal 19
Januari 1891.
6
BAB III
3.1 Kesimpulan
Perang buleleng di Bali terjadi karena perjanjian yang telah diadakan oleh Belanda
dan rajaKlungkung, Badung dan Buleleng. Mereka mengakui bahwa mereka berada dibawahb
pimpinanBelanda. Oleh sebab itu, apabila Belanda melakuka kesalahan mereka tidak akan
dihukum. Akan tetapi itu tidak berlaku dikerajaan Buleleng. Dan akhirnya mereka
merencanakan perang. Perang ini di pimpim oleh I Gusti Ketut Jelantik. Perang Buleleng
merupakan perang yang didasarkan oleh sikap pantang menyerah kepada musuh dan percaya
pada ajaran agama hindu. Maka dari itu, perang ini disebut juga sebagai perang Puputan, yang
artinya “perang habis habisan” perangBuleleng juga disebut pertempuran Jagaraga karena
3.2 Saran
perang Jagaraga dan pemerintah semestinya membuat museum Perang Jagaraga agar
bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat agar masyarakat bisa meneladani nilai
nilai yang terkandung di dalam perang jagaraga. Terutama agar masyarakat lebih
menghargai jasa jasa pahlawan terutama untuk meningkatkan jiwacinta tanah air.
2. Bagi Lembaga Pendidikan ; seharusnya lebih sering memberikan cerita cerita Perang
Jagaraga kepada siswa siswanya agar siswanya lebih meghargai jasa pahlawan dan
7
DAFTAR PUSTAKA
Misha. I Gusti Ngurah Rai. (1964). Sejarah Perang Jagaraga. Denpasar: Badan Perpustakaan
Dartu. Nyoman. (2000), Perlawanan Rakyat Jagaraga Skripsi Sarjana Muda Sejarah.
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2012/12/makalah-sejarah-perang-
jagaraga.htmlhttp://sejarah-suwandy.blogspot.co.id/2010/02/perang-bali-tahun-1846-
1849.htmlhttp://www.sejarawan.com/209-biografi-gusti-ketut-jelantik.html
http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/10/i-gusti-ketut-jelantik.html