Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN II

PRANCANGAN ALAT PROSES (PAP)

“PENDAHULUAN DESAIN”

MUSTAFIAH
PENDAHULUAN
Mata Kuliah Perancangan Alat Proses membahas tentang
Perancangan Bejana Proses Yang Meliputi Proses Penyimpanan (Storage
Tank), Bejana Proses Bertekanan (Vessel Pressure), & Proses Pemisahan
Kolom Tinggi (Tall Vertical Vessel/Coloumn) dngan berbagai perlengkapan
yang dibutuhkan agar alat tersebut dapat digunakan menjalankan proses
sesuai dengan kebutuhan.

Kompetensi Baku :Setelah menyelesaikan Mata Kuliah Prancangan


Alat Proses mahasiswa akan dapat merancang tangki proses
penyimpanan dalam proses kimia & merancang bejana bertekanan
untuk proses kimia serta merancang kolom tinggi untuk proses
pemisahan.
PENDAHULUAN
Dalam Praktek, Prancangan Alat Proses merupakan bagian
terpenting dari Prancangan Pabrik Kimia, dalam merancang alat-alat
proses terdapat beberapa macam tingkatan yang sesuai dengan
Prancangan Pabrik Kimia itu sendiri.

Adapun Tingkatan-tingkatan dari Prancangan tersebut sbgai berikut :


1. Perancanga Alat Proses, Sekedar untuk memperkirakan harga alat.
2. Perancangan Alat Proses yang dapat memenuhi tugas tertentu.
3. Perancangan Alat Proses yang dapat memenuhi tugas tertentu, tetapi di
pilih yang terbaik (Optimum) dengan cara optimasi.
4. Perancangan Alat Proses Secara mendetai.
PENDAHULUAN
1. Perancanga Alat Proses, Sekedar untuk memperkirakan harga alat.
Perancangan Alat Proses, hanya di perlukan dalam pendahuluan desain, biasanya dijalan
kan secara cepat, dengan menggunakan perkiraan kasar, terhadap data-data Teknik yang diperlukan
dan juga dengan bantuan persamaan empiris, tabel-tabel, monogram, dan garfik-grafik, untuk menda
patkan besaran yang menentukan harga. Misalnya untuk menentukan harga sebuah Tower cukup den
gan mengetahui diameter, jumlah plat dan bahan konstruksi yang digunakan.

2. Perancangan Alat Proses yang dapat memenuhi tugas tertentu.


Perancangan Alat Proses, dapat dilakukan dengan cara menggunakan persamaan ditamb
ah dengan pengetahuan-pengetahuan Teknik kimia, selain ittu dapat juga menggunakan bantuan atau
pertolongan dari hasil pengalaman orang lain atau pabrik pembuat alat yang dirancangyang biasanya
informasi langsung persamaan empiris, tabel-tabel, grafik dan lain-lain. Hal ini perlukan untuk memper
singkat waktu prancangan.
PENDAHULUAN
3. Perancangan Alat Proses yang dapat memenuhi tugas tertentu, tetapi
dipilih yang terbaik (Optimum) dengan cara optimasi.
Perancangan Alat Proses, dijalankan dengan optimisi alat yang dapat diambil dari cara
menggunakan persamaan ditambah dengan pengetahuan-pengetahuan Teknik kimia, biasanya dila
kukan dengan bantuan Komputer.

4. Perancangan Alat Proses Secara mendetai.


Perancangan Alat Proses, biasanya dibuat setelah dilakukan konsultasi dengan pabrik
pembuat alat proses, baru dibuat detail desain lengkap yag telah sipa untuk dibuat dalam pabrik
alat-alat proses.
PENDAHULUAN
Perancangan Alat Proses, harus berusaha memilih alat proses dengan
ukuran standar karena alat yang memiliki harga yang lebih rendah dan selalu ready
stock, dijamin dapat bekerja lebih baik dan pemeliharaannya lebih mudah.

Seorang Perancangan Alat Proses, harus tau bagaimana cara-cara membu


at alat proses, sehingga akan dapat memudahkan hubungan dengan pembuat alat
proses, misalnya pada waktu memesan atau mencari informasi tentang alat proses.

Tugas Perancangan Alat Proses , ialah membuat spesifikasi alat, dimulai


dari Preliminary Specification (Spesifikasi Awal) kemudian disempurkan menjadi
final Specification (Spesifikasi Akhir) atau lebih dahulu dikirim ke pabrik alat untuk
mendapat saran-saran, baru dibuat final specification (Spesifikasi Akhir).
PENDAHULUAN
Preliminary Specification (Spesifikasi Awal) harus memuat diantaranya :

1. Identification
2. Function
3. Basic design data
4. Materials handled
5. Utilities
6. Controls
7. Insulation
8. Tolerances
9. Comments
10. Drawings
PENDAHULUAN

Basic Desain (Desain Dasar) harus memuat diantaranya :

1. Size
2. Operating
3. Number and Location of Opening
4. Type of flanges and heads
5. Codes
6. Variation Allowances
7. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
Alat Proses (Prosses Equipment)
Alat yang digunakan pada rangkaian proses di pabrik untuk
menghasilkan suatu produk.
Rangkaian proses tediri dari beberapa tahap :
1. Persiapan bahan baku
2. Reaksi Ex : Alat Reaktor
3. Pemisahan Ex : Alat Separator
4. Pemurnian Ex : Alat Funfikasi
5. Penanganan produk Produk handlinus
A. Rangkaian Alat Proses : A. Rangkaian Alat Proses :

1) Shell and tube 11) Absorber


2) Reaktor 12) Furnace
3) Evavorator 13) Dryer
4) Condenser 14) Raw mill
5) Builer 15) Mixer
6) Separator 16) Filler fan
7) Cooler 17) Shitter
8) Heater
9) Crusher
10) Adsorber
Untuk memahami Analisa dan keputusan yang dibuat yang berhu
bungan dengan desain alat dan bagian-bagianya sebagia berikut :

1. Kode Desain

Dalam mendesain tekanan bejana dan komponen-komponenya,


dibutuhkan suatu kode desain, kode ini memberikan petunjuk akan keaman
an rancangan alat-alat proses khusunya pada bejana bertekanan. Hal ini
secara tidak langsung berhubungan desain ekonomi. Prinsip “Keamanan
adalah hal yang utama” hal ini merupakan tanggung jawab prancangan
dalam membuat desain yang ekonomis.

Sebagian besar industri di negara-negara maju mempunyai kode


desain sendiri. Beberapa kode yang digunakan :
1. BS 1500 dan 1515
2. ASME
3. DIN
4. AD Merkblactter
5. API ASME
2. VARIABEL PRANCANGAN
Dalam masalah prancangan alat proses, orang selalu menghadapi pe
milihan-pemilihan variabel yang tepat, supaya mendapatkan hasil prancang
an alat proses yang optimum.
Variabel-variabel yang dapat dipandang sebagai :
1. Variabel Operasi
2. Variabel Alat Proses
Dimana kedua variabel tsb saling berkaitan, sebagai contoh misalnya
jika orang ingin merancang tangki cairan, maka variabel operasinya adalah
1. Suhu/Tekanan
2. Jenis Cairan yang disimpan
3. Panas yang harus diambil atau ditambahkan
Sedangkan variabel alatnya adalah :

1. Bentuk/jenis tangki, variabel ini tergantung dari tekanan


operasi.
𝐷 𝐿
2. Perbandingan diameter dengan tangki (𝐻 atau 𝐷), variabel
ini tergantung dari tekanan operasi.
3. Tebal isolasi variabel ini tergantung dari panas yang harus
diambil atau yang ditambahkan.
4. Bahan konstruksi, variabel ini tergantung cairan yang akan
disimpan.
3. Tekanan Kerja Maksimum
Tekanan Maksimum terukur dibutuhkan dalam beberapa kondisi ope
rasi suatu proses. Batas tekanan harus diperhatikan untuk menghindari kerus
akan bejana dan keamanan operasi.

4. Tekanan Desain
Tekanan desain merupakan tekanan yang digunakan dalam perhitun
gan desain untuk menentukan ketebalan minumum tangki. Tekanan ditentuka
n dengan pertimbangan :
a) Untuk tangki bertekanan dalam, tekanan desain diperoleh dengan menam
bahkan minimal 5 % dari tekanan kerja yang terukur. Apabila dibutuhkan, t
ekanan desain bisa ditentukan lebih dari 1,05 kali lipat dai tekanan kerja y
ang terukur.
b). Jika tekanan statis dalam bejana lebih dari 5 % terhadap tekanan
kerja maksimum, tekanan desain dapat dipilih seperti contoh
dibawah ini :
Tekanan kerja terukur max = 2 bar, tinggi cairan dalam bejana =5 m, tekanan
desain yang digunakan pada bagian bawah kolom = 2 + 0,5 = 2,5 bar. Dari 0,
1 bar, tekanan desain =2 x 1,05 bar = 2,1 bar yang digunakan.

c). Bila bejana dalam keadaan vakum atau bertekanan luar ataupun keduanya,
tekanan desain dapat ditentukan melalui pertimbangan :
Keadaan 1. Bagian luar bejana bertekanan atmosferik dan sebelah dalam vak
um disamakan dengan P bar (absolute).
Keadaan 2. Bagian dalam bertekanan atmosfer dan bagian luar bertekanan
diatas tekanan atmosfer. Pada keadaan tertentu, tekanan desain = tekanan m
aksimum terukur + 5 % berlebih seperti pada keadaan 2.3.1.
Keadaan 3. Bagian dalam bertekanan dibawah atmosfer dan diluar bertekan
an diatas atmosfer. Pi = tekanan absolut dalam bejanan dalam bar, Pa = teka
nan luar maksimum terukur dalam bar.

d). Seperti/sebagian IS ; 2825-1969 : tekanan desain tidak boleh lebih 200


bar untuk membuat persamaan kode.
5. Temperatur Desain
Penentuan temperatur desain yang tepat sangat pening untuk mendapat
kan nilai stree yang diizinkan untuk bahan konstruksi yang mana merupakan
temperatur dependen.Temperatur desain di pilih melalui beberapa pertimbanga:

a) Untuk bagian tanpa pemanasan, temperatur tertinggi dari bahan yang


tersimpan.
b) Pada bagian badan/body, pemanasan oleh steam, air panas, atau media pe
manas lainnya temperature tertinggi dari media pemanas, atau 10 C lebih
tinggi dari temperature maksimum pada bagian yang lain untuk mencapai
bagian dari operasi.
c) Untuk bejana dengan pemanasan dalam atau luar yang langsung
dilakukan oleh api, uap-uap gas atau pemanas listrik atau reduksi
eksotermis besar. Jika bejana dilindungi temperature tertinggi pada
bagian dalam material ditambah minimal 20 C, jika bejana tidak terlindungi
Untuk bagian dalam kontak langsung, temperature tertinggi dalam bahan
ditambah minimal 50 C. pada keadaan lain temperature desain minimal
tidak boleh kurang dari 250 C.

d) Temperature operasi fluida maksimum yang dibolehkan diobervasi


bagian tekanan bahan yang berbeda.
Thank You
for Your A
ttention

Anda mungkin juga menyukai