S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HIPERTENSI
NAMA : SAHRUNI
NIM : 218032
A. Konsep Menua
1. Definisi
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringanuntuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Siti Bandiyah, 2009)
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus
(berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya
dialami semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada
organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang belum
tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi mengalami kekurangan-
kekurangan yang menyolok atau diskrepansi (Wahyudi Nugroho,
2006).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi
di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia
tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik
yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi
mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin
buruk, gerakan semakin lambat, dan figure tubuh yang tidak
proposional (Nugroho, W. 2012).
2. Fisiologi Lansia
Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus
menerus secara alamiah. Dimulai sejak manusia lahir bahkan
sebelumnya dan umunya dialami seluruh makhluk hidup. Menua
merupakan proses penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti
penurunan daya tahan tubuh. Setiap orang akan mengalami masa
tua,
akan tetapi penuaan pada tiap seseorang berbeda-beda
tergantung pada
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
dapat
berupa faktor herediter, nutrisi, stress, status kesehatan dan lain-
lain
(Stanley, 2006).
3. Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia
kronologis/biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia
pertengahan(middle age) antara usia 45 sampai 59, lanjut usia
(elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 –
90 tahun, dan usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
Sedangkan Nugroho (2000) menyimpulkan pembagian umur
berdasarkan pendapat beberapa ahli,bahwa yang disebut lanjut
usia adalah orang yang telah berumur 65 tahun ke atas.
Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia
dikelompokkan menjadi usia dewasa muda (elderly adulthood), 18
atau 29 – 25 tahun, usia dewasa penuh (middle years) atau
maturitas, 25 – 60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric age)
lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan 70 – 75
tahun (young old), 75 – 80 tahun (old), lebih dari 80 (very old).
4. Karakteristik lansia
Lansia memiliki karakteristik yang berusia lebih dari 60
tahun, kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat
sampai sakit, kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual, kondisi
adaptif hingga kondisi maladaptive (Maryam, 2008).
2. Teori Psikologis
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus
memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of integrity
yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara sampai
tua.Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang
sukses adalah meraka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial
(Azizah, 2011).
b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada
lanjut usia. Identity pada lansia yang sudah mantap
memudahkan dalam memelihara hubungan dengan
masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat,
kelurga dan hubungan interpersonal (Azizah, 2011).
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya
usia,seseorang secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan
diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya(Azizah, 2011).
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Indra
Sistem pendengaran ; Prebiakusis (gangguan pada
pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi
suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
b. Sistem Integumen: Pada lansia kulit mengalami atropi,
kendur,
tidak elastis kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan
cairan
sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan kulit
disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula
sudoritera,
timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan
liver
spot.
c. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara
lain sebagai berikut : Jaringan penghubung (kolagen dan
elastin). Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon,
tulang, kartilago dan jaringan pengikat mengalami
perubahan
menjadi bentangan yang tidak teratur.
d. Kartilago: jaringan kartilago pada persendian lunak dan
mengalami granulasi dan akhirnya permukaan sendi
menjadi
rata, kemudian kemampuan kartilago untuk regenerasi
berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung kearah
progresif, konsekuensinya kartilago pada persendiaan
menjadi
rentan terhadap gesekan.
e. Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat
berfariasi,
penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan
jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot
mengakibatkan efek negatif.
f. Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti
tendon,
ligament dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
9. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Stanlay dan Patricia (2011) pemeriksaan laboratorium
rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteksi dini
gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang
belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit
degenerative) yaitu :
1. Pemeriksaan hematologic urine
2. Urine rutin
3. Glukosa
4. Profil lipid
5. Alkalin pospat
6. Fungsi hati
7. Fungsi ginjal
8. Fungsi tiroid
9. Pemeriksaan feses rutin
KAMPUS : JL. Garuda No. 3 AD Makassar. Telp. 0411 – 857836
d. Obat-obatan
1) Nama : - Amlodipine
- Vitamin
2) Dosis : - 1x1 tab
- 1x1 tab
3) Bagaimana/Kapan menggunakannya: Amlodipine (di minum
pada malam har sedangkan vitamin ( di minum pada pagi
hari )
4) Dokter yang menginstruksikan : dokter praktek tempatnya
memeriksakan kondisi
e. Tanggal resep :-
f. Status imunisasi
Tetanus Difteria, PPD Influenza Pneumothoraks
g. Alergi
Obat-obatan : klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
alergi obat-obatan
Makanan : klien mengatakan dirinya memiliki riwayat
alergi makanan yakni makanan yang terlalu asin ( banyak
micin )udang dank kepiting)
Kontak substansi : -
Faktor lingkungan: pasien mengatakan tidak ada faktor
lingkungan yang menyebabkan alergi seperti debu, polusi,
ataupun cuaca.
h. Nutrisi
Ingat kembali 24 jam (termasuk masukan cairan)
1) Diet khusus, pembatasan makanan : pasien
mengatakan tidak ada pembatasan
makanan yang di lakukan.
2) Riwayat peningkatan atau penurunan Berat
badan: pasien mengatakan tidak pernah
mengalami penurunan berat badan. Berat
badan (BB) pasien saat ini adalah 60 kg.
3) Pola konsumsi makanan (misal : Frekuensi,
sendiri/dibantu ): pasien mengatakan pada
saat makan melakukan secara mandiri
tanpa bantuan
4) Masalah yang mempengaruhi makanan
(misal : pendapatan tidak adekuat, kurang
Transportasi, masalah menelan atau Mengunyah,
stres emosional ) : pasien mengatakan tidak ada yang
mempengaruhi atau menghambat pada saat makan
c. Mata
Konjungtiva : Anemis - Tidak √
Sklera : Ikhterik √ Tidak -
Strabismus : Ya - Tidak √
Penglihatan : Kabur √ Tidak
√Peradangan : Ya Tidak
Katarak : Ya Tidak √
d. Hidung
Bentuk : Simestris √ Tidak
Peradangan : Ya Tidak √
Penciuman : Terganggu √ Tidak
Keluhan : Ya √ Tidak
Jika ya, jelaskan : pasien mengatakan pada saat mencium
kadang susah melakukan penghirupan
f. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Ya √ Tidak
JVD : Ya Tidak
Kaku kuduk : Ya Tidak
Keluhan :
………………………………………………………………………….
g. Dada
Bentuk dada : Normal Chest Barrel Chest Pigeon
Chest
Retraksi : Ya Tidak
Suara nafas : Vesikuler Broncovasiculer
Bronchial
Wheezing : Ya Tidak
Ronchi : Ya Tidak
Suara jantung tambahan : Ya Tidak
Ictus cordis :
ICS…………………………………………………………………..
Keluhan : Ya Tidak
Jika ya, jelaskan :
……………………………………………………………………
h. Abdomen
Bentuk : Distensi flat
Nyeri tekan : Ya Tidak
Kembung : Ya Tidak
Bising usus : Ada Tidak
Peristaltik : Ada Frekuensi :………Kali/menit Tidak
Masa : Ya Tidak Regio
Keluhan :Ya Tidak
Jika ya, jelaskan:
…………………………………………………………………………
….
i. Genetoreproduksi Pria
Kebersihan : Ya Tidak
Nyeri testikuler : Ya Tidak
Masalah prostat : Ya Tidak
Penyakit kelamin : Ya Tidak
Perubahan hasrat seksual : Ya Tidak
Masalah aktivitas seksual : Ya Tidak
Keluhan : Ya Tidak
Jika ya, Jelaskan :
…………………………………………………………
j. Genetroreproduksi Wanita
Lesi : Ya Tidak
Dyspareunia : Ya Tidak
Nyeri pelvis : Ya Tidak
Perdarahan pasca senggama : Ya Tidak
Penyakit kelamin : Ya Tidak
Masalah aktivitas seksual : Ya Tidak
Keluhan : Ya Tidak
Jika ya, jelaskan :
…………………………………………………………………………
…
k. Ekstermitas :
Rentan gerak : Makasimal Terbatas
Deformitas : Ya Tidak ,
Jelaskan……………………….......................
Termor : Ya Tidak
Edema : Ya Tidak
Penggunaan alat bantu : Ya Tidak,
Jelaskan……………………………………
Nyeri persedian : Ya Tidak
Paralysis : Ya Tidak
Reflek kanan dan kiri : Biceps Triceps Patellar
Achiles
Kekuatan otot :
l. Integumen
Kebersihan : Ya Tidak
Warna : Pucat Sawo matang
Kelembaban : kering Lembab
Lesi/luka : Ya Tidak
Perubahan tekstur : Ya Tidak
Gangguan kulit : Ya Tidak
Jelaskan :
………………………………………………………………………
m. Pisikososial
Cemas : Ya Tidak
Depresi : Ya Tidak
Insomnia : Ya Tidak
Menangis : Ya Tidak
Gugup : Ya Tidak
Takut : Ya Tidak
Sters saat ini : Ya Tidak
Masalah tentang kematian : Ya Tidak
Kesulitan berkonsentrasi : Ya Tidak
Masalah mengambil keputusan : Ya Tidak
Pernyataan perasaan mengenai kepuasan atau frutasi,
mekanisme koping yang bias digunakan .
Jelaskan:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………
11. Pengkajian Status Fungsional
a. Barthel Indeks
No Kriteria D Ma H
en ndir as
ga i il
n P
B e
an m
tu eri
an ks
aa
n
1. Makan 5 10
2. Minum 5 10
3. Berpindah dari kursi 5- 15
roda ke tempat 10
tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci 0 5
muka, menyisir
rambut, gosok gigi).
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15
7. Jalan di permukaan 0 5
datar
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan 5 10
pakaian
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10
11. Kontrol Bladder 5 10
(BAK)
12. Olah raga atau 5 10
latihan
13. Rekreasi atau 5 10
pemantapan waktu
luang
Keterangan :
a. >130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan Sebagian
c. > 60 : Ketergantungan total
Meminta
klien
untuk
mengula
ng kata
berikut
(poin
3) :
9tidak
ada jika,
dan
atau
tetapi)
Minta
pasien
untuk
mengiku
ti
petintah
berikut
yang
terdiri 3
langkah
Ambil
kertas
ditangan
anda,
lipat dua
dan
tauh
dilantai,
(poin 3)
1. ambil kertas
2. lipat dua
3. taruh dilantai
Perhatik
an pada
pasien
untuk
hal
berikut :
tutp
mata
anda
(bila
aktifita
sesuai
nilai 1
poin)
Keterangan :
24-30 : Tidak ada gangguan kognitif
18-23 : Gangguan kognitif sedang
0-17 : Gangguang kognitif berat
e. Depresi Beck
Sko Uraian
r
A. Kesedihan
3 Saya sangaat sedih/tidak bahagia
dimana saya tidak dapat
menghadpinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan
saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa tidak sedih atau galau
0 Saya tidak merasa
B. Pesimise
3 Saya merasa bahwa masa depan
adalah sia-sia dn sesuatu tidak dapat
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-
apa untuk memandang kedepan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai
masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil
hati tentang masa depan
C. Rasa Gagal
3 Saya merasa benar-benar gagal
sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang,
semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi
orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidak Puasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatakan
kepuasan dari apa pun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya
gunakan
0 Saya tidak merasa bersedih
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk
atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga
sebagai dari waktu yang baik
0 Saya merasa benar-benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri sendiri
3 Saya benci diri sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan dengan diri
sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri
saya sendiri
G. Membahayakan diri sendir
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri
jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti
tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran
mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat
saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat
pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain
sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada
orang lain
I. Keragu-ragu
3 Saya tidak dapat membuat keputusan
sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan
dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha membuat keputusan
0 Saya membuat keputusn yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau
tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-
perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat
saya tidak menarik
1 Saya khwatir bahwa saya tampak tua
dan tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak
lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama
sekali
2 Saya telah mendorong diri saya untuk
melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan
untuk mulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik
sebelumyan
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan
sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan
sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa tidak lelah dari
biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu
makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk
sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik
sebelumya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari
yang sebelumnya
Penilaian :
0-4 Depresi tidak ada atau minimal
5-7 Depresi Ringan
8-16 Depresi Sedang
16> Depresi Berat
f. Skala Depresi Geriatric Yesavage
Skala ini adalah instrument yang disusun secara khusus
digunakan lansia untuk memeriksa depresi yang terdiri atas 30
pertanyaan. Jawaban pernytaan sesuai indikasi dinilai dengan
poin 1. Nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan
jawaban ‘’ya’’ atau ‘’tidak’’ setelah pernyataan.
Jawaban
N
Pertanyaan Y Tid
o
a ak
1 Apakah
. bapak/ibu
sekarang ini
merasa puas
dengan
kehiduannya?
2 Apakah
. bapak/ibu telah
meninggalkan
banyak
kegiatan atau
kesenangan
akhir-akhir ini?
3 Apakah
. bapak/ibu
sering merasa
hampa/kosong
didalam hidup
ini?
4 Apakah
. bapak/ibu
sering bosan?
5 Apakah
. bapak/ibu
merasa
mempunyai
harapan yang
baik dimasa
depan?
6 Apakah
. bapak/ibu
mempunyai
pemikiran jelek
yang
menganggu
terus
menerus?
7 Apakah
. bapak/ibu
memiliki
semangat
yang baik
setiap saat?
8 Apakah
. bapak/ibu takut
bahwa sesuatu
yang buruk
akan terjadi
pada anda?
9 Apakah
. bapak/ibu
merasa
bahagia
sebagai besar
waktu?
1 Apakah
0 bapak/ibu
. sering merasa
tidak mampu
berbuat apa-
apa?
1 Apakah
1 bapak/ibu
. sering merasa
resah dan
gelisah?
1 Apakah
2 bapak/ibu lebih
. senang tinggal
dirumah
daripada
keluar dan
mengerjakan
sesuatu?
1 Apakah
3 bapak/ibu
. sering mersa
khawatir
tentang masa
depan?
1 Apakah
4 bapak/ibu
. akhir-akhir ini
sering pelupa?
1 Apakah
5 bapak/ibu piker
. bahwa hidup
bapak/ibu
sekarang ini
menyenangka
n?
1 Apakah
6 bapak/ibu
. sering merasa
sedih dan
putus asa?
1 Apakah
7 bapak/ibu
. merasa tidak
berharga akhir-
akhir ini?
1 Apakah
8 bapak/ibu
. sering merasa
khawatir
tentang masa
lalu?
1 Apakah
9 bapak/ibu
. merasa hidup
ini
menggembirak
an?
2 Apakah sulit
0 bagi bapak/ibu
. untuk memulai
kegitan yang
baru?
2 Apakah
1 bapak/ibu
. merasa penuh
semangat?
2 Apakah
2 bapak/ibu
. merasa situasi
sekarang ini
tidak ada
harapan?
2 Apakah
3 bapak/ibu
. berpikir bahwa
orang lain baik
keadaannya
dari pada
bapak/ibu?
2 Apakah
4 bapak/ibu
. sering marah
karena hal-hal
yang sepele?
2 Apakah
5 bapak/ibu
. sering merasa
ingin
menangis?
2 Apakah
6 bapak/ibu sulit
. berkonsentrasi
?
2 Apakah
7 bapak/ibu
. merasa
senang waktu
bangun tidur
dipagi hari?
2 Apakah
8 bapak/ibu tidak
. suka
berkumpul di
pertemuan
social?
2 Apakah mudah
9 bapak/ibu
. membuat
suatu
keputusan?
3 Apakah pikiran
0 bapak/ibu
. masih tetap
mudah dalam
memikirkan
sesuatu seperti
dulu?
Jumlah total skor
Skor Hitungan Jumlah
0-10 : Not depression/tidak depresi
11-20 : Mild depression/depresi ringan
21-30 : Severe depression/depresi sedang/berat
g. Pengkajian sosial, data yang dikaji:
Pengkajian sistem social dapat menghasilkan informasi tentang
jaringan pendukung. Keluarga berperan besar terhadap
anggota lainnya, akibatnya tingkat keterlibatan dan dukungan
keluarga tidak dapat diabaikan pada waktu pengumpulan data.
Sebagian besar perawatan jangka panjang terhadap lansia
bersasal dari keluarga karna membutuhkan dukungan fisik dan
emosional.
AFGAR keluraga suatu alat skrining singkat yang digunakan
mengkaji fungsional social lanjut usia. Adapatasi (adaptation),
hubungan (partnership). pertumbuhan (growth), afeksi
(affection), dan pemecahan (resolve) APGAR adalah aspek
fungsi keluarga yang mempunyai hubungan social lebih intim
dengan teman-temannya daripada keluarganya
sendiri.Instrumen skrining ini digunakan oleh pasien yang
mengalami persitiwa hidup stres.
Penilaian pernyataan yang dijawaban :
Selalu : Poin 2
kadang-kadang : Poin 1
Hampir tidak pernah : Poin 0
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya. (adaptasi)
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya membecirakan
sesuatu dan mengungkapkan masalah dengan saya.
(hubungan)
3. Saya puas bahwa keluarga (teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas.
(pertumbuhan)
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya
mengekspresikan efek dan berespons terhadap emosi saya,
seperti marah, sedih, atau mencitai. (afek)
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan
waktu bersama-sama.
Keterangan :
Nilai kurang dari 3 disfungsi keluarga sangat tinggi
Nili 4-6 disfungsi keluarga sedang
h. Pengkajian Spiritual
Terdapat indeks yang dirancang untuk mengukur upaya
dilakukan secara individu dalam pencarian arti dalam makna
kehidupan. Hal ini mencakup segi persepsi aperesiai terhadap
makna kehidupan yang lebih mendalam, serta bagaiman
sesorang menempatkan dirinya dalam lingkungan alam meliputi
sebagi berikut :
a. Perasaan individu tentang kehidupan keagaaman
(sholat,dan atau berdoa).
b. Melakukan keawajiban-kewajiban agar
berkontemplasi tentang makna kehidupan menurut
agama dan kepercayaannya.
c. Bagamana seseorang merefleksikan arti kehidupan
yang dijalani.
d. Apakah nilai-nilai keberagamaannya menuntun
kehidupan sehari-hari
e. Apakah nilai keberagamaannya dapat menuntun
menjawab tantangan-tangan dalam kehidupan.
f. Mengetahui bahwa kehidupan spiritualnya
merupakan suatu proses yang berlangsung terus
selama hayat.
g. Apakah sesorang itu peduli tentang isu-isu
kemanusiaan?
h. Apakah seseorang itu menyanangi bila sewaktu-
waktu terlibat dalam diskusi tentang nilai-nilai
keagamaan?
i. Apakah ada seseorang masih mendalami
pengatahunan keagamaan?
j. Apakah kewaspadaan agama juga muncul disaat
seseorang berada diluar masa kritis
k. Apakah yang bersangkutan meyakini tentang konsep
keimanan terhadap tuhan penciptanya?
l. Apakah terdapat keinginan untuk membagi nilai-nilai
spiritual yang dijalaninya bersama orang lain?
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No H Ja Dx I E
a m Kep m v
ri p a
T l l
a e u
n m a
g e s
g n i
al t
a
s
i
K
e
p
e
r
a
w
a
t
a
n
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Perawat mengkaji perubahan pada perkembangan fisiologis,
kognitif, dan perilaku sosial pada lansia
1. Perubahan Fisiologis
a. Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :
Sistem Temuan Normal
Integumen Warna kulit Pigmentasi
berbintik/bernoda di area
yang terpajang sinar
matahari, pucat meskipun
tidak anemia.
Kelembaban Kering, kondisi bersisik
Suhu Ekstremitas lebih dingin,
penurunan respirasi
Tekstur Penurunan elastisitas,
kerutan, kondisi berlipat,
kendur.
Distribusi Lemak Penurunan jumlah lemak
pada ekstremitas,
peningkatan jumlah di
abdomen.
Rambut Penipisan rambut
Kuku Penurunan laju
pertumbuhan
Kepala dan Kepala Tulang nasal, wajah,
Leher menajam, dan angula
Mata Penurunan ketajaman
pengkihatan, akomodasi,
adaptasi dalam gelap,
sensitifitas terhadap
cahaya.
Telinga Penurunan membedakan
nada, berkurangnya reflex
ringan, pendengaran
kurang
Mulut, Faring Penurunan pengecapan,
aropi papilla ujung lateral
lidah
Leher Kelenjar tiroid nodular
Thorax dan Peningkatan diameter
paru-paru antero – posterior,
peningkatan regitas dada,
peningkatan RR dengan
penurunan ekspansi paru,
peningkatan resistensi
jalan napas
Sistem jantung Peningkatan sistolik,
dan vascular perubahan DJJ saat
istirahat, nadi perifer
mudah dipalpasi,
ekstremitas bawah dingin
Payudara Berkurangnya jaringan
payudara, kondisi
menggantung dan
mengendur
Sistem Penurunan sekresi kelenjar
pencernaan saliva, peristaltic, enzim
digestive dan kostipasi.
Sistem Wanita Penurunan estrogen,
Reproduksi ukuran uterus, atrofi vagina
Pria Penurunan testosterone,
jumlah sperma, testis
Sistem Penurunan filtrasi renal,
perkemihan nokturia, penurunan
kapasitas kandung kemih,
inkontinensia
Wanita Inkontinensia, urgensi dan
stress, penurunan tonus
otot perineal
Pria Sering berkemih dan
retensi urine
Sistem Penurunan massa dan
Muskulukeletal kekuatan otot,
demineralisasi tulang,
pemendekan fossa karena
penyempitan rongga
intravertebral, penurunan
mobilitas sendi, rentang
gerak
Sistem Penurunan laju reflek,
Neurologi penurunan kemampuan
merespon terhadap
stimulus ganda, insomnia,
periode tidur singkat
b. Pengkajian Status Fungsional
Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran
kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Indeks katz adalah
alat yang secara luas digunakan untuk menentukan hasil
tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis.
Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan
mengukur efek tindakan yang diharapkan untuk
memperbaiki fungsi. indeks ini merentang kekuatan
pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting,
bertindak, kontinen, dan makanan.
c. Tingkat Kemandirian Lansia :
A. Kemandirian dalam hal makanan, kontinen, berpindah,
ke kamar mandi, berpakaian, dan mandi.
B. Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali satu dari fungsi tambahan.
C. Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D. Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.
E. Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, ke kamar mandi dan satu
fungsi tambahan.
F. Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali mandi, berpakaian, dan ke kamar kecil.
G. Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
2. Perubahan Kognitif
Kebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa
lansia muncul akibat kesalahan konsep karena lansia
mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi perubahan struktur
dan fisiologi yang terjadi pada otak selama penuaan tidak
mempengaruhi kemampuan adaptif dan fungsi secara nyata
(Ebersole dan Hess, 1994).
Pengkajian status kognitif
a. SPMSQ (short portable mental status questionnaire)
Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan
intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai orientasi, memory
dalam hubungan dengan kemampuan perawatan diri,
memory jauh dan kemampuan matematis.
b. MMSE (mini mental state exam)
Menguji aspek kognitif dan fungsi mental, orientasi,
registrasi, perhatian, dan kalkulasi, mengingat kembali dan
bahasa. Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, dan nilai
21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif
yang memerlukan penyelididikan lebih lanjut.
c. Inventaris Depresi Bec
Berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan
sikap yang berhubungan dengan depresi, setiap hal
direntang dengan skala 4 point untuk menandakan
intensitas gejala.
3. Perubahan Psikosial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang
terjadi pada oenuaan. Meskipun perubahan tersebut bervariasi,
tetapi beberapa perubahan bisa terjadi pada mayoritas lansia.
a. Pengkajian Sosial
Hubungan lansia dengan keluarga memerankan peran
sentral pada seluruh tingkat kesehatan dan kesejateraan
lansia. Alat skrining singkat yang dapat dugunakan untuk
mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR keluarga.
Instrumen disesuaikan untuk digunakan pada klien yang
mempunyai hubungan social yang lebih intim dengan
teman-temannya atau dengan keluarga. Nilai <3
menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi, nila 4 – 6
disfungsi keluarga sedang.
A : Adaptation
P : Partnership
G : Growth
A : Affection
R : Resolve
b. Keamanan Rumah
Perawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia
untuk menjamin tidak adanya bahaya yang akan
menempatkan lansia pada resiko cedera. Faktor lingkungan
yang harus diperhatikan :
Penerangan adekuat ditangga, jalan masuk dan pada
malam hari
Jalan bersih
Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat
Alas kaki stabil dan anti slip
Kain anti licin atau keset
Pegangan kokoh pada tangga atau kamar mandi
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
OLEH
WAHYUNI
NIM : D.19.07.039
1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah
sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikinya 90
mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal, dan pembuluh darah dan semakin tinggi tekanan darah,
maka besar resikonya (Sylvia A.price dalam Amin, H. 2015).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat
antihipertensi, (Mansjoer Dkk, 1999: 518 dalam Suriyanti 2018 ).
Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah
penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir
tidak konstan pada arteri.Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung
ketika memompa darah.Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya
tekanan pada arterial sistemik, baik diastolik maupun sistolik, atau
kedua-duanya secara terus-menerus (Sutanto, 2010).
2. Etiologi
Berdsarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
(Amin, H. 2015):
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetic,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem rennin.
Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor
yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alcohol dan
polistemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebabnya yaitu: Penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar
dari 140 mmHg dan atau tekanan diastole sama atau lebih
besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistol lebih
besar dari 160 mmHg dan tekanan diastol lebih rendah
dari90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahan-perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aortamenurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
3. Manifestasi klinis
Tanda dan Gejala pada Hipertensi dibedakan menjadi (Amin, H.
2015):
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah,selain penentuan tekanan
arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosis jika tekanan artirel tidak
terukur
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertaihipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam
kenyataan ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak napas
d. Gelisah
e. Mual , muntah
f. Epistaksis
g. Kesadaran menurun
4. Patofisiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi, diantaranya adalah tingginya curah jantung dan
resistensi perifer, sistem renin angiotensin dan sistem saraf
otonom. Faktor penyebab hipertensi intinya terdapat perubahan
vascular berupa disfungsi endotel, serta perubahan dan kekakuan
pada arterial (Kaplan N.M, 2010).
1. Curah jantung
Peningkatan curah jantung dapat dibagi menjadi 2 cara yaitu
peningkatan volume cairan (preload) dan rangsangan syaraf
yang mempengaruhi kontraktilitas jantung. Bila curah jantung
tiba-tiba, misalnya rangsangan saraf adrenergik, barorefleks
akan menyebabkan penurunan resistensi vaskular dan tekanan
darah akan normal, namun pada orang tertentu, kontrol tekanan
darah melalui barorefleks tidak adakuat, ataupun
kecenderungan yang berlebihan akan terjadi vaspokontruksi
parifer, menyebabkan hipertensi yang temporer akan menjadi
hipertensi dan sirkulasi hiperkinetik. Pada hipertensi yang
menetap terjadi penigkatan resistensi perifer, sedangkan curah
jantung normal atau menurun
2. Resistensi parifer
Peningkatan resistensi parifer dapat disebabkan oleh hipertroofi
dan kontruksi fungsional dan dari pembuluh darah, berbagai
faktor yang dapat menyebabkan mekanisme ini yaitu adanya :
a. Promote pressure growth seperti adanya katekolamin,
resistensi insulin, angiotensi, hoemon natriuretik, hormon
pertumbuhan, dll.
b. Faktor genetik adanya defek transport natrim dan Ca
terhadap sel membran.
c. Faktor yang berasal dari endotel yang bersifat vasokontriktor
seperti endotelium, tromboxe A2 dan prostaglandin H2.
5. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang antara lain (Amin, H. 2015):
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Ht: untuk mengkajihubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor
resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia
b. BUN/kreatinin; memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi
ginjal
c. Glucosa: Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
d. Urinalisa: darah, protein, glukosa,mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM
2. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebrak, encelopati
6. Penatalaksanaan Medis
Golongan obat-obatan yang diberikan pada pasien dengan
hipertensi antara lain golongan antidiuretic, golongan beta bloker,
golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversirennin
angiotensin. Sementara itu, penatalaksanaan non-farmakologis
antara lain:
1. Diet dengan pembatasan atau pengurangan konsumsi garam,
penurunan berat badan dapat menurunkan tekanan darah
dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar aldosterone dalam plasma.
2. Pasien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau
berenang.
7. Komplikasi
Menurut (Ardiansyah, 2012) Tekanan darah yang terus-
menerus tinggi dan tidak terkontrol dapat menimbulkan koplikasi
komplikasi pada organ-organ tubuh yaitu sebagai berikut:
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan
tinggi di otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh
otak, stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-
arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahinya menjadi berkurang.Arteri-arteri otak yang
mengalami arterosklerosis dapat melemah, sehingga
meningkatkan kemungkinannya aneurisma.
2. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri
koroner yang mengalami aterosklerosis tidak dapat menyuplai
cukup oksigen ke miokardium dan apabila terbentuk thrombuss
yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh darah
tersebut.Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel
maka kebutuhan oksigen miokardiumtidak dapat dipenuhi dan
dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark.
3. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif
akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomerulus. Dengan
rusaknya glomerulus darah akan mengalir ke unit fungsional
ginjal, neuron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi
hopiksik dan kematian. Dengan rusaknya membrane
glomerulus protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan
osmetic keloid plasma berkurang, hal ini menyebabkan edema
yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
4. Ensafalopati (Kerusakan Otak)
Ensefalopati dapar terjadi terutama pada hipertensi
maligna (hipertensi yang meningkat cepat).Tekanan yang
sangat tinggi akibat kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang
intertisium di seluruh susunan saraf akibatnya neuron-neuron
disekitarnya menjadi kolaps dan terjadi koma serta kematian
(Gunawan, 2010).
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI
DI KELURAHAN BINTARORE RT 01/RW 01
TAHUN 2020
OLEH
WAHYUNI
NIM : D.19.07.039
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat klien/data biografis
Nama : TN. S
Umur : 66 Tahun
Alamat : Kelurahan Bintarore, RT 01 /
RW 01
Telpon : -
Suku : Bugis
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Orang yang paling dekat dihubungi : Anak Kandung (Tn.M)
Alamat/telpon : -
2. Riwayat Keluarga
a. Pasangan : Hidup
Kesehatan : Sehat
Umur : 64
Pekerjaan : Petani
Alamat : Di Kelurahan Bintarore RT
01 / RW 01
Sebab Kematian : -
Tahun Meninggal : -
b. Anak : Hidup
Nama : Tn. M
Alamat : Di Kelurahan Bintarore RT 01 / RW
01
Tahun Meninggal : -
Sebab Kematian : -
3. Riwayat Pekerjaan
a. Status Pekerjaan Saat Ini
Saat ini Tn. S tidak melakukan pekerjaan seperti waktu muda
berhubung karena usianya yang sudah menua dan kondisi kesehatan
yang sedikit terganggu.
b. Pekerjaan Sebelumnya
Sebelumnya, Tn. S bekerja sebagai petani dan sering ke malaysia
untuk bekerja.
c. Sumber-Sumber Pendapatan Dan Kecukupan Terhadap Kebutuhan
Klien mengatakan sumber pendapatan diperoleh dari hasil bertani dan
diperoleh dari hasil kebunnya setiap selesai panen. Klien juga
menegaskan bahwa itu cukup untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
bersama keluarga, termasuk kebutuhan sehari-hari.
5. Riwayat Rekreasi
a. Hobby/minat : Klien mengatakan lebih sering menghabiskan waktu
dengan menonton televisi dan mengaji.
b. Keanggotaan organisasi : -
c. Liburan/perjalanan : Klien mengatakan tidak pernah melakukan
liburan secara khusus. Namun, ketika punya waktu senggang, klien
kadang mengunjungi rumah anaknya yang berada di Makassar dan
kadang menginap selama ± 1 minggu.
d. Kegiatan di rumah : Klien mengatakan dia menghabiskan waktunya
bersama keluarga dengan kumpul bersama sambil bercerita dan
menonton TV.
7. Kebiasaan /Ritual
a. Agama : Islam
b. Istirahat/tidur : Pasien kadang tidur siang pukul 13.30 WITA – 15.00
WITA dan tidur malam biasa pukul 21.00 WITA / 22.00 WITA –
05.00 WITA. Jadi waktu tidur pasien dalam sehari ± 8 jam.
c. Kebiasaan ibadah : Klien mengatakan rutin melakukan ibadah, yakni
shalat 5 waktu maupun shalat sunnah lainnya.
d. Kepercayaan : Islam. Klien sangat percaya dengan seluruh yang
terkandung dalam ajaran islam.
e. Ritual makan : Klien makan dalam 3 kali sehari dan selalu berkumpul
untuk makan bersama dalam satu keluarga. Serta kebiasaan klien
untuk berdoa sebelum makan.
9. Riwayat Penyakit
a. Penyakit masa kanak-kanak : Klien mengatakan sejak kanak-kanak dia
hanya menderita demam / flu biasa dan tidak pernah menderita
penyakit yang cukup serius.
b. Penyakit serius atau kronik : Klien menderita penyakit hipertensi
c. Trauma : -
d. Perawatan di Rumah Sakit : Klien pernah dirawat di rumah sakit
sekitar 8 bulan yang lalu selama 9 hari dengan riwayat hipertensi.
e. Operasi : -
f. Riwayat obstetric : Klien mempunyai 5 orang anak dan semua
dilahirkan secara normal.
b. Integumen
Integumen Ya Tidak
Lesi/luka √
Pruritus √
Perubahan pigmentasi √
Perubahan tekstur √
Sering memar √
Perubahan rambut √
Perubahan kuku √
Pemajanan lama terhadap matahari √
Saat dikaji, nampak perubahan tekstur pada kulit klien dan perubahan
warna rambut yang jadi memutih hampir keseluruhan berhubung karena
usia klien yang sudah menua.
c. Hemopoetik
Hemopoetik Ya Tidak
Perdarahan/memar abnormal √
Pembengkakan kelenjar limfa √
Anemia √
Riwayat transfusi darah √
d. Kepala
Kepala Ya Tidak
Sakit kepala √
Trauma berarti pada masa lalu √
Pusing √
Gatal kulit kepala √
Klien mengatakan dirinya merasa pusing dan kepalanya terasa sakit ketika
tekanan darahnya berada dalam rentang diatas norma. (>140/90 mmHg).
e. Mata
Mata Ya Tidak
Perubahan penglihatan √
Kaca mata/lensa kontak √
Nyeri √
Air mata berlebihan √
Pruritus √
Bengkak sekitar mata √
Diplopia √
Kabur √
Fotofobia √
Riwayat infeksi √
Tanggal pemeriksaan terakhir : Klien mengatakan tidak pernah
melakukan pemeriksaan mata
Tanggal pemeriksaan glaukoma terakhir : Klien mengatakan tidak pernah
melakukan pemeriksaan glaukoma
Dampak pada penampilan sehari-hari : Tidak ada dampak pada
penampilah sehari-hari dari gangguan penglihatan klien.
Kemampuan untuk melakukan ADL : Klien mampu melakukan ADL
secara mandiri, hanya saja klien nampak tidak mampu melihat dan
membaca dalam jarak yang jauh.
f. Leher
Leher Ya Tidak
Kekakuan √
Nyeri/nyeri tekan √
Benjolan/massa √
Keterbatasan gerak √
Saat dikaji, klien mengatakan lehernya terasa tegang dan kaku ketika
tekanan darah tingginya kambuh.
g. Telinga
Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran √
Tinitus √
Vertigo √
Sensitivitas pendengaran √
Alat-alat protesa √
Riwayat infeksi √
Tanggal pemeriksaan terakhir : Klien mengatakan tidak pernah
melakukan pemeriksaan pada telinganya.
Kebiasaan perawatan telinga : Klien mengatakan membersihkan
telinganya dengan cutton bud 2 – 3 kali seminggu
h. Hidung dan Sinus
Payudara Ya Tidak
Benjolan/massa √
Nyeri/nyeri tekan √
Bengkak √
Keluar cairan dari putting susu √
Pola pemeriksaan payudara sendiri : Klien mengatakan tidak pernah
melakukan SADARI
Tanggal dan hasil mammogram terakhir : -
k. Pernapasan
Pernafasan Ya Tidak
Batuk √
Sesak nafas √
Hemoptisis √
Sputum √
Bunyi nafas abnormal √
Asma/alergi pernafasan √
Tanggal dan pemerikasaan sinar x dada terakhir : Tidak pernah dilakukan
Saat dikaji, klien mengatakan terkadang dirinya batuk namun tidak ada
lendir dan klien nampak sedikit sesak dengan frekuensi napas 27 x/i dan
ini dibenarkan oleh klien dan keluarga bahwa jika tekanan darah tingginya
kambuh, klien merasa sesak. Saat diauskultasi, tidak ada bunyi napas
tambahan seperti ronkhi, mengi, dll.
l. Perkemihan
Perkemihan Ya Tidak
Disuria √
Frekuensi √
Menetes √
Ragu-ragu √
Dorongan √
Hematuria √
Poliuria √
Oliguria √
Nokturia √
Inkontinensia √
Nyeri saat berkemih √
Batu √
Infeksi √
m. Kardiovaskuler
Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri/ketidaknyamanan dada √
Palpitasi √
Sesak nafas √
Dispnea pada aktivitas √
Ortopnea √
Murmur √
Edema √
Varises √
Parastesia √
Perubahan warna kaki : Pada saat diinspeksi ditemukan hasil bahwa
tidak ada perubahan pada kaki termasuk perubahan warna, bentuk,
ataupun perubahan lainnya. Namun klien mengeluh ketika tekanan darah
tingginya kambuh, dia merasa sesak napas apalagi pasa saat beraktivitas,
klien juga mengeluh merasa tidak nyaman pada saat duduk terlalu lama.
n. Gastrointestinal
Gastrointestinal Ya Tidak
Disfagia √
Tak dapat mencerna √
Nyeri ulu hati √
Mual/muntah √
Hematemesis √
Perubahan nafsu makan √
Intoleran makanan √
Ulkus √
Nyeri √
Ikterik √
Benjolan/massa √
Perubahan kebiasaan defekasi √
Diare √
Konstipasi √
Melena √
Hemoroid √
Perdarahan rectum √
Pola defekasi biasanya : Teratur. 1 kali sehari (dipagi hari)
o. Genitoreproduksi Pria
q. Muskuluskeletal
Muskuloskeletal Ya Tidak
Nyeri persendian √
Kekakuan √
Pembengkakan sendi √
Deformitas √
Spasme √
Kram √
Kelemahan otot √
Masalah cara berjalan √
Nyeri punggung √
Protesa √
Pola kebiasaan latihan √
Dampak pada penampilan sehari-hari : Tidak ada dampak yang
ditimbulkan berhubung karena tidak ada masalah serius dalam sistem
muskuluskeletal.
t. Psikososial
Psikososial Ya Tidak
Cemas √
Depresi √
Insomnia √
Menangis √
Gugup √
Takut √
Masalah dalam mengambil keputusan √
Kesulitan berkonsentrasi √
Pernyataan perasaan umum mengenai kepuasan/frustasi mekanisme
koping yang biasa : Nampak tidak ada gangguan/masalah koping atau
masalah pada cara berpikir klien.
Stress saat ini : -
Masalah tentang kematian : Tentang kematian, klien selalu menyerahkan
semua kepada Tuhan dan tidak sampai membebani pikirannya karena
klien percaya bahwa kematian pasti ada sehingga diusinya yang sudah
menua, klien kebanyakan menghabiskan waktu untuk beribadah kepada
Tuhan dan melakukan hal-hal lain yang diperintahkan agama.
B. ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 Data Subjektif Gangguan kerja Penurunan curah
a. Klien mengatakan jantungnya terasa jantung jantung
berdebar-debar.
b. Klien mengeluh lelah
c. Klien mengatakan dirinya sedikit
sesak
d. Klien mengeluh tidak nyaman ketika
duduk terlalu lama.
e. Klien mengatakan bahwa dirinya
batuk namun tidak ada lendir.
Data Objektif
a. Nadi 120x/i
(Takikardi).
b. Nampak terjadi
peningkatan tekanan
pada vena jugularis.
c. TD : 170/100 mmHg
2 Data Subjektif Riwayat penyakit Nyeri Kronis
a. Klien mengatakan nyeri pada hipertensi
kepala yang seperti ditusuk tusuk.
b. Klien mengeluh sulit tidur karena
nyeri yang dirasakan.
c. Klien mengatakan tidak mampu
menyelesaikan aktivitas ketika
nyerinya datang
Data Objektif
a. Klien nampak
meringis
b. Klien nampak gelisah
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan kerja
jantung
2. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya riwayat penyakit hipertensi
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
O
1 Penurunan Setelah dilakukan Perawatan Jantung
curah jantung tindakan keperawatan 1. Identifikasi tanda / gejala primer
berhubungan selama 3 x 24 jam, penurunan curah jantung.
dengan diharapkan curah 2. Identifikasi tanda / gejala sekunder
gangguan kerja jantung cukup penurunan curah jantung .
jantung meningkat dengan 3. monitor saturasi oksigen
kriteria hasil : 4. Periksa tekanan darah dan frekuensi
1. Palpitasi cukup nadi sebelum dan sesudah aktivitas.
menurun. 5. Periksa tekanan darah dan frekuensi
2. Takikardi cukup nadi sebelum pemberian obat (mis.
menurun. beta blocker, ACE, inhibitor, calcium
3. Lelah cukup channel blocker, digoksin).
menurun. 6. Posisikan pasien semi fowler atau
4. Distensi vena fowler dengan kaki ke bawah atau
jugularis cukup posisi nyaman.
menurun. 7. Berikan diet jantung yang sesuai.
5. Ortopneu cukup 8. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
menurun. modifikasi gaya hidup sehat.
6. Batuk cukup 9. Berikan terapi relaksasi
menurun. 10. Berikan dukungan emosional dan
7. Tekanan darah spiritual.
cukup membaik. 11. Anjurkan beraktivitas sesuai toleransi.
12. Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA WAKTU / IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATA TANGGAL KEPERAWATAN KEPERAWATAN
N
Penurunan curah Selasa, Perawatan Jantung S : - Klien mengatakan
jantung 09-06-2020 1. Mengidentifikasi tanda / gejala jantungnya
berhubungan Pukul : primer penurunan curah berdebar - debar
dengan adanya 11.00 jantung. - Klien mengatakan
gangguan kerja WITA H : Klien mengeluh lelah, dirinya merasa lelah.
jantung sesak, dan perasaan tidak - Klien mengatakan
nyaman saat duduk terlalu sesak dan batuk.
lama. - Klien mengatakan
2. Mengidentifikasi tanda / gejala tidak nyaman ketika
sekunder penurunan curah duduk terlalu lama.
jantung. O : - TD : 170/100 mmHg
H : Ditemukan hasil - Nadi : 120 x/i
peningkatan tekanan vena - Pernapasan : 28 x/i
jugularis, dan batuk. A : Masalah penurunan
3. Memonitor tekanan darah curah jantung belum
H : 170/100 mmHg teratasi.
4. Memonitor saturasi oksigen P : Lanjutkan intervensi
P : 28 x/i 1. Identifikasi tanda /
5. Memeriksa tekanan darah dan gejala primer
frekuensi nadi sebelum dan penurunan curah
sesudah aktivitas. jantung.
H : Dilakukan. Ditemukan hasil 2. Identifikasi tanda /
tekanan darah pasien tidak gejala sekunder
normal dan nadi : 120 x/i penurunan curah
6. Memeriksa tekanan darah dan jantung.
frekuensi nadi sebelum 3. Monitor tekanan
pemberian obat (mis. beta darah.
blocker, ACE, inhibitor, 4. Monitor saturasi
calcium channel blocker, oksigen.
digoksin). 5. Periksa tekanan
H : Dilakukan darah dan frekuensi
7. Memposisikan pasien semi nadi sebelum dan
fowler atau fowler dengan kaki sesudah aktivitas.
ke bawah atau posisi nyaman. 6. Periksa tekanan
H : Dilakukan. darah dan frekuensi
8. Memberikan diet jantung yang nadi sebelum
sesuai. pemberian obat.
H : Pembatasan makanan tinggi 7. Posisikan pasien
natrium dan lemak. semi-fowler atau
9. Memfasilitasi pasien dan fowler dengan kaki
keluarga untuk modifikasi gaya ke bawah atau
hidup sehat. posisi nyaman.
H : Pemberian edukasi 8. Berikan diit jantung
10. Memberikan terapi relaksasi yang sesuai.
H : Pemberian terapi music 9. Berikan terapi
murottal. relaksasi.
11. Memberikan dukungan 10. Berikan dukungan
emosional dan spiritual. emosional dan
H : Dilakukan spiritual.
12. Menganjurkan beraktivitas
sesuai toleransi.
H : Dilakukan dan pasien
mengikuti anjuran.
13. Menganjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap.
H : Dilakukan dan pasien mau
mengikuti anjuran.
ditimbulkan. 5. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
6. Monitor efek
samping
penggunaan obat
hipertensi.
H : Dilakukan
secara mandiri.
mengikuti anjuran.
6. Memonitor efek samping
Ditimbulkan.
sering lagi
sebentar
dihiraukan
seperti biasa
P : Pertahankan intervensi
La
mpiran 1
A. PROSEDUR TINDAKAN/SAP
1) Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik : Hipertensi
d. Media : Lefleat
Kelurahan Bintarore
2) Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan Khusus
3) Pengaturan Kegiatan
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
1. Pendahuluan 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam 5 menit
membuka acara
2. Menjelaskan tujuan
3. Kontrak waktu
2. Menjelaskan 4. Bertanya
penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda
4. Menjelaskan
komplikasi
hipertensi
5. Menjelaskan
penatalaksaanan
hipertensi
2. Menutup acara
sambil memberikan
salam terapeutik
4) Evaluasi
PEMBAHASAN
HIPERTENSI
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai penyakit tekanan darah tinggi
yang bersifat abnormal dan bervariasi sesuai usia dan jenis kelamin serta
dinyatakan hipertensi apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
(Brunnner and Suddarth, 2001).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara
95-104 mmHg. Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya 115 mmHg atau
lebih (Doenges, 2000).
Menurut WHO, tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (NANDA NIC-NOC, 2013).
B. Etiologi/ penyebab
Penyebab hipertensi adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ).
Kegemukan atau makan berlebihan
Stress
Merokok
Minum alcohol
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
D. Komplikasi
Organ yang paling sering terjadi kerusakan akibat hipertensi adalah:
1.Otak: dapat menyebabkan stroke
2.Ginjal: dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal
terminal.
3.Mata: dapat menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan
kebutaan.
4.Jantung: dapat menyebabkan PJK (Penyakit Jantung Koroner) dan gagal
jantung.
E. Penatalaksanaan
Dalam hal ini, penatalaksaan klien lansia dengan hipertensi difokuskan pada
penatalaksaan non-farmakologis, antara lain:
1. Diet rendah garam
2. Turunkan berat badan bila perlu
3. Anjurkan untuk berhenti minum kopi atau merokok, bagi pasien yang
merokok dan minum kopi
4. Kontrol teratur ke posyandu lansia atau puskesmas
DALAM
1) Pelaksanaan Kegiatan
b. Sasaran : Tn. S
c. Metode : Ceramah
a) Hari :
c) Jam : WITA
d) Waktu : ±15 menit
Dampang
2) Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan Khusus
keluarganya dapat:
napas dalam
3) Pengaturan Kegiatan
membuka acara
2. Menjelaskan tujuan
3. kontrak waktu
2. Penyajian 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan 10 menit
dan manfaat
relaksasi napas
dalam.
3. Menjelaskan faktor
yang mempengaruhi
teknik relaksasi
napas dalam
4. Menjelaskan
langkah-langkah
teknik relaksasi
napas dalam
5. Mendemonstrasikan
teknik relaksasi
napas dalam.
3. Penutup 3. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan 5 menit
salam terapeutik
5) Evaluasi
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teknik relaksasi merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
darah. Latihan napas dalam adalah cara bernapas yang efektif melalui
cemas.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Relaksasi
parasimpatis.
berkurang.
5 kali
La
mpiran 3
A. Pengertian
B. Tujuan
perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan
C. Manfaat
D. Persiapan
a. Persiapan Pasien
Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal – hal yang akan
dilakukan.
b. Persiapan Alat
Earphone
Qur’an)
c. Persiapan Perawat
Mencuci tangan
d. Persiapan Lingkungan
a. Mencuci tangan
b. Menghubungkan earphone dengan MP3/tablet/handphone
berisikan murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an) atau perawat boleh
tanpa memakaikan earphone (tergantung kebiasaan dan kesukaan
pasien.
c. Pasien berbaring di atas tempat tidur
d. Letakkan earphone di telinga kiri dan kanan, jika menggunakan
earphone.
e. Dengarkan murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an) minimal 15 menit
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik, Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc Jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction
Maryam, R. Siti dkk. 2011. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika
Stanley, Mickey dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Sutanto. (2010). Cegah & Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Suriyanti. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler: Hipertensi diRuangan Mawar Blud Rs Benyamin Guluh
Kab. Kolaka Tahun 2018 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari)
DOKUMENTASI