Pertemuan Ketiga
Topik Pembahasan : Bahasa
Tema : Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Hari , Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 31 Mei 2020
Pemateri : Boga Metri Zain
Moderator : Mimi Dian Putri
Materi
Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu adalah afinitas tak terpisahkan, tidak seperti kamu
dan dia yang baru saja pisah. Kita semua tau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu,
bahasa Melayu sudah digunakan di Indonesia (saat itu Nusantara) pada abad ke 7 sebagai
lingua franca atau bahasa penghubung dalam kegiatan keagamaan dan perdagangan. Tersebab
penggunaannya sebagai bahasa perdagangan dan keagamaan itu, meluaslah bahasa Melayu ini
sampai ke seluruh pelosok Nusantara. Jadilah bahasa Melayu itu viral seperti Kekeyi, karena
keviralannya inilah, orang Belanda sampai-sampai rela belajar bahasa Melayu sebelum ke
Indonesia demi melanggengkan aksi penjajahannya. Kurang totalitas apalagi cobak ini Belanda.
Teeuw pernah mengatakan “Setiap orang yang ingin ikut serta dalam kehidupan
antarbangsa di kawasan itu (baca: Indonesia) mutlak perlu mengetahui bahasa Melayu.” Pada
tahun 1850, Rochussen menetapkan pemakaian bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di
sekolah-sekolah gubernemen bagi anak-anak pribumi. Semakin mekarlah seperti gadis 15 tahun
bahasa Melayu ini karena digunakan sebagai bahasa pengantar bahkan juga sebagai mata
pelajaran wajib.
Memasuki abad XX bahasa Melayu semakin kokoh, kuat, dan sehat. Tepat pada tahun 1901,
lahirlah ejaan Ophuijsen agar bahasa Melayu yang digunakan masyarakat teratur susuai kaidah
kebahasaan Melayu itu sendiri, tetapi tetap saja bahasa Melayu pasar a.k.a bahasa slank atau
bahasa Melayu "gaul" tetap lebih ngetrend saat itu, orang-orang lebih suka berbahasa Melayu
semaunya, mirip2 dg kondisi saat ini. Nah hadirnya ejaan ini mengonfirmasi bahwa bahasa
Melayu memang "sepenting itu" di masa itu, Ophuijsen dkk. Membuat buku ejaan yang
kemudian digunakan di semua sekolah saat saat itu. Ejaan ejaan itu terus diperbaharui sampai
terakhir berubah menjadi EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) pada tahun 2015 sampai sekarang
Jawaban pemateri: Iya bisa saja, bahasa Indonesia memang terlahir dari inang yang
bernama bahasa Melayu, tapi secara awamnya, inang dan anak tak
sama bukan? Tidak ada yang identik di dunia ini. Banyak sekali
teorinya ya, tapi berdasarkan literatur yang kakak baca, teori yg lebih
kuat memang yang menyatakan bahw bahasa Melayu berasal dari
Sumatra, tepatnya Riau.
Jawaban pemateri: Karena orang orang Malaysia pernah dijajah Inggris jadi mereka banyak
yang faham bahasa Inggris, bahasa Inggris juga jadi bahasa kedua
mereka, kakak2nya kakak pernah ngajar di Malayasia, ngajar anak SD,
mereka mengeja dengan bahasa Inggris
Pertanyaan: Kak ada gak manfaat yg bisa kita rasain langsung disaat kerja dengan kita
menguasai bahasa Indonesia yg benar?
Jawaban pemateri: Jelas ada dong dek. Oh ya, bahasa Indonesia yang baik belum tentu
benar, dan bahasa Indonesia yang benar belum tentu baik. Contoh:
ketika kita membeli terasi di pasar, kita menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dengan bilang begini "berapa terasinya Bu?"
Secara kaidah ini salah, tapi ini baik secara kontekstual. Bahasa
Indonesia yg baik dan benar itu hanya digunakan dalam konteks
formal dan ilmiah. Jika bekerja menjadi peneliti atai guru yg bergelut
dengan urusan administrasi tentu sangat diperlukan kemampuan
bahasa Indonesia yang mumpuni
5. Nama: Lina
Pertanyaan: Mau nanya kak kira2 eksistensi bahasa Indonesia di era globalisasi ini menurut
kakak bagaimana?
Jawaban pemateri: Bahasa Indonesia semakin dikenal luas, Korea dan Australia bahkan
membuka jurusan bahasa Indonesia. Di Australia sendiri ada
perlombaan berpidato menggunakan bahasa Indonesia. Banyak juga
penutur asing lainnya yang senang belajar bahasa Indonesia karena
mereka menganggapnya mudah.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, bahasa Melayu sudah digunakan di Indonesia
(saat itu Nusantara) pada abad ke 7 sebagai lingua franca atau bahasa penghubung dalam
kegiatan keagamaan dan perdagangan. Tersebab penggunaannya sebagai bahasa perdagangan
dan keagamaan itu, meluaslah bahasa Melayu ini sampai ke seluruh pelosok Nusantara.
Penggunaan bahasa Melayu yang sedemikian luas dan kuatnya, maka ditetapkanlah bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia demi kepentingan politik identitas. Nama bahasa Melayu
diubah menjadi bahasa Indonesia pada tahun 1928 saat kongres pemuda.
Bahasa Indonesia memiliki perbendaharaan kata yang lebih banyak daripada bahasa
Melayu karena bahasa Indonesia menyerap berbagai bahasa seperti Arab, Sansekerta, Belanda,
Portugis, dll. Sedangkan bahasa Melayu tidak terbuka dengan bahasa asing, bahasa Melayu
cenderung skeptis terhadap bahasa lain,