Anda di halaman 1dari 18

KIMIA INSTRUMEN

“SPEKTROFOTOMETRI NMR”

OLEH:
KELOMPOK 1

ATHALA KEVIN MATURBONGS H031 18 1309


RISNA JUPRI H031 18 1329

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah

ini memuat tentang “INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI NMR” yang sangat

penting untuk menambah pengetahuan seseorang. Oleh karena itu makalah ini

disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang akan kami sajikan

berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon

untuk saran dan kritiknya untuk memperbaiki kekurangan dari makalah kami ini

dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Makassar, Februari 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode

analisis yang paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR

digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik

yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia.

Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul organik

karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat

besar. Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi

yang menjelaskan pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung

hidrogen. Kedua, jumlah pita dalam spektrum menunjukkan bagaimana

beberapa posisi yang berbeda pada molekul dimana hidrogen

melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi utama pada

spektrum NMR menunjukkan perubahan kimia. Ini sangat penting untuk

menduga bagian dari spektrum NMR yang mengandung informasi tentang

lingkungan masing-masing atom hidrogen dan struktur dari komponen

yang dipelajari. Informasi ketiga bahwa sebuah spektrum NMR

menentukan perbandingan luas/daerah pita yang berbeda, ini

menjelaskan jumlah atom hidrogen yang relatif yang keluar pada

masing- masing posisi pada molekul yang diperoleh. Perbandingan ini

petunjuk/bukti langsung struktur dari struktur molekul dan harus mutlak

sesuai untuk beberapa struktur yang diusulkan sebelum struktur tersebut

kemungkinan dipertimbangkan benar.


Struktur kompleks pita-pita dapat mengandung informasi tentang

jarak yang memisahkan beberapa atom hidrogen yang melewati ikatan

kovalen dan penyusun spasial atom hidrogen yang melekat pada molekul,

termasuk struktur dasarnya. Struktur dasar menunjukkan pembungkusan

atau penggabungan molekul yang memiliki ikatan yang panjang, seperti

struktur spiral DNA. Struktur kompleks pita NMR pada mulanya spin

coupling diantara beberapa atom hidrogen. Penggabungan ini merupakan

perputaran fungsi jarak melintasi ikatan dan geometri molekul. Dalam

kasus molekul kecil, pita yang kompleks mungkin disimulasikan tepat

dengan perhitungan mekanika kuantum atau didekati menggunakan

mekanika kuantum yang sesuai dengan aturan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometer NMR?

2. Apa saja komponen dari instrumen spektrofotometer NMR?

3. Bagaimana prinsip kerja spektrofotometer NMR?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu mengetahui dan memahami

Spektrofotometri NMR
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Spektrofotometri NMR

Fenomena Resonansi Magnetik Inti (RMI) atau nucleic magnetic

resonance (NMR) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1946 oleh dua

kelompok fisikawan yang bekerja secara terpisah, yaitu Edward Purcell dari

Harvard University dan Felix Bloch dari Standford University. Penggunaan

spektrofotometer NMR ini berkembang dengan cepat. Pada tahun 1960,

teknik ini sudah menjadi metode yang penting untuk elusidasi struktur.

Spektrofotometri NMR adalah salah satu teknik utama yang digunakan

untuk mendapatkan informasi fisik, kimia, elektronik dan tentang struktur

molekul. Spektrofotometri NMR pada dasarnya merupakan spektrofotometri

absorbsi, sebagaimana spektrofotometri infra merah maupun

spektrofotometer ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai, suatu sampel dapat

mengabsorpsi radiasi elektromagnetik. daerah frekuensi radio, pada

frekuensi yang tergantung dari sifat-sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi

puncak- puncak absorbsi versus intensitas puncak memberikan suatu

spektrum NMR.

NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan

sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia

sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami

reaksi kimia. Spektroskopi NMR merupakan alat yang dikembangkan


dalam biologi structural. Dasar dari spektroskopi NMR adalah absorpsi

radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio oleh inti atom. Frekuensi

radio yang digunakan berkisar dari 0,1 sampai dengan 100 MHz.

Bahkan, baru-baru ini ada spektrometer NMR yang menggunakan radio

frekuensi sampai 500 MHz.

2.2 Komponen pada Spektrofotometer NMR

Instrumen NMR terdiri atas komponen-komponen utama berikut:

1. Magnet

Akurasi dan kualitas suatu alat NMR tergantung pada kekuatan

magnetnya. Resolusi akan bertambah dengan kenaikkan kekuatan

medannnya, bila medan magnetnya homogen elektromagnet dan

kumparan superkonduktor (selenoids). Magnet permanen mempunyai

kuat medan 7046-14002 G, ini sesuai dengan frekuensi oskilator

antara 30-60 MHz. Termostat yang baik diperlukan karena magnet

bersifat peka terhadap temperatur. Elektromagnet memerlukan sistem

pendingin, elektromagnet yang banyak di pasaran mempunyai

frekuensi 60, 90 dan 100 MHz untuk proton. NMR beresolusi tinggi

dan bermagnet superkonduktor dengan frekuensi proton 470 MHz.

Pengaruh fluktuasi medan dapat diatasi dengan sistem pengunci

frekuensi, dapat berupa tipe pengunci eksternal atau internal. Pada

tipe eksternal wadah senyawa pembanding dengan senyawa sampel

berada pada tempat terpisah, sedang pada tipe internal senyawa


pembanding larut bersama-sama sampel. Senyawa pembanding biasanya

tetrametilsilan (TMS).

2. Generator medan magnet penyapu

Suatu pasangan kumparan terletak sejajar terhadap permukaan

magnet, digunakan untuk mengubah medan magnet pada suatu range

yang sempit. Dengan memvariasikan arus searah melalui kumparan ini,

medan efektif dapat diubah-ubah dengan perbedaan sekitar 10 -3 gauss.

Perubahan medan ini disinkronisasikan secara linier dengan perubahan

waktu. Untuk alat 60 MHz (proton), range sapuannya adalah 235 x 10 -3

gauss. Untuk F19, C13, diperlukan sapuan frekuensi sebesar 10 KHz.

3. Sumber frekuensi radio

Sinyal frekuensi oskilasi radio (transmiter) disalurkan pada

sepasang kumparan yang possinya 90º terhadap jalar dan magnet.

Suatu oskilator yang tetap sebesar 60, 90 atau 100 MHz digunakan

dalam NMR beresolusi tinggi.

4. Detektor sinyal

Sinyal frekuensi radio yang dihasilkan oleh inti yang beresolusi

dideteksi dengan kumparan yang mengitari sampel dan tegak lurus

terhadap sumber. Sinyal listrik yang dihasilkan lemah dan biasanya

dikuatkan dulu sebelum dicatat.

5. Perekaman (Rekorder)

Pencatat sinyal NMR disinkronisasikan dengan sapuan medan,

rekorder mengendalikan laju sapuan spektrum. Luas puncak dapat


digunakan untuk menentukan jumlah relatif inti yang mengabsorpsi.

6. Tempat sampel dan kelengkapannya (Tempat sampel dan probe)

Tempat sampel merupakan tabung gelas berdiameter 5mm

dan dapat diisi cairan sampai 0,4 ml. Probe sampel terdiri atas

tempat kedudukan sampel, sumber frekuensi penyapu dan

kumparan detektor dengan sel pembanding. Detektor dan kumparan

penerima diorientasikan pada 90º. Probe sampel menggelilingi

tabung sampel pada ratusan rpm dengan sumbu longitudinal.


2.3 Prinsip Kerja Spektrofotometer NMR

Nilai pergeseran kimia tergantung pada lingkungan kimia suatu proton, sedang

lingkungan lingkungan kimia suatu proton tergantung pada besar kecilnya efek

perlindungan oleh elektron-elektron di lingkunagn proton tersebut. Pergeseran kimia

diukur dalam besaran medan atau frekwensi. Perbandingan perubahan frekwensi yang

diperlukan terhadap frekwnsi standar, dinyatakan dalam δ ppm. Standar yang digunakan

adalah zat yang protonnya mempunyai perlindungan sebesar mungkin untuk

memudahkan perbandingan.

Makin besar nilai δ, makin besar medan yang diperlukan untuk

mengkompensasikannya agar terjadi resonansi. Harga δ dipengaruhi juga, diantaranya

pelarut dan adanya jembatan hydrogen.

Pergeseran kimia digunakan untuk identifikasi gugus fungsi dan dapat digunakan

sebagai penolong untuk menentukan letak suatu gugus dalam penentuan stuktur molekul.

Pergeseran Kimia dalM Spektroskopi NMR


Spektrum H-NMR

Spektroskopi NMR proton merupakan sarana untuk menentukan stuktur senyawa

organik dengan mengukur momen magnet atom hidrogen. Pada kebanyakan senyawa,

atom hidrogen terikat pada gugus yang berlainan ( seperti – CH 2-, -CH3-, -CHO, -NH2,

-CHOH- ) dan spektum NMR proton merupakan rekaman sejumlah atom hidrogen yang

berada dalam lingkungan yang berlainan. Spektum ini tidak dapat memberikan

keterangan langsung mengenai sifat kerangka karbon molekul sehingga diperlukan

spektum NMR C-13.

Larutan cuplikan dalam dalam pelarut ditempatkan diantara kutub magnet yang

kuat, dan proton mengalami pergeseran kimia yang berlainan sesuai dengan lingkungan

molekulnya di dalam molekul. Ini diukur dalam radar NMR, biasanya tetrametilsilan

(TMS ), yaitu senyawa lembam yang ditambahkan ke dalam larutan cuplikan tanpa ada

kemungkinan terjadinya reaksi kimia.

Adapun pelarut yang biasanya digunakan yaitu karbontetraklorida,

deuterokloroform, deuteriumoksida, deuteroaseton, atau dimetilsulfoksida terdeuterasi.

Spektoskopi NMR dapat digunakan sebagai alat sidik jari.dan juga memberikan

keterangan tentang jumlah setian tipe hidrogen. Ia juga memberikan keterangan tentang
sifat lingkungan dari setiap atom hidrogen tersebut.

Kegunaan yang besar dari resonansi magnet inti adalah karena tidak setiap proton

dalam molekul beresonansi pada frekwensi yang identik sama. Ini disebabkan oleh

kenyataan bahwa berbagai proton dalam molekul dikelilingielektron dan menunjukan

sedikit perbedaan lingkungan elektronik dari satu proton ke proton lainnya. Proton-proton

dilindungi oleh elektron-elektron disekelilingnya.

Spectrum NMR tidak hanya dapat membedakan beberapa banyak proton yang

berbeda dalam molekul, tetepi ia juga mengungkapkan berapa banyak setiap tipe proton

berbeda yang terkandung dalam molekulnya.

Langkah-langkah menginterpretasikan spekta NMR :

1. jumlah sinyal, yang menerangkan tentang adanya beberapa macam perbedaan dari

proton-proton yang terdapat dalam molekul

2. kedudukan sinyal, yang menerangkan sesuatu tentang lingkungan elektronik dari

setiap macam proton.

3. intensitas sinyal, yang menerangkan tentang berapa banyak proton dari setiap macam

proton yang ada.

4. pemecahan ( splinting ) dari sebuah sinyal menjadi beberapa puncak, yang

menerangkan tentang lingkungan dari sebuah proton dengan lainnya.

Pada spektrum H-NMR dalam elusidasi struktur perlu diperhatikan :

1. Luas di bawah puncak yang biasanya dinyatakan dengan intergrasi untuk melihat

perbandingan jumlah proton pada masing-masing puncak.

2. Terjadinya spin-spin splinting yang mengikuti segitiga pascal. Interaksi antara ikatan

electron yang mempunyai kencerungan berpasangan spin dari electron dengan

electron lainnya pada proton yang berdekatan.

3. Pergeseran kimia (chemical shift), yaitu kedudukan proton dalam spektum tersebut.
Contoh spektrum H-NMR

Spektum C-NMR

Sinyal dari atom C13 dalam alat NMR dapat dideteksi karena adanya sejumlah

kecil atom karbon C-13 bersama-sama C-12. momen magnet yang dihasilkan oleh
13
C lebih kecil, bila dibandingkan dengan momen magnet proton, berarti sinyalnya

jauh lebih lemah.

Pelarut yang biasanya digunakan serupa dengan NMR proton, tetapi jangka

resonansi C jauh lebih besar. Sehingga spektum NMR- 13C jauh lebih teresolusi,

umumnya setiap karbon dalam molekul dapat ditetapkan sinyalnya. Sama halnya

seperti pada NMR proton, atom karbon penyulihannya berlainan akan menunjukkan

geseran dalam jangka yang khas. Spectrum NMR 13C pada hakikatnya merupakan

pelengkap NMR proton.

Pada spektrum C-NMR dalam elusidasi struktur perlu diperhatikan :

1. Luas di bawah puncak yang biasanya dinyatakan dengan intergrasi untuk melihat

perbandingan jumlah carbon yang ekuivalen secara magnetic pada masing-masing

puncak..

2. Terjadinya spin-spin splinting yang mengikuti segitiga pascal. Interaksi antara

ikatan electron yang mempunyai kencerungan berpasangan spin dari electron


dengan electron lainnya pada proton yang diikat. Spin-spin slinting ini sering

dihilangkan dengan cara di dekloping guna menghindari puncak-puncak yang

tumpang tindih.

3. Geseran kimia (chemical shift), yaitu kedudukan karbon dalam spektum

tersebut. Ini juga menggambarkan letak dan kedudukan karbon dalam molekul.
Contoh spektrum C-NMR

Spektrum C-NMR kopling dan dekopling


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Spektroskopi NMR merupakan suatu spektroskopi yang sangat

bermanfaat dalam bidang kimia. Dengan adanya alat ini, sekarang kita

dapat dengan mudah menentukan struktur suatu senyawa yang belum

diketahui. Spektroskopi NMR terdiri atas dua jenis, yaitu H-NMR dan C-

NMR.

Dibandingkan spektroskopi jenis lainnya, NMR memiliki

keunggulan karena dapat menentukan struktur suatu molekul senyawa.

Kelemahannya adalah, untuk dapat menentukan struktur suatu molekul, kita

harus mengetahui aturan- aturan dalam menentukan struktur dengan

menggunakan NMR. Kita harus mempelajari cara pembacaan puncak-

1
puncak dan pergesaran kimia yang ditampilkan dari grafik spectrum NMR.

2
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik,  UI-Press, Jakarta.

Sastrohamidjojo, H., 1994, Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (Nuclear

Magnetic Resonance, NMR), Liberty, Yogyakarta.

Takeuchi, Y., 2009, Asal Mula Penetuan Struktur, (Online), (http://www.chem-is-

try.org/materi_kimia/kimia_dasar/struktur-material/awal-mula-penentuan-

struktur, diakses pada februari 2021).

Anda mungkin juga menyukai