Anda di halaman 1dari 3

BAB 3 SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN ALAM

A. Alam : Paradigma yang Perlu Digali


Alam selalu menyediakan berbagai macam informasi yang tidak ada habisnya
untuk digali menjadi pengetahuan karena kemampuan manusia yang masih terbatas.
Alam diklasifikasikan menurut skala objek yaitu makro, mikro, semi mikro, dan semi
makro. Alam makro menyangkut tentang bumi hingga galaksi. Alam mikro
mencangkup tentangterbentuknya kristal pada musim salju, dll. Semi makro
mencangkup tentang binatang, tumbuhan, cahaya, listrik, dll. Sedangkan semi mikro
mencangkup tentang atom, misalnya atom bagian dalam kristal salju seperti apa.
Semakin detail penjelasan yang diberikan, semakin tinggi tuntutan ilmu yang
harus didukung penejlasan yang masuk akal ( perhitungan teoritis)

B. Manusia : Pengamat yang Berpikir


1. Manusia sebagai Sumber Pengetahuan
Manusia sebagai penggerak pengetahuan yang paling aktif. Manusia yang
mengamati alam akan berusaha mencari tahu mengenai gejala alam. Manusia
memulai proses mengeksplorasi alam karena keingintahuannya terhadap alam.
Ada yang memanipulasi alam sampai merusak alam. Hal ini yang perlu
dicermati. Diharapkan manusia mengolah alam dengan tanggung jawab. Manusia
yang secara otomatis mengembangkan pengetahuannya akan membentuk 2
macam jalan. Kemungkinan pertama : manusia akan bersatu dengan apa yang
diamatinya, bersatu dengan alam. Kemungkinan yang ke dua manusia akan
terpisah dengan apa yang ia amati.
2. Pernyataan sebagai Dasar Penelaah Ilmiah
a. Dunia itu ada dan kita dapat mengetahui bahwa dunia benar-benar ada. Yang
mendasari pengetahuan empiris bahwa apa yang diamati adalah nyata.
b. Dunia dapat diketahui melalui pancaindera dan abstraksi manusia yang
berpikir. Informasi secara abstrak akan diolah manusia yang berpikir.
c. Gejala-gejala yang ada di dunia dan alam mempunyai hubungan kausal satu
sama lain. Misalnya manusia mengamati suatu objek, kemudian ia
menganalisisnya, memasukkannya ke dalam struktur abstrak, maka ia akan
membentuk metode ilmiah sebagai sarana utama merangkai pengetahuan.
C. Interaksi antara Manusia dan Alam
Interaksi antara manusia dan alam dilakukan oleh manusia terhadap alam. Di
zaman purba manusia berusaha menyesuaikan diri dari alam untuk bertahan hidup. Di
zaman sekarang manusia mengetahui, mengubah alam, dan alam menyesuaikan diri
dengan mekanismenya sendiri.
D. Sarana Berpikir Ilmiah Manusia
Bahasa ilmiah adalah sarana ilmiah untuk menyampaikan informasi ilmiah,
sedangkan logika berguna untuk melanjutkan proses ilmiah. Metodologi ilmiah yaitu
kerangka logika pada saat kegiatan ilmiah berlangsung.
1. Bahasa Ilmiah

Bahasa adalah kumpulan istilah yang dapat dimengerti oleh pihak yang diajak
untuk berkomunikasi dan paham apa yang kita ekpresikan. Dalam sains bahasa
dapat berupa simbol, rumus, dan grafik. Dalam sains, bahasa yang demikian
mengandung logika untuk menjelaskan gejala alam. Dalam ilmu kimia juga
terdapat simbol NH4NO3 sebagai pengganti kata satu atom nitrogen berikatan
dengan empat atom hidrogen dengan ikatan kovalen yang berikatan kovalen
dengan tiga buah atom oksigen. Simbol kimia tersebutlah dapat menjadi bantuan
untuk mengkomunikasikan senyawa kimia lebih mudah dan singkat.

Bahasa ilmiah lebih cenderung tidak spontan, logis, sedangkan bahasa alami
lebih cenderung spontan. Keduanya sama-sama sebagai sarana berkomunikasi
bedanya jika bahasa ilmiah lebih banyak mengandung simbol untuk mewakili
suatu konsep dari ilmu tertentu.

Fungsi pokok bahasa sebagai berikut : fungsi ekspresi, fungsi emosi, fungsi
praktis, dan fungsi logis.

Untuk menjaga objektivitas pada bahasa ilmiah diperlukan istilah spesifik


untuk suatu hal yang dikaji yang disebut dengan definisi. Definisi berasal dari
bahasa latin yaitu defire yang berarti memberi batas. Definisi digunakan untuk
memperjelas keadaan yang terjadi pada suatu objek.

Macam definisi :

a) Definisi nominalis, yaitu definisi yang menjelaskan suatu kata dengan kata
lain supaya lebih dimengerti. Cara yang sering digunakan untuk definisi
nominalis yaitu definisi sinonim ( menjelaskan dengan makna yang sama ) ,
definisi simbolik ( memberikan pernyataan dengan simbol), dan definisi
etimologi ( memberikan asal mula kata yang didefinsikan )
b) Definisi realis menjelaskan hal yang ditandai oleh suatu istilah yang
didefinisikan. Definisi realis dibagi menjadi 3 yaitu ; definisi esensial yang
menjelaskan hal yang didefinisi, definisi kausal yang menjelaskan sebab-
sebab terjadinya suatu hal, dan definisi deskriptif menjelaskan aspek-aspek
diluar sesuatu yang dibahas.
c) Definisi praktis yaitu menjelaskan tentang sesuatu hal dari segi kegunaan dan
tujuannya. Definisi praktis dibagi menjadi 2 yaitu definisi operasional yang
menjelaskan menegenai suatu istilah dengan cara menunjukkan aspek
pengujiannya dan definisi fungsional yang menjelaskan kegunaan suatu hal
untuk mencapai tujuan.
Syarat dari definisi antara lain : harus memuat apa yang didefinisikan lebih jelas,
maknanya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit, singkat, yang didefinisikan
tidak boleh masuk ke dalam definisi, tidak boleh berputar, dan tidak dalam bentuk
negatif.
2. Logika Ilmiah
a. Logika penalaran
Logika merupakan sarana terpenting dalam pendekatan ilmiah dimana
diperlukannya pernyataan yang masuk akal dalam penalaran manusia.
b. Penalaran dan pemikiran
Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran yang memerlukan pengertian atau
konsep dari pancaindera yang mengamati, pernyataan atau preposisi yang
dibuat untuk merangkai pengertian-pengertian karena pengertian tidak dapat
berdiri sendiri, penalaran atau ratio yang lahir dari penalaran dan dimulainya
berpikir logis dan dalam penalaran tersebut terdapat proses pengambilan
kesimpulan sampai terbentuknya pernyataan baru.
c. Sistem Logika
Dibedakan menjadi :
(1) logika kelas yang dasarnya proposisi kategorik, yang terdiri dari subjek
dan predikat yang lain dan memiliki arti bahwa jika logika itu benar
maka benar dan jika salah maka salah.
(2) logika proporsional yang berkembang jauh dan digunakan bahasa
simbolik yang menggunakan lambang-lambang untuk mewakili bahasa
verbal.

Anda mungkin juga menyukai