Anda di halaman 1dari 3

BAB 6 : KEBENARAN ILMIAH

A. Pengertian Kebenaran

Menurut ensiklopedia umum, kata “benar” adalah kata sifat yang mempunyai
arti segala sesuatu yang tidak salah dan tepat serta sesuai dengan kenyataan yang
diacu. Kebenaran tidak lepas dari :

1) Kualitas

Kualitas menyangkut tentang pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah.


Pengetahuan biasa disebut common sense knowledge dimana kualitas
kebenarannya bersifat subjektif, karena sangat terikat pada subjek yang sudah
diketahui. Sedangkan pengetahuan ilmiah kebenarannya lebih ditangguhkan
sifatnya karena diperkuat dengan data empiris dan logika. Namun demikian
kebenaran ini juga bersifat relatif karena pengetahuan ilmiah pasti berkembang
dan kebenaran ilmu empiris akan selalu diperbaiki oleh penemuan baru atau
pemikiran baru ysang sifatnya teoritis sekalipun. Hal positifnya adalah
“perbaikan” kebenarannya dilakukan dengan persetujuan ilmuwan yang
sebidang.
2) Hubungan
Sifat dan cara pengetahuan diperoleh dapat dibedakan menjadi
pengetahuan inderawi, pengetahuan akal budi, pengetahuan intuitif, dan
pengetahuan kepercayaan. Meskipun memiliki perbedaan cara diperolehnya
pengetahuan, namun kita juga harus menghubungkanmya sehingga membuktian
sesuatu dapat dianggap benar.
3) Nilai
Niai kebenaran tergantung pada hubungan antara subjek dan obejek. Ilmu
alam adalah ilmu objektif karena subjek adalah pengamat yang terpisah dari
objek yang diamati dan sedapat mungkin tidak boleh ada hubungan yang
berpengaruh pada penilaian kebenaran.

B. Teori–Teori Kebenaran
Terdapat beberapa teori kebenaran, yaitu :
1. Teori kebenaran kesesuaian / korespondensi

Suatu pernyataan dianggap benar jika apa yang dinyatakan tersebut


berhubungan dengan kenyataan yang ada yang diungkapkan ke dalam
pernyataan itu. Dukungan fakta sangat menentukan cangkupan pengamatan
inderawi dan tekanan pada bukti nyata. Kelemahannya segala sesuatu yang tidak
tampak dan tidak ada faktanya tidak dianggap benar. Konsep kebenaran ini
merupakan konsep kebenaran tertua dan memiliki konsep “it is “true” if it
”agrees”with “a fact.”
2. Teori kebenaran keteguhan / koherensi
Pada saat ini terjadi persaingan antara para rasionalis Jerman dan para
pengikut aliran empirisme di Inggris yang dipelopori oleh John Locke.
Kebenaran menurut kesesuaian dan keteguhan dapat disingkat sebagai
kebenaran empiris dan kebenaran logis. Kebenaran empiris lebih mengutamakan
hasil pengamatan pancaindera dan ini sangat tergantung pada objeknya setelah
perlakuan empiris. Sebaliknya, kebenaran logis tergantung pada pemikiran
peneliti. Teori kebenaran ini sangat berguna bagi perkembangan sains, tetapi
sangat memboroskan waktu dan energi, jadi tidak semua hal harus diteguhkan
terlebih dahulu.
3. Teori kebenaran pragmatik
Tokohnya adalah John Dewey, William James, dan Charles Pierce. Dalam
teori ini kebenaran sama artinya dengan kegunaan, konsep, ide. Kebenaran
digunakan untuk memberikan suatu solusi untuk memecahkan masalah.
Kelemahan dari teori ini adalah makna “kebenaran” dalam setiap langkah
penelitian harus benar-benar dikaji kembali.
4. Teori kebenaran non deskripsi
Menurut teori ini, setiap pernyataan yang ada dianggap benar jika
memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Nilai positif dari teori ini adalah
meneliti “benar” atau “salah” dalam konteks fungsinya dan bukan sekedar
maknanya.
5. Teori kebenaran performatif
Tokoh-tokoh dalam teori ini adalah Ramsey, John Austin, dan Peter
Strawson. Dalam teori ini pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut
dapat menciptakan realitas. Artinya, apa yang dinyatakan sebagai benar pada
momen tersebut menjadi sesuai dengan kenyataan.

C. Sifat-Sifat Kebenaran Ilmiah


a) Strukturnya rasional dan logis. Dapat didapatkan melalui metode induksi
maupun deduksi. Jika sudah rasional dan logis, maka kebenaran tersebut berlaku
secara universal.
b) Mengandung isi empiris. Hal ini digunakan untuk menunjang terbentuknya
kesimpulan logis.
c) Dapat diterapkan, hasilnya berguna (pragmatis). Jadi bentuk aksi dari isi empiris
untuk dapat memecahkan masalah, meringankan beban, menghemat energi,
meningkatkan taraf hidup dan kenyamanan manusia.

D. Presisi dan Akurasi


Presisi dalam sains menentukan keterulangan hasil yang didapat. Presisi
mengacu pada seberapa dekatnya dua atau lebih pengukuran dari kuanttas yang sama
cocok satu sama lain. Presisi biasanya dilaporkan dalam bentuk angka dan diikuti
besaran statistika seperti simpangan standar.
Akurasi dalam sains ditentukan oleh kedekatan hasil pengamatan atau analisis
ke hasil sebenarnya. Akurasi memberitahu kita seberapa dekat pengukuran terhadap
nilai yang benar dari kuantitas yang diukur. Akurasi dilukiskan kadarnya ke dalam
kesalahan mutlak (absolut).

E. Masalah Kekeliruan

Kekeliruan diartikan sebagai menerima apa yang kenyataannya salah atau


menyangkal apa yang kenyataannya benar. Kesalahan (error) sering dihubungkan
dengan presisi dan akurasi. Kekeliruan sering disebabkan oleh sikap ilmuwan.
Berikut sumber- sumber kekeliruan :
a) Kesesatan karena penggunaan bahasa, dimana beberapa kata dapat memiliki arti
lebih dari satu dan harus diucapkan dengan pelafalan yang tepat. Untuk
mengurangi kesalahan dapat digunakan simbol untuk mengganti bahasa.
b) Kesesatan karena penggunaan logika, dimana kesimpulan yang ada tidak
relevan dengan hipotesisnya.
c) Kesalahan mengoperasikan instrumentasi modern dan kekeliruan memasukan
parameter. Kekeliruan yang terjadi akan menimbulkan kesalahan fatal pada
langkah-langkah selanjutnya.
d) Ketika ada dua peristiwa dalam waktu yang bersamaan, maka pengamatan
subjek akan keliru.
e) Kekeliruan karena kompleknya yang diamati, sehingga peneliti tidak dapat
menentukan pada saat itu mana yang penting dan mana yang tidak penting.
f) Kesalahan pemilihan metodologi. Jika metodologi keliru, maka semua
kesimpulan bisa salah.
g) Kesalahan karena relevansi yang diabaikan. Artinya penelitian yang dilakukan
sudah tidak lagi relevan menurut segi metode dan menurut segi objek.

F. Masalah Kepastian

Ilmu pengetahuan alam atau sains adalah ilmu pasti, karenanya kebenaran
ilmiah harus pula mempunyai kepastian dalam taraf tertentu yang dapat diukur. Ada
dua golongan kebenaran yang berbeda menurut sifat dan cara memperolehnya yaitu
kebenaran kaum rasionalis dan kebenaran kaum empiris. Kaum rasionalis bekerja
dengan ide sehingga biasanya dapat mempertahankan kebenarannya lebih lama dan
kaum empiris mempertahankan kebenaran berdasarkan apa yang dilihat dan dianalisis.
Dari kedua golongan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebenaran ilmiah akan
senantiasa diperbaiki dari waktu ke waktu.

G. Penggunaan Statistika

Metode statistika sering digunakan untuk membantu menjelaskan ketelitian dan


ketepatan pengukuran dalam sains.

Anda mungkin juga menyukai