Anda di halaman 1dari 14

JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA

Volume VIII, No. 2, September 2009, halaman 173 - 186

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP


KEPUASAN PELANGGAN
(Studi pada Perumahan Sembungharjo Permai
Pengembang PT. Sindur Graha Tama)

Ariadi Wibowo
Universitas Diponegoro

Abstract

Product Quality in housing is qualified as low. This is indicated by complaints from the consum-
ers to their developers. Data from YLKI (Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia/ The
Indonesian Consumers Foundation) shows that there are lots of complaints received from the
housing consumers about the developers. There are also many housing consumers that sent
their complaints in mass media. Based on these facts, this research tries to answer the problem
of how to improve the consumers' satisfaction.
To answer the problem, a conceptual model with three variables is being established. The
variables are core product, extended product, and consumers' satisfaction. From the model,
two hypotheses are formulated. To test the hypotheses, data is collected by conducting inter-
views to 138 respondents who are the owner of the house in the Housing of Sembungharjo
Permai using questionnaires. Then, the data is analyzed with Multiple Regression Method.
The test result under the multiple regression method shows that all the two hypotheses is
statistically acceptable. It means that the housing consumers' satisfaction is affected by core
product and extended product of the housing.

Keywords : core product, extended product, consumers' satisfaction

PENDAHULUAN sekarang ini (Chu, 2002). Kepuasan


pelanggan dapat diberikan oleh perusahaan

S
ureshchandar et al (2002) mengatakan jika perusahaan terlebih dulu mengetahui apa
bahwa kualitas produk/jasa dan kepuasan yang menjadi harapan pelanggan terhadap
merupakan dua konsep inti dalam praktek produk atau jasa yang akan diberikan.
pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Perusahaan dapat meningkatkan kepuasan
Sivadas dan Prewitt (2000) bahwa bagai- pelanggan dengan memaksimumkan
manapun juga, pondasi dari konsep pemasa- pengalaman pelanggan yang menyenangkan
ran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan. dan meminimalkan pengalaman pelanggan
Mencapai kepuasan pelanggan adalah yang kurang menyenangkan.
tujuan akhir dari sebagian besar perusahaan Kepuasan pelanggan merupakan hal

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 173


Ariadi Wibowo

yang harus benar-benar dipertimbangkan sehingga memperlihatkan adanya perubahan


untuk loyalitas pelanggan dan memberikan pada respon dan tuntutan konsumen di
dorongan nyata untuk membantu dalam Indonesia terhadap mutu, harga, dan
merealisasikan tujuan akhir perusahaan pelayanan serta pengirimannya. Sebenarnya
secara ekonomis seperti keuntungan, pangsa sebelum krisis walaupun tidak begitu besar,
pasar, dan pengembalian investasi konsumen di Indonesia sudah menganut
(Sureshchandar et al, 2002). Dengan gaya hidup mewah sehingga saat krisis
memberikan kualitas yang tinggi maka terjadi hal ini memperlihatkan perubahan
harapan pelanggan dapat terpenuhi bahkan yang sangat besar dalam sikap konsumen
terlampaui. Jika pelanggan puas, akan terhadap suatu produk (Dharmmesta, 1999).
membuka kesempatan bagi pelanggan untuk Adanya kecenderungan sikap konsumen
memiliki hubungan lebih lanjut dengan untuk berubah telah memberikan perubahan
perusahaan dan memberikan peluang bagi pula dalam keputusan konsumen untuk
perusahaan untuk memperoleh pelanggan membeli suatu produk demikian juga dengan
yang loyal. Dengan kata lain bahwa segmen pasar dari suatu produk atau jasa
kepuasan pelanggan dapat menciptakan (Dharmmesta, 1999).
loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang Pengadaan perumahan bagi rakyat
memberikan kualitas memuaskan walaupun sampai saat ini masih menjadi permasalahan
peningkatan kepuasan pelanggan tidak besar bagi pemerintahan banyak negara,
selalu berdampak pada loyalitas pelanggan termasuk Indonesia. Untuk menata
(Gould, 1995). manajemen penyediaan perumahan
Para konsumen kebanyakan mengeluh pemerintah Indonesia telah menugaskan
tentang rendahnya kualitas produk Perum Perumnas.
perumahan. Hal ini dapat diketahui dari Di era pasar kompetitif global, aspek
banyaknya jumlah pengaduan yang diterima kualitas produk baik barang maupun jasa
oleh YLKI (Yayasan Perlindungan Konsumen menjadi hal yang menentukan tingkat daya
Indonesia). Data YLKI menyebutkan pada saing dalam merebut pasar (Tejasari, 2003).
tahun 1996 sampai tahun 2003 ada 5.797 Agar supaya perusahaan bisa berkembang
kasus diantaranya 1.023 (17,65%) dan paling tidak bertahan hidup (survive)
merupakan kasus pengaduan konsumen perusahaan harus mampu menghasilkan
perumahan. Pada tahun 1998 terdapat 283 produk yang kuaitasnya lebih baik, harganya
kasus pengaduan konsumen perumahan, lebih murah, promosinya lebih efektif,
tahun berikutnya menurun menjadi 196 penyerahan produknya lebih cepat dan
kasus, di tahun 2003 angkanya mengecil dengan pelayanan yang lebih baik apabila
menjadi 29 kasus pengaduan konsumen dibandingkan dengan para pesaingnya
perumahan. (Supranto, 1995).
Dalam kondisi perekonomian yang Untuk menciptakan pelanggan yang
normal, konsumen menuntut mutu baik, puas, salah satunya dapat dicapai dengan
harga terjangkau, pelayanan yang ramah dan memperhatikan kualitas produk dan jasa
penyerahan barang yang cepat. Sedangkan yang diterima oleh pelanggan (Anderson and
saat ini kondisi perekonomian tidak stabil Sullivan, 1993; Anderson, Fornell and

174 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kualitas Produk

Lehmann, 1994; Athanasssopoulus, 2000; dibelinya. Rumah merupakan produk inti


Cronin, Brady and Hult, 2000; Fornell et al, yang berupa bangunan fisik rumah itu sendiri.
1996; Parasuraman, Zeithaml and Berry, Extended product sebagai fasilitas
1998). pendukung dari sebuah produk inti.
Produk yang mempunyai kualitas tinggi Perumahan memiliki jalan yang lebar,
akan menjadi incaran konsumen untuk terdapat taman bermain, tempat ibadah,
memenuhi kebutuhannya. Tingkat kekritisan merupakan pendukung dari sebuah
konsumen terhadap produk yang digunakan perumahan yang menarik perhatian
dari waktu ke waktu semakin meningkat konsumen. Produk inti dan fasilitas
khususnya pada era pasar global yang penunjang untuk produk rumah menjadi satu
menjadikan kualitas produk merupakan hal kesatuan ikatan yang tidak mungkin
utama yang diperhatikan konsumen dalam dipisahkan.
menentukan pilihan produk yang akan Jalan yang sempit menjadi masalah
digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. kalau ada tamu yang memarkir mobil didepan
Meningkatnya intensitas persaingan juga rumah kemudian ada mobil lain dari warga
menuntut setiap perusahaan untuk selalu yang mau lewat tidak bisa. Faktor pendukung
memperhatikan kebutuhan dan keinginan perumahan harus benar-benar menjadi
konsumen serta berusaha memenuhi apa perhatian khusus bagi konsumen yang
yang mereka harapkan dengan cara yang membeli rumah.
lebih memuaskan dari pada yang dilakukan Salah satu produk yang ada dipasaran
para pesaing. Hal ini menjadi dasar pemikiran dan menarik perhatian bagi penulis adalah
perusahaan untuk tetap menjaga kesetiaan produk perumahan Sembungharjo Permai
konsumennya dalam segala perubahan yang dimana pengembangnya PT. Sindur Graha
terjadi, sehingga mereka tidak berpaling pada Tama Semarang. Perumahan Sembungharjo
produk – produk yang lain. Permai merupakan kawasan pemukiman
Kualitas suatu produk merupakan hal dimana terdapat berbagai jenis tipe ; tipe 21,
yang paling penting dalam pembangunan tipe 27, tipe 36, dan Ruko yang semuanya
suatu perumahan. Produk yang berkualitas telah habis terjual dan 80% sudah
akan menguntungkan kedua belah pihak berpenghuni.
antara pengembang dan konsumen. Banyak PT. Sindur Graha Tama yang
para pengembang perumahan yang kurang merupakan pengembang dari perumahan
memperhatikan kualitas suatu produk sembungharjo permai menyediakan tempat
semata-mata hanya untuk mengejar untuk menampung kritik dari para konsumen
keuntungan yang besar. yang membeli rumah. Di Tiap-tiap kantor
Inti Produk atau core product pemasaran disediakan kotak yang
merupakan bagian dimana produk tersebut menampung kritik tertulis dari para
memberi manfaat yang tepat bagi konsumen. konsumen. Banyak juga konsumen yang
Dalam sebuah pembelian rumah konsumen merasa kurang puas terhadap bangunan
selalu ingin mendapatkan produk yang rumahnya menyampaikan keluhannya lewat
berkualitas dan selalu ingin mendapatkan telephone langsung.
fasilitas yang lengkap di perumahan yang Berdasarkan uraian diatas maka

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 175


Ariadi Wibowo

masalah yang dirumuskan dalam penelitian adalah kenyamanan maka kepuasan akan
ini adalah bagaimana meningkatkan datang apabila pelayanan yang diperoleh
kepuasan konsumen. benar-benar nyaman (Tjiptono, 1997).
Menurut Tse dan Wilton (1988) bahwa
TELAAH PUSTAKA, IDENTIFIKASI kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan
KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN adalah sebagai respon konsumen terhadap
MODEL EMPIRIS evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan
antar harapan sebelumnya dan kinerja aktual
Telaah Pustaka Kepuasan Pelanggan produk setelah pemakaiannya. Selama dan
Menurut Schnaars (1991), pada setelah menggunakan produk atau jasa,
dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah pelanggan mengembangkan perasaan puas
untuk menciptakan para pelanggan yang atau tidak puas, dengan kata lain satisfaction
merasa puas. Terciptanya kepuasan adalah pilihan setelah evaluasi penilaian dari
konsumen dapat memberikan manfaat, di sebuah transaksi yang spesifik.
antaranya hubungan antara perusahaan dan Cronin dan Taylor (1992) mengatakan
pelanggan menjadi harmonis, memberikan satisfaction dapat diperkirakan langsung
dasar yang baik bagi pembelian ulang dan sebagai overall feeling, dan pelanggan
terciptanya loyalitas pelanggan, dan memiliki ide mengenai bagaimana produk
membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke atau jasa dibandingkan dengan sebuah
mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan norma ideal.
bagi perusahaan (Tjiptono, 1994). Bearden dan Teel (1986) mengatakan
Sebelum mengkonsumsi jasa tertentu, bahwa kepuasan konsumen harus mendapat
sebenarnya pelanggan telah memiliki perhatian utama dan kepuasan konsumen
harapan tertentu terhadap jasa yang akan penting bagai pemasar mengingat kepuasan
dikonsumsi. Harapan merupakan standar merupakan determinan utama terhadap
yang digunakan pelanggan untuk menilai pembelian jasa, dalam hal ini kepuasan
kualitas jasa yang akan dialami (Lovelock dan dibangun oleh tiga dimensi, yaitu : (1)
Wright, 2002). Perasaan puas dengan layanan yang
Wilkie (1990) dalam Tjiptono (1997) didapatkan, (2) Merekomendasikan kepada
mendefinisikan kepuasan sebagai suatu orang lain, dan (3) Ketidakinginan berpindah
tanggapan emosional pada evaluasi terhadap ke penyedia jasa lain
pengalaman konsumsi suatu produk atau Persepsi yang paling utama bagi
jasa. Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan adalah kepuasan fisik dan mutu,
pelanggan yang merasa mendapatkan value kepuasan konsumen merupakan determinan
dari produsen atau penyedia jasa. Value ini yang signifikan dari pengulangan pembelian,
bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem informasi dari mulut ke mulut yang positif dan
atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau kesetiaan pelanggan, kepuasan konsumen
pelanggan mengatakan bahwa value adalah akan mempengaruhi intensitas perilaku untuk
produk yang berkualitas, maka kepuasan membeli jasa dari penyedia jasa yang sama.
terjadi kalau pelanggan mendapatkan produk Sedangkan menurut Zeithaml dan
yang berkualitas. Kalau value bagi pelanggan Bitner (2003: 86) kepuasan pelanggan

176 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kualitas Produk

adalah evaluasi pelanggan terhadap produk sesungguhnya dalam dunia bisnis bukanlah
atau jasa yang diterima apakah sesuai kualitas namun persepsi mengenai kualitas
dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. (Kertajaya, 1999).
Kegagalan untuk mempertemukan Faktor yang sering digunakan dalam
kebutuhan-kebutuhan dan harapan yang mengevaluasi kepuasan terhadap suatu
diasumsikan sebagai ketidakpuasan dengan produk manufaktur (Garvin dalam Lovelock,
produk atau jasa. Lebih lanjut dikatakan 1994; Peppard dan Rowland, 1995;
bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh Tjiptono1997) antara lain meliputi:
ciri-ciri produk atau jasa secara spesifik dan 1. Kinerja (performance) karakteristik
oleh persepsi terhadap kualitas. operasi pokok dari produk inti (core
Sedangkan menurut Kotler (2000: 36) product) yang dibeli.
kepuasan adalah perasaan seseorang 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan
mengenai kesenangan atau kecewa dari (features), yaitu karakteristik sekunder
hasil perbandingan kinerja produk atau atau pelengkap.
layanan yang diterima dengan harapan. 3. Keandalan (realiability), yaitu
Apakah pelanggan puas setelah pembelian kemungkinan kecil akan mengalami
tergantung pada kinerja tawaran sehubungan kerusakan atau gagal dipakai.
dengan harapan pelanggan. Kepuasan 4. Kesesuaian dengan spesifikasi
merupakan fungsi dari persepsi atau kesan (conformance to specifications), yaitu
atas kinerja dan harapan. Harapan dari sejauh mana karakteristik desain dan
pelanggan dipengaruhi oleh pengalaman operasi memenuhi standar-standar yang
pembelian mereka sebelumnya, nasihat telah ditetapkan sebelumnya.
teman dan kolega, dan janji ataupun 5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan
informasi pemasar dan para pesaingnya. berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan.
Kualitas Core Product 6. Serviceability, meliputi kecepatan,
Produk utama atau inti (core benefit), kompetensi, kenyamanan, mudah
yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan direparasi, serta penanganan keluhan
dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari yang memuaskan.
setiap produk. Dalam bisnis perhotelan, 7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap
manfaat utama yang dibeli para tamu adalah panca indera.
istirahat dan tidur (Tjiptono, 1997 p.96). 8. Kualitas yang dipersepsikan
Dari masing-masing produk tertentu (perveceived quality), yaitu citra dan
saja ada perbedaan baik dalam hal gaya, reputasi produk serta tanggung jawab
rasa, penampilan dan atribut lain yang bisa perusahaan terhadapnya.
dilihat dan dirasakan. Kualitas sendiri dalam Perencana produk perlu membedakan
abstraksi mudah dipahami tapi secara khusus produk menjadi tiga tingkat yaitu pertama,
agak sulit untuk diuraikan. Jadi dalam hal ini produk inti. Produk inti merupakan jawaban
lebih tepat untuk menyebutkan kualitas atas apakah yang sebenarnya dibeli oleh
dengan suatu persepsi mengenai kualitas itu, konsumen? Atau manfaat inti yang diperoleh
karena kualitas adalah realitas dan penentu konsumen kalau mereka membeli sebuah

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 177


Ariadi Wibowo

produk. Contohnya produk sabun mandi membuka pikiran mereka kepada para
memiliki manfaat inti sebagai pembersih pelanggannya mengenai suatu produk,
badan dari kotoran dan bau keringat. Kedua, mereka dapat membuka kesempatan untuk
perencana produk mengembangkan sebuah menempatkan penawaran mereka dalam
produk aktual di sekeliling produk inti. Produk berbagai cara yang mereka maupun
aktual (produk formal) memiliki karakteristik pesaingnya tidak mungkin (MacMillan dan
seperti tingkat mutu, ciri, gaya, nama merek, McGrath, 1997: p.134).
dan kemasan. Contoh produk sabun mandi Nowlis dan Simonson (1997:p.211)
Dettol memiliki ciri sebagai produk sabun mengemukakan bahwa para konsumen
mandi kesehatan. Ketiga, perencana produk mempunyai banyak pilihan pada banyak
mengembangkan produk tambahan merek namun dengan adanya kualitas
(augmented product) yaitu dengan produk yang baik maka konsumen dapat
menawarkan layanan dan manfaat tambahan tertarik membeli produk tersebut. Usaha
kepada konsumen. dalam memenuhi selera dan kebutuhan
Perusahaan yang berhasil menambah- konsumen akan produk, sedapat mungkin
kan manfaat pada tawaran mereka, bukan menghindari kualitas produk yang rendah.
saja memuaskan pelanggan tetapi juga Kualitas produk yang rendah merupakan
menyenangkan pelanggan. Contohnya adalah salah satu faktor penghambat perusahaan
ketika konsumen membeli produk, maka untuk maju dan mengurangi keuntungan
disertai layanan purna jual seperti garansi (Haransky, 2000: p.32).
produk dan pelayanan perbaikan (Endraswati, Berdasarkan tingkatan (level) produk
2007). dapat dibagi menjadi lima tingkatan yaitu
(Kotler, 1994, p.432) :
H1 = Kualitas core produk berpengaruh
1. Produk inti, yang menawarkan manfaat
positif terhadap kepuasan konsumen
atau kegunaan utama yang dibutuhkan
konsumen.
Kualitas Extended Product
2. Produk generik, yang mencerminkan
Produk pelengkap (augmented
versi dasar (fungsional) dari suatu
produk), yakni berbagai atribut produk yang
produk.
dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat
3. Produk yang diharapkan, yaitu
layanan, sehingga dapat memberikan
sekumpulan atribut dan kondisi yang
tambahan kepuasan dan bisa dibedakan
diharapkan konsumen pada saat
dengan produk pesaing. Misalnya, hotel bisa
membeli.
menambahkan fasilitas TV, Shampo,
4. Produk tambahan, yaitu memberikan
pelayanan kamar yang baik, dan lain-lain
jasa dan manfaat tambahan sehingga
(Tjiptono, 1997, p.96).
membedakan penawaran perusahaan
Storey dan Easingwood (1998)
dan penawaran perusahaan asing.
mengemukakan bahwa pembelian sebuah
5. Produk potensial, yaitu segala tambahan
produk tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas
dan transformasi pada produk yang
itu sendiri juga oleh beberapa faktor seperti
mungkin dilakukan di masa yang akan
ketersedian fasilitas, keandalan, keamanan,
datang.
dan pelayanan. Sehingga bila perusahaan

178 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kualitas Produk

J.M. Juran (dalam Tjiptono, 1995, p.24) Lantai keramik, (6) Air artetis, dan (7) Cat
mendefinisikan kualitas memiliki dua aspek awet.
utama yaitu:
1. Ciri-ciri produk yang memenuhi Identifikasi Kualitas Extended Product
permintaan pelanggan, kualitas yang Indikator kualitas extended produk yang
lebih tinggi memungkinkan perusahaan ada pada PT. Sindur Graha Tama terhadap
meningkatkan kepuasan pelanggan, Perumahan Sembungharjo Permai adalah :
membuat produk laku terjual, dapat (1) Jalan yang lebar, (2) Tempat ibadah, (3)
bersaing dengan pesaing, meningkatkan Taman bermain, (4) Lapangan olah raga, (5)
pangsa pasar dan volume penjualan Penerangan jalan, (6) Tempat Pembuangan
serta dapat dijual dengan harga yang Akhir (TPA), dan (7) Selokan / saluran
lebih tinggi. pembuangan.
2. Bebas dari kekurangan
Kualitas yang tinggi menyebabkan METODE PENELITIAN
perusahaan dapat mengurangi tingkat
kesalahan, mengurangi pengerjaan Populasi dan Sampel
kembali dan pemborosan, mengurangi Pada penelitian ini populasi yang
ketidakpuasan pelanggan, mengurangi diamati adalah para konsumen yang membeli
inspeksi, mengurangi waktu pengiriman produk perumahan Sembungharjo Permai
produk kepasar, meningkatkan hasil dan milik pengembang PT. Sindur Graha Tama
kapasitas, dan memperbaiki kinerja yang berjumlah 210 orang.
penyampaian produk atau jasa. Untuk menentukan jumlah sampel yang
akan digunakan sebagai sumber informasi
H2 = Kualitas extended produk berpenga-
dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin
ruh positif terhadap kepuasan konsumen.
(Supramono, 2004):
IDENTIFIKASI KEBIJAKAN
N
n
Identifikasi Kepuasan Konsumen 1  N ( moe ) 2
Indikator kepuasan konsumen yang
ada pada PT. Sindur Graha Tama terhadap
Keterangan :
Perumahan Sembungharjo Permai meliputi
n = Jumlah sampel
: (1) Merasa senang, (2) Tidak komplain, dan
N = populasi
(3) Menceritakan hal-hal positif.
moe = margin of error max yaitu tingkat
kesalahan maksimal yang masih
Identifikasi Kualitas Core Product
dapat ditoleransi, yaitu 5%
Indikator kualitas core produk yang ada
pada PT. Sindur Graha Tama terhadap
Dengan menggunakan rumus diatas,
Perumahan Sembungharjo Permai meliputi
maka sampel penelitian ini adalah :
: (1) Kusen, (2) Dinding yang kuat, (3)
Fondasi yang kuat, (4) Atap anti bocor, (5)

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 179


Ariadi Wibowo

N pengaruh masing masing variable bebas


n yang digunakan secara parsial ataupun
1  N moe 
2

secara bersama sama.


210
n

1  210 X 0.05 2  ANALISIS DATA
n  137.7.6  138 Untuk menguji pengaruh variable
kualitas core product dan kualitas extended
product terhadap kepuasan pelanggan uji
Adapun teknik pengambilan sampel regresi berganda. Adapun hasil uji regresi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berganda disajikan dalam Tabel 1.
Stratified Random Sampling. Adapun yang Berdasarkan data yang disajikan dalam
digunakan sebagai dasar stratifikasi adalah Tabel maka dapat dibangun sebuah model
tipe perumahan yang ada di perumahan persamaan regresi seperti di bawah ini.
Sembungharjo Permai. Kemudian sampel
diambil secara proporsional untuk masing- Y = 0.301 Kualitas Core Product + 0.555
masing tipe perumahan dengan harapan Kualitas Extended Product
agar tiap-tiap tipe perumahan dapat terwakili.
Berdasarkan hasil yang diperoleh
Metode Pengumpulan Data dalam uji regresi berganda yang disajikan
Metode pengumpulan data yang dalam Tabel 1 maka dapat diuraikan sebagai
digunakan dalam penelitian ini adalah melalui berikut:
wawancara dengan menggunakan kuesioner. a. Nilai koefisien regresi untuk variabel
kualitas core product (X1) adalah sebesar
Teknik Analisis 0.301, hal ini menunjukkan bahwa
Pada penelitian ini, teknik analisa data kualitas core product berpengaruh positif
yang dilakukan dengan menggunakan teknik terhadap kepuasan pemilik rumah di
analisis regresi untuk mengolah dan Perumahan Sembungharjo Permai,
membahas data yang telah diperoleh dan artinya jika kualitas core product
untuk menguji hipotesis yang diajukan. ditingkatkan maka kepuasan pemilik
Teknik analisis regresi dipilih untuk digunakan rumah di Perumahan Sembungharjo
pada penelitian ini karena teknik ini dapat Permai juga akan meningkat.
menyimpulkan secara langsung mengenai

Tabel 1
Hasil Uji Regresi Berganda

Variabel Koef.Regresi t hitung Sign


Kualitas Core Product 0.301 4.706 0.000
Kualitas Extended 0.555 8.660 0.000
Product
Sumber : Data primer yang diolah, 2009

180 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kualitas Produk

b. Nilai koefisien regresi untuk variabel Hipotesis Kedua


kualitas extended product (X2) adalah Dari hasil pengujian statistik yang
sebesar 0.555, hal ini menunjukkan disajikan pada Tabel 1 diketahui bahwa nilai
bahwa kualitas extended product thitung dari variabel kualitas extended product
berpengaruh positif terhadap kepuasan (X2) adalah 8.660 dengan probability
pemilik rumah di Perumahan Sembung- significancy 0.000 (< 0.05) maka H0 ditolak
harjo Permai, artinya jika kualitas dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
extended product ditingkatkan maka bahwa variabel kualitas extended product
kepuasan pemilik rumah di Perumahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Sembungharjo Permai juga akan kepuasan pelanggan.
meningkat.
Uji Kelayakan Model
Uji Hipotesis Uji ini dilakukan untuk melihat apakah
Untuk menguji hipotesis pada penelitian model yang dianalisis memiliki tingkat
ini, digunakan statistik t. Statistik t digunakan kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-
untuk melakukan uji signifikansi harga variabel yang digunakan model mampu untuk
koefisien untuk masing-masing variabel menjelaskan fenomena yang dianalisis.
independent sehingga dapat diketahui Adapun indikator yang digunakan dalam
variabel independent mana yang memiliki penilaian kelayakan model adalah :
pengaruh nyata terhadap variabel dependent.
Tabel 1
Hasil Uji Regresi Berganda

Variabel Koef.Regresi t hitung Sign


Kualitas Core Product 0.301 4.706 0.000
Kualitas Extended 0.555 8.660 0.000
Product
Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Hipotesis Pertama a. Uji Anova


Dari hasil pengujian statistik yang Output anova yang dihasilkan dari uji
disajikan pada Tabel 1 diketahui bahwa nilai regresi ganda diperoleh nilai F hitung =
thitung dari variabel kualitas core product (X1) 74.216 dengan tingkat signifikansi = 0.000
adalah 4.706 dengan probability significancy (< 0.05) sehingga dapat dimaknai bahwa
0.000 (< 0.05) maka H 0 ditolak dan H a semua variabel independent (kualitas core
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa product dan extended product) yang
variabel kualitas core product berpengaruh digunakan dalam model secara bersama-
positif dan signifikan terhadap kepuasan sama dapat menjelaskan variabel
pelanggan. dependentnya (kepuasan pelanggan).

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 181


Ariadi Wibowo

b. Goodness of Fit Kesimpulan Atas Hipotesis


Goodness of fit dari model yang H1 : Kualitas core product berpengaruh
dikembangkan dianalisis dengan positif terhadap kepuasan pelanggan
mengamati koefisien determinasinya. H2 : Kualitas extended product ber-
Koefisien ini digunakan menggambarkan pengaruh positif terhadap kepuasan
kemampuan model menjelaskan variasi pelanggan
yang terjadi dalam variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Koefisien determinasi ditunjukkan oleh kualitas core product dan kualitas extended
angka R square dalam model summary product berpengaruh positif dan signifikan
yang dihasilkan oleh program.
Tabel 3
Koefisien Determinasi Uji Regresi Ganda

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .724a .524 .517 3.277
a. Predictors: (Constant), Kualitas Extended Produk,
Kualitas Core Produk
b. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan

Sumber : Data primer yang diolah, 2009

Dengan pertimbangan bahwa terhadap kepuasan pelanggan. Hasil


penggunaan nilai R square pada uji regresi penelitian ini memperkuat pendapat yang
ganda terdapat beberapa kelemahan maka disampaikan oleh Reeves dan Bednar (1994)
analisis goodness of fit dilakukan dengan bahwa ketika produk sudah berada dipasar
melihat nilai Adjusted R square. Model ini maka seharusnya kualitas produk diukur dan
menghasilkan nilai Adjusted R square = 0.517 dievaluasi dari kacamata konsumen, bukan
atau 51.7%, artinya kedua variabel kacamata manajemen atau perusahaan,
independen (kualitas core product dan artinya jika konsumen merasa puas dengan
extended product) mampu mejelaskan 51.7% produk yang dikonsumsinya maka produk
variasi yang terjadi dalam kepuasan tersebut dapat dinyatakan memiliki kualitas
pelanggan, sementara variasi lainnya yang baik. Pendapat Naser et al (1999) juga
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diperkuat dengan hasil penelitian ini bahwa
dicakupkan dalam model ini. kepuasan pelanggan sangat tergantung pada
bagaimana tingkat kualitas produk yang
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ditawarkan. Hasil penelitian ini juga sejalan
KEBIJAKAN dengan pendapat yang disampaikan oleh

182 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kualitas Produk

Endraswati (2007) bahwa kepuasan Implikasi Teoritis


pelanggan ditentukan oleh kinerja / manfaat Model yang dikembangkan dalam
inti yang diperoleh konsumen jika merekan penelitian ini didasarkan pada hasil-hasil
membeli sebuah produk. Lebih jauh, dalam penelitian terdahulu dan teori-teori yang
penelitian Endraswati (2007) juga menunjukkan adanya pengaruh kualitas core
menunjukkan bahwa perusahaan dapat product dan kualitas extended product
memuaskan pelanggan dan menyenangkan terhadap kepuasan pelanggan. Dengan
pelanggan apabila perencana produk tidak adanya hasil penelitian ini tentu saja semakin
hanya dapat memberikan core product yang memperkuat hasil penelitian terdahulu serta
berkualitas tetapi juga mampu memberikan teori-teori yang mendasarinya. Adapun
extended product yang berkualitas pula. implikasi teoritis dari hasil penelitian ini
disajikan dalam Tabel 4 berikut ini.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 183


Ariadi Wibowo

Implikasi Manajerial pengaruh yang lebih besar yang ditunjukkan


Berdasarkan hasil pengujian hipotesis oleh nilai koefisien regresi sebesar 0.555
yang diajukan dalam penelitian ini, dapat yang kemudian diikuti oleh pengaruh kualitas
dibuktikan bahwa kualitas core product dan core product terhadap kepuasan pelanggan
kualitas extended product memiliki pengaruh dengan koefisien regresi sebesar 0.301. Atas
positif dan signifikan terhadap kepuasan dasar hasil analisis tersebut maka
pelanggan. Dari kedua variabel yang diuji perumusan implikasi manajerial difokuskan
pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan, pada peningkatan kualitas extended product
variabel kualitas extended product memiliki dan core product.

Tabel 5
Implikasi Manajerial Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Melalui
Variabel Kualitas Extended Product

Indikator Rencana Tindakan


 Memperhatikan kualitas bahan pembuatan jalan missal saja
jika material jalan dari paving maka menggunakan paving
dengan ketebalan 10 cm agar jalan tidak mudah ambles
Jalan
 Memperhatikan kualitas pemasangan paving agar paving
tidak mudah lepas dan tidak bergelombang
 Segera mmeperbaiki jalan yang rusak
 Menyesuaikan luas tempat ibadah dengan jumlah
Tempat ibadah perumahan yang dibangun agar tempat ibadah tidak terlalu
kecil
 Memperhatikan luas taman bermain untuk memberikan
keleluasaan untuk anak-anak bermain
Taman main  Memperhatikan letak / posisi taman agar tidak dekat dengan
lalu lintas jalan untuk menjamin keamanan misalnya diujung
perumahan
 Memperhatikan luas dan kuantitas tempat olah raga yang
Tempat olah raga
disesuaikan dengan jumlah perumahan yang dibangun
 Memasang penerangan jalan tiap radius 10 meter
Penerangan jalan
 Segera mengganti peralatan penerangan yang rusak
 Menempatkan TPA jauh dari perumahan warga agar tidak
menimbulkan bau
TPA
 Memanajemen dengan baik pengelolaan TPA meliputi
waktu dan frekuensi pengambilan
 Membuat selokan tertutup agar terlihat rapi dan memperluas
jalan
Selokan
 Ukuran selokan disesuaikan dengan kapasitas air yang
dialirkan sehingga tidak mudah meluber ke jalan
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2009

184 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Pengaruh Kualitas Produk

Tabel 6
Implikasi Manajerial Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Melalui
Variabel Kualitas Core Product

Indikator Rencana Tindakan


 Menggunakan kayu yang berkualitas seperti bengkirai agar
kusen kuat, tidak melengkung, dan tidak keropos
Kusen  Memperhatikan ketebalan kusen sesuai peruntukannya,
misal untuk kuda-kuda menggunakan kusen yang lebih
besar dan tebal
 Memperhatikan kualitas campuran antara pasir dan semen
Dinding melalui komposisi yang seimbang, missal untuk rumah tipe
21 paling tidak menggunakan semen 20 – 25 sak.
 Memperhatikan jenis tanahnya sehingga kedalaman
fondasi dapat ditentukan dengan baik, missal untuk tanah
Fondasi
dengan karakter bergerak kedalaman fondasi kurang lebih
3 meter dengan menggunakan batu cor
 Memperhatikan kualitas kerpus
Atap
 Penataan kerpus agar rapi dan kuat
 Menggunakan lantai yang berkualitas (KW 1) agar lantai
Lantai tidak mudah pecah, warnanya mengkilat, dan jika dipasang
siku
 Memperhatikan kualitas air artetis
Air
 Menjamin ketersediaan air dengan akses air PAM
 Menggunakan cat berkualitas agar diperoleh warna yang
tidak cepat pudar dan tidak mudah mengelupas
 menggunakan cat yang disesuaikan dengan peruntukannya
Cat
missal untuk dinding luar ruang menggunakan cat eksterior
agar tidak berjamur dan untuk dinding dalam ruang
menggunakan cat interior
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2009

Keterbatasan Penelitian objek penelitian yang lebih luas misalnya


Adapun keterbatasan yang ditemukan responden Perumahan di Kota
dalam penelitian ini meliputi : Semarang.
1. Nilai Adjusted R Square yang diperoleh 3. H as il p en el i t i an i ni t i da k da pa t
dalam penelitian ini hanya 51.7% artinya digeneralisasikan untuk kasus di luar
masih terdapat 48.3% variabel lain yang industri perumahan karena penelitian ini
belum dicakupkan dalam model hanya menggunakan responden
penelitian. perumahan.
2. Keterbatasan mengenai objek penelitian
yang hanya menggunakan responden Agenda Penelitian Yang Akan Datang
Perumahan Sembungharjo Permai Menambahkan variabel harga untuk
sehingga penelitian lanjutan dapat secara bersama-sama diuji pengaruhnya
dilaksanakan dengan menggunakan terhadap kepuasan pelanggan.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 185


Ariadi Wibowo

DAFTAR PUSTAKA Hair, Joseph F et al. 1995. Multivariate Data


Analysis With Reading, Fourth
Edition. Prentice Hall Inc.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Haransky Lane. 2000. “The Effect of
Praktek. Jakarta: Rineka Ilmu. Perceived Hedonic Quality on Product
Appealingness”. International
Bearden and Teel. 1986. Creating Value for
Journal of Human Interaction.
Customers, John Wiley and Sons Inc.
Kotler, P and G Armstrong. 2001. Prinsip-
Cavero, Sandar, Javier Cebollada and Vicente
Prinsip Pemasaran. Jilid satu. Edisi
Salas. 1998. “Price Formation in Kedelapan. Erlangga Jakarta.
Channels of Distribution with Differen-
stiation Product : Theory and Empirical Kertajaya, Hermawan. dkk. 1999. Consumer
Evidence”, International Journal of Behavior in the Economic Crisis and
Research in Marketing. p. 427-441. Its Implication for Marketing Strategy.
Kelola. No. 18. Edisi Kedelapan. hlm.
Cronin, Joseph and Stevem A Taylor. 1992.
104-136.
“Reconciling Performance Based a
Perception Minus Expectations Kinnear and taylor. 1987. “Differentiation or
Neasurement of Service Quality”, Salince”. Journal of Advertising
Journal of Marketing, Vol. 58. Research. p. 7 -14.

Emory, William C and Donald R Cooper. Kotler, P. 1996. Marketing Management An


1991. Business Research Methods Asian Perspective, New Jersey.
4th Edition, New York : Dryden Press. Prentice Hall.

Endraswati. 2007. “Mutu Produk, Nilai dan Kotler, P. 1998. Manajemen Pemasaran,
Kepuasan Pelanggan dalam Panda- Analisis, Perencanaan, Imple-
ngan Islam”. Marketing Mix Extra. mentasi dan Kontrol. Prenhalindo
Jakarta. Jakarta.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Peneli- Lovelock Christopher. 1988. Managing


tian Manajemen. Edisi Kedua. BP Service : Marketing, Operation and
UNDIP. Human Resources. London:
Prentice Hall International Inc.
Filippini, Luigi. 1999. “Leafrogging in Vertical
Product Differention Model”. Inter- Tse, David K and PC Wilton. 1988. “Model
national Journal of Economics of Consumer satisfaction Formation: An
Business, p. 29-39. Extention”. Journal of Marketing.
Vol. XXV. p. 204-212.
Fornell, C Johnson, MD Anderson, EW Cha dan
Bryant BE. 1996. “The American
Customer Satisfaction Index = Nature,
Purposes, and Findings”. Journal of
Marketing. Vol. 60.

186 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai