Anda di halaman 1dari 3

Para Pihak dalam Perjanjian Terapeutik

Dalam pengertian perjanjian terapeutik di atas, disebutkan bahwa objek perjanjian


terapeutik adalah pelayanan medis atau upaya penyembuhan. Menurut Permenkes RI No.
585/Men.Kes/Per/IX/1989 menyebutkan bahwa pelayanan medis/tindakan medis adalah
tindakan yang dilakukan terhadap pasien yang berupa tindakan diagnostik atau teurapeutik.
Dari batasan itu dapat dipahami bahwa :

1. Tindakan medis yang berupa diagnostik dan terapeutik itu adalah tindakan yang hanya
dapat dilakukan oleh tenaga medis dalam hal ini meliputi dokter, bidan dan perawat
2. Tindakan itu dilakukan terhadap pasien.

Untuk mengetahui lebih jelas mengetahui para pihak yang terlibat dalam suatu
transaksi/perjanjian terapeutik, dapat dilihat pada uraian berikut:

a) Dokter, merupakan salah satu tenaga medis yang dapat diambil sebagai pihak
yang melakukan atau melaksanakan pelayanan kesehatan. Pengertian dokter
dapat dilihat pada ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran, yaitu “Dokter dan dokter gigi adalah dokter,
dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang
diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundangundangan”.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 52 Tahun 1996
tentang tenaga kesehatan menyebutkan bahwa tenaga kesehatan bahwa dokter
merupakan salah satu tenaga kesehatan, maka dapat disimpulkan bahwa dokter
sebagai pengemban profesi adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
b) Pasien, adalah merupakan orang sakit yang dirawat oleh dokter dan tenaga
kesehatan lainnya ditempat praktek atau rumah sakit. Pasien adalah
merupakan orang yang menjadi fokus ataupun sasaran dalam usaha-usaha
penyembuSebagai subjek hukum pasien mempunyai hak dan kewajiban yang harus
dipahami baik oleh pasien, dokter maupun rumah sakit sebagai salah satu
tempat diselenggarakannya profesi kedokteran demi tercapainya tujuan upaya
kesehatan.
c) Rumah sakit, dapat diartikan sebagai sarana pelayanan kesehatan. Selain itu,
rumah sakit juga dapat merupakan suatu tempat bagi tenaga medik berkumpul
atau lokasi konsentrasi berbagai tenaga ahli atau padat karya dan juga
merupakan lembaga padat moral, padat teknologi dan padat waktu.
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan medis atau juga pelayanan
kesehatan, sebagaimana meunurut Somers yang dikutip dalam buku A. Azwar
dengan judul “Standar Pelayanan Medis”, bahwa untuk terselenggaranya
pelayanan medis yang baik, banyak syarat yang harus dipenuhi, mencakup 8
(delapan) hal pokok, yaitu tersedia (available), wajar (appropriate),
berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable), dapat dicapai
(accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient), dan bermutu
(quality).
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan. Selain pelayanan kesehatan istilah
lain dari pelayanan kedokteran adalah pelayanan medis, merupakan pelayanan
yang mencakup semua upaya dan kegiatan berupa pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif), peningkatan (promotif), dan pemulihan (rehabilitatif)
kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan individual anatara para ahli
di bidang kedokteran dengan individu yang membutuhkannya.81
Layanan Kesehatan terdiri dari beberapa jenis pelayanan, baik berupa
pelayanan rawat inap (hospitalization) dan juga pelayanan rawat jalan
(ambulatory services). Pelayanan rawat jalan mempunyai arti yang lebih
penting daripada pelayanan rawat inap. Sesuai dengan perkembangan yang
terjadi, maka saaat ini terdapat berbagai bentuk perawatan rawat jalan. Menurut
Feste (Tengker, 1991 : 33-34), dalam buku Veronika Komalawati yang berjudul
“Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik” bahwa pelayanan
rawat jalan dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu: 81
1) Pelayanan Rawat Jalan Klinik Rumah sakit. Bentuk pelayanan rawat
jalan ini diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya dengan rumah
sakit (hospital based ambulatory cars), yang terdiri dari : Pelayanan
gawat darurat (emergency services), Pelayanan rawat jalan peripurna
(comprehensive hospital outpatient services), pelayana rujukan
(referral services), pelayanan bedah jalan (ambulatory surgency
services).
2) Perawatan rawat jalan klinik mandiri. Bentuk perawatan jalan ini
diselenggarakan oleh klinik mandiri, yaitu yang tidak ada hubungan
organisatoris dengan rumah sakit (freestanding ambulatory centers).

Rawat jalan bertujuan untuk melakukan observasi, diagnosis, pengobatan


rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan pasien tersebut
dirawat inap, keuntunganya pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
menginap (opname).

Anda mungkin juga menyukai