Anda di halaman 1dari 4

BUKTI AUDIT

TUJUAN AUDITING

Tujuan umum auditing atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan kewajaran atas
laporan keuangan , dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi umum di
Indonesia. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap
unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.

ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung didalam komponen laporan


laporan keuangan . pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit. untuk lebih
jelasnya diumpamakan bahwa didalam laporan keuangan suatu perusahaan disajikan terdapat
hutang dagang sebesar Rp. 100.000, disini manajemen ketika akan menyajikan atau melaporkan
hutang dagang tersebut, manajemen akan membuat asersi eksplisit, seperti, menghitung jumlah
hutang dagang dengan benar, sebesar Rp. 100.000. Dan manajemen juga akan membuat asersi
implisit, seperti, memang benar hutang dagang yang dilaporkan atau disajikan tersebut milik
perusahaan.

Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklasifikasikan


berdasarkan penggolongan besar berikut ini:

a. Asersi keberadaan atau keterjadian


Asersi ini meliputi aktiva yang memiliki bentuk fisik dan juga aktiva yang tidak
memiliki bentuk fisik, aktiva yang memiliki bentuk fisik seperti persediaan, sedangkan
aktiva yang tidak memiliki bentuk fisik seperti piutang. contoh perusahaan memiliki hutang
dagang sebesar Rp. 100.000, nah dari hutang dagang yang diklaim oleh perusahaan  tersebut,
asersi keberadaan dan keterjadian ini berkaitan dengan apakah hutang tersebut memang
ada pada tanggal tersebut dan apakah pencatatan atas hutang terjadi selama periode
tersebut.
b. Asersi Kelengkapan
Untuk menjelaskan asersi ini, contoh sebelumnya bahwa perusahaan memiliki hutang
dagang sebesar Rp. 100.000, asersi ini berkaitan dengan apakah hutang dagang tersebut
sudah meliputi semua hutang dagang yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.

c. Asersi Hak dan Kewajiban


Seperti contoh diatas bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp. 100.000,
disini perusahaan tidak memiliki hak apapun, melainkan memiliki kewajiban untuk
membayar hutang dagang sebesar Rp.100.000 tersebut.

d. Asersi Penilaian atau Alokasi


Dari contoh diatas, bahwa perusahaan memiliki hutang dagang sebesar Rp.100.000,
asersi ini berkaitan dengan apakah hutang dagang sebesar Rp. 100.000 tersebut telah
dicantumkan dengan jumlah yang benar atau tepat didalam laporan keuangan.

e. Asersi Penyajian dan Pengungkapan


Untuk menjelaskan asersi ini, sekali lagi ambil contoh diatas bahwa perusahaan memiliki
hutang dagang sebesar Rp. 100.000, asersi penyajian dan pengungkapan ini berkaitan
dengan penggolongan, pengungkapan, dan penguraian, oleh karena itu, ketika perusahaan
mengklaim memiliki hutang dagang seperti yang dicontohkan, maka dalam laporan
keuanganpun harus digolongkan sebagai hutang jangka pendek, berbeda jika hutang
dagang tersebut digolongkan sebagai hutang jangka panjang, maka akan terjadi salah saji.

ASERSI MANAJEMEN DAN TUJUAN AUDIT


Tujuan Audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan
keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip
akuntansi. Tujuan umum audit merupakan titik awal untuk mengembangkan tujuan khusus audit.
Nah dibawah ini ada HUBUNGAN ASERSI MANAJEMEN DAN TUJUAN AUDIT
(MULYADI)

Asersi Manajemen Tujuan Umum Audit


Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada
tanggal tertentu, dan transaksi pendapatan dan
biaya terjadi dalam periode tertentu.
Kelengkapan Semua transaksi dan akun yang seharusnya
telah disajikan dalam laporan keuangan.
Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan utang adalah
keewajiban entitas pada tanggal tertentu.
Penilaian atau alokasi Komponen aktiva, kewajiban, pendapatan,
dan biaya telah disajikan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang semestinya
Penyajian dan pengungkapan Komponen tertentu laporan keuangan telah
digolongkan, digambarkan, dan diungkapkan
secara semestinya.

Asersi Manajemen Tujuan khusus audit terhadap kas


Keberadaan atau keterjadian Kas dibank, dana kas kecil, kas yangbelum
disetor ke bank, dan unsur kas lain yang
disajikan sebagai kas dalam neraca ada pada
tanggal neraca.
Kelengkapan Kas yang disajikan dalam neraca mencakup
semua dana kasa kecil, kas yang belum
disetor ke bank, dan semua kas yangada di
tangan, serta saldo kasyang ada di bankyang
tidak dibatasi pemakaiannya.
Hak dan Kewajiban Semua unsur yang dimasukkan ke dalam kas
dimilki oleh entitas pada tanggal neraca.
Penilaian atau alokasi Semua unsur yang termasuk dalam kas telah
dijumlah secara benar.
Kas di tangan telah dihitung dengan benar.
Kas di bank telah direkonsiliasi dengan
catatan akuntansi.
Penyajian dan pengungkapan Semua unsur yang dimasukkan ke dalam kas
tidak dibatasi penggunaannya dan disediakan
untuk operasi entitas.

TIPE BUKTI AUDIT


Menurut Mulyadi (2002), tipe bukti audit dapat digolongkan menjadi dua golongan:
1. Tipe data akuntansi:
a. Pengendalian intern
Semakin kuat pengendalian intern, semakin sedikit bukti audit yang harus dikumpulkan sebagai
dasar pernyataan pendapat auditor. Jika pengendalian auditor lemah, auditor harus
mengumpulkan jumlah bukti audit yang lebih banyak.
b. Catatan Akuntansi
Keandalan catatan akuntansi sebagai bukti audit tergantung pada pengendalian intern yang
diterapkan dalam penyelenggaraan catatan akuntansi tersebut.
2. Tipe informasi penguat, terdiri atas:
1) Bukti fisik adalah bukti audit yang diperoleh dengan cara inspeksi atau
perhitungan aktiva berwujud. Tipe bukti ini pada umumnya dikumpulkan oleh auditor
dalam pemeriksaan terhadap sediaan dan kas.
2) Bukti dokumenter dibuat dari kertas bertuliskan huruf dan atau angka atau
simbol-simbol yang lain. Bukti dokumenter dibagi menjadi tiga golongan:
 Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas yang dikirimkan langsung
kepada auditor.
 Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar yang bebas yang disimpan dalam arsip klien.
 Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien.
3) Bukti lisan adalah jawaban lisan yang diperoleh dari permintaan keterangan. Keterangan
yang diminta oleh auditor akan meliputi masalah-masalah yang sangat luas, seperti
kebijakan akuntansi, lokasi catatan dan dokumen, alasan penggunaan prinsip akuntansi
yang tidak berterima umum, kemungkinan pengumpulan piutang usaha yang sudah lama
tidak tertagih, dan kemungkinan adanya utang bersyarat.
4) Perbandingan dan ratio ini dikumpulkan oleh auditor pada awal audit untuk membantu
penentuan objek audit yang memerlukan penyelidikan yang mendalam dan
diperiksa kembali pada akhir audit untuk menguatkan kesimpulan-kesimpulan yang
dibuat atas dasar bukti-bukti lain.
5) Bukti dari spesialis. Beberapa contoh tipe masalah yang kemungkinan menurut
pertimbangan auditor memerlukan pekerjaan spesialis meliputi, namun tidak terbatas
pada hal-hal berikut:
 Penilaian (misalnya karya seni, obat-obatan khusus, dan restricted securities).
 Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kualitas yang tersedia atau
kondisi (misalnya, cadangan mineral atau tumpukan bahan baku yang ada di gudang).
 Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus
(misalnya, beberapa perhitungan actuarial).
 Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya, pengaruh
potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak atas property).

Anda mungkin juga menyukai