Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO

UANG DAN BANK

DOSEN PENGAMPU:

DISUSUN OLEH :

CUT NOVI RAMADHANI 7193142010

SALSABILLA AMELIA ZAIN 7191142012

SHINTA MARITO SILALAHI 7193342001

FAKULTAS EKONOMI

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TA .2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugasa makalah
matakuliah Hukum Bisnis yang berjudul “BANK DAN UANG” ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 10 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Pengertian Merger.........................................................................................................................4
B. Jenis-jenis Merger.........................................................................................................................5
C. Proses Merger.................................................................................................................................5
D. Contoh kasus Merger....................................................................................................................7
E. Persyaratan Menggunakan Merger.............................................................................................8
F. Regulasi Merger............................................................................................................................8
G. Pengertian Akuisisi....................................................................................................................... 9
H. Jenis-jenis Akuisisi.....................................................................................................................10
I. Proses menggunakan Akuisisi...................................................................................................12
J. Contoh kasus Akuisisi................................................................................................................13
K. Persyaratan dalam menggunakan Akuisisi...............................................................................14
L. Alasan membuat Merger dan Akuisisi terhadap Hukum........................................................15
M. Prosedur-prosedur Merger dan Akuisisi...................................................................................17
N. Dasar-dasar Hukum Merger dan Akuisisi serta Relevansinya terhadap Hukum.................19
O. Kelebihan,kekurangan Merger dan Akuisisi............................................................................20
BAB III PENUTUP......................................................................................................................23
A. Kesimpulan..................................................................................................................................23
B. Saran.............................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas yang mengatur bidang sistem pembayaran
di Indonesia telah mencanangkan Grand Desain Upaya Peningkatan Penggunaan
Pembayaran NonTunai atau sering disebut dengan Toward a Less Cash Society
(LCS). Perkembangan transaksi pembayaran menuju Less Cash Society merupakan
arah perubahan yang tidak dapat dihindari. Transaksi dengan pembayaran uang secara
fisik sudah mulai digantikan oleh sistem pembayaran non tunai. Dengan keuntungan
yang diperoleh negara melalui penghematan biaya transaksi, diharapkan adanya
kecenderungan arah perubahan transaksi tunai menuju transaksi non tunai. Less cash
society dapat didefinisikan sebagai budaya atau tren yang berkembang di masyarakat
dalam melakukan transaksi pembayaran menggunakan media pembayaran non tunai.
(Van Hove, 2006:21).
Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong
perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktivitas dan
kemakmuran.
Lembaga perbankan berperan dalam lalu lintas uang dan surat-surat berharga dalam
perekonomian. Pada umumnya Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
adalah menerima simpanan, giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank dikenal juga sebagai
tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu,
bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, atau menerima segala bentuk
pembayarab seperti pembayaran listrik, telepon.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian uang dan bank ?
2. Apa sejarah dari uang ?
3. Apa saja fungsi uang ?

1
4. Apa saja syarat uang ?
5. Apa saja jenis uang ?
6. Apa Faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang?
7. Apa itu Penawaran Uang ?
8. Apa saja teori nilai uang ?
9. Bagaimana hakekat suku bunga bank indonesia?
10. Apa pengertian jumlah uang beredar ?
11. Bagaimana Mekanisme Jumlah Uang Beredar (JUB)  ?
12. Apa Pengendalian Jumlah Uang Beredar (JUB) ?
13. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB) ?
14. Bagaimana kurva ISLM ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untu memberikan informasi mengenai UANG dan
BANK

2
BAB II
PEMBAHASAN

HAKEKAT UANG
A. Pengertian Uang
 Uang adalah segala sesuatu yang diterima atau dipercaya masyarakat sebagai alat
pembayaran atau transaksi.
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern,
uang di definisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat
pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran. Suatu barang dapat berfungsi sebagai uang barang apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Dapat diterima oleh umum.
b. Jumlahnya sedikit (langkah)
c. Sangat disukai
d. Tahan lama
Uang barang mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
a. Apabila dipecah atau dibagi nilainya menjadi sangat merosot.
b. Umumnya tidak tahan lama
c. Nilainya tidak tetap
d. Sukar di simpan dalam jumlah banyak
B. Sejarah Uang
Pada jaman dahulu, jual beli dilakukan dengan sistem barter. Barter adalah perdagangan
yang dilakukan dengan cara tukar menukar barang, setelah barter orang mulai menggunakan alat
pembayaran yang disepakati.
Sebelum menggunakan uang, orang menggunakan barang yang tertentu sebagai alat
pembayaran, misalnya kulit kerang, mutiara, batu permata, tembaga, emas, perak , manik-manik,
dan gigi binatang.

3
Pada zaman modern uang digunakan sebagai alat pembayaran. dengan menggunakan uang,
manusia berusaha memenuhi kebutuhannya.
C. Fungsi Uang
Fungsi uang dapat dibedakan menjadi fungsi asli dan fungsi turunan.
1. Fungsi Asli
a. Fungsi sebagai alat penukar (medium of exchange)
Seorang nelayan yang menginginkan pakaian, tidak perlu menukarkan ikannya dengan
pakaian secara langsung. Nelayan tersebut dapat menjual ikannya terlebih dahulu kemudian uang
hasil penjualan ika itu digunakan untuk membeli pakaian. Apabila belum ada uang, Nelayan
akan kesulitan menemukan orang yang bersedia menukarkan pakaiannya dengan ikan.
b. Fungsi sebagai satuan hitung (unit of account)
Untuk menyatakan berat suatu barang, kita dapat menggunakan satuan gram, satuan meter untuk
menyatakan satuan panjang suatu barang/benda, satuan menit untuk menyatakan waktu, dan
untuk menyatakan nilai suatu barang/ jasa digunakan satuan uang. Misalnya nilai dari sebuah
pulpen seharga  Rp 2.000,-.
2. Fungsi Turunan
a. Uang sebagai alat pembayaran
Fungsi uang sebagai alat penukar berbeda dengan fungsi uang sebagai alat pembayaran. Apa
bedanya uang berfungsi sebagai alat penukar dan sebagai alat pembayaran ??
Uang berfungsi sebagai alat penukar bila pembayaran uang tersebut diikuti dengan penerimaan
barang atau jasa dari pihak yang menerima pembayaran uang.
Misalnya, seseorang menggunakan uang untuk membeli barang atau jasa. Oleh karena itu, orang
yang membayar dengan uang tersebut akan menerima imbalan berupa diterimanya barang atau
jasa.
b. Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Apabila kita mempunyai uang berarti kita mempunyai kekayaan. Contohnya : untuk bekal ke
sekolah, kita tidak harus selalu membawa makanan dan minuman dari rumah, tetapi cukup
dengan membawa uang. Uang tersebut dapat digunakan untuk membeli makanan dan minuman
di kantin. Contoh lain : untuk pergi ke sekolah, kita tidak perlu membawa ban sepeda sebagai
ban cadangan, tetapi cukup dengan membawa uang. Sewaktu ban sepeda kita pecah di tengah
jalan, kita bisa membeli ban sepeda untuk mengganti ban yang pecah.

4
Dengan mempunyai uang berarti kita mempunyai kekayaan. Uang dapat digunakan sebagai alat
penimbun kekayaan
D. Syarat-syarat uang
Uang mempunyai peranan yang sangat tinggi terhadap jalannya roda perekenomian suatu
bangsa, oleh karena itu uang harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. Diterima dan dipercaya oleh umum.
b. Memiliki nilai stabil
c. Ada jaminan dari pemerintah.
d. Terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak.
e. Mudah disimpan.
E. Jenis – Jenis Uang
Berdasarkan jenisnya, uang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu uang kartal dan uang giral.
a. Uang Kartal
Uang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pembayaran yang sah
berdasarkan undang-undang yang berlaku merupakan uang kartal.
Contoh :
a. Uang kartal Negara.
b. Uang kartal bank

b. Uang Giral
Uang giral dapat diartikan tagihan atau rekening di bank yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran yang sah.
Contoh :
a. Cek
b. Bilyet Giro
c. Telegrafic Transfer

Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang
tanda (token money)

5
a. Uang Penuh (full bodied money)
 Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut
sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum
sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari
emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
b. Uang Tanda (token money)
  Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas
uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain
nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang
Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.

Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas. 
a. Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perak karena
kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali,
sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil
tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan
untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata
uang.
b. Uang kertas
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas
dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan
UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang
dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai
kertas). 
F. Faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang
a. Permintaan Uang
Permintaan uang diartikan sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Menurut John
Maynard Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan uang tunai oleh masyarakat.
Ketiga motif tersebut yaitu:
1.Motif Transaksi (Transaction motive)

6
2.Motif Berjaga-jaga (Precautionary motive)
3.Motif Spekulasi (Specualtive motive)
Untuk dapat memahami secara lebih mudah tentang ketiga motif tersebut berikut ini akan
diuraikan satu persatu
1. Permintaan uang untuk transaksi (transaction demand)
Terkait dengan fungsi uang sebagai alat tukar, kita menggunakan uang untuk membeli
barang dan jasa atau untuk membayar tagihan. Permintaan uang untuk transaksi memiliki
hubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan naik, maka permintaan uang untuk
keperluan bertransaksi juga meningkat.
2. Permintaan uang untuk berjaga-jaga (precautionary demand)
Permintaan terhadap uang bisa saja karena orang ingin berjaga-jaga terhadap suatu peristiwa
yang tidak dikehendaki seperti sakit, kecelakaan, kebanjiran dan kebakaran. Permintaan uang
untuk berjaga-jaga juga memiliki hubungan positif dengan pendapatan.
3. Permintaan uang untuk spekulasi (speculative demand)
Spekulasi berarti melakukan sesuatu tindakan atas dasar ramalan perubahan nilai harta di
masa depan. Jika seorang spekulan meramalkan bahwa harga rumah, nilai saham, atau harga
emas akan meningkat dimasa depan, mereka akan membeli rumah, saham, atau emas, dan bukan
menyimpan uang. Jadi, dalam hal ini spekulan berharap bahwa mereka akan mendapatkan
keuntungan dari peningkatan harga rumah, saham, atau emas di masa depan. Ini tentu dengan
sendirinya mengurangi permintaan uang.
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah sebagai berikut.
1.Besar-kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
2. Cepat atau lambatnya laju peredaran uang. Kecepatan peredaran uang dipengaruhi oleh faktor
berikut.
a. kebiasaan pembayaran konsumen, apakah tunai atau angsuran, sebab ini akan berpengaruh
terhadap jumlah uang yang diminta pada saat ini atausaat mendatang.
b. Frekuensi pembayaran pendapatan
c. Praktik-praktik bank, hal ini berkaitan dengan keluar masuknya uang melalui bank.
d. Keadaan psikologi masyarakat dalam menggunakan uangnya.
3. Motif-motif masyarakat dalam memiliki uang.
H. Penawaran Uang

7
Penaran uang lebih populer dinyatakan dengan istilah jumlah uang yang beredar. Dalam
laporan data statistik, jumlah uang beredar biasanya dilambangkan dengan huruf M. Dissini ada
beberapa definisi yang berbeda mengenai jumlah uang yang beredar tergantung dari tingkat
likuiditasnya. Pada umumnya uang beredar didefinisikan sebagai berikut.
M1 adalah uang kertas dan logam (kartal) ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran
(uang giral/ demand deposit)
M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum.
M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga keuangan bukan bank.
Secara sederhana penawaran uang atau jumlah uang yang beredar terdiri atas uang logam,
uang kertas, simpanan giro, deposito berjangka, berbagai macam tabungan, dan rekening valuta
asing milik swasta domestik. Penawaran uang dipengaruhi oleh pemerintah dengan berbagai
kebijakan yang ditetapkan. Lembaga yang biasanya bertanggungjawab mengatur dan
menjalankan kebijakan khususnya kebijakan moneter adalah bank sentral.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut.
1.Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang beredar. Semakin rendah
tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang beredar.
2.Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang beredar karena semakin
sering melakukan transaksi.
3.Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang beredar.
4.Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang beredar
dibanding di pedesaan.
5.Struktur ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri peredaran
uang lebih cepat dan lebih banyak.
6.Penguasaan IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan lebih cepat uang
beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang sederhana.
7.Globalisasi industri di lingkungan dunia usaha. Semakin global dan arus modal ekonomi
antarnegara yang semakin meningkat, uang yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-
transaksi internasional dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran.
I. Teori nilai uang
A. Teori barang

8
1.   Teori logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya dibuat
dari logam yang bernilai tinggi. Teori ini dipelopori oleh Adam Smith.
2.   Teori nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan
masyarakat akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang.

B. Teori nominalisme
1.   Teori perjanjian (konvensi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya perjanjian
untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. Pelopor teori ini adalah Thomas Aquinas.
2.   Teori kebiasaan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena kebiasaan masyarakat
menggunakan benda tertentu dalam pertukaran.
3.   Teori kenegaraan, yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya ketetapan dari pemerintah
dalam pertukaran.
4.   Teori tuntutan (klaim), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena ada tuntutan terhadap
barang-barang yang dihasilkan masyarakat. Pelopor teori ini adalah J. S. Mill.
5.   Teori realisme (fungsi), yaitu uang diterima oleh masyarakat karena adanya penilaian terhadap
uang yang dapat memudahkan pertukaran. Pelopor teori ini adalah David Hume.
C. Teori internal
Teori ini didasarkan pada kemampuan uang untuk ditukarkan dengan sejumlah barang/jasa
tertentu. Dalam ekonomi moneter teori ini disebut juga Teori permintaan uang. Teori internal ini
meliputi :
1. Teori kuantitas  (quantity  theory ) menyatakan bahwa nilai uang tergantung pada jumlah uang
yang beredar dalam masyarakat. Semakin banyak uang yang beredar semakin tinggi harga
barang, dan sebaliknya. Hal tersebut dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut :

M= k . P
Keterangan:
M (mone )        =         Jumlah uang yang beredar
k (konstanta)    =         Perbandingan konstan
P (price)           =         Harga barang

2. Teori transaksi (e change equation)

9
Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher yang berpendapat bahwa nilai uang tergantung pada
jumlah uang yang beredar, kecepatan uang beredar (berpindah tangan), dan jumlah barang yang
diperdagangkan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

M.V=P.T
Keterangan:
M (mone )                               =          Jumlah uang yang beredar
V (velocit  of circulation)        =          Kecepatan peredaran uang
P (price)                                   =          Harga barang
T (transaction of goods)          =          Jumlah barang yang diperdagangkan

3. Teori persediaan kas (cash balance theory )


Teori ini dikemukakan oleh Alfred Marshall yang menyatakan bahwa nilai uang tergantung pada
jumlah uang yang disimpan untuk persediaan kas dari sebagian pendapatan masyarakat.
Persediaan kas tergantung pada jumlah pendapatan dan tingkat suku bunga di pasar. Secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

M=k.P.Y
Keterangan:
M (mone )       =         Jumlah uang yang beredar
k (koefisien)    =         Jumlah uang untuk persediaan kas
P (price)           =         Harga barang
Y (income)      =         Pendapatan

10
HAKEKAT SUKU BUNGA
A. Hakikat Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate)
1. Pengertian Suku Bunga Bank Indonesia
Suku bunga bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang tetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
Suku bunga bank Indonesia diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap rapat
Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan bank
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga pasar uang antar bank overnight (PUAB O/N). pergerakan di suku
bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain
dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan Suku bunga atau dengan
kata lain BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan,
sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan Suku bunga atau BI Rate apabila inflasi kedepan
diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan
Suku bunga bank dapat diartikan sebagai balasa jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya, bunga
juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayarakan kepada nasabah (nasabah yang
memiliki simpanan) dengan yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank (nasabah yang
memperoleh pinjaman). Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang
diberikan kepada nasabah yaitu;
a. Bunga simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan
uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harganya harus dibayar bank kepada nasabahnya.
Sebagai contoh giro, bunga tabungan dan deposito.
b. Bunga pinjaman
Bunga yang diberikan kepada peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah
peminjam kepada bank. Sebagai contoh kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen
utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang
harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang

11
diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka
secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian sebaliknya. Hubungan
antara Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) dengan perbankan, dimana BI Rate diambil dari
sisi pembiayaan BI Rate rendah akan memicu penurunan tingkat suku bunga, sehingga margin
bank syariah akan semakin kompetitif. Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang
diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga bagi banl juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank (nasabah yang memperoleh

JUMLAH UANG BEREDAR

A. Pengertian Jumlah Uang Beredar (JUB)


Jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah uang yang beredar dalam sebuah
perekonomian. Secara sempit uang beredar terdiri dari uang kartal dan deposito yang dapat
digunakan sebagai alat tukar.
Jumlah uang beredar dalam artian sempit ini disebut dengan M1. Pengertian uang
beredar secara luas dinamakan M2 dan M3 adalah M1 ditambah tabungan dan simpanan
berjangka lain yang jangkanya lebih pendek termasuk rekening pasar uang dari pinjaman
semalam antar bank (bank overweight). Sedangkan yang dimaksud dengan M3 adalah M2
ditambah komponen-komponen lainnya terutama sertifitikat deposito. Uang beredar dalam artian
luas disebut juga dengan uang kuasi (quasy money).  Di dalam konteks perekonomian negara
maju seperti USA, China, dll definisi jumlah uang yang beredar memiliki perbedaan dengan
definisi dalam konteks perekonomian negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Namun
setidak-tidaknya  ada dua definisi jumlah beredar yang banyak dipakai, baik di negara maju
maupun Negara Sedang Berkembang.
B. Pengendalian Jumlah Uang Beredar (JUB)
Pengendalian terhadap JUB, merupakan kebijakan yang sangat esensial berkaitan dengan
perekonomian suatu negara. Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) dan Departemen
Keuangan, merupakan ‘aktor’ utama yang bertanggung jawab terhadap JUB di Indonesia.

12
Namun demikian, kebijakan pemerintah dalam mengendalikan JUB ini tidak terlepas dari
pelaku-pelaku lain dalam proses penciptaan uang beredar, yaitu: (Boediono, 1993, hal: 85)
a.  bank-bank umum (atau sektor perbankan), dan
b.  masyarakat umum
   
  Jumlah uang beredar, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas, senantiasa
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ia bisa membesar (ekspansif) atau mengecil
(kontraktif), hal ini tergantung dari kebutuhan perekonomian. Tujuan pengendalian uang beredar
ini tidak lain adalah untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional yang sifatnya stabil dan
tidak terlampau tinggi.  JUB yang terlalu besar, seperti pernah terjadi pada tahun 80-an, yaitu
ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi perbankan 1983 dan ditambah dengan
kebijakan deregulasi 1988 (Pakto 1988), dampaknya juga tidak baik terhadap perekonomian
jangka panjang. Kebijakan uang longgar (easy money) ketika itu, telah mengakibatkan aktivitas
konomi yang terlampau tinggi (overheated), yang cenderung mendorong laju inflasi. Untuk
mengurangi JUB ketika itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dikenal dengan "gebrakan
Sumarlin". Dalam rangka absorpsi rupiah tersebut oleh Bank Indonesia, pemerintah menaikkan
tingkat suku bunga deposito sampai 24% per tahun. Dan hal ini memang terbukti ampuh dalam
mengurangi JUB.
C. Mekanisme Jumlah Uang Beredar (JUB)  
1.  Bank Sentral
Menurut UU No.3 tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga Negara yang mempunyai
wewenang untuk memgeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu Negara, merumuskan dan
malaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort.
Bank Sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia sdalah lembaga Negara
yang independent dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
pemerintah atau pihak lain, yang tujuannya adalah untuk mencpai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah.
Tugas Bank Indonesia
1.      Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2.      Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

13
3.      Mengatur dan mengawasi bank
2.      Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum
yang utama antara lain :
1.      Menghimpin dana dar masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, dan
tabungan
2.      Memberikan kredit
3.      Menerbitkan surat pengakuan  utang
4.      Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan bank itu
sendiri
5.      Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan atau
dengan pihak ketiga
6.      Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, dan
7.      Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga
yang tidak tercatat di bursa efek.
3.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensiaonal atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu :
1.      Menerima simpanan berupa giro
2.      Mengikuti kliring
3.      Melakukan kegiatan valuta asing
4.      Melakukan kegiatan perasuransian
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR, yaitu :
1.      Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito
2.      Memberikan pinjaman kepada masyarakat
3.      Menyediakan pembiayaan dan  penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
Dalam istilah moneter, uang dikenal dalam beberapa istilah yakni :

14
1.      Uang Kartal, biasanya disimbolkan dengan huruf C, yakni uang kertas dan logam yang
dikeluarkan oleh bank sentral
2.      Uang Giral, biasanya disimbolkan dengan huruf D, adalah simpanan sector swasta
domestic pada Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) yang setiap saat dapat ditarik dan dapat
ditukarkan dengan uang kartal sebesar nominalnya.
3.      Uang Kuasi, yang disimbolkan dengan huruf T, yakni simpanan milik swasta domestic
pada BPUG yang dapat berfungsi sebagai uang, tapi untuk sementara waktu kehilangan
fungsinya sebagai alat tukar menukar.
Yang termasuk uang ini adalah deposito berjangka rupiah dan valuta asing, simpanan lainnya
dalam bentuk valuta asing.
Dalam sisi penawaran, yang mempengaruhi jumlah penawaran uang adalah
1.      Uang Primer, yang secara umum dapat dikendalika oleh bank sentral.
2.      Angka pengganda uang (money multiplier), yang dalam kurun waktu tertentuakan stabil
dan dapat diperkirakan berdasarkan data empiris.
Dengan kedua kondisi seperti itu, maka jumlah uang yang beredar atau ditawarkan dapat diatur
oleh bank sentral melalui pengaturan uang primernya.
Yang dimaksud dengan Uang Primer adalah :
1.    Uang Kartal (C)
2.    Simpanan giro milik swasta domestik
3.    Alat-alat likuid yang dimiliki BPUG, berupa kas BPUG dan simpanan giro BPUG pada bank
sentral (R= reserve)
Uang Primer merupakan variable moneter yang cukup penting karena fungsinya sebagai
indicator bagi kebijakan moneter terhadap perekonomian. Alasnnya adalah :
1.      Adanya teori moneter yang memasukkan uang primer sebagai salah satu mata rantai yang
memiliki dampak bagi besarnya pendapatan, output produksi, dan harga
2.      Uang primer merupakan variable yang relative dapat dikendalikan oleh bank sentral.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB)


Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dasar terciptanya uang beredar adalah karena
adanya uang inti atau uang primer. Dengan demikian, besarnya uang beredar ini sangat

15
dipengaruhi oleh besarnya uang inti yang tersedia. Sedangkan besarnya uang inti ini dipengaruhi
oleh empat faktor, yaitu: (Boediono, 1993, hal: 97)
1.   Keadaan neraca pembayaran (surplus atau defisit);
Apabila neraca pembayaran mengalami surplus, berarti ada devisa yang masuk ke dalam negara,
hal ini berarti ada penambahan jumlah uang beredar. Demikian pula sebaliknya, jika neraca
pembayaran mengalami defisit, berarti ada pengurangan terhadap devisa negara. Hal ini berari
ada pengurangan terhadap jumlah uang beredar.
2.   Keadaan APBN (surplus atau defisit);
Apabila pemerintah mengalami defisit dalam APBN, maka pemerintah dapat mencetak uang
baru. Hal ini berarti ada penambahan dalam jumlah uang beredar. Demikian sebaliknya, jika
APBN negara mengalami surplus, maka sebagian uang beredar masuk ke dalam kas negara.
Sehingga jumlah uang beredar semakin kecil.
3.   Perubahan kredit langsung Bank Indonesia;
Sebagai penguasa moneter, Bank Indonesia tidak saja dapat memberikan kredit kepada bank-
bank umum, tetapi BI juga dapat memberikan kredit langsung kepada lembaga-lembaga
pemerintah yang lain seperti Pertamina, dan badan usaha milik negara (BUMN) lainnya.
Perubahan besarnya kredit langsung ini akan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah uang
beredar.
4.   Perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia.
Sebagai banker’s bank, BI dapat memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank umum. Sebagai
contoh, ketika terjadi krisis ekonomi sejak tahun 1997 lalu, BI memberikan kredit likuiditas
dalam rangka mengatasi krisis likuiditas bank-bank umum, yang jumlahnya mencapai ratusan
trilyun rupiah. Hal ini berdampak pada melonjaknya jumlah uang beredar.
Di samping itu, adanya pinjaman luar negeri, kebijakan tarif pajak, juga dapat mempengaruhi
besar kecilnya jumlah uang beredar.
E. Berbagai Kebijakan Pemerintah dalam Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar (JUB)
Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan pemerintah (Bank Indonesia
dan Departemen Keuangan) dalam mengendalikan jumlah uang beredar, yaitu:
a.       kebijakan moneter; dan
b.      fiskal.

16
Kebijakan Moneter
    Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yang
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.       Kebijakan moneter kuantitatif , yang meliputi:
a.       Poltik Pasar Terbuka
    BI mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara jual beli surat-surat berharga. BI
mempunyai instrumen yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Apabila jumlah uang beredar dalam
masyarakat terlalu besar, maka BI dapat menjual SBI kepada masyarakat (bank-bank umum).
Apabila bank umum membeli SBI artinya ada uang yang tersedot ke pemerintah (BI), yang
berarti jumlah uang beredar berkurang.
b.      Politk Diskonto dan bunga pinjaman.
    BI dapat membeli surat-surat berharga bank-bank umum yang tingkat likuiditasnya tinggi,
dengan tingkat diskonto yang telah ditetapkan oleh BI. BI juga bisa memberikan pinjaman
kepada bank-bank umum, yang artinya terjadi penambahan jumlah uang beredar. BI dapat juga
menaikkan bunga pinjaman kepada bank-bank umum, maka bank umum akan mengurangi
jumlah pinjamannya dari bank Indonesia.
c.       Politik merubah cadangan minimal bank-bank umum pada BI
    Setiap bank umum wajib mempunyai cadangan di BI dan jumlahnya ditetapkan oleh BI.
Istilahnya adalah reserve requirement. Apabila Bank Indonesia menaikkan tingkat cadangan
minimal bank-bank umum, katakanlah dari 10% menjadi 15%, maka hal ini akan mengurangi
jumlah uang beredar, karena semakin besarnya modal bank-bank umum yang harus disimpan di
BI.
2.      Kebijakan moneter kualitatif, yang meliputi:
a.       Pengawasan pinjaman secara selektif
    Bank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank umum, agar
bank-bank umum selektif dalam memberikan kredit kepada debitur.
b.      Pembujukan moral
    Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank-bank umum untuk
meminta langkah-langkah tertentu dalam rangka membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
diambil oleh pemerintah. Melalui pembujukan moral ini, bak\nk sentral dapat meminta bank-
bank umum untuk menambah atau mengurangi pinjaman di semua sektor atau hanya di sektor-

17
sektor tertentu saja. Ataupun membuat perubahan-perubahan tingkat bunga yang mereka
tetapkan.

18
KURVA ISLM

19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Uang
merupakan alat pembayaran yang sah. Dengan fungsi sebagai alat tukar, alat satuan hitung,
alat penimbun dan pemindah kekayaan serta pembayaran yang ditangguhkan. Uang juga
memiliki jenis yaitu uang kartal dan uang giral. Dan telah tersedia lembaga keuangan yang
menyediakan jasa untuk menyimpan uang. Penciptaan uang merupakan proses
memproduksi / menghasilkan uang baru. Uang tercipta saat bank memberikan kredit.
Pencetakkan uang dilakukan oleh PERUM PERURI. Bank merupakan lembaga yang
menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Jenis Bank yaitu
Bank Sentral dan Bank Umum. Bank Sentral bertugas mengatur peredaran uang dan
sebagainya. Sedangkan Bank Umum bertugas melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kebijakan moneter yaitu upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke
kondisi yang lebih baik dengan mengatur jumlah uang yang beredar.

B. Saran
Pada zaman yang sudah modern sekaran ini telah ada lembaga yang disediakan untuk tempat
dimana kita bisa menyimpan uang yang mungkin cukup besar nominalnya kita dapat
menggunakan Bank sebagai tempat kepercayaan kita menyimpan uang yang dimiliki. Namun
juga harus tetap waspada terhadap peredaran uang palsu yang mungkin terjadi.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank
https://sonyanovelisa.blogspot.com/2012/03/uang-bank-dan-penciptaan-uang-makalah.html
https://www.gurupendidikan.co.id/uang-ilmu-ekonomi/
https://www.dosenpendidikan.co.id/bank/
https://tirto.id/syarat-dan-cara-tukar-uang-rusak-di-bank-indonesia-ej9C

22

Anda mungkin juga menyukai