Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FISIKA

KESETIMBANGAN

XI MIPA I

Oleh :

Muhammad Ali Haji

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PERHENTIAN RAJA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Fisika yang bertemakan
“Kesetimbangan”

Penulis menyadari didalam makalah ini masih terdapat kelemahan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dan rekan-rekan sangat mengharapkan kritik, saran, dan
komentar yang bersifat membangun. Dan insya Allah dikemudiaan hari penulis dapat membuat
makalah yang lebih sempurna lagi.

Perhentian Raja, 12 November 2020

PENULIS
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. …………………………..


KATA PENGANTAR ……………………………………………… ………………………..
DAFTAR ISI …………………………………………………………. ………………………..
BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. ………………………………
1.1. Latar Belakang ………………………………………….. ……………………………
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………… ……………………………
1.3. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………….
BAB II TEORI TENTANG ALAT ………………………………………. ………………
2.1. pengertian kesetimbangan………… …………………………………………………
2.2. Syarat kesetimbangan…………………………………….. ……………………
2.3. Metode percobaan…………………………………………………………………

2.4 . Alat Dan Bahan……………………………………………………………

2.5. Prosedur kerja………………………………………………………………..

BAB III PEMBAHASAN ALAT………………………………………………………………

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………………….


. 4.1 Kesimpulan …………………………………………………… ……………………..
• 4.2 Saran ……………………………………………………………. …………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. …………………………….

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol. Kesetimbangan benda sangat penting untuk dipelajari karena banyak
sekali kegunaannya, antara dalam bidang teknik, bidan olahraga, dan terkadang juga bidang
medis. ( Pedoman Praktikum Fisika Dasar 1 , 2013:16)

Kesetimbangan merupakan konsep yang sangat erat kaitannya dengan kenyamanan hidup
manusia. Dalam tubuh manusia saja konsep kesetimbangan itu ada. Manusia bisa berjalan
dengan kesetimbangan biasa terjadi pada benda yang diam ( static ), contohnya semua bangunan
gedung, jembatan, pelabuhan. Benda yang bergerak lurus beraturan ( dinamik ) contohnya, gerak
meteor diruang hampa, gerak kereta api di luar kota, electron mengelilingi inti atom, bumi
mengelilingi matahari dan lain-lain.

Kesetimbangan pada sebuah benda partikel dapat dianggap sebagai suatu kesetimbangan
pada suatu titk. Partikel dianggap sebagai suatu benda yang diabaikan massanya, atau dianggap
sebagai titik materi. Semua gaya yang bekerja pada benda dianggap bekerja pada titik tersebut.
Syarat kesetimbangan statiknya jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan
nol.

1.2. Rumusan masalah

Bagaimanakah menentukan besarnya gaya-gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan


melalui percobaan.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah menentukan besarnya gaya-gaya yang bekerja
pada titik kesetimbangan melalui percobaa
BAB II

Teori Tentang Alat

2.1 Pengertian kesetimbangan


Benda-benda dalam pengalaman kita paling tidak memiliki satu gaya yang
bekerja pada mereka (gravitasi), dan jika benda-benda tersebut dalam keadaan diam,
maka pasti ada gaya lain yang juga bekerja sehingga gaya total menjadi nol. Sebuah
benda yang diam di atas meja, misalnya, mempunyai gaya yang bekerja padanya,
gaya gravitasi ke bawah dan gaya normal yang diberikan meja ke atas pada benda
tersebut. Karena gaya total nol, gaya ke atas yang diberikan oleh meja harus sama
besarnya dengan gaya gravitasi yang bekerja ke bawah. Benda seperti itu dikatakan
dalam keadaan setimbang (equilibrium: bahasa Latin untuk “gaya-gaya yang sama”
atau “kesetimbangan”) di bawah pengaruh kedua gaya ini. [ CITATION Gia01 \l 1033 ]

2.2 Syarat-syarat kesetimbangan


Agar sebuah benda diam, jumlah gaya yang bekerja padanya harus berjumlah
nol. Karena gaya merupakan vektor, komponen-komponen gaya total masing-masing
harus nol. Dengan demikian, syarat kesetimbangan adalah: [ CITATION Gia01 \l 1033 ]

F x =0 ,
⃗ F y =0, ⃗
⃗ F z =0 (3)

Agar sebuah benda tetap diam, maka torsi total yang bekerja padanya (dihitung
dari sumbu mana saja) harus nol. Sehingga syarat kesetimbangan adalah: [ CITATION
Gia01 \l 1033 ]

.∑ τ=0 (4)

Dengan demikian terdapat dua kondisi yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk
mencapai kesetimbangan. Kondisi pertama adalah pernyataan dari kesetimbangan
translasional: yang menyatakan bahwa percepatan linier dari pusat massa benda
haruslah nol ketika diamati dati kerangka acuan inersia. Kondisi yang kedua adalah
pernyataan tentang kesetimbangan rotasional dan menyatakan bahwa percepatan
sudut terhadap semua sumbu haruslah nol. Dalam kasus khusus kesetimbangan statis
merupakan keadaan benda beada dalam keadaan diam relatif terhadap pengamat dan
oleh karena itu tidak memiliki percepatan linear maupun percepatan sudut (yakni VPM
= 0 dan ω = 0 (Serway, 2009)

Kesetimbangan benda sangat penting untuk dipelajari karena banyak sekali


kegunaannya, antara lain dibidang teknik, bidang olahraga dan terkadang juga dalam
bidang medis. Kesetimbangan pada sebuah partikel dapat dianggap sebagai suatu
kesetimbangan pada suatu titik. Partikel dianggap sebagai satu benda yang dapat
diabaikan massanya atau dianggap bekerja pada titik tersebut.

Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan
sebagai suatu titik materi. Akibatnya, jika gaya bekerja pada partikel, titik tangkap gaya
berada tepat pada partikel-partikel tersebut. Oleh karena itu, partikel hanya mengalami
gerak translasi dan tidak mengalami gerak rotaso.

Suatu partikel dikatakan dalam keadaan setimbang apabila resultan gaya yang
berkerja pada partikel sama dengan nol.

∑F=0

Apabila partikel pada bidang xy, maka syarat kesetmbangan adalah resultan gaya pada
komponen sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.

∑Fx=0 dan ∑Fy=0

Berdasarkan hukum I Newton, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan
nol, maka percepatan benda menjadi no. Artinya bahwa partikel dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan tetap. Apabila partikel dalam keadaan diam disebut mengalami
kesetimbangan statis, sedangkan jika bergerak dengan kecepatan tetap disebut
kesetimbangan dinamis(Panduan praktikum Fisika Dasar 1.2015)
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya
atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada
dasarnya benda akan mengalami perubahan bentuk apabila di pengaruhi oleh suatu gaya atau
momen gaya. Namun,karena perubahannya sangat kecil,pengaruhnya terhadap
keseimbangan statis dapat di abaikan.  ( Tim Edukatif HTS.2013)

Jika ada gaya yang bekerja pada benda maka titik tangkap gaya tidak selalu beradadi
pusat massa benda. Benda yang mengalami keseimbangan rotasi resultan momen gaya sama
dengan nol,kecepatan sudut konstan, dan percepatan sudutnya sama dengan nol. Syarat
keseimbangan statik benda tegar yang terletak pada suatu bidang datar adalah resultan gaya
yang bekerja pada benda sama dengan nol dan resultan momen gaya sama dengan nol.

∑F=0

∑τ=0

Resultan momen gaya sama dengan nol. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh momen
gaya pada syarat keseimbangan benda tegar.(Wulandari,Yayan.2012)

Sebuah benda dalam keadaan keseimbangan statik jika tidak mengalami percepatan
translasi atau rotasi karena jumlah seluruh gaya-gaya dan seluruh momen yang bekerja
adalah nol. Namun,jika benda digeser sedikit, maka terdapat tiga kemungkinan sebagai
berikut.

a.         Benda kembali ke posisi asalnya ( Keseimbangan Stabil )

b.         Benda bergerak semakin jauh dari posisi asalnya ( Keseimbangan Tak Stabil )

c.         Benda tetap pada posisi barunya ( Keseimbangan Netral )

( Sarwanto dan Sufii Aida Rufaida. 2014)


Macam – macam kesetimbangan :

1. Kesetimbangan stabil

Kesetimbangan stabil adalah kesetimbangan benda yang mantap. Pada kesetimbangan

stabil jika suatu benda diberi gangguan lalu gangguan tersebut dihilangkan maka

benda akan kembali ke posisi semula.kesetimbangan stabil ditandai dengan naiknya

titik suatu benda diganggu.

2. Kesetimbangan labil

Kesetimbangan labil adalah kesetimbanagan benda yang jika gangguan dihilangkan,

benda tidak kembali ke kedudukan semula, tetapi mengalami perubahan kedudukan.

Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya titik berat suatu benda diganggu.

3. Keseimbangan indenferensi ( netral )

Kesetimbangan indenferensi adalah kesetimbangan benda yang jika pada benda


dilakukan gangguan, maka titik berat benda selalu terdapat dalam satu garis lurus.

Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak berubahnya ketinggian titik benda

walaupun ada gangguan pada benda.

(Anonim.2011)
2.3 Metode Percobaan

Alat dan Bahan

o   Statif

o   Dinamometer 3 N

o   Beban 30gram, 50 gram, 60 gram

o   Benang

o   Busur derajat

o   Kertas putih

Prosedur Kerja

a.       Dirakit statif dan dinamometer seperti pada gambar

b.      Diikat beban dengan benang dan dibuat simpul untuk nantinya diikatkan pada dinamometer

c.       Digantung beban paa dinamometer. Diperiksa beban dan dicatat pada tabel.

d.      Digeser dasar statif agar masing-masing dinamometer membentuk sudut ± 20o dengan garis
vertikal, diukur sudut a1 dan a2 dengan busur derajat dan dicatat hasilnya pada tabel.

e.       Dibaca besarnya F1 dan F2 pada masing-masing dinamometer dan dicatat hasilnya pada tabel.

f.       Diulangi langkah d dan c untuk sudut-sudut yang berbeda.

g.       Dilaporkan hasil percobaan yang dilakukan dan dibuat kesimpulan.


BAB III

PEMBAHASAN ALAT

Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda denagn resultan gaya dan momen gaya sama dengan
nol. Partikel adalah gaya benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan
sebagai suatu titik materi. Suatu partikel disebut dalam keadaan seimbang bila jumlah aljabar
gaya-gaya yang bekerja pada partikel sama dengan nol. Syarat kesetimbangan partikel adalah
F=0, jika pertikel terletak pada bidang xy maka syarat kesetimbangan adalah ∑Fx=0 dan ∑Fy=0.

Pada percobaan ini, kami melakukan pengukuran kesetimbangan benda yang memiliki beban 50
gram, 30 gram, dan 60 gram. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan sudut yang berbeda-
beda. Besarnya gaya yang bekerja pada benda diperoleh melalui pembacaan dynamometer yang
dipasang pada statif. Pada percobaan pertama dengan beban 30 gram dan sudut a=145 °
diperoleh hasil F1 dan F2 masing-masing 0,18 N. sehingga diperoleh F1 da F2 teori masing-
masing 0,2 N. persentase kesalahan F1 dan F2 adalah 11,11%.

Pada percobaan kedua, dengan massa 50 gram dan sudut a=145 ° didapat hasil F1 dan F2
praktek adalah 0,32N dan F1 dan F2 teori adalah 0,2 N, dan persentase kelasahannya adalah
30,5%. Pada percobaan ketiga, dengan massa 60 gram dan sudut a=145 ° diperoleh hasil F1 dan
F2 praktek masing-masing 0,38N. sehingga F1 dan F2 teori adalah 0,3N dengan persentase
kesalahan F1 dan F2 adalah 40,9%.

Pada percobaan kali ini kami melakukan kesalahan karena hasil yang didapat F1 ≠ F2.
Hal ini disebabkan karena ketidapastian posisi benda serta jarak antara tiang statif yang berbeda
sehingga sudut yang ditimbulkan berbeda. F teori berbeda dengan frakte karna pada eftiori hasil
yang dipoloreh mempunyai angka penting. Sedangkan pada praktik pengamat hanya dapat
melihat sampai satu angka penting sehingga tidak akurat. Hal ini dapat dibuktikan dengan
besarnya persen kesalahan.
BAB IV

Penutup

4.1 Kesimpulan

1. Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan momen
gaya sama dengan nol.
2. Hasil bagi setiap besarnya gaya dan sinus diseberangnya selalu bernilai sama.
3. Jika F1, F22, dan F3 setimbang, maka perlu berlaku persamaan berikut :

F1 F2 F3
= =
sin ∝1 sin∝ 2 sin ∝ 3

4.2 Saran

Diharapkan agar para peserta praktikum mampu mengerti dan memahami kesetimbangan.
Dan diharapkan juga agar praktikan kompak dalam kerja sama kelomopok dan bisa
menggunakan waktu sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka
Anonym. 2011. Macam-macam kesetimbangan.
https://fisika79.wordpress.com/2011/03/09/keseimbangan/. Diakses 20 Desember 2015

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Tim dosen. 2015. Panduan praktikum fisika dasar 1. Universitas Jambi

Sarwanto dan Sufii Aida Rufaida. 2014. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam.
Surakarta : Mediatama

Serway, Raymond A. dan Jewett, John W. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknika

Tim Edukatif HTS.2013.Modul Fisika Untuk SMA/MA.Surakarta:Hayati Tumbuh Subur

Wulandari,Yayan.2012.Rumus Saku Fisika SMA.Tangerang : Scientific Press

Anda mungkin juga menyukai