2a Gastritis
2a Gastritis
OLEH :
KELOMPOK 2A
NAMA KELOMPOK :
1. Ni Luh Erina 18.321.2892
2. Ni Luh Indah Suardewi 18.321.2893
3. Ni Luh Nyoman Dewi Meliani 18.321.2894
4. Ni Luh Putri Rahayu 18.321.2895
Puja dan puji syukur yang tiada terhingga penulis haturkan kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan karunia-Nya, karya tulis yang
berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gastritis” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
II dalam menempuh Pendidikan Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada semester genap tahun 2020, yang diampu oleh Ibu Ns.
Ni Kadek Yuni Lestari, S.Kep., M.Fis.
Dalam keberhasilan penyusunan karya tulis ini, tentunya tidak luput dari bantuan
beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa, karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna. Oleh kerena
itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-karya penulis berikutnya.
Semoga karya tulis ini ada manfaatnya.
Penulis,
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS
Hormone gastritis
Peningkatan asam
Stimulus sel periental
lambung
Kelemahan fisik
Hipovolemia
Intoleransi aktivitas
2.1.6 Manifestasi Klinis
1. Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala
yang sangat mencolok adalah :
1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi
renjatan karena kehilangan darah.
2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan
tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3) Kadang-kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala.
5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar
pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia defisiensi dengan
etiologi yang tidak jelas.
6) Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang
mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala
gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin,
takikardia sampai gangguan kesadaran.
2. Gastritis kronis
1) Bervariasi dan tidak jelas.
2) Perasaan penuh, anoreksia.
3) Distress epigastrik yang tidak nyata.
4) Cepat kenyang.
Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara
menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat
pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa”
ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole,
rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H.
pylori.
4 1. Menetapkan kemampuan
Setelah dilakukan asuhan Terapi Aktivitas
keperawatan selama ... x 24 1. Monitor respons kebutuhan dan
jam, diharapkan toleransi emosional, fisik, sosial dan memudahkan pilihan
aktifitas normal dengan spiritual terhadap aktivitas. intervensi pasien
kriteria hasil: 2. Jadwalkan aktivitas dalam 2. Klien dapat beraktivitas
1. Keluhan lelah tidak ada rutinitas sehari-hari. secara bertahap sehingga
2. Perasaan lemah tidak 3. Ajarkan cara melakukan tidak terjadi kelemahan.
ada aktivitas yang dipilihi. 3. Agar pasien nyaman dalam
3. Kemudahan dalam 4. Kolaborasi dengan terapis melakukan aktivitas
melakukan aktivitas okupasi dalam pilihannya
sehari-hari merencanakan dan 4. Merencanakan dan
4. Tekanan darah, memonitor program membantu program
frekuensi nadi dan aktivitas jika sesuai. aktivitas
frekuensi napas normal
1.
5 Setelah dilakukan asuhan Edukasi Kesehatan 1. Kesiapan dan
keperawatan selama ... x 24 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
jam, diharapkan tingkat kemampuan menerima informasi bisa
pengetahuan meningkat informasi
mengetahui tingkat
dengan kriteria hasil: 2. Sediakan materi dan media
pengetahuan kesehatan
1. Perilaku sesuai dengan pendidikan kesehatan.
yang dimiliki.
pengetahuan 3. Jelaskan faktor risiko yang
2. Tersedianya materi dan
2. Perilaku sesuai anjuran dapat mempengaruhi
media pendidikan
3. Kemampuan dalam kesehatan.
menjelaskan 4. Kolaborasikan dengan kesehatan dapat
pengetahuan tentang pihak keluarga mengenai membantu dalam
suatu topic pengetahuan kesehatan. meningkatkan
4. Persepsi yang keliru pengetahuan tentang
terhadap masalah tidak kesehatan.
ada 3. Penjelasan mengenai
faktor risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan dapat
mengurangi terjadinya
masalah kesehatan.
4. Berkolaborasi dengan
pihak keluarga mengenai
pengetahuan kesehatan
dapat mendukung dalam
proses peningkatan
pengetahuan tentang
kesehatan.
1.2.4 Implementasi Kepeawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
perawatan.Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan
tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang
didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk
atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang
didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain. Agar
lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi, diperlukan perencanaan
keperawatan yang spesifik dan operasional.
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 67 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Dusun Sari
Tanggal Masuk : 17 April 2020
Tanggal Pengkajian : 17 April 2020
No. Register :-
Diagnosa Medis : Gastritis
Saat ini : Nyeri ulu hati dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 3.
2. Pernah dirawat
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah di rawat di RS
3. Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan ataupun obat-obatan.
2) Latihan
Sebelum sakit
Sebelum sakit, pasien mengatakan dapat beraktivitas seperti biasanya secara mandiri dan
dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya
Saat sakit
Saat sakit, pasien mengatakan aktivitasnya terganggu karena pasien hanya bisa berbaring
ditempat tidur
e. Pola kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan menerima kondisinya saat ini. Pasien mengatakan fungsi panca indranya
masih berfungsi secara normal
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Identitas diri : pasien berjenis kelamin laki-laki
Harga diri : pasien mengatakan tidak malu dengan kondisinya saat ini
Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang kepala keluarga
Ideal diri : pasien mengatakan berharap agar kondisinya saat ini segera pulih dan sembuh
dari penyakitnya
Citra diri : pasien mengatakan tidak malu dengan dirinya sendiri
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Sebelum sakit, pasien mengatakan tidur seperti biasanya kurang lebih 8 jam perhari tidak
mengalami masalah
Saat sakit :
Saat sakit, pasien mengatakan tidurnya terganggu oleh karena kondisi rumah sakit yang ramai
dan bising
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga, kerabat maupun masyarakat disekitar
rumahnya sangat baik, tidak ada masalah
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit :
-
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah pada alat reprodiksinya
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan pasien selalu memikirkan mengenai kondisinya sekarang.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
pasien mengatakan percaya kepada tuhan dan selalu berdoa untuk kesehatan dan
kesembuhannya.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : nyeri ulu hati
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/ koma
GCS : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
Tanda-tanda Vital : Nadi = 105x/menit , Suhu = 37,8C o , TD = 90/60 mmHg ,
RR = 25x/menit
b. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Kepala
I : dapat ditemukan, rambut pasien berwarna putih, pertumbuhan rambut tidak
merata, simetris, konjungtiva anemis, mata simetris, telinga simetris, tidak ada cairan,
penciuman baik, mukosa bibir kering.
P: dapat ditemukan, tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala, tidak ada nyeri
tekan
Leher:
I: Dapat ditemukan, leher simetris kanan dan kiri, tidak ada jejas maupun luka
P: Dapat ditemukan, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
b. Dada :
Paru
P : ICS 2,4,6 suara Sonar
A: Tidak terdengar suara ronchi
Jantung
A : terdengar suara s1 s2 reguler tunggal
c. Payudara dan ketiak :
I : tidak ada benjolan, tidak ada lesi
P: tidak ada nyeri takan
d. abdomen :
I : datar, ikutus gerak nafas
A: peristaltic (+) kesan normal
Pal: nyeri tekan epigastrium (+), massa tumor (-)
Per: timpani (+)
e. Genetalia :
I: tidak terpasang kateter, kondisi bersih,tidak ada lesi
f. Integumen :
I : warna kulit sawo matang, persebaran rambut merata, tidak ada beskas luka,
tidak ada sianosis
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, turgor kulit kurang elastis
g. Ekstremitas :
Atas
I : tangan simetris, tidak ada sianosis, tidak ada bekas luka, persebaran rambut
merata, tidak ada CR
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, turgor kulit kurang elastis
Bawah
I : tangan simetris, tidak ada sianosis, tidak ada bekas luka, persebaran rambut
merata, tidak ada CR
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, turgor kulit kurang elastis
h. Neurologis :
Status mental da emosi :
Tidak terkaji
Pengkajian saraf kranial :
Tidak terkaji
Pemeriksaan refleks :
Tidak terkaji
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terkaji
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji
3. Hasil konsultasi
Tidak terkaji
Manajemen Nyeri
1. Mengidentifikasi lokasi, skala,
DS : pasien mengatakan nyeri
dan karakteristik dari nyeri. sudah berkurang
DO : pasien tampak lebih
nyaman
2. Memberikan teknik
DS : Pasien mengatakan
nonfarmakologis untuk nyerinya sedikit berkurang
mengurangi rasa nyeri (misalnya DO : Pasien tampak
menggunakan teknik kompres
kompres hangat/dingin). hangat
4. Mengkolaborasi pemberian DS : -
DO -
analgetik jika perlu
Manajemen Hipovolemia
1. Periksa tanda dan gejala
DO : -
hipovolemia (misalnya frekuensi DS : Pasien tampak mukosa
nadi meningkat, tekanan darah bibir kering, tugor kulit
menurun, membran mukosa meningkat
TD 100/90
kering, dan turgor kulit menurun).
N : 85 x/menit
R : 22 x/ menit
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Kondisi
A : Masalah Teratasi
P : Pertahankan Kondisi
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak benar
atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah
kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya
ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu
peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh ulkus
dan berhubungan dengan Hellicobacter Pylori.
Gejala gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Gejala gastritis kronis : Bervariasi dan tidak
jelas, Perasaan penuh, anoreksia, Distress epigastrik yang tidak nyata, Cepat kenyang.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan tentang Asuhan Keperawatan yang dapat kami sampaikan,
besar harapan kami tulisan ini dapat bermanfaat untuk khalayak banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi penyusun menyadari bahwa tulisan kami masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar
tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta
Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Price, Sylvia A. Wilson, L. M. (1994). Patofisiologi Konsep Proses Penyakit, edisi 4, Alih
Bahasa Peter Anugrah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C.(2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart, Edisi
8 Vol 2. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi I, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi I, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI Indonesia