1
PEMERIKSAAN DALAM VAGINA
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Pemeriksaan raba dengan memasukkan jari (pada umumnya jari telunjuk dan
jari tengah) kedalam vagina.
TUJUAN Mengetahui keadaan kehamilan dan persalinan.
KEBIJAKAN PDV dilakukan secara professional dengan memperhatikan tujuan dan
indikasi agar tidak meningkatkan morbiditas ibu.
PROSEDUR PDV harus dilakukan dengan cara yang aseptic, yaitu desinfeksi daerah vulva
dan vagina dengan kapas sublimate desinfektan dan pemeriksa memakai
sarung tangan steril.
Penilaian PDV:
1. Umum
Vulva dan urethra
Vagina ; supel atau tidak, striktura, tumor dan lain-lain.
Otot antara vagina dan sekitarnya
Servix uteri : konsistensi, posisi, penipisan, pembukaan, raba
kulit ketuban.
Presentasi janin dan penurunannya.
Titik penunjuk
VU dan rectum; kosong atau terisi, adanya masa, dll
2. Panggul, dinilai ukuran dan bentuk
Pintu Atas Panggul
- Promontorium tak teraba
- Linea inominata teraba kurang dari setengah lingkaran.
2
3. Penurunan janin
Turunnya bagian bawah janin dapat ditentukan dengan :
a. Bidang Hodge
- Bidang hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas
panggul dan bagian atas simphisis dan promontorium.
- Bidang ini sejajar dengan bidang hodge I terletak setinggi bagian
bawah symphisis.
- Bidang hodge III : Bidang ini sejajar dengan bidang hodge I dan II
terletak setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
- Bidang hodge IV : bidang sejajar dengan bidang hodge I,II,III,
terletak setinggi os koksigis.
b. Station
- Stasion 0, yaitu bidang setinggi spina ischiadika.
- Bidang-bidang diatas stasion 0 :
Stasion 1 : 1 cm diatas stasion 0.
Stasion 2 : 2 cm diatas stasion 0.
Stasion 3 : 3 cm diatas stasion 0.
Stasion 4 : 4 cm diatas stasion 0.
Stasion 5 : 5 cm diatas stasion 0.
3
VACUM EKSTRAKSI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga
negatif pada kepalanya.
PROSEDUR Indikasi :
a. Ibu : memperpendek kala II misalnya pada penyakit jantung kompensata,
penyakit paru fibortik, kala II yang memanjang
b. Janin : gawat janin
Kontra indikasi :
a. Absolut : presentasi muka, disproporsi kepala panggul berat dan sedang,
dilatasi serviks inadekuat, ruptura uteri, janin preterm
b. Relatif : presentasi dahi, asinklitisme berat
Persiapan alat:
Mangkuk (cup), karet penghubung, rantai penghubung antara mangkuk
dengan penegang, penegang, pompa penghisap (vacum pump).
Cara kerja :
Anestesi umum tidak diperlukan, bila pada waktu pemasangan mangkuk, ibu
mengeluh nyeri dapat diberikan anestesi infiltrasi atau pudendal blok. Setelah
semua bagian-bagian ekstraktor vacum terpasang, maka, dipilih mangkok
yang sesuai dengan pembukaan serviks. Pada pembukaan serviiks lengkap,
biasanya miangkuk dipakai nomor 5. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina
dengan posisi miring yang dipasang pada bagian terendah kepala, menjauhi
ubun-ubun besar. Tonjolan pada mangkuk diletakkan sesual dengan letak
denominator/UUK.
4
Dilakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga - 0,2 Kg/cm.
Tenaga vacum yang diperlukan adalah - 0,7 sd - 0,8 Kg/cm2, ini perlu waktu
6-8 menit. Sebelum mulai melakukan traksi, dilakukan pemeriksaan ulang,
apakah ada bagian jalan lahir yang terjepit. Bersamaan dengan timbulnya His,
ibu disuruh mengejan dan mangkuk ditarik searah dengan arah sumbu
panggul. Pada waktu melakukan tarikan ini harus ada koordinasi yang baik
antara tangan kiri dan tangan kanan penolong. Ibu jari dan telunjuk tangan
kiri menahan mangkuk, sedang tangan kanan melakukan tarikan dengan
memegang pada pemegang.
Traksi dilakukan terus selama ada His, dan harus menglkuti putaran paksi
dalam, sampai suboksiput berada dibawah simfisis. Bila His hilang maka
traksi dihentikan. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk ke arah
atas, sehingga kepala janin melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput
sebagai hipomoklion dan berturut-turut lahir bagian kepala sebagaimana
lazimnya. Pada waktu kepala melakukan gerakan defleksi ini, tangan kiri
penolong menahan perineum. Setelah kepala lahir, tekakan negatif
dikembalikan ke titik 0, alat vacum dimatikan dan vacum dilepaskan. Bila
diperlukan episiotomi, maka dilakukan sebelum pemasangan mangkuk atau
pada waktu kepala membuka vulva.
5
VACUM EKSTRAKSI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
Tindakan melepaskan plasenta dari dasarnya dan menariknya keluar dari jalan
PENGERTIAN lahir ibu secara manual.
6
VERSI EKSTRAKSI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Versi (pemutaran badan janin) yang dilakukan dengan cara satu tangan
penolong di dinding perut ibu dan tangan yang lain di dalam karumu uteri,
yang segera disusul dengan ekstraksi kaki untuk melahirkan janin.
TUJUAN Untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas bayi dan menurunkan
Angka Sectio Cesarean.
PROSEDUR 1. Persiapan ibu, janin dan penolong sama dengan persiapan persalinan
dengan bantuan pada umumnya.
2. Ibu diberi narkose yang dapat merelaksasikan dindin uterus (Ether,
Halothan, Fluothane).
3. Tangan penolong yang berdekatan dengan bagian kecil janin dimasukkan
ke dalam janin lahir secara obstetrik, sedang tangan yang lain diletakkan
di Fundus Uteri untuk mendekatkan bagian kecil janin tersebut.
4. Tangan penolong yang berada di dalam jalan lahir bertugas mencari kaki
janin untuk dibawa keluar. Upaya untuk mendapatkan kedua kaki ini
dapat dilakukan dengan cara :
a. Langsung
Memegang kaki janin (pada pergelangan kaki) dengan jari
telunjuk dan jari tengah.
b. Tidak langsung
Tangan penolong yang berada di dalam jalan lahir menyelusuri
punggung, bokong, paha, tungkai bawah dan akhirnya
pergelangan kaki janin.
7
5. Setelah pergelangan kaki janin terpegang, kemudian ditarik keluar sampai
sebatas lutut dan bersamaan dengan itu tangan penolong yang berada di
luar mendorong/memutar kepala janin ke arah Fundus Uteri. Diusahakan
agar badan janin dalam keadaan fleksi.
6. Segera periksa apakah versi telah berhasil, dengan cara :
a. Melihat apakah kaki janin tidak masuk kembali ke dalam jalan lahir.
b. Dengan palpasi kepala janin sudah berada di fundus uteri.
7. Bila dari evaluasi ini ditentukan versi telah berhasil, maka janin dilahirkan
seperti pada ekstraksi sungsang.
8
VERSI LUAR
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Versi luar adalah tindakan obstetri untuk mengubah letak janin dalam uterus
(presentasi janin) melalui dinding perut ibu
PROSEDUR Indikasi :
Indikasi versi luar pada kehamilan dan persalinan adalah :
1. Letak sungsang
2. Letak lintang
Syarat :
1. Umum : tidak boleh dilakukan dengan paksaan
2. Khusus :
a. Pada kehamilan
- Umur kehamilan lebih dari 8 bulan (pada primigravida 34-36
minggu, sedangkan pada multigravida 36-39 minggu).
- Air ketuban cukup (tidak hidramnion atau oligohidramnion)
b. Pada persalinan
- Air ketuban cukup
- Pembukaan kurang atau sama dengan 3 cm, atau pembukaan lengkap
9
Indikasi Kontra :
1. Terdapat Disproporsi Janin Panggul
2. Bagian bawah janin sudah masuk ke dalam panggul sehingga tidak dapat
didorong lagi ke atas.
3. Gawat janin
4. Bekas bedah caesar atau perlukaan dinding rahim
5. Hipertensi
6. Plasenta previa
7. Solusio plasentae
8. Di dalam rahim terdapat lebih dari satu janin (kehamilan ganda).
Komplikasi :
1. Solusio plasentase
2. Lilitan tali pusat
3. Kulit ketuban pecah
4. Prolapsus tali pusat
5. Robekan rahim (ruptura uteri)
6. Darah anak masuk ke dalam sirkulasi ibu
Teknik pelaksanaan :
1. Kandung kemih dan rektum dalam keadaan kosong
2. Penderita tidur terlentang dengan lutut dalam keadaan fleksi ringan.
3. Kedua tangan pemeriksa hendaknya cukup hangat dan tidak berkeringat
agar tidak merangsang dinding perut ibu.
4. Kedua tangan pemeriksa memegang kepala dan bokong janin sedemikian
rupa sehingga keempat jari terletak pada satu sisi dan ibu jari pada sisi
yang lain. Kemudian janin diputar dengan arah putaran yang paling mudah
adalah sesuai dengan jarak terdekat kepala dengan PAP serta dengan tetap
mempertahankan sikap fleksi kepala janin.
Bila versi luar bertujuan untuk mengubah letak janin menjadi letak
sungsang, maka arah putaran seperti tersebut di ats disesuaikan dengan
posisi bokong janin dengan PAP dan mendengarkan denyut jantung janin.
5. Setelah versi luar berhasil, kepala/bokong janin difiksasi selama beberapa
menit di atas PAP.
6. Bila terjadi komplikasi, maka diambil tindakan sesuai dengan komplikasi
yang terjadi tersebut (misalnya: solusio placentae, ruptura uteri, dan lain-
lain).
10
PEMBERIAN BRICASMA DRIP
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Pemberian tokolitik secara intravena per drip
TUJUAN Menghentikan kontraksi rahim dalam fase prapersalinan atau dalam bagian
awal kala I persalinan
PROSEDUR Indikasi :
a. Janin harus normal dan sehat
b. Tidak boleh ada kontraindikasi maternal/fetal untuk memperpanjang umur
kehamilan
c. Derajat prematuritas harus sedemikian rupa sehingga tindakan intervensi
bisa digunakan (tergantung bangsal bayi, kaidah umum: umur kehamilan
30 mgg, TBJ = 2500 gr)
d. Dilatasi serviks kurang dari 5 cm
e. Ketuban masih utuh
f. Tidak ada perdarahan
Kontra indikasi :
a. Keadaan maternal atau fetal yang memerlukan pengakhiran kehamilan,
misalnya hipertensi, preeklamsi, diabetes dan eritroblastosis yang
menyertai inkompatibilitas rhesus
b. Janin mati atau malformasi
c. Kehamilan lebih dari 35 mgg dan berat janin 2500 gr
d. Retardasi pertumbuhan intrauterine
e. Abruptio plasenta dan plasenta previa
f. Amnionitis
g. Ketuban pecah dini atau ketuban yang menonjo lewat serviks ke dalam
vagina
h. Serviks melebar lebih dari 5 cm
11
Persiapan alat
a. Satu dokter yang sudah terampil melakukan bricasma drip
b. Satu doppler/laenec
c. Satu tensimeter dan stetoskop
d. Satu tempat tidur dan satu tiang infus
e. Transfusi set
f. Cairan infus : NaCl, bricasma drip
Cara kerja:
a. Preparat yang dipakai adalah bricasma injeksi (0,5 mg terbutalin sulfat/ml)
sebanyak 2 ampul dilarutkan dalam 500 ml NaCl 0,9%, konsentrasi yang
diperoleh adalah 2 meg/ml.
b. Dosis inisial adalah 1 mcg/mnt (10 tetes/mnt)
c. Dosis dinaikkan 0,5 mcg (5 tetes/15 mnt, sampai His terhenti atau timbul
tanda-tanda efek samping). Dosis maksimal adalah 5 mcg/mnt (5
tetes/mnt)
d. Bila His telah terhenti, tetesan dipertahankan pada kecepatan tersebut
selama 1 jam.
e. Setelah satu jam tetesan diturunkan dengan 0,5 mcg/mnt per 15 menit,
sampai dosis pemeliharaan 1-2 mcg (10-20 tetes/mnt) dan dipertahankan
sampai 8 jam berikutnya.
f. Bila dalam pemeliharaan His timbul lagi, dosis dinaikkan lagi dengan
prosedur seperti di atas.
g. Setengah jam sebelum rencana pengobatan (7,5 jam dalam dosis
pemeliharaan) penderita diberi 2,5 (1 tablet peroral) dan diteruskan setiap 8
jam (hanya bila perlu) sampai akhir minggu ke 36 atau terdapat efek
samping yang membahayakan ibu atau janin.
Pengawasan
a. Dicatat tensi, nadi, respirasi, His dan DJJ dengan seksama sebelum
pemberian bricasma dimulai.
b. Pengukuran hal-hal di atas harus dilakukan dengan ketat selama 15 mnt
sebelum menaikkan tetesan.
c. Kecepatan tetesan dikurangi bila tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg
atau nadi lebih dari 120 x/mnt atau DJJ lebih 160 x/mnt.
d. Tetesan dihentikan bila penderita merasa sesak nafas atau perasaan
tertekan di dada.
Kriteria gagal
a. Bila tetesan sudah mencapai dosis maksimal (50 tetes/mnt) dan sudah 2
botol infus yang diberikan akan tetapi His tetap tidak berhenti.
b. Tidak mungkin menaikkan tetesan lagi karena adanya efek samping berupa
: sistolik kurang dari 90 mmHg, atau nadi lebih dari 120 x/mnt, atau DJJ
lebih dari 160 x/mnt, sementara His belum berhenti.
c. Tetesan harus dihentikan karena penderita merasa sesak dan perasaan
tertekan di dada.
12
Keadaan perlu konsultasi
b. Terdapat kriteria gagal
c. Dalam dosis tetesan pemeliharaan muncul his lagi dan total sudah 2 botol
diberikan
d. Dalam pemeliharaan dengan table bricasma muncul his kembali
e. Persalinan dinilai sudah lanjut
13
NST (TES TANPA KONTRAKSI)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur
kehamilan 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat
hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin
PROSEDUR Aktivitas dinamika jantung janin dipengaruhi oleh sistem saraf autonom yaitu
simpatis dan parasimpatis. Bunyi jantung dasar dan variabilitas dari jantung
janin normal terjadi bila oksigenasi jantung normal. Bila cadangan plasenta
untuk nutrisi (oksigen) cukup, maka stres intrinsik (gerakan janin) akan
menghasilkan akselerasi bayi jantung janin, dan stress ekstrinsik (kontraksi
rahim) tidak akan mengakibatkan deselerasi.
Indikasi :
Semua pasien yang ada kaitannya dengan insufisiensi plasenta
Prosedur pemeriksaan :
Pasien ditidurkan secara santai semi Fowler 45 derajat miring ke kiri.
Tekanan darah diukur setiap 10 menit
Dipasang kardio dan tokodinamometer
Frekuensi jantung janin dicatat
Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi jantung
14
Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30
menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan
dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan
dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil
NST secara individual
Komplikasi :
Hipotensi ortostatik
Pembacaan hasil:
Reaktif, bila :
Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit
Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit
Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau
lebih dalam 20 menit.
Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola "omega" pada NST
yang reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1
minggu kemudian.
Pada pasien Diabetes Melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang
tiap hari tipe yang lain diulang setiap minggu.
Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antara yaitu
kurang reaktif. Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan
karena pemakaian obat seperti: barbiturat, demerol, penotiasid dan
metidopa.
Pada keadaan kurang reaktif dan pasien tidak menggunakan obat-obatan,
dianjurkan NST diulang keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik
dilakukan pemeriksaan tes dengan kontraksi (OCT).
Sinusoidal, bila :
Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung basal
Tidak ada gerakan janin
Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru
janin matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan
isoimunisasi-RH
15
Unit terkait 1. Poliklinik obstruksi
2. Kamar bersalin
3. R. Perawatan
4. UGD
16
TES DENGAN KONTRAKSI (CST) atau
TES DENGAN OKSITOSIN (OCT)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi. Pemeriksaan
ini untuk melihat hubungan perubahan denyut jantung janin dengan kontraksi
janin (ekstrinsik)
PROSEDUR Klasifikasi :
Tes dengan kontraksi (CST), bila pemeriksaan pola denyut jantung janin
tersebut dihubungkan dengan kontraksi uterus yang spontan
Tes dengan oksitosin (OCT), bila kontraksi ditimbulkan dengan pemberian
tetesan oksitosin.
Indikasi :
a. Tes tanpa kontraksi yang tidak reaktif
b. Diabetes melitus
c. Preeklamsia
d. Hipertensi khronis
e. Pertumbuhan janin terhambat
f. Kehamilan lewat waktu
g. Pernah mengalami lahir mati
h. Ketagihan narkotika
i. Hemoglobinopati akibat sel Sicle
j. Penyakit paru khronis
17
Kontra indikasi :
a. Luka parut pada rahim
b. Kehamilan ganda sebelum umur kehamilan 37 minggu
c. Ketuban pecah sebelum waktunya
d. Kemungkinan persalinan kurang bulan
e. Perdarahan antepartum
f. Inkompeten serviks atau pasca operasi serviks
Komplikasi :
Persalinan kurang bulan
Prosedur pelaksanaan :
Mengusahakan terbentukny 3 kontraksi rahim dalam 10 menit
Pasien ditidurkan secara semi Fowler dan miring ke kiri
Tekanan darah diukur setiap 10-15 menit, dicatat di kertas monitor
Dipasang kardio dan tokodinamometer
Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar seperti, frekuensi,
akselerasi, variabilitas denyut jantung, gerakan janin dan kontraksi rahim
yang spontan.
Pemberian tetesan oksitosin
a. Bila telah ada kontraksi uterus spontan tapi kontraksi < 3x/10 menit,
tetesan dimulai dengan 0,5 mIU/menit (10 tetes/menit).
b. Bila belum ada kontraksi rahim, tetesan dimulai dengan 1 mIU/menit
(20 tetes/menit).
Bila kontraksi yang diinginkan belum tercapai, setiap 15 menit tetesan
dinaikan 5 tetes/menit, sampai maksimal 60 tetes/menit.
Tetesan oksitosin dihentikan apabila terjadi :
b. 3 kontraksi dalam 10 menit yang lamanya lebih dari 60 detik
c. kontraksi uteri hipertonus
d. deselerasi yang lama
e. deselerasi lambat
f. selama 1 jam hasilnya tetap mencurigakan (suspicius)
Bila hasil yang diperoleh negatif, mencurigakan maupun tidak memuaskan
maka pasien hendaknya tetap diawasi selama 30 menit setelah tetesan
oksitosin dihentikan.
Pembacaan hasil :
Negatif, bila :
Tidak terjadi deselerasi lambat
Variabilitas denyut jantung janin baik
Terjadi akselerasi pada gerakan janin
Frekuensi denyut jantung janin normal
Bila hasil OCT negatif maka kehamilan dapat diteruskan sampai 7 hari lagi,
selanjutnya dilakukan OCT ulangan.
18
Positif, bila :
Terjadi deselerasi lambat yang menetap pada sebagian besar kontraksi rahim,
meskipun tidak selalu disertai dengan variabilitas yang menurun dan tidak
ada akselerasi pada gerakan janin.
OCT positif menandakan adanya insufisiensi uteroplasenter. Kehamilan
Tidak memuaskan (unsatisfactory), bila :
Kontraksi rahim kurang dari 3 kali dalam 10 menit
Pencatatan tidak baik, terutama pada akhir kontraksi
Dalam hal demikian maka pemeriksaan harus diulang lagi pada hari
berikutnya.
Hiperstimulasi, bila :
Terjadi 5 atau lebih kontraksi rahim selama 10 menit
Lama kontraksi 90 detik atau lebih
Tonus basal uterus meningkat (di atas 20 mmHg)
Dalam hal demikian maka tetesan oksitosin harus dikurangi atau
dihentikan
19
DILATASI SERVIKS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Suatu tindakan manipulasi untuk membuka kanalis servikalis
20
- Pangkal kateter diikatkan dengan tali yang dihubungkan dengan
beban melalui kerekan.
- Beban yang digantungkan sekurangnya seberat 500 gram.
c. Batang Laminaria
- Batang Laminaria (umumnya sebanyak 3 batang ) diikatkan satu
sama lain sehingga rapat dengan benang sutra
- Dengan menggunakan pinset, batang laminaria dimasukkan ke
dalam kanalis servikalis hingga ujungnya melewati Orificium uteri
internum.
- Pada bagian ujung laminaria yang tampak diberi kassa steril
sebagai penahan.
- Batang laminaria dipertahankan agar mengembang selama 18-24
jam
INSTALASI Instalasi Obgin, Anestesi
TERKAIT
21
PERSIAPAN PRA BEDAH
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1 1
Ditetapkan
Direktur,
Tanggal Terbit
PROSEDUR
TETAP Pebruari 2008
Dr. Mardiatmo, Sp.R
NIP. 140 032 398
PENGERTIAN Hal-hal yang harus disiapkan sebelum dilaksanakan operasi
22
3. Tindakan dilakukan sebagai akibat persalinan, trauma dan/atau
radang.
4. Pemeriksaan Pra- Bedah
23
24