Anda di halaman 1dari 16

“VISUALISASI GAMBAR SERAM SEBAGAI STRATEGI PROMOSI

KESEHATAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA BUANG AIR BESAR


SEMBARANGAN (BABS)”

OLEH :

Ridho Sopiyan Hadi (10121001071)


Abdullah Azzam Suyuthi (10111001063)
Septia Milanda (10011281320021)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita kecerdasan/akal dalam
memahami semua ciptaan-Nya. Koding, rumus, teori adalah salah satu bentuk usaha kita
dalam menerjemahkan Ilmunya. Bahkan teori teori, rumus rumus, atuapun temuan baru yang
semakin berkembang adalah salah satu bukti bahwa ilmu Allah swt itu luas. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada rasulullah, nabi Muhammad Saw, sebagai pemimpin
peradaban umat manusia yang kita nantikan syafaatnya di Yaumil Akhir.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Fenny Etrawati,S.K.M.,M.KM.
selaku dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam penyusunan Karya Tulis ini
dan teman-teman yang mendukung kami serta civitas akademika FKM UNSRI.
Dalam KTI ini peneliti membahas mengenai Hygiene Lingkungan dimulai dari
sanitasi pribadi, kelompok atau masyarakat. Ketika sanitasi pribadi sudah di atur dan
dibiasakan dengan baik maka kesadaran untuk memperbaiki hygiene lingkungan juga akan
semakin tumbuh.
Kemudian, kami menekankan bagaimana metode promosi kesehatan yang paling
efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya yaitu hygiene sanitasi dikhususkan
untuk memecahkan permasalahan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hal ini kami
ajukan ke dalam kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah ( LKTI ) yang diadakan oleh
Universitas Indonesia (UI). Dengan KTI ini, selain dapat menambah wawasan kami juga
sebagai salah satu kontribusi kami sebagai mahasiswa dalam Gerakan Pemberdayaan
Masyarakat yang ide tersebut dapat diaplikasikan dan bermanfaat di masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga kita bisa mewujudkan Indonesia Sehat 2030. Melalui LKTI ini
mari ki membiasakan berpikir solutif terhadap tantangan yang ada di depan mata kita
sebagai pemuda, sebagai mahasiswa, dan sebagai calon pemimpin Indonesia di kemudian
hari.

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
ABSTRAK............................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Uraian Singkat .....................................................................................2
1.4 Tujuan penelitian ................................................................................. 3
1.5 Manfaat penelitian ................................................................................ 3
BAB II Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 4
2.1 Pengertian STBM ................................................................................. 4
2.2 Prinsip Prinsip Dasar STBM ............................................................... 4
2.3 Teknik dalam Adopsi Perilaku ............................................................ 5
2.4 Metode Massa ....................................................................................... 5
2.5 Tujuan media promosi Kesehatan ...................................................... 6
Bab III Metode Penelitian ....................................................................... ...........7
Bab IV Pembahasan ...........................................................................................8
Bab V Kesimpulan Dan Saran ............................................................................... 11
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 11
5.2 Saran ...................................................................................................... 11
Bab VI Daftar Pustaka .......................................................................................... 12
ABSTRAK

Berdasarkan riset Riskerdas, 2007, diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada
bayi (31,4%) dan balita (25,5%) sedangkan pada golongan semua umur merupakan yang ke
empat (13,2%). Hal ini terjadi salahsatunya disebabkan oleh perilaku buang air besar
sembarangan di bantaran sungai. Masyarakat yang tidak tahu ataupun kegiatan promosi
kesehatan yang hanya bersifat tidak kontinu bisa menjadi penyebab masalah. Metode promosi
kesehatan secara tidak langsung seperti penggunaaan poster, papan bergambar, bahkan bill board
bisa menjadi solusi jangka panjang dan berkesinambungan untuk merubah pola pikir masyarakat.
Penulis menggunakan studi literatur atau studi pustaka dengan mengumpulkan informasi dari
jurnal dan buku yang terkait.
Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa peringatan kesehatan bergambar
lebih diperhatikan daripada hanya teks. Menurut (Notoatmodjo, 2005) , berdasarkan penelitian
mengenai DBD Khynn et al dalam Sungkar,S, dkk ( 2010:84) didapatkan bahwa orang yang
terpapar berbagai media kesehatan seperti pamflet/poster, televisi, surat kabar dan jurnal
memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada orang yang tidak terpapar. Penulis
berkesimpulan bahwa manusia paling banyak belajar melaui indera penglihatan dan
pendengaran. Sehingga metode gambar seram yang tergolong media promosi kesehatan visual
dianggap tepat dalam meningkatkan aspek kognitif dari masyarakat untuk menurunkan angka
buang air besar sembarangan (BABS). Penulis berharap pemerintah dapat mengembangkan
promosi kesehatan mengenai BABS menggunakan media visual seperti poster, spanduk, dan
papan bergambar (billboard) sehingga dapat terlaksana Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)
Keyword : media visual, promosi kesehatan
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk
merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan Salah satu poin dari STBM adalah penggunaan jamban sehat untuk
menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan. Di zaman yang modern saat ini
kepedulian masyarakat untuk buang air besar di jamban semakin meningkat, tetapi
masih terdapat beberapa kalangan yang masih memiliki kebiasaan Buang Air Besar
Sembarangan (BABS), terutama penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan
bantaran sungai. Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1.1
milyar orang atau 17% penduduk dunia masih buang air besar di area terbuka, dari data
tersebut diatas sebesar 81% penduduk yang BABS terdapat di 10 negara dan Indonesia
sebagai Negara kedua terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar di area terbuka,
yaitu India (58%), Indonesia (5%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%),
Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%). Meskipun
sebagian besar rumah tangga di Indonesia memiliki fasilitas BAB, masih terdapat rumah
tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan, yaitu
sebesar 12,9 persen. Berdasarkan karakteristik, proporsi rumah tangga yang
menggunakan fasilitas BAB milik sendiri di perkotaan lebih tinggi (84,9%)
dibandingkan di perdesaan (67,3%). Secara nasional rerata perilaku BAB di jamban
adalah 82,6%. ( Riskesdas, 2013).
Tinja adalah hasil sisa metabolisme tubuh yang tidak digunakan lagi, Tinja yang
tidak terkelola dengan baik akan mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, atau
menjadi sumber infeksi dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit
yang berkaitan dengan waterborne disease akan mudah berjangkit.
Penggunaan jamban sehat merupakan salah satu solusi yang ditawarkan oleh
program PHBS untuk mengatasi tinja yang tidak terkelola, tetapi masih terdapat
beberapa kalangan yang masih memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan
(BABS), terutama penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan bantaran sungai.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kristi Andriani (2013) bahwasannya
penggunaan air sungai untuk kegiatan (mandi, cuci, kakus) disebabkan oleh faktor

1
ekonomi, jarak rumah yang dekat dengan sungai dan kurangnya fasilitas seperti PDAM.
Apabila hal ini terus berlanjut akan menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri dan
lingkungan sekitar.
Banyak metode Promosi kesehatan yang digunakan untuk membentuk kesadaran
perilaku masyarakat terhadap kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS). Salah
satu metodanya antara lain, seperti menggunakan media banner, bill bord, atau papan
informasi. Dalam hal ini peneliti berupaya menggunakan media yang
memvisualisasikan sumber bahaya, ancaman ataupun masalah akibat tidak
dilaksanakannya pesan kesehatan yang tertera. Visualisasi tersebut berupa gambar
gambar yang berada di tempat tempat strategis dan jejaring sosial. Sehingga mind set
masyarakat tentang permasalahan ini tergambar secara kontinu karena ditemui oleh
mereka setiap hari. Dari penelitian Khynn et al dalam Sungkar,S, dkk ( 2010:84)
didapatkan bahwa orang yang terpapar berbagai media kesehatan seperti pamflet/poster,
televisi, surat kabar dan jurnal memiliki tingkat pengetahuan mengenai DBD yang lebih
baik daripada orang yang tidak terpapar.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi perlu ditindak lanjuti dengan penanganan
yang serius mengingat bahaya yang ditimbulkannya sangatlah besar. Oleh sebab itu,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian di bidang promosi kesehatan mengenai
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diberi judul “Visualisasi Gambar
Seram Sebagai Strategi Promosi Kesehatan Untuk Menurunkan Angka Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)”.

1.2 Rumusan Masalah


a. Mengapa masyarakat memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan?
b. Seberapa efektif metode promosi kesehatan dengan menggunakan
visualisasi untuk menekan angka BABS?
c. Apakah kelebihan promosi kesehatan menggunakan metode visual?

1.3 Uraian Singkat


Dalam penelitian ini penulis menekankan pada strategi promosi kesehatan.
Strategi yang penulis gunakan untuk menurunkan angka Buang Air Besar
Sembarangan ialah menggunakan kekuatan visual karena dalam promosi kesehatan

2
visual mampu memberikan kontribusi dalam mengingat dan mudah diserap 80%
dibandingkan dengan penggunaan media melalui pancaindera lainnya. Visualisasi
yang kami tampilkan terinspirasi dari cara penanganan angka konsumsi rokok
dengan menggunakan bentuk gambar penyakit yang terkesan menjijikan dan
menakutkan sehingga memberikan rasa takut dan stigma negatif tentang rokok bagi
masyarakat. Begitu pula halnya dengan strategi yang penulis kemukakan, bahwa
dengan pemasangan gambar mengerikan pada berbagai media penyuluhan seperti
papan (billboard) tentang penyakit dan bahaya akibat Buang Air Besar
Sembarangan di sekitar tempat umum serta kawasan yang rentan menjadi sasaran
pelaku seperti bantaran sungai akan memberikan efek psikologis seperti halnya rasa
jijik dan takut terkena penyakit akibat kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan.
Selain itu, bentuk visual lebih mudah dipahami dari rentang semua umur sehingga
dapat mengedukasi masyarakat sejak dini tentang bahaya yang terjadi akibat Buang
Air Besar Sembarangan.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan solusi dalam melakukan promosi
kesehatan sebagai salah satu metode menurunkan angka buang air besar
sembarangan pada kalangan masyarakat.

1.5 Manfaat Penelitian


a. Memberikan pengetahuan tentang pentinganya sanitasi kepada pembaca.
b. Memberikan pengetahuan tentang penyakit yang timbul akibat buang air besar
sembarangan kepada pembaca.
c. Analisa yang dilakukan dapat membantu dalam mengetahui tingkat keefektifan
metode yang digunakan.
d. Dengan penerapan metode visualisasi yang membentuk stigma negatif tentang
buang air besar, diharapkan masyarakat lebih mudah untuk menangkap pesan
promosi kesehatan yang disampaikan.

3
BAB II
Tinjauan Pustaka
B. Tinjauan Pustaka
2.1. Pengertian STBM
`Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah suatu pendekatan untuk
merubah perilaku higyene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan. Ciri utama dari pendekatan ini adalah tidak adanya subsidi terhadap
infrastruktur (jamban keluarga), dan tidak menetapkan blue print jamban yang nantinya
akan dibangun oleh masyarakat. Pada dasarnya STBM adalah “pemberdayaan” dan
“tidak membicarakan masalah subsidi”. Artinya, masyarakat yang dijadikan “guru”
dengan tidak memberikan subsidi sama sekali. Pendekatan STBM menimbulkan
perasaan jijik dan malu di antara masyarakat. Secara kolektif mereka menyadari dampak
buruk dari buang air besar di tempat terbuka: bahwa mereka akan selamanya saling
memakan kotorannya masing-masing apabila buang air besar di tempat terbuka masih
berlangsung. Kesadaran ini menggerakkan mereka untuk memprakarsai tindakan lokal
secara kolektif guna memperbaiki keadaan sanitasi di dalam komunitas.

2.2 Tiga Strategi STBM


Komponen peningkatan kebutuhan sanitasi merupakan upaya sistematis untuk
mendapatkan perubahan perilaku yang higienis dan saniter, berupa:
a. Pemicuan perubahan perilaku;
b. Promosi dan kampanye perubahan perilaku higienis dan sanitasi secara langsung;
c. Penyampaian pesan melalui media massa dan media komunikasi lainnya;
d. Mengembangkan komitmen masyarakat dalam perubahan perilaku;
e. Memfasilitasi terbentuknya komite/ tim kerja masyarakat;
f. Mengembangkan mekanisme penghargaan terhadap masyarakat/institusi.
Peningkatan penyediaan akses sanitasi yang secara khusus diprioritaskan untuk
meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses dan layanan sanitasi
yang layak dalam rangka membuka dan mengembangkan pasar sanitasi, yaitu:
a. Mengembangkan opsi teknologi sarana sanitasi yang sesuai kebutuhan dan
terjangkau;
b. Menciptakan dan memperkuat jejaring pasar sanitasi pedesaan;

4
c. Mengembangkan mekanisme peningkatan kapasitas pelaku pasar sanitasi;

2.3 Teknik dalam Adopsi Perilaku


Adapun teknik-teknik adopsi perilaku yaitu: 1) Awareness (kesadaran), dimana
orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui lebih terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek). 2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
subjek sudah mulai timbul. 3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan
tidaknya stimulus tersebut bagi diriny. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi. 4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus. 5) Adoption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Menurut Riskesdas 2013, proporsi rumah tangga yang memenuhi kriteria
perilaku hidup bersih dan sehat yang baik mengalami penurunan dari 38,7 persen pada
tahun 2007 menjadi 32,9 persen di tahun 2013. Sedangkan, untuk kesehatan lingkungan,
ada kecenderungan meningkat untuk rumah tangga yang bisa akses ke sumber air
minum ‘improved’ 62,0 persen tahun 2007 menjadi 66,8 persen tahun 2013, dan variasi
antar provinsi yang sangat lebar dari yang terendah di Kep. Riau (24,0%) dan yang
tertinggi Bali dan DI Yogyakarta (>80%). Demikian halnya untuk rumah tangga yang
memiliki akses ke fasilitas sanitasi ‘improved’ juga meningkat dari 40,3 persen (2007)
menjadi 59,8 persen (2013), walaupun masih ada provinsi yang hanya 30,5 persen (NTT
dan Papua). Sedangkan, Proporsi RT di Indonesia menggunakan fasilitas BAB milik
sendiri didapati 76,2 persen, milik bersama sebanyak 6,7 persen, dan fasilitas umum 4,2
persen. Masih terdapat RT yang tidak memiliki fasiltas BAB/BAB sembarangan sebesar
12,9 persen. Lima provinsi tertinggi RT yang tidak memiliki fasilitas BAB/BAB
sembarangan adalah Sulawesi Barat (34,4%), NTB (29,3%), Sulawesi Tengah (28,2%),
Papua (27,9%), dan Gorontalo (24,1%).

2.4 Metode Massa


Metode massa adalah salah satu metode promosi kesehatan. Metode pendidikan
kesehatan secara massa ini dipakai untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian,

5
cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Pendekatan ini biasanya digunakan
untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan
belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Salah satu metode
massa yaitu Bill board di pasang di pinggir jalan, di pinggir sungai, spanduk, poster,
dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan.

2.5 Tujuan Media Promosi Kesehatan


Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan Promosi Kesehatan antara lain yaitu:
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
c. Dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian
e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik
f. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata
Memperlancar komunikasi, dan lain-lain

6
BAB III
Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini peneliti menggunakan metode


literatur atau studi pustaka yaitu, pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
informasi dan data dari buku-buku yang berkaitan, berita, jurnal online yang
mendukung dan menunjang dalam pembuatan karya tulis ini. Adapun jurnal yang
digunakan merupakan kumpulan penelitian yang telah dilakukan lima tahun terakhir.
Analisis yang dilakukan peneliti dalam pembahasan penelitian ini ialah dengan
merangkum serta mengembangkan teori dari buku maupun jurnal online yang
didapatkan .
Dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan metode atau cara yang telah
ada untuk mengetahui keefektifan dalam penerimaan pesan oleh masyarakat melalui
media visualisasi seperti poster, leaflet dan billboard.
Objek dalam dalam penelitian ini adalah keefektifan penggunaan metode visual
yang mengarah kepada pesan yang bersifat menakut-nakuti agar tercipta perubahan
perilaku masyarakat terhadap perilaku buang air besar sembarangan (BABS) .
Sumber yang digunakan untuk menelaah hasil dan landasan teori dalam penelitian ini
antara lain :
a. Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Menggunakan Sungai Kapuas
Untuk Keperluan Sehari-Hari Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak
Tenggara ( 2013) yang menjelaskan faktor penyebab masyarakat melakukan
kegiatan MCK( mandi, cuci, kakus) di sungai.
b. PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
MASYARAKAT DAN KEPADATAN Aedes aegypti DI KECAMATAN BAYAH,
PROVINSI BANTEN (2010) menerangkan tentang tingkat pengetahuan seseorang
yang sering mendapatkan pesan penyeluhan.
c. PENGARUH METODE PEMICUAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU STOP
BABS DIDESA SENURO TIMUR KABUPATEN OGAN ILIR (2010)
d. Dan lain-lain

7
BAB IV
Pembahasan

STBM adalah pendekatan dengan proses fasilitasi sedehana yang dapat merubah
sikap lama, kewajiban sanitasi menjadi tanggung jawab masyarakat. Dengan satu
kepercayaan bahwa kondisi bersih, nyaman dan sehat adalah kebutuhan alami manusia.
Pendekatan yang dilakukan dalam STBM menyerang/menimbulkan rasa ngeri dan malu
kepada masyarakat tentang kondisi lingkungannya. Melalui pendekatan ini kesadaran
akan kondisi yang sangat tidak bersih dan tidak nyaman ditimbulkan. Dari pendekatan
ini juga ditimbulkan kesadaran bahwa sanitasi (kebisaan BAB di sembarang tempat)
adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga
pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan secara bersama. (Arifin, 2009).
Untuk memecahkan hal tersebut harus dilakukan dengan metode yang tepat agar
promosi kesehatan yang dilakukan dapat memberikan efek positif terhadap perubahan
perilaku buruk masyarakat mengenai kebiasaan buang air besar sembarangan. Promosi
kesehatan haruslah dilakukan secara berulang-ulang agar pesan yang disampaikan dapat
tertanam dibenak masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan tidak harus
menggerakkan tenaga kesehatan atau kader secara langsung untuk terjun kelapangan
tetapi kita dapat menggunakan media pendukung untuk menyampaikan pesan. Isi pesan
yang terdapat dalam media haruslah mudah dipahami.
Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa peringatan kesehatan
bergambar lebih diperhatikan daripada hanya teks. Menurut (Notoatmodjo, 2005)
dalam Hamzah Hasyim, dkk, 2010 mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Beradasarkan dari teori tersebut porsi keefektifan belajar lebih
banyak didapatkan dari kegiatan mendengarkan dan melihat. Khusus dalam penelitian
ini penulis menuangkannya dalam bentuk indera penglihatan, yaitu media visualisasi
berupa pesan atau gambar yang terpasang pada papan (billboard), poster dan media
pendukung lainnya yang dipasang didaerah rawan buang air besar sembarangan (BABS)
serta di tempat umum, dimana pesan tersebut berupa gambar penyakit serta gambar

8
menjijikkan tentang tinja sebagai sumber penyakit yang bersifat menakut-nakuti
masyarakat apabila tidak mematuhi pesan yang disampaikan. Pemasangan papan
(billboard), poster serta media visual lain di tempat tersebut akan memberikan proses
penginderaan visual yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga pesan yang
disampaikan dapat diingat oleh masyarakat.
Menurut teori Kurt Lewin (1979) dalam Hasyim,H, dkk.2010 perilaku dapat
berubah apabila terjadi ketidak-seimbangan antara kekuatan tersebut di dalam diri
seseorang sehingga ada tiga kemungkinan terjadi perubahan perilaku pada diri
seseorang, yakni salah satunya apabila kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal
ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya
perubahan-perubahan perilaku. Stimulus ini berupa penyuluhan atau informasi-
informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan (Notoadmodjo, 2005).
Didalam penelitian ini bentuk stimulus berupa informasi gambar penyakit tentang akibat
buruk dari buang air besar sembarangan (BABS) yang akan menjadi kekuatan atau
motivasi untuk merubah perilaku masyarakat.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Septian Aldo Paradita dkk,
2014) bahwasannya responden yang cenderung memikirkan dan benar-benar
memikirkan informasi bahaya merokok pada kemasan rokok meningkat masing-masing
sebesar 20% dan 10% setelah melihat peringatan kesehatan bergambar yang terdapat
pada kemasan rokok. Dapat disimpulkan bahwasannya ada pengaruh positif peringatan
kesehatan bergambar pada kemasan rokok terhadap motivasi seorang perokok untuk
berhenti merokok, sesuai dengan teori yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini yaitu
teori Extended Parallel Process Model dari Kim Witte. Secara garis besar, teori
Extended Parallel Process Model menjelaskan bahwa ancaman yang menimbulkan rasa
takut dapat menjadi media dalam mempengaruhi hasil perubahan adaptif. Ancaman
yang menimbulkan rasa takut atau fear appeals dalam teori ini adalah pesan persuasif
yang dirancang untuk menakut-nakuti orang dengan menggambarkan hal-hal
mengerikan yang terjadi apabila mereka tidak melakukan apa yang disarankan oleh
pesan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa, teori Extended Parallel Process Model
dapat diaplikasikan dalam menjelaskan pengaruh positif peringatan kesehatan
bergambar pada kemasan rokok terhadap motivasi seorang perokok untuk berhenti
merokok. Jika kita analogikan teori ini tentunya dapat kita terapkan dalam mengatasi

9
masalah sanitasi khususnya buang air besar sembarangan (BABS). Gambar penyakit
akibat buang air besar sembarangan (BABS) dan tinja sebagai sumber penyakit yang
terpampang pada media akan memberikan rasa takut kepada masyarakat dan secara
perlahan akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sanitasi untuk
menjaga kesehatan dirinya.

10
BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan teori yang telah ada bahwasannya manusia belajar melalui berbagai
macam penginderaan (penciuman, raba, pendengaran, penglihatan dan rasa).
Dari kelima indera tersebut manusia paling banyak belajar melalui indera
penglihatan dan pendengaran sehingga metode gambar seram ini dianggap tepat
dalam meningkatkan aspek kognitif dari masyarakat untuk menurunkan angka
buang air besar sembarangan (BABS) .
2. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa promosi kesehatan dengan
gambar pada kemasan rokok berhasil membuktikan adanya pengaruh positif
terhadap motivasi seorang perokok untuk berhenti merokok. Penelitian ini
serupa dengan konsep yang diajukan peneliti sehingga berkemungkinan
memiliki potensi besar untuk memiliki hasil yang sama.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran yang dapat
diberikan peneliti diantaranya :
1. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan langkah yang
baik dalam mengentaskan masalah sanitasi. Peneliti berharap pemerintah dapat
mengembangkan promosi kesehatan media visual yang mendorong motivasi
masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2. Setelah adanya intervensi ataup pemasangan media penyuluhan diharapkan
pemerintah menghimbau seluruh elemen masyarakat menjaga properti media
visual (poster, billboard dll) dan juga ikut serta dalam melaksanakan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakar (STBM)
3. Diharapkan masyarakat tidak hanya diberdayakan, akan tetapi ikut serta dalam
mewujudkan pembuatan kelengkapan bahan promosi kesehatan STBM ini serta
melibatkan kader-kader yang dapat mendorong masyarakat di daerah tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasyim, H, dkk. 2010. Pengaruh Metode Pemicuan Terhadap Perubahan Perilaku Stop
BABS di Desa Senuro Timur Kabupaten Ogan Ilir. ,
http://eprints.unsri.ac.id/373/.[06 Oktober 2014]
Pradita Septian, Aldo, dkk. 2014. Pengaruh Peringatan Kesehatan Bergambar Pada
Kemasan Rokok Terhadap Motivasi Perokok Untuk Berhenti Merokok, [pdf],
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-
online/article/view/5116/4923. [06 Oktober 2014]
Notoadmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/1368/2192 diakses tanggal 06
Oktober 2014.
Andiani,K.2013. Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Menggunakan Sungai
Kapuas Untuk Keperluan Sehari-Hari Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak
Tenggara.http://jurnalnasional.ciki.me/. [09 Oktober 2014]
Sungkar, S, et.al.2010.Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dan
Kepadatan Aedes aegypti Di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten
http://journal.ui.ac.id/.[09 Oktober 2014]
Amalia,I,S. 2013.Evaluasi Media Poster Hipertensi Pada Pengunjung Puskesma
Talaga Kabupaten Majalengka.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas. [10 OKtober 2014]

12

Anda mungkin juga menyukai