STUNTING
Sesi Pertama
Grafik Pertumbuhan
Tujuan Pembelajaran:
Pada akhir dari sesi ini, mahasiswa harus dapat:
1. Mengdentifikasi masalah pasien
2. Menuliskan daftar hipotesis
3. Menjelaskan daftar hipotesis
4. Apa diagnosis pasien ini?
5. Sebutkan definisi stunting
6. Jelaskan kategori masalah nutrisi komunitas
7. Sebutkan indikator dari status nutrisi
Guiding questions and answers:
1. Apa masalah pasien?
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun
Yoyo tidak makan dengan baik dan pilih-pilih. Tubuhnya kurus dan lebih pendek
dari anak-anak lain seusianya
Pengukuran antropometri: Berat: 9,5 kg, Tinggi: 80 cm, lingkar kepala: 46 cm
d. Short Stature
Perawakan pendek (short stature) didefinisikan sebagai tinggi badan <P3 atau -2 SD
kurva yang berlaku sesuai usia dan jenis kelamin.
Perawakan pendek dapat disebabkan oleh kondisi patologis atau non patologis
sehingga Stunting dihubungkan dengan malnutrisi dan infeksi kronis (non endokrin).
Ketiga nilai indeks status gizi diatas dibandingkan dengan baku pertumbuhan WHO.
o Z-score adalah nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB normal menurut
baku pertumbuhan WHO.
o Contoh perhitungan Z score BB/U: (BB anak – BB standar)/standar deviasi BB standar
o Batasan untuk kategori status gizi balita menurut indeks BB/U, TB/U,
BB/TB menurut WHO dapat dilihat pada tabel “pengertian kategori status gizi balita”
Sekitar sepertiga dari anak-anak di bawah usia 3 tahun mengalami stunting, yang
merupakan cerminan dari malnutrisi kronis. Efek stunting bertahan seumur hidup,
menyebabkan gangguan perkembangan otak, IQ lebih rendah, sistem kekebalan
yang lemah dan risiko penyakit yang lebih besar di kemudian hari. Anak-anak
yang mengalami stunting seringkali memiliki produktivitas yang lebih rendah, dan
berpenghasilan hingga 20 persen lebih rendah dari gaji rata-rata saat dewasa. Stunting
dapat mengurangi PDB suatu negara sebanyak tiga persen. Meningkatnya obesitas
pada masa kanak-kanak di Afrika Selatan merupakan cerminan lain dari gizi buruk
dan praktik pemberian makan bayi yang buruk yang juga menyebabkan penyakit dan
kesehatan yang buruk di kemudian hari.
2) Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang
kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.
Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal
bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan
gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat
kali selama kehamilan.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan
kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan
dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa
biaya di Posyandu atau Puskesmas.
Tujuan Pembelajaran:
Pada akhir dari sesi ketiga, mahasiswa harus dapat:
1. Menjelaskan management atau rencana kebijakan untuk mengurangi stunting
2. Menjelaskan prevensi stunting
3. Menjelaskan hubungan antara Ketahanan Pangan Keluarga dan sunting
4. Menjelaskan intervensi multisektoral untuk mengatasi stunting
5. Sebutkan salah satu implementasi pemerintah untuk menangani keluarga yang miskin
Guiding questions and answer:
1. Jelaskan rekomendasi kebijakan untuk mendorong progress dalam
mengurangi stunting!
Pembuat kebijakan harus mempertimbangkan untuk memprioritaskan tindakan berikut
untuk mencapai pengurangan 40% jumlah anak stunting dengan usia kurang dari
5 tahun:
A. Meningkatkan identifikasi, pengukuran dan pemahaman tentang stunting dan
peningkatan cakupan kegiatan pencegahan stunting.
Mengembangkan target stunting nasional yang sejalan dan akan berkontribusi pada
pencapaian target global Health Assembly
Memperkuat metode untuk menilai beban stunting secara akurat, agar dapat
merencanakan, merancang, dan memantau secara efektif program.
Menggabungkan penilaian pertumbuhan linier ke dalam layanan kesehatan anak
rutin, untuk memberikan informasi waktu untuk pengaturan target dan pemantauan
kemajuan.
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh kondisi kurang higienis dan air bersih merupakan
faktor penentu penting terjadinya stunting pada anak. Biasanya kelompok dengan status
sosial ekonomi rendah yang paling sering tinggal di lingkungan yang tercemar. Di antara
faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan anak, diare sangat penting, karena
malabsorpsi nutrisi dan kurang nafsu makan. Dengan demikian, air minum yang bersih
dan cukup, sanitasi yang layak, saluran pembuangan air limbah, dan pengelolaan
limbah padat yang tepat adalah intervensi keadilan kesehatan utama di daerah
tertinggal, termasuk daerah perkotaan.
Bantuan Sosial PKH adalah bantuan berupa uang, kepada keluarga dan/ atau
seseorang miskin, tidak mampu, dan/ atau rentan terhadap risiko sosial.
Pasal 3
Sasaran PKH merupakan keluarga dan/ atau seseorang yang miskin dan rentan serta
terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin, memiliki komponen
kesehatan, pendidikan, dan/ atau kesejahteran sosial.
Pasal 5
(1) Kriteria komponen kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi:
a. ibu hamil/ menyusui; dan
b. anak berusia 0 (nol) sampai dengan 6 (enam) tahun.