Anda di halaman 1dari 94

BAB III

PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)

Rencana Tindakan Kepemimpinan adalah sebuah upaya untuk memberikan

pengalaman kepemimpinan kepada calon kepala sekolah di sekolah

sendiri.Rencana tindakan kepemimpinan dimaksudkan untuk memberikan

kesempatan kepada calon kepala sekolah menerapkan pengetahuan, keterampilan

dan sikap dalam mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan

memberdayakan terhadap seluruh atau sebagian warga sekolah.

Dalam rencana tindakan kepemimpinan, seorang calon kepala sekolah diharapkan

mampu menentukan masalah yang harus diatasi, menentukan tujuan dan indikator

pencapaian yang harus dicapai, menyusun program kegiatan yang akan efektif

untuk mengatasi masalah, menggambarkan skenario kegiatan dalam penanganan

masalah, menggunakan berbagai bentuk metode pengumpulan data dan

menggunakan hasil temuan data hasil kegiatan sebagai refleksi untuk menentukan

upaya tindakan selanjutnya.

Secara komprehensif, rencana tindakan kepemimpinan dimaksudkan untuk

melatih seorang calon kepala sekolah belajar mengatasi berbagai masalah di

sekolah, dari masalah ketidaksempurnaan kompetensi dan potensi yang telah

dimiliki calon serta ketidakmapanan kinerja sekolah yang mencakup pencapaian

delapan standar nasional pendidikan. Dengan rencana tindakan kepemimpinan

maka seorang calon kepala sekolah terlatih untuk menhadapi dan mengatasi

23
24

masalah dan ke depan tidak lagi ada kepala sekolah yang melakukan pembiaran

ataupun menghindari masalah yang terjadi di sekolah.

Berdasarkan hasil Evaluasi Diri Sekolah terhadap empat standar Nasional

Pendidikan diperoleh standar isi (2,2),standar proses (1,9),standar kelulusan

(2,17),dan standar penilaian (2,67) dari hasil tersebut terlihat standar proses lebih

rendah maka calon kepala sekolah mencoba mengangkat satu judul RTK tentang

“PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENYUSUNAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI WORKSHOP DI

SMP NEGERI 2 BUA PONRANG”

Tanggal 11 maret 2016 melapor ke Kepala Sekolah sendiri tentang hasil In 1 dan

pelaksanaan OJL sekaligus berdiskusi dengan kepala sekolah tentang pentingnya

RPP oleh semua guru sebagai pedoman dalam kegiatan proses belajar mengajar

dan hasil kajian EDS terutama standar proses yang paling rendah, calon kepala

sekolah mengusulkan dilakukannya upaya Peningkatkan kemampuan guru dalam

Penyusunan RPP. Salah satunya yaitu melalui pelatihanWorkshopyang

diselenggarakan di sekolah. Hasil diskusi dengan kepala sekolah memutuskan

untuk diselenggarakannya sosialisasi program On the Job Learning (OJL) bagi

calon kepala sekolah pada hari tanggal 12 Maret 2016.

1. Siklus 1

a. Persiapan Pelaksanaan

Diawali berdiskusi dengan kepala sekolah tentang pentingnya RPP oleh semua

guru sebagai pedoman dalam kegiatan proses belajar mengajar dan hasil kajian

EDS terutama standar proses yang paling rendah, calon kepala sekolah
25

mengusulkan dilakukannya upaya meningkatkan kemampuan guru dalam

menyusun RPP. Salah satunya yaitu melalui pelatihanWorkshoopyang

diselenggarakan di sekolah. Hasil diskusi dengan kepala sekolah memutuskan

untuk diselenggarakannya sosialisasi program On the Job Learning (OJL) bagi

calon kepala sekolah pada hari Sabtu tanggal 12Maret 2016 pukul 09.00 pada jam

istirahat salah satunya adalah melaksanakan workshop penyusunan RPP.

Melalui sosialisai program On the Job Learning (OJL) bagi calon kepala

sekolah tahun 2016 dihadiri oleh seluruh guru melalui sosialisasi diharapkan para

guru akan mendukung dan akan memberikan bantuan kepada calon kepala

sekolah untuk melakukan On the Job Learning (OJL).Akhirnya sosialisasi

tersebut menyepakati pelaksanaan workshop penyusunan RPPdi SMP Negeri 2

Bua Ponrang tanggal 16 sampai 18 Maret 2016.

b. Pelaksanaan

Rencana tindak kepemimpinan yaitu “Meningkatkan Kemampuan Guru

dalam Menyusun RPP Melalui Workshoop” di sekolah dilaksanakan yang dihadiri

oleh 4 orang sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut diantaranya kepala

sekolah, guru senior, guru yang telah mengikuti cara-cara penyusunan RPP.

Pelaksanaan diawali dengan penyampaian materi secara umum, mengulas

sekilas tentang kurikulum KTSP menyampaikan pentingnya kepemilikan

perangkat pembelajaran mulai dari program, program tahunan, program semester,

dan RPP sesuai dengan kurikulum KTSP kemudian dilanjutkan dengan menyusun

perangkat pembelajaran.
26

c. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

dari kegiatan pembuatan RPP diawali dengan kepemilikan perangkat

pembelajaran dalam hal ini RPP KTSP. Kegiatan monitoring dan evaluasi

melibatkan peserta dan narasumber dan calon kepala sekolah,instrumen

monitoring terlampir. Instrumen monitoring dan evaluasi diberikan setelah

kegiatan berlangsung. Peserta dan narasumber mengisi instrumen siklus 1

berkaitan dengan instrumen monitoring dan evaluasi aktivities, instrumen

monitoring dan evaluasi penyelenggaraan, instrumen monitoring dan evaluasi

narasumber, instrumen monitoring dan evaluasi output kinerja guru dengan

rincian hasil sebagai berikut :

1. Instrumen monitoring dan evaluasi aktivities:

a. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah :

- Kemampuan CKS menyusun rencana

- Kemampuan CKS menentukan dan mengundang nara sumber

- Kemampuan CKS mengawali kegiatan

- KemampuanCKS menindak lajuti

- Kemampuan CKS menyusun instrumen monev

b. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi B adalah :

- Kemampuan CKS mensosialisasikan dan mengkoordinasikan

dengan pihak terkait

- Kemampuan CKS mencari referensi

- Kemampuan CKS memfasilitasi peserta


27

- Kemampuan CKS memberikan pendampingan

- Kemampuan CKS merencanakan monev

- Kemampuan CKS melakukan evaluasi

- Kemampuan CKS melakukan refleksi

c. Rata-rata 86,67 dengan kalsifikasi A

2. Instrumen monitoring dan evaluasi penyelenggaraan

a. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah :

- Kesesuaian program dengan kebtuhan peserta

- Kondisi ruang pembelajaran

- Tersedia ruang fasilitas belajar

- Ketersediaan snack

b. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi B adalah :

- Kesesuaian luas dengan jumlah peserta

- Ketersediaan alat tulis menulis

c. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi C adalah :

- Kecukupan alokasi waktu

- Kedalaman dan keluasan materi

- Ketersediaan makanan siang

d. Rata rata 84,44 klasifikasi B.

3. Instrumen monitoring dan evaluasi nara sumber :

a. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah :

- Kejelasan pemberian materi

b. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi B adalah :


28

- Penguasaan materi workshop

- Penyajian materi dengan menggunakan media

- Suara terdengar jelas

- Sanggup merespon pertanyaan peserta

- Kemampuan mengelolah kelas

- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

- Kemampuan memberikan motivasi

- Ketepatan dalam pengguanaan waktu

c. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi C adalah :

- Penyajian materi secara sitematis

d. Rata-rata 83,5 klasifikasi B

4. Instrumen monitoring dan evaluasi output kinerja guru:

a. Guru yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah :

- Hamira,SE

b. Guru yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi B adalah :

- Hasni,SE

- Rusiana,S.Pd

- Yudas,S.Sos

c. Guru yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi C adalah :

- Suherman,SE

- Haderita,S.Pd

d. Rata-rata 78,33 klasifikasi B


29

d. Refleksi

Berdasarkan rekap hasil perhitungan instrumen monitoring dan evaluasi

yang dilakukan peserta, nara sumber dan calon kepala sekolah pada siklus 1

untuk monitoring aktivitas, penyelenggaraan, evaluasi narasumber, dan nilai

kepemimpinan calon kepala sekolah rata-rata hasilnya baik,olehnya itu calon

kepala sekolah mengambil kesimpulan bahwa calon kepala sekolah dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sudah baik, selain itu

narasumbernya juga sudah baik, namun ada beberapa saran yang dimasukkan

untuk perbaikan pada siklus 2 yaitu:

a. Untuk aktivities peserta menyarankan agar calon kepala sekolah lebih

mengintensifkan pendampingan kepada guru junior yang masih sangat

kurang memahami dalam penyusunan RPP

b. Untuk penyelenggaraan peserta menyarankan agar calon kepala sekolah

menyiapkan ruang pembelajaran khusus agar tidak terganggu oleh guru

lain yang tidak ikut workshop.

c. Untuk narasumber peserta menyarankan agar dalam menyampaikan

materi menggunakan waktu dengan tepat dan menyajikan materi secara

sistematis.

Sedangkan untuk Monitoring Output Kinerja Guru hasilnya adalah sebagai

berikut:

No Instrumen Skor
Jml
No Nama Guru (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Suherman,SE 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 70
2 Haderita,S.Pd 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 27 67,5
30

3 Hasni,SE 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 80
4 Rusiana,S.Pd 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33 82,5
5 Hamira,SE 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 35 87,5
6 Yudas,S.Sos 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 33 82,5

dengan menggunakan kreteria sebagai berikut :

ANGKA HURUP KETERANGAN


86 – 100 A Sangat Baik
76 – 85 B Baik
56 – 75 C Cukup
< 55 D Kurang

Berdasarkan hasil penilaian terhadap RPP yang telah dibuat guru, dapat

disimpulkan bahwa dari 6 orang guru terdapat 1 orang guru memperoleh nilai

diatas 86 dengan ketegori (A), 3 orang guru memperoleh nilai diatas 76 dengan

kategori (B), dan 2 orang guru yang masih mendapat nilai di bawah 75 dengan

ketegori (C).Sebagai tindak lanjut maka 2 orang guru tersebut diberikan

pendampingan oleh calon kepala sekolah dalam menyusun RPP untuk

mempersiapkan perbaikan di siklus 2.

2. Siklus 2

a. Persiapan

Merenungi dan mengamatisetiap tahapan yang telah dilaksanakan dalam

pembuatan RPP siklus 1, bersama guru untuk menyempurnakan, mendiskusikan

dengan guru mengenai hal-hal yang harus ditingkatkan dalam kegiatan

menigkatkan guru dalam menyusun RPP melalui Workshoop di sekolah.Hasil

diskusi dengan rekan guru, kepada guru senior dan kepada kepala sekolah diminta
31

pendampingan kembali serta menentukan jadwal. Dari hasil diskusi menghasilkan

kesepakatan untuk melakukan Workshop penyusunan RPP siklus 2 pada tanggal

12 sampai dengan 13 April 2016.

b. Pelaksanaan

Melakukan kegiatan pendampingan kepada guru mengenai hal-hal yang

harus diperbaiki, kegiatan pendampingan dilakukan oleh calon kepala sekolah

dibantu oleh guru senior. Pendampingan dilaksanakan tanggal 12 sampai dengan

13 April 2016. Calon kepala sekolah melakukan observasi selama kegiatan

pendampingan berlangsung.

c. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

dari kegiatan pembuatan RPP diawali dengan kepemilikan perangkat

pembelajaran dalam hal ini RPP KTSP. Kegiatan monitoring dan evaluasi

melibatkan peserta dan narasumber dan calon kepala sekolah,instrumen

monitoring terlampir. Instrumen monitoring dan evaluasi diberikan setelah

kegiatan berlangsung. Peserta dan narasumber mengisi instrumen siklus 2

berkaitan dengan instrumen monitoring dan evaluasi aktivities, instrumen

monitoring dan evaluasi penyelenggaraan, instrumen monitoring an evaluasi

narasumber, instrumen monitoring dan evaluasi output kinerja guru, instrumen

monitoring dan evaluasi outcome AKPK CKS, dengan rincian hasil sebagai

berikut :

1. Instrumen monitoring dan evaluasi aktivities:


32

a. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah :

- Kemampuan CKS menyusun rencana

- Kemampuan CKS menentukan dan mengundang nara sumber

- Kemampuan CKS mengawali kegiatan

- KemampuanCKS menindak lajuti

- Kemampuan CKS menyusun instrumen monev

- Kemampuan CKS melakukan evaluasi

b. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi B adalah :

- Kemampuan CKS mensosialisasikan dan mengkoordinasikan

dengan pihak terkait

- Kemampuan CKS mencari referensi

- Kemampuan CKS memfasilitasi peserta

- Kemampuan CKS memberikan pendampingan

- Kemampuan CKS merencanakan monev

- Kemampuan CKS melakukan refleksi

c. Rata-rata 91,25 dengan kalsifikasi A

2. Instrumen monitoring dan evaluasi penyelenggaraan

a. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah :

- Kesesuaian program dengan kebtuhan peserta

- Kedalaman dan keluasan materi

- Kondisi ruang pembelajaran

- Tersedia ruang fasilitas belajar

- Kesesuian luas ruang dengan jumlah peserta


33

- Ketersediaan alat tulis menulis

b. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi B adalah :

- Kecukupan alokasi waktu

- Ketersediaan snack

c. Rata rata 87,78 klasifikasi A.

3. Instrumen monitoring dan evaluasi nara sumber :

a. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah

- Penguasaan materi workshop

- Penyajian materi dengan menggunakan media

- Suara terdengar jelas

- Sanggup merespon pertanyaan peserta

b. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi B adalah :

- Kemampuan mengelolah kelas

- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

- Kemampuan memberikan motivasi

- Ketepatan dalam pengguanaan waktu

c. Rata-rata 87 klasifikasi A

4. Instrumen monitoring dan evaluasi output kinerja guru:

a. Guru yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah :

- Hamira,SE

- Hasni,SE

- Rusiana,S.Pd

- Yudas,S.Sos
34

- Suherman,SE

- Haderita,S.Pd

b. Rata-rata 89,17 klasifikasi A

5. Instrumen monitoring dan evaluasi outcome AKPK :

a. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi A adalah

- Kemampuan CKS mengarahkan dan menggerakkan teman sejawat

- Kemampuan CKS dalamberbicara,bersikap,dan berperilaku, dapat

dijadikan teladan

- Kemampuan CKS dalam melakukan perencanaan

- Kemampuan CKS dalam membuat alternative pemecahan

masalah yang relevan dan tepat

- Kemampuan CKS membuat program yang inovativ

- Kemampuan CKS menggalang warga sekolah untuk membantu sesama

b. Indikator yang memperoleh nilai dengan kalsifikasi B adalah :

- Kemampuan CKS menyusun rencana pengelolaan kgiatan produksi

dan jasaKemampuan memberikan motivasi

- Kemampuan CKS mengevaluasi dan melakukan perbaikan program

kerjasama dengan berbagai pihak

- Kemampuan CKS terlibat dalam organisasi

- Kemampuan CKS melakukan kerjasam

c. Rata-rata 89 klasifikasi A

d. Refleksi
35

Berdasarkan hasil instrumen monitoring yang dilakukan oleh para peserta,

narasumber , calon kepala sekolah dan kepala sekolah pada siklus 2. untuk

monitoring aktivitas, penyelenggaraan, evaluasi narasumber, dan nilai

kepemimpinan calon kepala sekolah semua menunjukkan peningkatan yang

signifikan yaitu semua instumen monev rata-rata dengan nilaiklasifikasi

A,olehnya itu calon kepala sekolah mengambil kesimpulan calon kepala sekolah

dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dapat dikatakan

berhasil, selain itu narasumbernya juga mengalami perbaikan terhadap

kekurangan pada siklus 1.

Sedangkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan calon

kepalasekolah terhadap guru-guru dalam menyusun RPP mengisi instrumen

monevdan menilai kembali instrumen monev tersebut diperoleh

perhitungansebagai berikut:

Monitoring Output Kinerja Guru

Skor
No Instrumen Jml
(%)
No Nama Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Suherman,SE 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35 87,5
2 Haderita,S.Pd 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35 87,5
3 Hasni,SE 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 35 87,5
4 Rusiana,S.Pd 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 36 90,0
5 Hamira,SE 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37 92,5
6 Yudas,S.Sos 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 36 90,0
36

dengan menggunakan kreteria sebagai berikut :

ANGKA HURUP KETERANGAN


86 – 100 A Sangat Baik
76 – 85 B Baik
56 – 75 C Cukup
< 55 D Kurang

Berdasarkan hasil penilaian terhadap RPP yang telah dibuat guru, dapat

disimpulkan bahwa dari 6 orang guru semuanya memperoleh nilai diatas 86

dengan ketegori (A), sangat baik termasuk 2 orang guru yang diberikan

pendampingan khusus oleh calon kepala sekolah, hal ini menunjukan bahwa calon

kepala sekolah berhasil membimbing melalui pendampingan terhadap 2 (dua)

orang guru yang masih memiliki kekurangan dalam membuat RPP.

B. Supervisi Guru Junior

Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik

membantu guru dalam mengembangkan kemampuan pengelola pembelajaran.

Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana, terpola dalam terprogram,

merubah prilaku guru, menigaktakan kualitas pendidikan.Supervisi akademik

dilakukan calon kepala sekolah antara lain :

a. Membimbing guru memilih menggunakan strategi/metoda/teknik dapat

mengembangkan berbagai potensi.

b. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

bimbingan di kelas.
37

c. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan

menggunakan pasilitas pembelajaran.

d. Memotifasi guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan terperinci

dan terarah.

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemapuan guru dalam

merencanakan kegiatan pembelajaran. Menciptakan lingkungan pembelajaran

yang menyenangkan, memanfaatkan sumber pembelajaran yang ada.

 Tujuan supervisi guru junior bagi calon kepala sekolah :

1. Mengembangkan kompetensi akademik

2. Melatih kemampuan melaksanakan supervisi.

3. Melatih kemampuan mengidentifikasi permasalah guru junior, dalam

rangka meningkatkan mutu proses hasil pembelajaran.

4. Membantu guru dalam mengambangkan kompetensi guru meningkatkan

kualitas pembelajaran.

5. Membantu guru junior mengembangkan kurikulum silabus dan RPP.

 Hasil yang diharapkan dari supervisi guru juior:

- Mampu mengembangkan kompetensi perencanaan supervisi.

- Melaksanakan supervisi akademik.

- Mampu melaksanakan tindak lanjut dalam rangka menigkatkan hasil

pembelajaran.
38

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan kegiatan observasi guru junior, calon kepala

sekolah melakukan hal-hal berikut :

a. Meningkatkan pengetahuan supervisi akademik; dengan membaca modul

tentang sipervisi akademik.

b. Melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang supervisi akademik.

c. Menyusun program, membuat jadwal, membuat istrumen perencanaan

kegiatan pembelajaran, instrumen observasi kelas, daftar pernyataan

setelah observasi, dan instrumen tindak lanjut supervisi akademik.

Penulis memutuskan guru junior yang akan disupervisi adalah : Hamira,SE

guru mata pelajaran IPS Terpadu mengajar di kelas VII dan IX.

b.Pelaksanaan

Kegiatan supervisi akademik meliputi tiga tahapan kegiatan yaitu :

1). Pra observasi dalam tahapan ini guru diberitahu dan dinyatakan

kesiapannya untuk disupervisi oleh calon kepala sekolah , setelah ada

kesepakatan jadwal, guru diminta untuk mengisi format pra observasi

yang harus diisi, dan memberikan RPP yang akan digunakan pada saat

disupervisi. Supervisor dalam hal ini kepala sekolah atau guru senior

menelaah RPP yang telah diberikan oleh guru yang akan disupervisi.

2). Observasi, sesuai dengan jadwal yang telah disepakati kegiatan

supervisipun dilakukan. Calon kepala sekolah selaku guru senior yang

ditunjuk melakukan supervisi terhadap 6(enam) orang guru, namun


39

untuk kegiatan pelaporan On the Job Learning (OJL) calon kepala

sekolah hanya memaparkan observasi terhadap 1 (satu) orang guru

junior saja yaitu : Hamira,SE guru kelas VIII dan IX disupervisi pada

hari Senin tanggal 21Maret tahun 2016 jam keempat dan kelima di

kelas IX. Pendahuluan pembelajaran diawali dengan mengucapkan

salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai, lalu guru

mengabsen kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan

pembelajaran.Kegiatan inti menyampaikan informasi yang akan

dipelajari. Kemudian peserta didik diminta untuk mengolah dan

menganalisis hasil gambar pengamatan untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan pada LKS setelah selesai mengisi LKS. Mempersentasikan

hasil percobaan dan pengamatan. Kegiatan penutup diakhiri dengan

menyimpulakan materi yang telah disampaikan.

3). Pasca observasi, setelah observasi dilakukan kegiatan refleksi secara

singkat dengan guru junior dengan ditanya bagaimana perasaan/kesan

guru junior tersebut setelah melakukan proses pembelajaran yang

diamati oleh calon kepala sekolah, lalu calon kepala sekolah

memberikan pujian terhadap hal-hal yang sudah baik yang dilakukan

oleh guru junior selama proses pembelajaran, setelah itu guru junior

diberi instrumen format 3 (pasca observasi)

c. Tindak Lanjut dan Hasil

Tindak lanjut dan hasil, setelah mengisi instrumen pasca observasi calon

kepala sekolah memperlihatkan hasil penilaian format 1 tentang instrumen


40

Perencanaan Kegiata Pembelajaran, untukHamira,SE.Hasil menunjukan guru

junior memperoleh nilai 34. Dimasukan dalam perhitungan maka perolehannya

adalah :

34
X 100 % = 77,27% = B (Baik).
44

Dalam format 2 instrumen observasi kelas, Hamira,SE memperoleh nilai 54,

dimasukan dalam menghitung maka memperolehnya adalah:

54
x 100% = 79,41% = B (Baik)
68

Setelah mengisi format 3 calon kepala sekolah bersama guru junior

mendiskusikan hal-hal yang perlu ditingkatkan untuk perbaikan dalam supervisi

siklus 2 nanti sebagai tindak lanjut.Untuk observasi kelas calon kepala sekolah

menyarankan untuk mendorong peserta didik untuk memanfaatkan TIK, media

pembelajaran dan mengurangi metode ceramah.

Kesimpulan hasil observasi guru junior siklus 1 adalah sebagaiberikut :

Format 1 Format 2
No Nama Guru Junior
Angka Huruf Angka Huruf
1 Hamira,SE 77,27 B 79,41 B

2. Siklus 2

a. Perencanaan

Mendiskusikan jadwal untuk supervisi berikutnya, kapan kesediaan dari

guru junior tersebut, hasil berdiskusi dengan Hamira,SE menyepakati untuk

melakukan sepervisi berikutnya di siklus 2 pada hari Kamis tanggal 14April 2016.

b. Pelaksanaan
41

1). Pra observasi, sebelumnya guru junior diberi instrumen pra observasi

untuk diisi, baru setelah itu dilakukan observasi untuk guru junior.

2). Observasi, dilaksanakan sebagai berikut : Hamira,SE pada saat observasi

proses pembelajaran guru junior terlihat lebih baik dalam mempresiapkan

pembelajaran, baik dari segi penyampaian materi. Pada kegiatan penutup

guru junior juga menyampaikan materi dan memberikan tugas untuk

pertemuan berikutnya.

3). Pasca Observasi setelah observasi, seperti halnya pada siklus 1 guru

junior diberi pertanyaan bagaimana perasaan/kesan setelah melakukan

proses pembelajaran tadi yang diamati oleh calon kepala sekolah lalu

calon kepala sekolah memberikan pujian terhadap hal-hal yang sudah

baik yang dilakukan guru junior selama proses pembelajaran, setelah itu

guru junior diberi instrumen format 3 (pasca observasi), setelah mengisi

instrumen format 3 guru junior diperlihatkan hasil penilaian format 1 dan

format 2.

c. Tindak Lanjut dan Hasil

Hasil penilaian untuk Hamira,SEpada siklus 2 untuk format 1 Instrumen

Perencanaan Kegiatan Pembelajaran diperoleh nilai skor 40, dimasukan dalam

perhitungan maka diperoleh :

40
x 100% = 90,90% = A (Baik Sekali)
44

Dari pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2, untuk guru junior Hamira,SE

pada peningkatan untuk perencanaan kegiatan pembelajaran, ini diperlihatkan

dengan adanya peningkatan perolehan nilai skor (77,27%) menjadi (90,90%) dari
42

klasifikasi B (Baik) menjadi klasifikasi A (Baik sekali), dan untuk kegiatan

observasi kelas diperoleh nilai skor 62, dimasukan dalam perhitungan diperoleh :

62
x 100% = 91,17% = A (Baik Sekali)
68

Dari pengamatan siklus 1 dan siklus 2, untuk guru junior Hamira,SEpada

observasi kelas ada peningkatan yang signifikan, yaitu dari 79,41% menjadi

91,17% dari klasifikasi B (Baik) menjadi klasifikasi A (Baik Sekali)

Kesimpulan hasil observasi guru junior siklus 2 adalah sebagai berikut :

Format 1 Format 2
No Nama Guru Junior Huru
Angka Angka Hurup
p
1 Hamira,SE 90,90 A 91,17 A

Dari hasil wawancara keduanya terlihat ada kepuasan, walaupun belum

sempurna, bahkan setelah kegiatan ini guru junior lebih antusias meminta agar

program supervisi ini berkesinambungan, dengan supervisi akademik guru junior

merasakan adanya manfaat yang mereka rasakan seperti peningkatan kemampuan

dalam penyusunan RPP dan pelaksanaan proses pembelajaran sehingga dapat

menigkatan kompetensi mereka.

C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Penyusunanperangkat pembelajaran merupakan hal penting yang harus

dilakukan oleh guru sebelum pelaksanaan proses pembelajaran. Perangkat

pembelajaran meliputi : 1). Analisa keterkaitan Standar Kompotensi dengan

Kompetensi Dasar, serta Indikator Pencapaian Kompetensi, 2) Silabus, 3)

program tahunan, dan 5) RPP.


43

Calon kepala sekolah juga adalah seorang guru karenanya dalam

menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru, calon kepala sekolah juga

dituntut untuk menyusun RPP sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Bahkan karena calon kepala sekolah adalah calon pemimpin yang sedang dilatih,

ia harus lebih memahami dan memberikan contoh kepada rekan guru lainnya

dalam menyusun perangkat pembelajaran.

Tahap awal dalam pembelajaran yaitu menyusun perencanaan pembelajaran

yang diwujudkan yaitu pembuatan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan

dengan kegiatan pembuatan rencana pembelajaran (RPP).Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu

pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya pencapaian Kompetensi Dasar

(KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk

berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas

dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

fsikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) atau

sub topik yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.Pengembangan

RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau kelompok di

sekolah/madrasah dikoordinasi, dipasilitasi, dan disupervisi oleh kepala

sekolah/madrasah atau guru senior yang ditunjukan oleh kepala sekolah.


44

RPP mencakup : 1). Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester,

Alokasi waktu 2). Standar Kompetensi (SK) 3). Kompetensi Dasar (KD) 4).

Indikator 5). Tujuan Pembelajaran 6). Materi Ajar 7). Metode Pembelajaran 8).

Langkah-langkah Pembelajaran. 9). Alat dan Sumber Belajar. 10). Penilaian.

Dalam laporan On the Job Learning (OJL) ini calon kepala sekolah juga

menyusun RPP sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Sebagai langkah awal

dalam menyusun RPP adalah penulisan data sekolah, mata pelajaran, dan

kelas/semester, alokasi waktu. Dan sesuai dengan program semester yang telah

dibuat sebelumnya, bertepatan dengan materi ajar “Menginterpretasi peta ”

alokasi waktu 2 x 40 menit ( 2 jam pelajaran ).

Penentuan SK dan KD diambil dari silabus untuk penentuan indikator

disesuaikan dengan SK, KD dan cakupan materi yang akan disampiakan. Alat dan

sumber belajar juga disesuaikan dengan kondisi dilapangan, dimana di sekolah

kami berapa guru telah memanfaatkan TIK dalam penyampaian proses

pembelajaran. Untuk langkah-lankah pembelajaran diawali dengan pendahuluan

(memberi salam, mengecek kehadiran peserta didik, menyampaikan tujuan

pembelajaran) pendahuluan diperkirakan 10 menit. Dilanjutkan dengan kegiatan

inti, berkaitan dengan kegiatan inti.

Peserta didik mengumpulkan informasi untuk menjawab salah satu

pertanyaan yang telah dirumuskan dengan membaca bahan ajar, juga dari buku

sumber lain yang relevan dengan materi yang disampaikan, setelah mendapat

jawaban dari berbagai sumber, kemudian peserta didik diminta untuk

merumuskan secara tertulis, selam peserta didik melakukan kegatan ini guru dapat
45

melakukan penilaian sikap, peserta didik bersama guru membuat kesimpulan atas

jawaban dari pertanyaan (kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 50 menit).

Dilanjutkan dengan kegiatan penutup dengan memberikan kesempatan kepada

peserta didik bila ada hal yang belum dipahami guru memberikan penjelasan atas

pertanyaan yang disampiakan peserta didik, peserta didik diberi pertanyaan lisan

untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran dapat diserap peserta didik.

2. Bahan Ajar

Bahanajar adalahsegala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan yang dimaksud berupa

tertulis maupun tidak tertulis.Jenis-jenis bahan ajar dapat dibedakan atas beberapa

kriteria pengelompokan. Menurut Koesnandar (2008), jenis bahan ajar

berdasarkan subjeknya terdiri dari dua jenis, yaitu : a) Bahan ajar yang sengaja

dirancang untuk belajar seperti buku, LKS. b) Bahan ajar yang dirancang dapat

dimanfaatkan untuk belajar menyatakan bahwa jika ditinjau dari fungsinya maka

bahan ajar yang dirancang terdiri atas 3 kelompok, yaitu : bahan ajar persentasi,

bahan referensi, dan bahan belajar mandiri.

Pengembangan bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan siswa

terdapat beberapa alasan mengapa perlu pengembangan bahan ajar, yaitu :

a) Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang

dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum.

b) Krakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat

disesuiakan dengan krakteristik siswa sebagai sasaran.


46

c) Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan

masalah atau kesulitan dalam belajar.

Berkaitan dengan salah satu tugas On the Job Learning (OJL) yaitu

menyusun bahan ajar, maka calon kepala sekolah juga mencoba menyusun bahan

ajar. Seperti yang diuraikan di atas tentang pengertian bahan ajar dan dasar

pengembangan bahan ajar, diantaranya adalah ketersediaan bahan sesuai tuntutan

kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan

kurikulum, karakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat

disesuiakan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran. Maka pengembangan

bahan ajar yang dilakukan guru akan sangat bermanfaat.

3. Instrumen Penilaian

Penilaian memang peranan yang penting dalam pembelajaran. Penilaian

berfungsi untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Kurikulum

KTSP memberlakukan sistem autentik dalam penilaiannya, artinya penilaian

pembelajaran yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dalam RPP instrumen penilaian ada dibagian paling akhir, untuk keperluan

On the Job Learning (OJL) calon kepala sekolah juga melakukan penyusunan

instrumen penilaian.

D. Pengkajian 9 Aspek Manajerial

a. Sekolah Magang 1 (SMP NEGERI 2 BUA PONRANG)


47

1. Rencana Kerja Sekolah (RKS)

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Rencana Kerja Sekolah (RKS), sebagai

langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan

In-Service 1 yang berkaitan dengan RKS.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerial Rencana Kerja Sekolah (RKS).

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Dokumen lainnya lainnya yang

berkaitan dengan Rencana KerjaSekolah

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolahmembuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi ideal,

kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerialRencana Kerja Sekolah yang berdasarkan data yang yang sudah kami

kumpulkan.Jika informasi dirasa masih kurang calon kepalasekolah melakukan

wawancara dengan para pemegang jabatan yang berkaitan dengan kajian tersebut,

selain itu langkah yang kami lakukan yaitu menghadirkan pejabat sekolah yang

berkaitan dengan kajian tersebut pada saat melakukan kajian

c. Hasil
48

Sebagai hasil dari kajian manajerial Rencana Kegiatan Sekolah (RKS)

adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial

Rencana Kegiatan Sekolah (RKS)sebagai berikut

Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan rencana kerja sekolah

(RKS) kemudian  mengkaji RKS dan RKJM SMP Negeri 2 Bua Ponrang penulis

mengerti dan memahami beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM diantaranya

model RKS/RKJM yang disusun dikembangkan berdasarkan rekomendasi EDS

mengelompokkan kegiatan-kegiatan sekolah ke dalam 8 standar : 1) standar isi, 2)

Standar proses, 3) standar kompetensi lulusan, 4) PTK, 5) sarana dan prasarana, 6)

pengelolaan, 7) pembiayaan, dan 8) penilaian.

Pengelompokan ini sejalan dengan ketentuan permendiknas nomor 19 tahun

2007 tentang standar pengelolaan pendidikan yang mengamanatkan penyusunan

RKS harus memuat kejelasan mengenai: 1) kesiswaan, 2) kurikulum dan kegiatan

pembelajaran, 3) PTK serta pengembangannya, 4) sarana dan prasarana, 5)

keuangan dan pembiayaan, 6) budaya dan lingkungan sekolah, 7) peran serta

masyarakat dan kemitraan, dan 8) rencana kerja lain yang mengarah kepada

peningkatan dan pengembangan mutu.

Berdasarkan hasil kajian tentang Rencana kerja Sekolah, kami mengambil

beberapa kesempulan sebagai berikut :

a. Penyusunan EDS sudah dilaksanakan oleh Tim Pengembang Sekolah,

berarti sudah sesuai dengan kondisi ideal, hanya saja kesenjangannya

adalah penyusunan EDS dilakukan 2 tahun sekali, calon kepala sekolah


49

menyarankan agar penyusunan EDS idealnya dilakukan setiap tahun agar

dalam menyusun RKS lebih mudah.

b. Hasil dari EDS sebagian besar sudah dijadikan dasar untuk penyusunan

RKS hanya saja masih ditemukan sedikit kesenjangan yang belum relevan

antara EDS dan RKS, calon kepala sekolah menyarankan agar pihak yang

menyusun RKS berpedoman kepada EDS.

c. Mekanisme penyusunan RKJM dan RKS disusun oleh TIM Pengembang

Sekolah, dengan mengutamakan program prioritas, kemudian

disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat dan pemangku

kepentingan ini sudah sesuai dengan kondisi ideal, hanya saja belum

disahkan berlakunya oleh dinas kabupaten, calon kepala sekolah

menyarankan agar RKJM dan RKS yang dibuat disahkan berlakunya oleh

dinas pendidikan kabupaten.

d. Kelengkapan dokumen , implementasi RKS , evaluasi dan pelaporan

RKSsudah baik, hanya saja, bagian peran serta masyarakat dan

kemitraannya, PTK dan pengembangannya belum optimal. Calon kepala

sekolah menyarankan agara peran serta masyarakat dan kemitraan perlu

dioptimalkan misalnya memberdayakan komite sekolah, perusahaan yang

ada disekitar sekolah, dan alumni. Untuk pengembangan PTK calon

kepala sekolah menyarankan agar memberikan pelatihan yang intensif

kepada PTK yang belum professional dalam pekerjaannya misalnya

melalui workshop.

2 Pengelolaan Kurikulum
50

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan Kurikulum, sebagai langkah

persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Kurikulum.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Kurikulum

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Kurikulum KTSP sekolah dokumen

lainnya yang berkaitan dengan Pengelolaan Kurikulum

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Rencana Kerja Sekolah yang berdasarkan data yang yang sudah

kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon kepalasekolah

melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang berkaitan dengan

kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu menghadirkan

pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat melakukan

kajian

c. Hasil
51

Sebagai hasil dari kajian manajerial Rencana Kegiatan Sekolah (RKS)

adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial

Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) sebagai berikut.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan kurikulum kemudian

mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah tempat magang, penulis lebih mengerti

tentang pengelolaan kurikulum sekolah, proses penyusunan kurikulum, bentuk-

bentuk RPP yang memuat nilai-nilai karakter bangsa sesuai dengan KI dan KD

yang dikembangkan. RPP yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan

Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan

Kurikulum. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan RPP dilakukan secara

mandiri ataupun berkompok dalam pertemuan Kelompok Kerja Guru ( KKG )

sekolah. Untuk memaksimalkan kompetensi pengelolaan kurikulum sekolah,

termasuk penyusunan RPP yang memuat nilai-nilai karakter, penulis akan lebih

banyak belajar dan berusaha selalu terlibat secara langsung dalam penyusunan dan

pengembangan kurikulum sekolah. Dari pengeloaan kurikulum SMP Negeri 2

Bua Ponrang calon kepala sekolah mengambil kesimpulan :

a. Proses penyusunan dokumen 1, kurikulum disusun oleh tim pengembang

sekolah, disetujui dalam rapat dewan guru, diketahui oleh komite sekolah

itu sudah dalam kondisi ideal, hanya saja pemberlakuannya hanya

disahkan oleh kepala dinas kabupaten Luwu, sedangkan kondisi idealnya

adalah juga disahkan oleh dinas pendidikan propinsi Sulawesi Selatan,

calon kepala sekolah menyarankan pengesahan kurikulum disahkan dan

disetujui oleh dinas propinsi Sulawesi Selatan.


52

b. Kelengkapan isi dokumen I sudah baik, hanya saja kegiatan

pengembangan diri belum optmal karena sekolah belum membina kegiatan

pengembangan diri siswa sesuai dengan karakteristik, potensi,minat dan

bakat siswa. Calon kepala sekolah menyarankan agar sekolah

melaksanakan pembinaan pengembangan diri sesuai dengan karakteristik

potensi,minat dan bakat siswa untuk mewujudkan potensi dan bakat siswa

misalnya meyisipkan pengembangan diri 2 jam pelajaran setiap minggu.

c. Kelengkapan isi dokumen II sudah baik, hanya saja berdasarkan hasil

kajian EDS dan observasi calon kepala sekolah selama ini baru sebagian

guru yang menyusun RPP sendiri, sebagian hanya copy paste dari guru

senior atau RPP yang dibuat oleh penerbit buku. Calon kepala sekolah

menyarankan agar RPP disusun oleh setiap guru untuk setiap KD

berdasarkan prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran dan direview secara

berkala uuntuk memastikan dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar

pserta didik, dalam hal ini perlu peningkatan kemampuan guru dalam

menyusun RPP misalnya melalui workshop, MGMP, pendampingan

teman sejawat.

3. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Persiapan
53

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan Pendidik dan Tenaga

kependidikan, sebagai langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan

beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Pendidik dan Tenaga

kependidikan.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Pendidik dan Tenaga

kependidikan

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Data tenaga pendidik dan

kependidikan , dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Pengelolaan

Pendidik dan Tenaga kependidikan

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pengelolaan Pendidik dan Tenaga kependidikan yang berdasarkan

data yang yang sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang

calon kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu
54

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPengelolaan Pendidik dan Tenaga

kependidikan adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian

manajerial pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan pendidik dan tenaga

kependidikan kemudian mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan

sekolah tempat magang, penulis mengetahui keadaan guru dan pegawai,

kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan pembagian tugasnya masing-

masing. Berdasarkan permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan

beban kerja guru dan pengawas sekolah yang mewajibkan guru mengajar 24 jam

tatap muka kualifikasi pendidikan guru memperlihatkan bahwa sebagian besar

guru-guru sudah memenuhi standar kualifikasi pendidikan.

Untuk mengembangkan kompetensi guru-guru, kepala sekolah mengarahkan guru

untuk terlibat aktif dalam kegiatan MGMP. Penulis juga memahami kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan setelah mempelajari permendiknas terkait.

Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sekolah magang sebaiknya dapat

diidentifikasi dan petakan oleh kepala sekolah untuk menjadi pertimbangan dalam

pembagian tugas dan pembinaannya secara berkelanjutan. Untuk itu sebagai calon

kepala sekolah, penulis berharap ada penilaian atau uji kompetensi bagi guru-guru

untuk mengetahui tingkat kompetensinya. Dari pengelolaan Pendidik dan Tenaga


55

Kependidikan Di SMP Negeri 2 Bua Ponrang Calon Kepala Sekolah mengambil

kesimpulan :

a. Sebagian besar tenaga pendidik sudah mengajar sesuai dengan bidang

studi yang diampuh, hanya beberapa jam mata pelajaran PJOK diajarkan

oleh guru bukan jurusan PJOK dan semua jam mata pelajaran seni budaya

diajarkan oleh guru bukan jurusan seni budaya, untuk itu calon kepala

sekolah menyarankan agar kepala sekolah mengajukan permohonan

kepada pemerintah (BKD) atau dinas Dikpora untuk diberikan guru

tersebut atau menerima guru honorer jurusan PJOK dan Seni Budaya.

b. Untuk kualifikasi Kepala Sekolah baik kualifikasi umum maupun khusus

hanya satu syarat yang tidak terpenuhi yaitu Kepala Sekolah belum

memiliki Sertifikat calon kepala sekolah dari lembaga yang resmi (NUKS)

untuk itu calon kepala sekolah menyarankan agar mengikuti diklat calon

kepala sekolah yang diadakan oleh lembaga yang resmi.

c. Untuk guru semuanya memiliki kualifikasi akademik yang pendidikan

minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S.1) bahkan ada beberapa

guru yang S-2 , dan menempuh pendidikan pada perguruan yang

terakreditasi.

d. Untuk kompetensi guru (kompetensi pedagogik) masih ada sebagian guru

belum mampu menyusun RPP sendiri untuk itu calon kepala sekolah

menyarankan untuk dilakukan pelatihan seperti pelatihan penyusunan RPP

melalui Workshop, pendampingan teman sejawat atau MGMP.


56

e. Untuk kompetensi kepribadian dan sosial guru sudah baik. Hanya saja

kompetensi professional (penguasaan materi yang sesuai dengan bidang

studi yang diampuh) masih ada sebagian guru belum baik kompetensi

profesionalnya terbukti dengan hasil UKGnya masih sebagian besar guru

belum lulus. Calon Kepala sekolah menyarankan agar guru rajin membaca

sebanyak-banyaknya buku referensi dan membuka internet yang berkaitan

dengan mata pelajaran yang diampuh.

f. Untuk guru konseling semuanya telah memenuhi syarat kualifikasi

akademik, hanya sebagian konselor belum memiliki sepenuhnya

kompetensi pedagogic, kepribadian,sosial. Calon kepala sekolah

menyarankan agar konselor mengikuti pelatiah guru BK atau sekolah

melakukan MGBK dengan mengundang narasumber yang sudah

berpengalaman di bidang konseling.

g. Untuk petugas pelayanan khusus seperti penjaga sekolah, tukang kebun,

tenaga kebersihan, pengemudi dan pesuruh sekolah belum memilikinya

untuk calon kepala sekolah menerim tenaga honorer tersebut agar

pelayanan sekolah menjadi optimal.

h. Untuk tenaga lab , kepala lab telah memiliki kualifikasi akademik S-1 dari

jalur pendidik dan telah memiliki sertifikat kepala lab dari perguruan

tingga hanya saja belum berpengalaman 3 tahun sebagai pengelolah

praktikum, calon kepala sekolah menyarankan agar menerima pengelolah

praktikum yang sudah berpengalaman minimal 3 tahun.


57

i. Sekolah tidak memiliki teknisi laboran dan laboran, untuk itu calon kepla

sekolah menyarankan menerima tenaga teknisi dan laboran sesuai dengan

syarat kualifikasi .

j. Untuk Kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan telah memiliki

kualifikasi dan kompetensi tenaga perpustakaan yang ideal. Hanya saja

jumlahnya masih perlu ditambah.

k. Untuk uraian tugas dan tata kerja calon kepala sekolah menyarankan agar

menempatkan tenaga kependidikan sesuai dengan keahliannya, atau

sekolah melakukan pelatihan tenaga kepandidikan berdasarkan kebutuhan

institusi, kelompok maupun individu PTK

l. Calon kepala sekolah juga menyarankan agar mengadakan tata tertib dan

kode etik PTK yang disepakati bersama, dan sekolah mempunyai system

yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan sanksi bagi

yang melanggar.

m. Untuk pelaporan sebaiknya kepala sekolah melakukan pelaporan kepada

komite sekolah tentang evaluasi persemester, dan sebaiknya tenaga

administrasi sekolah melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-

masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditukan kepada

kepala sekolah.
58

4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah,

sebagai langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen

seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Sekolah.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Sarana dan Prasarana

Sekolah.

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Profil sekolah, dokumen lainnya

lainnya yang berkaitan dengan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah yang berdasarkan data

yang yang sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang


59

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPengelolaan Sarana dan Prasarana

Sekolah adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian

manajerial Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah sebagai berikut :

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan sarana dan prasarana

sekolah kemudian mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tempat

magang, penulis mengetahui sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah magang. Penulis juga mendapat pemahaman tentang perencanaan

pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana

sekolah. Standar sarana dan prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24

tahun 2007 harus dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana

dan prasarana sekolah. Untuk pengelolaan saran adan prasarana calon kepala

sekolah mengambil kesimpulan :

a. Sekolah telah melakukan perencanaan sarana dan prasarana sesuai SNP

dimana terdapat perencanaan bangunan dan perabot sekolah, alat pelajaran

yang terdiri dari buku, alat peraga dan laboratorium serta media

pembelajaran. Hanya saja bukunya sudah banyak yang usang, rusak dan

hilang sehingga jumlah buku pelajaran tidak memadai lagi yaitu idealnya

1:1 tiap mata pelajaran, sehingga calon kepala sekolah menyarankan perlu
60

penggantian buku pelajaran yang telah usang, rusak dan hilang agar

pembelajaran dapat berjalan lancar dengan hasil yang optimal.

b. Untuk pengadaan barang sekolah melakukan dengan beberapa alternatif

pengadaan seperti pembelian barang yang dibutuhkan, menerima hibah

atau bantuan, melakukan perbaikan atau rekondisi terhadap barang yang

masih diperlukan oleh sekolah. Calon kepala sekolah menyarankan

sebaiknya sekolah juga mengadakan barang dengan cara pembuatan

sendiri misalnya pembuatan alat peraga sendiri, pembuatan tempat sampah

dari ban bekas, pembuatan vas bunga dan pot-pot bunga dan lain-lain.

c. Untuk inventaris, pemanfaatan/pemberdayaan sarana, pemeliharaan dan

perbaikan semuanya sudah baik, hanya saja sekolah tidak melakukan

penghapusan inventaris barang yang sudah kadalwarsa. Calon kepala

sekolah menyarankan melakukan penghapusan barang-barang inventaris

yang sudah kadalwarsa yang dilakukan oleh panitia khusus.

d. Pelaporan barang dilakukan persemester dimana idealnya adalah pelaporan

barang inventaris setiap triwulan, calon kepala sekolah menyarankan agar

diadakan pelaporan barang setiap triwulan.

e. Untuk lahan, sekolah memilki rasio 30,44 m2/peserta didik melebihi dari

SPM yaitu 11,6 m2/ peserta didik, Terhindar dari potensi bahaya yang

mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa hanya tidak memiliki akses

penyelamatan dalam keadaan darurat, untuk itu calon kepala sekolah

memberikan alternatif solusi agar membuat akses penyelamatan dalam

keadaan darurat.
61

f. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15 % , tidak berada di garis

sempadan sungai dan jalur kereta api, lahan terhindar dari pencemaran air,

kebisingan, pencemaran udara hanya calon kepala sekolah menyarankan

Sebaiknya dibuatkan drainase keliling sekolah

g. Lahan sesuai dengan peruntukkan lokasi ( mendapat izin pemanfaatan

tanah dari pemerintah daerah setempat lahan memiilki status hak tanah

sesua dengan kondisi ideal.

h. Sekolah memiliki rasio luas lantai bangunan terhadap peserta didik 2,67

m2/peserta didik belum sesuai dengan kondisi ideal yaitu Rasio minimum

luas lantai bangunan terhadap peserta didik yang memilki 15s/d 32

peserta didik per rombel , yang memiliki rombel 22 sd 24 adalah 3,4

m2/peserta didik untuk itu calon kepala sekolah memberikan alternatif

solusi yaiutu sekolah perlu penambahan ruang kelas melalui bantuan

komite sekolah dan mengajukan permohonan bantuan ruang kelas kepada

pemerintah terkait.

i. Memiliki ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai hanya saja ada

beberapa gedung yang telah rusak jendelanya untuk itu calon kepala

sekolah menyarankan sekolah perlu melakukan perbaikan jendela yang

rusak

j. Sekolah perlu penambahan saluran air bersihatau pengadaan sumur bor

untuk persiapan jika air PAM tidak mengalir


62

k. Masih ada bagian ruang belum memiliki instalasi listrik yang memadai

untuk itu calon kepala sekolah menyarankan agar mengadakan instalasi

listrik di semua ruang.

l. Masih ada ruang kelas belum dilengkapi sarana seperti : lemari, tempat

cuci tangan, kotak kontak untuk itu calon kepala sekolah memberikan

alternatif solusi sebaiknya semua ruang kelas dilengkapi juga sarana

seperti : , lemari, tempat cuci tangan, kotak kontak

m. Ruang perpustakaan kurang memadai untuk itu calon kepala sekolah

memberikan alternatif solusi perlu pengadaan ruang perpustakaan melalui

bantuan komite sekolah ataumengajukan permohonan bantuan

perpustakaan kepada pemerintah terkait untuk diberikan bantuan ruang

perpustakaan

n. Rasio buku teks pelajaran di sekolah tidak memenuhi standar untuk itu

calon kepala sekolah memberikan alternatif solusi sebaiknya sekolah

melakukan pembelian buku yang masih kurang, mengajukan permohonan

bantuan buku yang masih kurang kepada pemerintah terkait atau

menyarankan kepada siswa untuk membeli buku pelajaran.

o. Untuk buku pengayaan sekolah belum memenuhi standar pelayanan

minimal yaitu jumlah buku pengayaan 870 judul/ sekolah terdiri dari 70%

non fiksi dan 30 % fiksi dengan jumlah eksemplar 2.500 untuk 19-24

rombel untuk itu calon kepala sekolah memberikan alternatif solusi

Sebaiknya sekolah melakukan pembelian buku pengayaan yang terdiri dari

870 judul/ sekolah terdiri dari 70% non fiksi dan 30 % fiksi dengan jumlah
63

eksemplar 2.500 untuk 19-24 rombel, mengajukan permohonan bantuan

buku pengayaan yang masih kurang kepada pemerintah terkait.

p. Perabot perpustakaan belum memadai untuk itu calon kepala sekola

memberikan alternatif solusi sebaiknya sekolah mengadakan meja

multimedia, 15 meja dan kursi baca melalui bantuan komite atau

mengajukan permohonan bantuan meja multimedia, 15 meja dan kursi

baca kepada pemerintah terkait.

q. Sekolah perlu melakukan perbaikan saluran air bersih di ruang

laboratorium IPA.

r. Lemari bahan masih kurang di laboratorium IPA untuk itu calon kepala

sekolah memberikan alternative solusi Sekolah perlu mengadakan lemari

bahan melalui dana BOS melalui dana Komite

s. Di lab IPA Kurang kotak kontak, banyak yang rusak, tidak ada jam

dinding calon kepala sekolah menyarankan sebaiknya sekolah

mengadakan kotak kontak yang kurangdan pengadaan jam dinding.

t. Rasio ruang guru Rasio ruang guru 2,88 m2 belum sesuai dengan kondisi

ideal yaitu Rasio minimum luas ruang guru minimum 4m2/guru calon

kepala sekolah menyarankan sekolah perlu mengadakan renovasi ruang

guru melalui dana BOS atau mengajukan permohonan bantuan ruang guru

yang memadai kepada pemerintah terkait. Sealain itu calon kepala sekolah

juga menyarankan agar perlu penambahan tempat cuci tangan di ruang

guru
64

u. Ruang tata usaha calon kepala sekolah menyarankan agar dilengkapi

dilengkapi dengan sarana : papan statistic, brangkas, telepon,jam dinding,

kotak kontak, penanda waktu, tempat sampah.

v. Untuk ruang shalat calon kepala sekolah menyarankan perlu penambahan

alat-alat shalat.

w. Untuk ruang konseling calon kepala sekolah menyarankan sebaiknya

ruang konseling dirancang khusus sehingga dapat memberikan

kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik dan dilengkapi

papan kegiatan. Sebaiknya konselor mengadakan peralatan konseling

seperti instrument konseling, buku sumber, media pengembangan

kepribadian.

x. Untuk ruang UKS calon kepala sekolah menyarankan agar ruang UKS

dilengkapi dengan Perlengkapan P3K, tandu, selimut, tensimeter,

thermometer badan, timbangan, pengukur tinggi badan, tempat sampah,

tempat cuci tangan, jam dinding.

y. Sekolah tidak memiliki ruang OSIS untuk itu sekolah memberikan

alternative solusi sebaiknya Sekolah mengadakan ruang OSIS melalui

dana komite, dana BOS atau bantuan blocgrant

z. Untuk Jamban sekolah Sekolah hanya memiliki jamban sebanyak 4 untuk

semua peserta didik, 1 untuk guru dan 1 untuk Staf masih jauh dari kondisi

ideal untuk itu calon kepala sekolah memberikan alternative solusi

Sebaiknya sekolah membuat minimum 1 unit jamban untuk 40 peserta

didik pria, dan 1 unit jamban untuk 30 peserta didik wanita, 1 unit jamban
65

untuk guru dengan luas minimum jamban 2 m2melalui bantuan dana BOS

atau mengajukan permohonan kepada pemerintah terkait mengenai hal

tersebut.

5. Pengelolaan Peserta Didik

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan Peserta didik, sebagai

langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modul kegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Peserta didik.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Peserta didik

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Profil sekolah, data peserta didik dan

dokumen lainnya lainnya yang berkaitan dengan Pengelolaan Peserta didik

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pengelolaan Peserta didik yang berdasarkan data yang yang sudah

kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon kepalasekolah

melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang berkaitan dengan


66

kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu menghadirkan

pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat melakukan

kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialpengelolaan peserta didik adalah adanya

matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial pengelolaan peserta

didik .

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan peserta didik kemudian

mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang, penulis memiliki

pemahaman tentang perencanaan danpenerimaan peserta didik baru. Kegiatan

pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam permendiknas nomor 39 tahun

2008 tentang pembinaan dimaksud adalah :

1. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia;

2. Melaksanakan tata tertib sekolah;

3. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);

4. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;

5. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama;

6. Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,

kekeluargaan, dan kedamaian ).

Penulis juga mendapat informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-

kegiatan pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan

bakat,minat,kreativitas dan kemampuan siswa. Untuk mengembangkan

penguasaankompetensi dalam pengelolaan peserta didik, penulis akan lebih


67

banyakmembaca bahan-bahan pembelajaran terkait pengelolaan peserta didik dari

berbagai sumber.untuk pengelolaah peserta didik calon kepala sekolah

mengambil kesimpulan :

a. Dalam peneriamaan peserta didik baru, sekolah telah melakukan

perencanaan yang baik. Sekolah telah melakukan pembetukan panitia

PPDB, rapat kerja dan pembagian tugas, serta proses pendaftaran.Proses

seleksi hanya dilakukan untuk mengisi kelas unggulan karena semua siswa

yang mendaftar diterima semua

b. Sekolah melakukan orientasi peserta didik yang bersifat akademik dan

pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru.

c. Untuk administrasi peserta didik, sekolah membuat buku peserta didik,

buku klaper, buku induk siswa, buku mutasi siswa, buku absensi siswa.

Dari pengamatan calon kepala sekolah, sekolah belum mengoptimalkan

pengisian buku mutasi siswa dan tidak membuat buku alumni siswa. Calon

kepala sekolah menyarankan agar mengoptimalkan pengisian buku mutasi

siswa dan membuat buku alumni siswa.

d. Untuk organisasi kesiswaan, kanaikan kelas, kelulusan peserta didik,

perakturan dan kode etik siswa sudah baik, hanya saja sekolah tidak

memberikan penghargaan bagi siswa yang mematuhi tata tertib. Calon

kepala sekolah menyarankan agar sekolah memberikan penghargaan bagi

siswa yang mematuhi tata tertib misalnya melalui pemilihan siswa teladan.

Calon kepala sekolah juga menyarankan agar wali kelas mendata siswa
68

yang tidak pernah melanggar tata tertib diberikan penghargaan minimal

setiap tahun.

e. Untuk layanan BK, sekolah hanya melayani siswa yang bermasalah dan

kelas yang berhalangan gurunya mengajar, calon kepala sekolah

menyarankan agar sekolah mengatur layanan bimbingan dan koseling.

Alternatif yang dapat dilakukan adalah :

1. Sekolah mengatur layanan bimbingan dan konseling peserta didik

dengan cara membuat jadwal layanan

2. Guru BK membuat program layanan konseling secara rutin

3. Sekolah memasukkan jam BK dalam jadwal pembelajaran setiap

pekan.

f. Sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, tari-tarian, bola

volley, bola basket, dan karate. Calon kepala sekolah menyarankan agar

sekolah menambah jenis ekstrakurikuler yang ditawarkan kepada siswa

agar semua bakat dan minat yang dimiliki siswa dapat tersalurkan

misalnya sepak bola, PMR, PKS, Seni Suara, Seni Religi dan lain-lain.

g. Sekolah melakukan pembinaan pengembangan peserta didik melalui

ektrakurikuler tertentu saja, calon kepala sekolah menyarankan untuk

melakukan pengembangan peserta didik berupa :

1. Pengembangan bakat, minat,kreatifitas dan kemampuan.

2. Penyiapan perangkat pemantau bakat, minat, kreatifitas, dan

kemampuan peserta didik misalnya melalui pendataan

3. Menyelenggarakan penaungan wahana kreatifitas


69

4. Mewadahi/menyalurkan bakat, minat, dan kreatifitas siswa

5. Melaksanakan pemantauan kemampuan siswa

6. Pembinaan prestasi unggulan.

6 Pengelolaan Keuangan Sekolah

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan keuangan Sekolah, sebagai

langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modul kegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan keuangan Sekolah

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian Pengelolaan keuangan Sekolah

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Profil sekolah, laporan keuangan

dokumen lainnya lainnya yang berkaitan dengan Pengelolaan keuangan

Sekolah

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pengelolaan keuangan Sekolah yang berdasarkan data yang yang

sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon


70

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPengelolaan keuangan Sekolahadalah

adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial Pengelolaan

keuangan Sekolah.

Di SMP Negeri 2 Bua Ponrang, dapat disimpulkan bahwa sumber keuangan

sekolah berasal dari pemerintah berupa BOS pusat, Dana gratis provinsi. Namun

belakangan ini ada peraturan daerah yang melarang sekolah melakukan pungutan

pada peserta didik sehingga menyebabkan sumber keuangan sekolah terbatas

hanya mengandalkan dari dana BOS dan dana gratis. Semementara dana BOS

peruntukannya sudah ditentukan pengalokasiannya, tidak bisa digunakan seperti

mendistribusikan dana yang bersumber dari masyarakat sehingga solusi

menghadapi peraturan daerah tersebut adalah Sekolah melakukan pengolahan

keuangan secara efektif dan efisien.

Dengan adanya peraturan daerah tersebut tidak menyurutkan sekolah dalam

mengelola keuangan di sekolah dengan melibatkan dana dari orang tua siswa,

karena dana tersebut diperoleh berdasarkan hasil musyawarah antara orang tua

siswa dengan komite sekolah.

Kegiatan perencanaan anggaran pembiayaan sekolah sudah sesuai dengan aturan

dan petunjuk penggunaan yaitu: 1) Disusun setiap awal tahun pelajaran, 2)


71

Melakukan analisis kebutuhan, 3) Melakukan penyusunan program strategis, 4)

Dituangkan dalam RKS, hanya ada satu kesenjangan yaitu sekolah tidak

mengumumkan beasaran dana yang diterima dan dikelolah oleh sekolah dan

rencana penggunaannya di papan pengumuman sekolah. Calon kepala sekolah

menyarankan sebaiknya sekolah membuat papan pengumuman mengenai

beasaran dana yang diterima dan dikelolah oleh sekolah dan rencana

penggunaannya.

7. Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah (TAS)

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerialPengelolaan Ketatausahaan Sekolah

(TAS), sebagai langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa

dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modul kegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah

(TAS)

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Ketatausahaan

Sekolah (TAS)

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Profil sekolah, data tata usaha

sekolah, dokumen lainnya lainnya yang berkaitan dengan Pengelolaan

Ketatausahaan Sekolah (TAS)

b. Pelaksanaan
72

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah (TAS) yang berdasarkan data

yang yang sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPengelolaan Ketatausahaan Sekolah

(TAS) adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial

pengelolaan ketatausahaan sekolah.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pembinaan tenaga administrasi sekolah,

permendiknas nomor 24 tahun 2008 tentang tenaga administrasi sekolah yang

dimiliki dimensi kompetensi, yaitu: (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi

sosial, (3) kompetensi teknis administrasi sekolah, dan (4) kompetensi manajerial

ketatausahaan sekolah.

Kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang, penulis mendapat

pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus dibina oleh kepala sekolah.

Penulis juga memperoleh pengetahuan tentang model-model pembinaan TAS.


73

Untuk pengelolaan tenaga administrasi sekolah (TAS) calon kepala sekolah

mengambil kesimpulan :

a. Sekolah telah memiliki kepala adaministrasi, pelaksana urusan yang sudah

sesuai, hanya saja sekolah belum memiliki petugas khusus yang terdiri

dari penjaga sekolah, tukang kebun, tenaga kebersihan, pengemudi,

pesuru. Calon kepala sekolah menyarankan untuk menerima tenaga

honorer petugas khusus tersebut.

b. Untuk kualifikasi pendidikan semua tenaga administrasi sudah sesuai

standar hanya saja kepala adaministrasi belum memiliki sertifikat

administrasi dari lembaga yang ditetapkan pemerintah. Calon kepala

sekolah menyarankan agar kepala administrasi mengikuti diklat

administrasi pada lembaga yang sudah ditetapkan pemerintah.

c. Masih ada sebagian tenaga daministrasi belum menguasai TIK sehingga

calon kepala sekolah menyarankan sekolah melakukan pelatihan kepada

tenaga admnistrasi yang belum menguasai TIK atau mengikuti kursus.

d. Sekolah tidak memilki program pengembangan Tenaga Administrasi

Sekolah yang meliputi pengembangan kompetensi dan kinerja

pengembangan tenaga administrasi sekolah. Calon kepala sekolah

menyarankan agar melakukan program pengembangan tenaga

administrasi sekolah. Selain itu masih ada beberapa tenaga administrasi

yang belum sesuai tugas keahliannya sehingga terkadang pelaksanaan

tugas tersebut dilimpahkan kepada orang lain yang mana bisa menghambat
74

pekerjaan tenaga administrasi lainnya, sehingga disarankan agar dalam

penugasan disesuaikan dengan keahliannya.

e. Mengenai pelaporan tenaga administrasi sekolah belum rutin melaporkan

pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing, idealnya sekurang-

kurangnya setiap akhir semester kepada kepala sekolah. Calon kepala

sekolah menyarankan agar tenaga administrasi sekolah rutin melaporkan

pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing, sekurang-kurangnya setiap

akhir semester kepada kepala sekolah.

8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerialPemanfaatan TIK dalam pembelajaran,

sebagai langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen

seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modul kegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPemanfaatan TIK dalam

pembelajaran

c. Evaluasi Diri Sekolah, dokumen lainnya lainnya yang berkaitan dengan

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan
75

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang berdasarkan data yang

yang sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian.

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPemanfaatan TIK dalam pembelajaran

adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam pembelajaran

kemudian mengkaji pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sekolah tempat

magang, berdasarkan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 kompetensi manajerial

memiliki kemampuan mengoperasikan hardware dan software dalam presentasi

multimedia pembelajaran dan pengaplikasian media pembelajaran TIK, penulis

mendapat informasi tentang sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah yang masuk dalam ketegori TIK serta mendapat gambaran kompetensi
76

pendidik (guru) dalam penguasaan TIK terutama komputer. Untuk pemanfaatan

TIK dalam pembelajaran calon kepala sekolah mengambil kesimpulan :

a. Sekolah telah memiliki hardware dan software yang terkait dengan

multimedia, ada ruang computer, ada antena jaringan internet. Yang tidak

ada adalah ruang multimedia. Calon kepala sekolah menyarankan agar

sekolah mengajukan permohonan bantuan ruang multimedia kepada

pemerintah terkait.

b. Masih kurangnya kemampuan guru dalam TIK sehingga calon kepala

sekolah menyarankan agar sekolah meningkatkan kemampuan guru dalam

bidang TIK misalnya melalui workshop pelatihan TIK, kursus TIK, dan

pendampingan teman sejawat.

c. Media untuk menunjang sumber belajar di kelas hanya mencari informasi

dari buku sumber saja, calon kepala sekolah menyarankan agar sekolah

melakukan program jangka panjang untuk menyediakan TV edukasi.

d. Hanya sebagian guru yang memahami masalah internet padahal jaringan

internet suadah disiapkan sekolah, calon kepala sekolah menyarankan agar

sekolah melakukan pelatihan internet, atau menyarankan kepada guru

untuk kursus internet atau pendampingan teman sejawat.

9. Monitoring dan Evaluasi

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerialMonitoring dan evaluasi Sekolah, sebagai

langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :


77

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Monitoring dan evaluasi Sekolah.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialMonitoring dan evaluasi

c. Membuat instrumen yang berkaitan dengan monev, dokumen lainnya

yang berkaitan dengan Monitoring dan evaluasi.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Monitoring dan evaluasi Sekolah yang berdasarkan data yang yang

sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian.

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialMonitoring dan evaluasi Sekolahadalah

adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial monitoring

dan evaluasi sekolah.


78

Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan evaluasi program

sekolah kemudian mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang,

berdasarkan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 kompetensi manajerial mencapai

terget kompetensi “Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak

lanjutnya” Penulis belum mendapatkan hasil monitoring dan evaluasi yang

dilaksanakan oleh sekolah magang berdasarkan prinsip-prinsip monitoring dan

evaluasi sehingga belum memperoleh pengetahuan yang utuh yaitu paham secara

teori dan praktek. Untuk meningkatkan penguasaan kompetensi penulis dalam

pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah, maka penulis berharap

agar dapat dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan monev program-

program sekolah dimasa yang akan datang. Berdasarkan pengamatan kami di

sekolah selama ini sekolah belum pernah membuat program monev, untuk itu

calon kepala sekolah menyarankan agar :

a. Sekolah membuat program monev yang terdiri dari :

1. Menetapkan tujuan monev

2. Membagi tugas dan tanggung jawab tim monev, serta sumber daya

yang tersedia

3. Mengidentifikasi dan mengembangkan instrument/ alat monev yang

dibutuhkan

4. Berlatih menggunakan instrument monev/alat monev

5. Menyusun rencana kegiatan monev


79

b. Melaksanakan proses dan tata kerja Monev ( apa, bagaimana, dan siapa)

yang terdiri dari :

1. Mengorganisasikan penggunaan instrument/alat monev

2. Mengumpulkan dan mendapatkan data

3. Berkoordinasi dan bekerjasama antara tim monev

4. Memonotoring perkembangan kegiatan

5. Memodifikasi/penyusunan monev jika perlu

6. Mengidentifikasi masalah-masalah yang penting, peluang, dan hasil

7. Pertemuan tim monev untuk monitoring perkembangan kegiatan

c. Melakukan Pengembangan dan ketersediaan monev

d. Melakukan Evaluasi dan pelaporan monev

b. Sekolah Magang 2 (SMP NEGERI 1 BUA PONRANG)

1. Rencana Kerja Sekolah (RKS)

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Rencana Kerja Sekolah (RKS), sebagai

langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan RKS.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerial Rencana Kerja Sekolah (RKS).

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Dokumen lainnya lainnya yang

berkaitan dengan Rencana KerjaSekolah


80

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Rencana Kerja Sekolah yang berdasarkan data yang yang sudah

kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon kepalasekolah

melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang berkaitan dengan

kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu menghadirkan

pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat melakukan

kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerial Rencana Kegiatan Sekolah (RKS)

adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial

Rencana Kegiatan Sekolah (RKS).

Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan rencana kerja sekolah

(RKS) kemudian  mengkaji RKS dan RKJM SMP Negeri 1 Bua Ponrang penulis

mengerti dan memahami beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM diantaranya

model RKS/RKJM yang disusun dikembangkan berdasarkan rekomendasi EDS

mengelompokkan kegiatan-kegiatan sekolah ke dalam 8 standar : 1) standar isi, 2)

Standar proses, 3) standar kompetensi lulusan, 4) PTK, 5) sarana dan prasarana, 6)

pengelolaan, 7) pembiayaan, dan 8) penilaian.


81

Pengelompokan ini sejalan dengan ketentuan permendiknas nomor 19 tahun

2007 tentang standar pengelolaan pendidikan yang mengamanatkan penyusunan

RKS harus memuat kejelasan mengenai: 1) kesiswaan, 2) kurikulum dan kegiatan

pembelajaran, 3) PTK serta pengembangannya, 4) sarana dan prasarana, 5)

keuangan dan pembiayaan, 6) budaya dan lingkungan sekolah, 7) peran serta

masyarakat dan kemitraan, dan 8) rencana kerja lain yang mengarah kepada

peningkatan dan pengembangan mutu.

Berdasarkan hasil kajian tentang Rencana kerja Sekolah, kami mengambil

beberapa kesempulan sebagai berikut :

a. Penyusunan EDS sudah dilaksanakan oleh Tim Pengembang Sekolah,

berarti sudah sesuai dengan kondisi ideal, hanya saja kesenjangannya

adalah penyusunan EDS dilakukan 3 tahun sekali, calon kepala sekolah

menyarankan agar penyusunan EDS idealnya dilakukan setiap tahun agar

dalam menyusun RKS lebih mudah.

b. Hasil dari EDS sebagian besar sudah dijadikan dasar untuk penyusunan

RKS hanya saja masih ditemukan sedikit kesenjangan yang belum relevan

antara EDS dan RKS, calon kepala sekolah menyarankan agar pihak yang

menyusun RKS berpedoman kepada EDS.

c. Mekanisme penyusunan RKJM dan RKS disusun oleh TIM Pengembang

Sekolah, dengan mengutamakan program prioritas, kemudian

disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat dan pemangku

kepentingan dan disahkan berlakunya oleh dinas kabupaten berarti sesuai

dengan kondisi ideal.


82

d. Kelengkapan dokumen , implementasi RKS , evaluasi dan pelaporan

RKSsudah baik, hanya saja, bagian peran serta masyarakat dan

kemitraannya, PTK dan pengembangannya belum optimal. Calon kepala

sekolah menyarankan agara peran serta masyarakat dan kemitraan perlu

dioptimalkan misalnya memberdayakan komite sekolah, perusahaan yang

ada disekitar sekolah, dan alumni. Untuk pengembangan PTK calon

kepala sekolah menyarankan agar memberikan pelatihan yang intensif

kepada PTK yang belum professional dalam pekerjaannya misalnya

melalui workshop.

2. Pengelolaan Kurikulum

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pegelolaan kurikulum, sebagai langkah

persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Kurikulum.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerial Rencana Kerja Sekolah (RKS).

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, kurikulum KTSP sekolah dan

dokumen lainnya lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan kurikulum

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format

matrik kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service
83

1, kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial pengelolaan kurikulum yang berdasarkan data yang yang sudah

kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calonkepalasekolah

melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang berkaitan dengan

kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu menghadirkan

pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat melakukan

kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPegelolaan kurikulum adalah adanya

matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial Pegelolaan

kurikulum sebagai berikut

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan kurikulum kemudian

mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah tempat magang, penulis lebih mengerti

tentang pengelolaan kurikulum sekolah, proses penyusunan kurikulum, bentuk-

bentuk RPP yang memuat nilai-nilai karakter bangsa sesuai dengan KI dan KD

yang dikembangkan. RPP yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan

Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan

Kurikulum. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan RPP dilakukan secara

mandiri ataupun berkompok dalam pertemuan Kelompok Kerja Guru ( KKG )

sekolah. Untuk memaksimalkan kompetensi pengelolaan kurikulum sekolah,

termasuk penyusunan RPP yang memuat nilai-nilai karakter, penulis akan lebih
84

banyak belajar dan berusaha selalu terlibat secara langsung dalam penyusunan dan

pengembangan kurikulum sekolah.

Dari pengeloaan kurikulum SMP Negeri 1 Bua Ponrang calon kepala

sekolah mengambil kesimpulan :

a. Proses penyusunan dokumen 1, kurikulum disusun oleh tim pengembang

sekolah, disetujui dalam rapat dewan guru, diketahui oleh komite sekolah

itu sudah dalam kondisi ideal, hanya saja pemberlakuannya hanya

disahkan oleh kepala dinas kabupaten Luwu, sedangkan kondisi idealnya

adalah juga disahkan oleh dinas pendidikan propinsi Sulawesi Selatan,

calon kepala sekolah menyarankan pengesahan kurikulum disahkan dan

disetujui oleh dinas propinsi Sulawesi Selatan.

b. Kelengkapan isi dokumen I sudah baik, hanya saja kegiatan

pengembangan diri belum optmal karena sekolah belum membina kegiatan

pengembangan diri siswa sesuai dengan karakteristik, potensi,minat dan

bakat siswa. Calon kepala sekolah menyarankan agar sekolah

melaksanakan pembinaan pengembangan diri sesuai dengan karakteristik

potensi,minat dan bakat siswa untuk mewujudkan potensi dan bakat siswa

misalnya meyisipkan pengembangan diri 2 jam pelajaran setiap minggu.

c. Kelengkapan isi dokumen II sudah baik, hanya saja berdasarkan hasil

kajian EDS dan observasi calon kepala sekolah selama ini baru sebagian
85

guru yang menyusun RPP sendiri, sebagian hanya copy paste dari guru

senior atau RPP yang dibuat oleh penerbit buku. Calon kepala sekolah

menyarankan agar RPP disusun oleh setiap guru untuk setiap KD

berdasarkan prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran dan direview secara

berkala uuntuk memastikan dampaknya terhadap peningkatan hasil belajar

pserta didik, dalam hal ini perlu peningkatan kemampuan guru dalam

menyusun RPP misalnya melalui workshop, MGMP, pendampingan

teman sejawat.

3. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerialpengelolaan pendidik dan tenaga

kependidikan, sebagai langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan

beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengeloaan Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan.

d. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan

e. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, data tenaga pendidik dan

kependidikan dan dokumen lainnya lainnya yang berkaitan dengan

pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan


86

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial peneglolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang berdasarkan

data yang yang sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang

calon kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialmanajerial pengelolaan pendidik dan

tenaga kependidikanadalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari

kajian manajerial pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan pendidik dan tenaga

kependidikan kemudian mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan

sekolah tempat magang, penulis mengetahui keadaan guru dan pegawai,

kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan pembagian tugasnya masing-

masing. Berdasarkan permendiknas nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan

beban kerja guru dan pengawas sekolah yang mewajibkan guru mengajar 24 jam
87

tatap muka kualifikasi pendidikan guru memperlihatkan bahwa sebagian besar

guru-guru sudah memenuhi standar kualifikasi pendidikan.

Untuk mengembangkan kompetensi guru-guru, kepala sekolah

mengarahkan guru untuk terlibat aktif dalam kegiatan MGMP. Penulis juga

memahami kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan setelah mempelajari

permendiknas terkait. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan sekolah

magang sebaiknya dapat diidentifikasi dan petakan oleh kepala sekolah untuk

menjadi pertimbangan dalam pembagian tugas dan pembinaannya secara

berkelanjutan. Untuk itu sebagai calon kepala sekolah, penulis berharap ada

penilaian atau uji kompetensi bagi guru-guru untuk mengetahui tingkat

kompetensinya. Dari pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Di SMP

Negeri 1 Bua Ponrang Calon Kepala Sekolah mengambil kesimpulan :

a. Sebagian besar tenaga pendidik sudah mengajar sesuai dengan bidang

studi yang diampuh, kecualimata pelajaran seni budaya diajarkan oleh

guru bukan jurusan seni budaya, untuk itu calon kepala sekolah

menyarankan agar kepala sekolah mengajukan permohonan kepada

pemerintah (BKD) atau dinas Dikpora untuk diberikan guru tersebut atau

menerima guru honorer jurusan Seni Budaya.

b. Untuk kualifikasi Kepala Sekolah baik kualifikasi umum maupun khusus

hanya satu syarat yang tidak terpenuhi yaitu Kepala Sekolah belum

memiliki Sertifikat calon kepala sekolah dari lembaga yang resmi (NUKS)

untuk itu calon kepala sekolah menyarankan agar mengikuti diklat calon

kepala sekolah yang diadakan oleh lembaga yang resmi.


88

c. Untuk guru sebagian besar memiliki kualifikasi akademik yang pendidikan

minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S.1) bahkan ada beberapa

guru yang S-2 , dan menempuh pendidikan pada perguruan yang

terakreditasi, hanya 3 tiga orang saja yang tidak memiliki kualifikasi

pendidikan S-1 untuk itu calon kepala sekolah menyarankan agar ketiga

orang tersebut diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan kualifikasi

S-1 sesuai dengan bidang studi yang diajarkan

d. Untuk kompetensi guru (kompetensi pedagogik) masih ada sebagian guru

belum mampu menyusun RPP sendiri untuk itu calon kepala sekolah

menyarankan untuk dilakukan pelatihan seperti pelatihan penyusunan RPP

melalui Workshop, pendampingan teman sejawat atau MGMP.

e. Untuk kompetensi kepribadian dan sosial guru sudah baik. Hanya saja

kompetensi professional (penguasaan materi yang sesuai dengan bidang

studi yang diampuh) masih ada sebagian guru belum baik kompetensi

profesionalnya terbukti dengan hasil UKGnya masih sebagian besar guru

belum lulus. Calon Kepala sekolah menyarankan agar guru rajin membaca

sebanyak-banyaknya buku referensi dan membuka internet yang berkaitan

dengan mata pelajaran yang diampuh.

f. Untuk guru konseling semuanya telah memenuhi syarat kualifikasi

akademik, hanya sebagian konselor belum memiliki sepenuhnya

kompetensi pedagogic, kepribadian,sosial. Calon kepala sekolah

menyarankan agar konselor mengikuti pelatiah guru BK atau sekolah


89

melakukan MGBK dengan mengundang narasumber yang sudah

berpengalaman di bidang konseling.

g. Tidak terdapat pelaksana urusandan petugas pelayanan khusus, calon

kepala sekolah menyarankan sekolah menerima tenaga honorer atau

mengajukan permohonan agar diberikan tambahan tenaga administrasi

pelaksana urusan dan petugas pelayanan khusus agarpekerjaan menjdi

efektif dan efisien.

h. Untuk tenaga lab , kepala lab telah memiliki kualifikasi akademik S-1 dari

jalur pendidik tapi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya ,

telah memiliki sertifikat kepala lab dari perguruan tingga hanya saja belum

berpengalaman 3 tahun sebagai pengelolah praktikum, calon kepala

sekolah menyarankan agar mengangkat kepala lab yang sesuai dengan

latar belakang pendidikannya misalnya guru jurusan biologi, menerima

pengelolah praktikum yang sudah berpengalaman minimal 3 tahun.

i. Sekolah tidak memiliki teknisi laboran dan laboran, untuk itu calon kepla

sekolah menyarankan menerima tenaga teknisi laboran dan laboran sesuai

dengan syarat kualifikasi .

j. Untuk Kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan telah memiliki

kualifikasi dan kompetensi tenaga perpustakaan yang ideal. Hanya saja

jumlahnya masih perlu ditambah.

k. Untuk uraian tugas dan tata kerja calon kepala sekolah menyarankan agar

menempatkan tenaga kependidikan sesuai dengan keahliannya, atau


90

sekolah melakukan pelatihan tenaga kepandidikan berdasarkan kebutuhan

institusi, kelompok maupun individu PTK

l. Calon kepala sekolah juga menyarankan agar mengadakan tata tertib dan

kode etik PTK yang disepakati bersama, dan sekolah mempunyai system

yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan sanksi bagi

yang melanggar.

m. Untuk pelaporan sebaiknya kepala sekolah melakukan pelaporan kepada

komite sekolah tentang evaluasi persemester, dan sebaiknya tenaga

administrasi sekolah melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-

masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditukan kepada

kepala sekolah.

4. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan Sarana Dan Prasarana

sebagai langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen

seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Sarana dan Prasarana.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Sarana Dan Prasarana.

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, profil sekolah dan dokumen lainnya

yang berkaitan dengan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana


91

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Penhelolaan Sarana Dan Prasarana yang berdasarkan data yang

yang sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian.

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialpengelolaan sarana dan prasarana

adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial

pengelolaan srana dan prasarana.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan sarana dan prasarana

sekolah kemudian mengkaji pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tempat

magang, penulis mengetahui sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah magang. Penulis juga mendapat pemahaman tentang perencanaan

pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana

sekolah. Standar sarana dan prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24

tahun 2007 harus dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan sarana
92

dan prasarana sekolah. Untuk pengelolaan saran adan prasarana calon kepala

sekolah mengambil kesimpulan :

a. Sekolah telah melakukan perencanaan sarana dan prasarana sesuai SNP

dimana terdapat perencanaan bangunan dan perabot sekolah, alat pelajaran

yang terdiri dari buku, alat peraga dan laboratorium serta media

pembelajaran. Hanya saja bukunya sudah banyak yang usang, rusak dan

hilang sehingga jumlah buku pelajaran tidak memadai lagi yaitu idealnya

1:1 tiap mata pelajaran, sehingga calon kepala sekolah menyarankan perlu

penggantian buku pelajaran yang telah usang, rusak dan hilang agar

pembelajaran dapat berjalan lancar dengan hasil yang optimal.

b. Untuk pengadaan barang sekolah melakukan dengan beberapa alternatif

pengadaan seperti pembelian barang yang dibutuhkan, menerima hibah

atau bantuan, melakukan perbaikan atau rekondisi terhadap barang yang

masih diperlukan oleh sekolah. Calon kepala sekolah menyarankan

sebaiknya sekolah juga mengadakan barang dengan cara pembuatan

sendiri misalnya pembuatan alat peraga sendiri, pembuatan tempat sampah

dari ban bekas, pembuatan vas bunga dan pot-pot bunga dan lain-lain.

c. Untuk inventaris, pemanfaatan/pemberdayaan sarana, pemeliharaan dan

perbaikan semuanya sudah baik, hanya saja sekolah tidak melakukan

penghapusan inventaris barang yang sudah kadalwarsa. Calon kepala

sekolah menyarankan melakukan penghapusan barang-barang inventaris

yang sudah kadalwarsa yang dilakukan oleh panitia khusus.


93

d. Pelaporan barang dilakukan persemester dimana idealnya adalah pelaporan

barang inventaris setiap triwulan, calon kepala sekolah menyarankan agar

diadakan pelaporan barang setiap triwulan.

5. Pengelolaan Peserta Didik

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan Peserta Didik, sebagai

langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Pesera Didik.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Peserta Didik.

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Dokumen lainnya lainnya yang

berkaitan dengan Pengelolaan Peserta Didik.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pengelolaan Peserta Dididk yang berdasarkan data yang yang

sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang


94

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPengelolaan Peserta Didik adalah

adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial Pengelolaan

Peserta Didik sebagai berikut :

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan peserta didik

kemudian mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang, penulis

memiliki pemahaman tentang perencanaan danpenerimaan peserta didik baru.

Kegiatan pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam permendiknas nomor

39 tahun 2008 tentang pembinaan dimaksud adalah :

1. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia;

2. Melaksanakan tata tertib sekolah;

3. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);

4. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;

5. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama;

6. Melaksanakan kegiatan 7K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,

kekeluargaan, dan kedamaian ).

Penulis juga mendapat informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-

kegiatan pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan

bakat,minat,kreativitas dan kemampuan siswa. Untuk mengembangkan

penguasaan kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, penulis akan lebih


95

banyakmembaca bahan-bahan pembelajaran terkait pengelolaan peserta didik

darberbagai sumber. Untuk pengelolaah peserta didik calon kepala

sekolahmengambil kesimpulan :

a. Dalam peneriamaan peserta didik baru, sekolah telah melakukan

perencanaan, hanya saja hasilnya sebagian tidak sesuai dengan

perencanaan misalnya awalnya direncanakan 32 siswa perkelas tapi

hasilnya sampai 38 siswa perkelas., calon kepala sekolah mnyarankan agar

konsisten dengan perencanaan yang ada.

b. Sekolah melakukan orientasi peserta didik yang bersifat akademik dan

pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru.

c. Untuk administrasi peserta didik, sekolah membuat buku peserta didik,

buku klaper, buku induk siswa, buku mutasi siswa, buku absensi siswa.

Dari pengamatan calon kepala sekolah, sekolahtidak membuat buku

alumni siswa. Calon kepala sekolah menyarankan agar membuat buku

alumni siswa.

d. Untuk organisasi kesiswaan, kanaikan kelas, kelulusan peserta didik,

perakturan dan kode etik siswa sudah baik, hanya saja sekolah tidak

memberikan penghargaan bagi siswa yang mematuhi tata tertib. Calon

kepala sekolah menyarankan agar sekolah memberikan penghargaan bagi

siswa yang mematuhi tata tertib misalnya melalui pemilihan siswa teladan.

Calon kepala sekolah juga menyarankan agar wali kelas mendata siswa

yang tidak pernah melanggar tata tertib diberikan penghargaan minimal

setiap tahun.
96

e. Untuk layanan BK, sekolah hanya melayani siswa yang bermasalah dan

kelas yang berhalangan gurunya mengajar, calon kepala sekolah

menyarankan agar sekolah mengatur layanan bimbingan dan koseling.

Alternatif yang dapat dilakukan adalah :

1. Sekolah mengatur layanan bimbingan dan konseling peserta didik

dengan cara membuat jadwal layanan

2. Guru BK membuat program layanan konseling secara rutin

3. Sekolah memasukkan jam BK dalam jadwal pembelajaran setiap

pekan.

f. Sekolah melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, PMR, PKS..

Calon kepala sekolah menyarankan agar sekolah menambah jenis

ekstrakurikuler yang ditawarkan kepada siswa agar semua bakat dan minat

yang dimiliki siswa dapat tersalurkan misalnya sepak bola, tari-tarian, bola

volley, bola basket, dan karate, Seni Suara, Seni Religi dan lain-lain.

g. Sekolah melakukan pembinaan pengembangan peserta didik melalui

ektrakurikuler tertentu saja, calon kepala sekolah menyarankan untuk

melakukan pengembangan peserta didik berupa :

1. Pengembangan bakat, minat,kreatifitas dan kemampuan.

2. Penyiapan perangkat pemantau bakat, minat, kreatifitas, dan

kemampuan peserta didik misalnya melalui pendataan

3. Menyelenggarakan penaungan wahana kreatifitas

4. Mewadahi/menyalurkan bakat, minat, dan kreatifitas siswa

5. Melaksanakan pemantauan kemampuan siswa


97

6. Pembinaan prestasi unggulan.

6. Pengelolaan Keuangan Sekolah

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan Keuangan sekolah, sebagai

langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Sekolah.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerial Pengelolaan Keuangan Sekolah.

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Laporan Keuangan dan dokumen

lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan Keuangan Sekolah.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Rencana Kerja Sekolah yang berdasarkan data yang yang sudah

kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon kepalasekolah

melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang berkaitan dengan

kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu menghadirkan
98

pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat melakukan

kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPengelolaan Keuangan sekolah adalah

adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial Rencana

Pengelolaan Keuangan sekolah sebagai berikut :

Di SMP Negeri 1 Bua Ponrang, dapat disimpulkan bahwa sumber keuangan

sekolah berasal dari pemerintah berupa BOS pusat, Dana gratis provinsi. Namun

belakangan ini ada peraturan daerah yang melarang sekolah melakukan pungutan

pada peserta didik sehingga menyebabkan sumber keuangan sekolah terbatas

hanya mengandalkan dari dana BOS dan dana gratis. Semementara dana BOS

peruntukannya sudah ditentukan pengalokasiannya, tidak bisa digunakan seperti

mendistribusikan dana yang bersumber dari masyarakat sehingga solusi

menghadapi peraturan daerah tersebut adalah Sekolah melakukan pengolahan

keuangan secara efektif dan efisien.

Kegiatan perencanaan anggaran pembiayaan sekolah sudah sesuai dengan

aturan dan petunjuk penggunaan yaitu: 1) Disusun setiap awal tahun pelajaran, 2)

Melakukan analisis kebutuhan, 3) Melakukan penyusunan program strategis, 4)

Dituangkan dalam RKS, hanya ada satu kesenjangan yaitu sekolah tidak

mengumumkan beasaran dana yang diterima dan dikelolah oleh sekolah dan

rencana penggunaannya di papan pengumuman sekolah. Calon kepala sekolah

menyarankan sebaiknya sekolah membuat papan pengumuman mengenai


99

beasaran dana yang diterima dan dikelolah oleh sekolah dan rencana

penggunaannya.

7. Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah (TAS)

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah

(TAS), sebagai langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa

dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPengelolaan Ketatausahaan

Sekolah

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, data tata usaha dan dokumen lainnya lainnya

yang berkaitan dengan Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah.

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pengelolaan Ketatausaan Sekolah yang berdasarkan data yang

yang sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon
100

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPengelolaan Ketatusahaan Sekolah

(TAS) adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial

pengelolaan ketatausahaan sekolah (TAS).

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pembinaan tenaga administrasi

sekolah, permendiknas nomor 24 tahun 2008 tentang tenaga administrasi sekolah

yang dimiliki dimensi kompetensi, yaitu: (1) kompetensi kepribadian, (2)

kompetensi sosial, (3) kompetensi teknis administrasi sekolah, dan (4) kompetensi

manajerial ketatausahaan sekolah.

Kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang, penulis mendapat

pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus dibina oleh kepala sekolah.

Penulis juga memperoleh pengetahuan tentang model-model pembinaan TAS.

Untuk pengelolaan tenaga administrasi sekolah (TAS) calon kepala sekolah

mengambil kesimpulan :

a. Sekolah telah memiliki kepala adaministrasi, pelaksana urusan yang sudah

sesuai, hanya saja sekolah belum memiliki petugas khusus yang terdiri

dari penjaga sekolah, tukang kebun, tenaga kebersihan, pengemudi,

pesuru. Calon kepala sekolah menyarankan untuk menerima tenaga

honorer petugas khusus tersebut.


101

b. Untuk kualifikasi pendidikan,kepala tenaga administrasi berkualifikasi

pendidikan SMA, calon kepala sekolah menyarankan agar sekolah

mengangkat kepala adaministrasi minimal memiliki kualifikasi pendidikan

D-3, atau menyarankan kepada kepala administrasi untuk melanjutkan

pendidikan minimal D-3.

c. Kepala adaministrasi belum memiliki sertifikat administrasi dari lembaga

yang ditetapkan pemerintah. Calon kepala sekolah menyarankan agar

kepala administrasi mengikuti diklat administrasi pada lembaga yang

sudah ditetapkan pemerintah.

d. Masih ada sebagian tenaga daministrasi belum menguasai TIK sehingga

calon kepala sekolah menyarankan sekolah melakukan pelatihan kepada

tenaga admnistrasi yang belum menguasai TIK atau mengikuti kursus.

e. Sekolah tidak memilki program pengembangan Tenaga Administrasi

Sekolah yang meliputi pengembangan kompetensi dan kinerja

pengembangan tenaga administrasi sekolah. Calon kepala sekolah

menyarankan agar melakukan program pengembangan tenaga

administrasi sekolah. Selain itu masih ada beberapa tenaga administrasi

yang belum sesuai tugas keahliannya sehingga terkadang pelaksanaan

tugas tersebut dilimpahkan kepada orang lain yang mana bisa menghambat

pekerjaan tenaga administrasi lainnya, sehingga disarankan agar dalam

penugasan disesuaikan dengan keahliannya.

f. Mengenai pelaporan tenaga administrasi sekolah belum rutin melaporkan

pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing, idealnya sekurang-


102

kurangnya setiap akhir semester kepada kepala sekolah. Calon kepala

sekolah menyarankan agar tenaga administrasi sekolah rutin melaporkan

pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing, sekurang-kurangnya setiap

akhir semester kepada kepala sekolah.

8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerial Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran,

sebagai langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen

seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran.

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialPemanfaatan TIK dalam

Pembelajaran

c. Evaluasi Diri Sekolah, RKS, RKJM, Dokumen lainnya lainnya yang

berkaitan dengan Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,
103

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran yang berdasarkan data yang

yang sudah kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon

kepalasekolah melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang

berkaitan dengan kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu

menghadirkan pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat

melakukan kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialPemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

adalah adanya matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial

pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam pembelajaran

kemudian mengkaji pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sekolah tempat

magang, berdasarkan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 kompetensi manajerial

memiliki kemampuan mengoperasikan hardware dan software dalam presentasi

multimedia pembelajaran dan pengaplikasian media pembelajaran TIK, penulis

mendapat informasi tentang sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah yang masuk dalam ketegori TIK serta mendapat gambaran kompetensi

pendidik (guru) dalam penguasaan TIK terutama komputer. Untuk pemanfaatan

TIK dalam pembelajaran calon kepala sekolah mengambil kesimpulan :


104

a. Sekolah telah memiliki hardware dan software yang terkait dengan

multimedia, ada ruang computer, ada antena jaringan internet. Yang tidak

ada adalah ruang multimedia. Calon kepala sekolah menyarankan agar

sekolah mengajukan permohonan bantuan ruang multimedia kepada

pemerintah terkait.

b. Masih kurangnya kemampuan guru dalam TIK sehingga calon kepala

sekolah menyarankan agar sekolah meningkatkan kemampuan guru dalam

bidang TIK misalnya melalui workshop pelatihan TIK, kursus TIK, dan

pendampingan teman sejawat.

c. Media untuk menunjang sumber belajar di kelas hanya mencari informasi

dari buku sumber saja, calon kepala sekolah menyarankan agar sekolah

melakukan program jangka panjang untuk menyediakan TV edukasi.

d. Hanya sebagian guru yang memahami masalah internet padahal jaringan

internet suadah disiapkan sekolah, calon kepala sekolah menyarankan agar

sekolah melakukan pelatihan internet, atau menyarankan kepada guru

untuk kursus internet atau pendampingan teman sejawat.

9. Monitoring dan Evaluasi

a. Persiapan

Dalam mengkaji aspek manajerialMonitoring dan Evaluasi, sebagai

langkah persiapan calon kepala sekolah menyiapkan beberapa dokumen seperti :

a. Bahan ajar yang calon kepala sekolah peroleh berupa modulkegiatan In-

Service 1 yang berkaitan dengan Monitoring dan Evaluasi.


105

b. Untuk mencari kondisi ideal digunakan atau berpedoman

padaPermendiknas/Permendikbud dan hasil dari kegiatan In-Service

1sesuai dengan aspek kajian manajerialMonitoring dan Evaluasi.

c. Instrumen yang berkaitan dengan Monitoring dan Evaluasi, Dokumen

lainnya lainnya yang berkaitan dengan Monitoring dan Evaluasi

b. Pelaksanaan

Pada kegiatan pelaksanaan calon kepala sekolah membuat format matrik

kajian sesuai dengan yang kami peroleh pada saat kegiatan In-Service 1,

kemudian calon kepala sekolah menyusun kondisi ideal dari aspek yang akan

kami kaji berdasarkan Permendiknas. Setelah itu kami mengkaji kondisi

ideal, kondisi nyata sekolah , kesenjangan dan alternative solusi dari aspek

manajerial Rencana Kerja Sekolah yang berdasarkan data yang yang sudah

kami kumpulkan. Jika informasi dirasa masih kurang calon kepalasekolah

melakukan wawancara dengan para pemegang jabatan yang berkaitan dengan

kajian tersebut, selain itu langkah yang kami lakukan yaitu menghadirkan

pejabat sekolah yang berkaitan dengan kajian tersebut pada saat melakukan

kajian

c. Hasil

Sebagai hasil dari kajian manajerialMonitoring dan Evaluasi adalah adanya

matrik kajian terlampir, dan laporan dari kajian manajerial monitoring dan

evaluasi.

Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan evaluasi program

sekolah kemudian mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang,


106

berdasarkan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 kompetensi manajerial mencapai

terget kompetensi “Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak

lanjutnya” Penulis belum mendapatkan hasil monitoring dan evaluasi yang

dilaksanakan oleh sekolah magang berdasarkan prinsip-prinsip monitoring dan

evaluasi sehingga belum memperoleh pengetahuan yang utuh yaitu paham secara

teori dan praktek. Untuk meningkatkan penguasaan kompetensi penulis dalam

pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah, maka penulis berharap

agar dapat dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan monev program-

program sekolah dimasa yang akan datang. Berdasarkan pengamatan kami di

sekolah selama ini sekolah belum pernah membuat program monev, untuk itu

calon kepala sekolah menyarankan agar :

a. Sekolah membuat program monev yang terdiri dari

1. Menetapkan tujuan monev

2. Membagi tugas dan tanggung jawab tim monev, serta sumber daya

yang tersedia

3. Mengidentifikasi dan mengembangkan instrument/ alat monev yang

dibutuhkan

4. Berlatih menggunakan instrument monev/alat monev

5. Menyusun rencana kegiatan monev

3. Melaksanakan proses dan tata kerja Monev ( apa, bagaimana, dan siapa)

yang terdiri dari :

1. Mengorganisasikan penggunaan instrument/alat monev


107

2. Mengumpulkan dan mendapatkan data

3. Berkoordinasi dan bekerjasama antara tim monev

4. Memonotoring perkembangan kegiatan

5. Memodifikasi/penyusunan monev jika perlu

6. Mengidentifikasi masalah-masalah yang penting, peluang, dan hasil

7. Pertemuan tim monev untuk monitoring perkembangan kegiatan

8. Melakukan Pengembangan dan ketersediaan monev

9. Melakukan Evaluasi dan pelaporan monev

E.Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang di Sekolah

Magang Dua (SMP Negeri 1 Bua Ponrang)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengalaman yang sudah

dimiliki berkenaan dengan calon kepala sekolah, sebelumnya telah dilakukan

penyebaran angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian kepada

seluruh calon kepala sekolah yang mengikuti program tersebut oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten Luwu.

Tujuan dilakukannya AKPK bagi calon kepala sekolah adalah untuk

mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi yang dikuasai oleh calon kepala

sekolah (merupakan kekuatan) yang ditunjukan melalui pengetahuan dan

pengalamnya. Selain itu, juga untuk mengidentifikasi bagian-bagian kompetensi

yang belum dikuasai oleh calon kepala sekolah (sebagai kelemahan) dan

memerlukan pengalaman pengetahuan serta pengalaman, sehingga akan menjadi

bahan pengembangan lebih lanjut dalam diklat calon kepala sekolah.


108

Berdasarkan hasil penilaian Analisis Kebutuhan PengembanganKepofresian

(AKPK) sebagai peserta diklat calon kepala sekolah memperlihatkan hasil sebagai

berikut:

Kompetensi Kode Jumlah


Kepribadian 1 95
Kompetensi Manajerial 2 71
Kewirausahaan 3 60
Supervisi 4 72
Sosial 5 73

Diperoleh temuan kelemahan pada dimensi kewirausahaan.Berdasarkan

Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian(AKPK) di ataskelemahan yang

ada pada diri calon kepala sekolah dalamkompetensi kewirausahaandan

manajerial. Hal ini diakui oleh calon kepalasekolah terutama kompetensi

kewirausaan karena jarang dilakukan kegiatankewirausahaandi sekolah. Hal ini

berpengaruh pada pengalaman kerja calon kepala sekolah dalam kompetensi-

kompetensi yang masih kurangberdasarkan Analisis Kebutuhan Pengembangan

Keprofesian (AKPK) tersebut cenderung lemah.

Sebagai tindak lanjut dari hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan

Keprofesian (AKPK) calon kepala sekolah yang masih kurang atau sangat lemah,

dan juga merupakan salah satu tugas dari kegiatan On the Job Learning (OJL),

maka calon kepala sekolah harus meningkatkan kompetensi kewirausahaan di

sekolah magang 2, yaitu di SMP Negeri 1 Bua Ponrang melalui kegiatan

pengamatan dan wawancaratentang cara yang dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi kewirausahaan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bua Ponrang.


109

Sebagai langkah awal dalam kegiatan ini, calon kepala sekolah melalui hal-

hal berikut :

a) Menemui kepala SMP Negeri 1 Bua Ponrang, pada hari Selasatanggal 19

April 2016, menyampaikan surat tugas magang sekolah 2 sekaligus

menyampaikan maksud dan tujuan On the Job Learning (OJL) di sekolah

magang 2 yaitu SMP Negeri 1 Bua Ponrang.

b) Pada hari Rabu, tanggal 20 April 2016 calon kepala sekolah melakukan

kajian aspek manajerial dan pada kesempatan itu juga calon kepala

sekolah menyempatkan wawancara kepala sekolah seputar kegiatan yang

dilakukan untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan di sekolah

yang beliau pimpin, kami menanyakan tentang program kewirausahaan

yang ada di SMP Negeri 1 Bua Ponrang , tapi ternyata juga tidak ada

seperti pada sekolah magang 1 , sehingga calon kepala sekolah beralih

kepada keunggulan yang dimiliki oleh sekolah tersebut yaitu Supervisi

yang juga masih kelemahan dari calon kepala sekolah.

Sebagai langkah selanjutnya diakhir pertemuan calon kepala sekolah

membuat perjanjian kunjungan dengan kepala sekolah untuk melakukan

peningkatan AKPK tentang supervisi.

a. Kunjungan I

Kunjungan 1 dilakukan pada hari Senin, tanggal 16 Mei 2016 . Pada

kunjungan 1 ini saya mendapatkan hasil sebagai berikut:

1. Program supervisi kepala sekolah tahun pelajaran 2015-2016 yang

diberikan oleh wakil kepala sekolah urusan kurikulum.


110

2. Data wawancara dan diskusi tentang penyusunan program supervisi

meliputi konsep penyusunan unsur-unsur yang yang terlibat dalam

penyusunan program supervisi, langkah-langkah penyusunan, waktu

penyusunan dan komponen-komponen yang terdapat dalam program

supervisi.

b. Kunjungan 2

Kunjungan 2 penulis lakukan pada hari Selasa, tanggal 17 Mei 2016 adapun

materi yang disiapkan adalah wawancara dan diskusi dengan wakil kepala sekolah

urusan kurikulum tentang pelaksanaan kegiatan supervisi dan instrumen-

instrumen yang digunakan pada pelaksanaan supervisi. Pada kunjungan 2 ini hasil

yang didapatkan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah meliputi: tahap persiapan dengan

menyampaikan kepada guru melalui rapat tentang tujuan pelaksanaan

supervisi, waktu pelaksanaan, penyiapan administrasi /perangkat

pembelajaran guru dan penentuan guru yang akan di supervisi. Pada

tahap pelaksanaan kepala sekolah melakukan teknik supervisi observasi

langsung ke kelas tempat guru melakukan proses belajar mengajar

dengan memantau langsung proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru.

2. Instrumen-instrumen yang disiapkan oleh kepala sekolah dalam

pelaksanaan supervisi adalah: instrumen perencanaan kegiatan

pembelajaran, instrument observasi, instrument pertanyaan post

observasi dan instrument tindak lanjut hasil supervisi.


111

c. Kunjungan 3

Kunjungan 3 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Mei 2016.Adapun

materi yang disiapkan adalah wawancara dan diskusi dengan beberapa orang guru

dan kepala Tata Usaha tentang dokumen-dokumen yang biasa dipakai oleh kepala

sekolah dalam melakukan kegiatan supervisi akademik ataukah supervisi

manajerial, permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam melakukan supervisi

hasil dan program tindak lanjut hasil supervisi. Pada kunjungan ke 3 ini di

dapatkan hasil sebagai berikut:

1. Permasalahan yang ditemui kepala sekolah dalam melakukan supervisi

di sekolah adalah: pemahaman guru tentang supervisi bahwa supervisi

dilakukan untuk mencari-cari kesalahan guru, sehingga guru kurang

respon dengan pelaksanaan supervisi dan bahkan supervisi menjadi

momok bagi sebagian guru, kelengkapan administrasi pembelajaran,

metode mengajar yang monoton, instrumen penilaian yang tidak

lengkap serta pengelolaan kelas yang kurang maksimal. Informasi ini

diperoleh guru-guru dari kepala sekolah dalam rapat dengan dewan

guru dan staf Tata Usaha.

2. Setelah melakukan supervisi kepala sekolah melakukan diskusi dengan

guru yang di supervisi membicarakan tentang hasil supervisi yang telah

dilaksanakan, kepala sekolah memberikan apresiasi terhadap proses

pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dengan menunjukkan

bagian proses pembelajaran yang telah baik dan harus dipertahankan.

Selanjutnya kepala sekolah juga memberikan koreksi kepada bagian


112

dari proses pembelajaran yang masih memerlukan perbaikan dan

peningkatan. Pada akhir diskusi kepala sekolah memperlihatkan nilai

supervisi yang didapatkan oleh guru serta membuat kesepakatan tentang

waktu pelaksanaan supervisi selanjutnya.

d. Kunjungan 4

Kunjungan keempat dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 19 Mei 2016.

Pada kunjungan keempat ini calon kepala sekolah melakukan wawancara dengan

kepala sekolah. Materi yang di tanyakan dalam bentuk wawancara dan diskusi

adalah:

1. Tugas dan tanggungjawab kepala sekolah sebagai seorang supervisor

2. Pengalaman kepala sekolah saat menjadi seorang pengawas pendidikan

Pada kunjungan keempat ini penulis banyak menggali pengalaman kepala

sekolah selama beliau menjadi seorang pengawas pendidikan. Beberapa hal yang

dapat penulis sampaikan adalah:

1. Supervisi Akademik sudah pernah dilaksanakan di SMP NEG.1 BUA

PONRANG, dan merupakan agenda rutin setiap satu bulan sekali guna

mengevaluasi kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di

kelas.

2. Guru yang berprestasi diberikan penghargaan.  Penghargaan disesuaikan

dengan kemampuan dan kondisi. Guru yang berprestasi disiapkan untuk

mengikuti lomba guru berprestasi, atau dicalonkan menjadi kepala sekolah

jika pangkat dan jabatannya telah memenuhi syarat, serta nilai DP 3-nya

dinaikan. Kenaikan nilai DP3 akan mempercepat kenaikan pangkatnya.


113

Sedangkan pada guru yang kurang baik diberikan pembinaan, agar mereka

memiliki kemampuan sesuai dengan guru atau karyawan lainnya.   

3. Tugas yang telah diberikan kepada guru dipantau.  Pemantaun

dibandingkan dengan rencana, misalnya persiapan harian dipantau setiap

hari. Program semester dipantau pengerjaannya pada awal tahun pelajaran.

Penilaian kelas dipantau setiap bulan.  Begitu pula kesiswaan dipantau

setiap bulan. Dan ada pula yang dipantau tahunan seperti kenaikan kelas.

4. Kami melakukan penilaian terhadap kinerja guru secara lengkap dilakukan

setiap akhir semester.  Khusus pada akhir tahun diperiksa keseluruhannya.

Hasil penilaian guru tercatat sebagai bahan penilaian DP3 dan kenaikan

pangkat dan jabatannya.

5. Dari hasil pelaksanaan evaluasi terhadap guru dijadikan dasar untuk

melakukan pemantapan dan perbaikan kinerja guru selanjutnya.

6. Program supervisi merupakan program yang harus dibuat oleh kepala

sekolah berbarengan dengan program lainnya. Yaitu program semester dan

program tahunan kepala sekolah. Program supervisi merupakan bagian

dari program semester dan program tahunan kami sebagai kepala sekolah.

Program supervisi guru kami lakukan sesuai dengan jadwal yang tertera

pada program. Pemeriksaan pada seluruh administrasi guru, baik guru

kelas maupun guru mata pelajaran Jika ada perubahan, kami diskusikan

untuk dicarikan waktu yang tepat. Jadi sekalipun telah terjadwal,

pelaksanaannya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.


114

7. Program supervisi dibuat bersama-sama dengan guru di awal tahun

pelajaran.  Kebersamaan ini penting karena menyangkut  pengakuan guru

terhadap program yang telah dibuat dan disepakati. 

8. Semua guru diajak musyawarah dalam menentukan program sekolah pada

rapat awal tahun pelajaran.  Penyertaan ini perlu karena guru pelu

mengetahui apa-apa saja yang akan dilakukan dalam masa satu tahun,

termasuk dalam menentukan program supervisi sekolah.  Keikutsertaan

guru dalam menentukan program akan memperlancar pelaksanaan.  Guru

juga dimintakan program-programnya, untuk dirangkum ke dalam

program sekol      

9. Komponen supervisi terdiri dari administrasi PBM dan administrasi

umum.  Administrasi PBM adalah dari (1) program pengajaran dan

program evalusi,  (2)   menyusun persiapan harian/silabus, (3) evaluasi dan

analisis evaluasi, (4) bimbingan dan penyuluhan, (5)  melaksanakan

perbaikan dan pengayaan,  Kelima jenis administrasi PBM termasuk

penyajian program pengajaran ini harus benar-benar dikerjakan oleh guru

karena menyangkut kegiatan pembelajaran yang paling pokok, serta

menyangkut nilai kenaikan pangkat guru yang bersangkutan.

10. Komponen admimistrasi umum yang yang merupakan pengelolaan

administrasi kelas yang terdiri dari: (1) Daftar Kelas yang berisi data siswa

dan orang tua siswa, (2)daftar inventaris buku pegangan guru, (3)daftar

inventaris buku murid, (3) daftar inventaris alat pelajaran, (4) daftar piket,

(5) daftar kelompok belajar, (6) jadwal pelajaran, (7) penerimaan dan
115

pengembalian rapor, (8) keuangan, (9) susunan pengurus kelas, (10) notula

rapat, (11) buku tamu.

11. Pelaksanaan supervisi administrasi PBM dan administrasi umum mengacu

pada program supervisi.  Administrasi PBM adalah dari (a) program

pengajaran dan program evalusi,  (b)   menyusun persiapan harian/silabus,

(c) evaluasi dan analisis evaluasi, (d) bimbingan dan penyuluhan, (e) 

melaksanakan perbaikan dan pengayaan,  Kelima jenis administrasi PBM

termasuk penyajian program pengajaran diepriksa sesuai dengan bentuk

administrasinya. Ada yang diperiksa harian seperti persiapan harian, ada

yang diperiksa bulanan seperti pada evaluasi dan ada yang diperiksa per-

semester pada program semester dan program evaluasi.

12. Administrasi umum yang merupakan bagian dari manajemen pengelolaan

kelas ada yang diperiksa sebulan sekali, setelah satu semester, dan ada

pula yang diperiksa setahun sekali, seperti daftar kenaikan kelas ada pula

yang diperiksa sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

13. Secara garis besar ada tiga jenis administrasi guru yaitu administrasi

kemuridan yang tertuang dalam daftar kelas, administrasi umum yang

berkaitan dengan pengelolaan kelas dan administrasi proses belajar

mengajar.

14. Bimbingan dan arahan secara umum dilakukan pada setiap rapat bulanan.

Sedangkan bimbingan secara khusus dilakukan terhadap guru yang

mengalami kesulitan.
116

15. Hasil supervisi guru dicatat dalam catatan kegiatan pelaksanaan supervisi

guru. Penilaian kinerja guru dijadikan bahan dalam pertimbangan DP3 dan

bahan pembinaan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai