Anda di halaman 1dari 1

WAGUB MALUKU: AGAMA HARUS JADI KEKUATAN

INTEGRASI BANGSA
Wakil Gubernur Provinsi Maluku sekaligus Ketua Umum Panitia acara Pesta Paduan Suara
Gerejani (Pesparani) Katolik Pertama 2018, Zeth Sahuburua menegaskan bahwa agama-agama harus
menjadi kekuatan integrasi bangsa. Menurut Zeth, agama harus menjadi kontrol sosial yang efektif dalam
kehidupan bermasyatakat. "Agama harus menjadi sarana kontrol sosial yang efektif dan kekuatan
integrasi bangsa," ujar Zeth Sahaburua dalam sambutannya di acara Pembukaan Pesparani Katolik 1
2018 di Lapangan Merdeka Kota Ambon, Maluku, Sabtu (27/8) malam.
Zeth berharap agama tidak menjadi sumber perpecahan dan konflik di tengah masyarakat. Agama
harus bisa menciptakan harmonisasi khusus tahun-tahun politik. Agama tidak boleh dimanfaatkan demi
kepentingan politik semata. "Agama harus menjaga harmonisasi dan kekuatan integrasi demi keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia," tandas dia. Dalam konteks itu, Zeth menilai acara Pesparani
menjadi penting untuk mewartakan persatuan dan integrasi bangsa Indonesia yang sangat majemuk
termasuk agama. Sebagai acara agama Katolik, kata dia, Pesparani harus memberikan kontribusi
mewartakan persaudaraan dalam dan persatuan.
"Pesparani ini merupakan salah cara untuk membuktikan kematangan dan kemampuan kita
dalam mengelola salah satu aspek kemajemukan, yakni agama-agama. Melalui Pesparani, kita
menkreasikan kemajemukan agama dengan kekhasannya nilainya masing-masing," terang dia Sebagai
Ketua Umum Panitia, Zeth merasakan bagaimana persatuan, kerja sama dan persaudaraan terjadi dalam
persiapann dan pelaksanaan acara Pesparani Katolik di Maluku. Masyarakat Maluku lintas agama juga
sangat mendukung bahkan sebagian terlibat dalam Panitia Pesparani.
"Pesparani harus dipandang sebagai salah satu wujud partisipasi umat beragama dalam
pembangunan nasional khususnya dalam bidang spiritual untuk mencapai masyarakat adil dan makmur,
mempererat tali persaudaraan rasa kebersamaan di tengah-tengah kebhinekaan dalam rangka
mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga mampu menciptakan nuansa kehidupan dan
kerukunan hidup beragama yang permanen atas dasar pela gandong atau hidup orang basaudara," ungkap
dia. Lebih lanjut, Zeth mengatakan bahwa dalam Pesparani akan digelar 12 mata lomba, yang terdiri dari
Paduan Suara, Cerdas Cermat, Baca Mazmur dan Bertutur Kitab Suci. Lomba ini diikuti oleh kontingen
dari 34 Provinsi dari Aceh sampai Papua. "Peserta lomba berjumlah 4.804 orang, undangan yang hadir
200 orang, pendukung acara 989 orang, peserta ibadah, dewan juri, panitia pusat dan daerah, serta para
penggembira kurang lebih 4.490 orang. Yang hadir kurang lebih 12.000 orang," kata Zeth.
Sebagaimana diketahui, Pesparani Katolik I diselenggarakan di Kota Ambon, Maluku selama
sepekan, dari 27 Oktober 2018 hingga 2 November 2018. Selain perlombaan, acara Pesparani akan diisi
dengan seminar nasional, pameran dan pentas seni. Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan
dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) dan panitia lokal di Maluku. LP3KN adalah
lembaga yang direstui oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan difasilitasi oleh Pemerintah
untuk menyelenggarakan Pesparani secara periodik.

Anda mungkin juga menyukai