Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI POLINDES

Dosen Pengampu :

Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Sinta Effelia Agatra (P17321181007)


2. Fadhila Kusumasari (P17321183010)
3. Rurik Rosa Apriliana (P17321183021)
4. Arina Himatul Ulya (P17321183025)
5. Amelia Eka Wardani (P17321183027)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga


“Makalah Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas Standar Pelayanan
Minimal Di Polindes” dapat tersusun hingga selesai.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 22 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Standar Pelayanan Minimal............................................................3
2.2 Ruang Lingkup Standar Pelayanan Minimal....................................................3
2.3 Standar Pelayanan Minimal Alat......................................................................3
2.4 Standar Pelayanan Minimal Tempat.................................................................5
2.5 Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas......................................................6
2.6 Kelas Ibu Hamil di Komunitas.......................................................................13
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
4.1 Kesimpulan....................................................................................................16
4.2 Saran..............................................................................................................16
LAMPIRAN..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) menunjukkan masih rendahnya
kualitas atau mutu pelayanan kesehatan. Kebijakan Kemenkes dalam upaya
mempercepat penurunan AKI awalnya mengacu pada intervensi strategis
“Empat Pilar Safe Motherhood” yang salah satunya adalah meningkatkan
akses dan mutu pelayanan antenatal care (ANC) dan strategi penerapan mutu
layanan kesehatan ibu terhadap standar pelayanan. Percepatan menurunkan
AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang dalam implementasinya
terfokus pada Pelayanan Kebidanan Essensial dan Pertolongan Pertama
Gawat-darurat Obstetri dan Neonatal (PPGDON). Kebijakan ini menetapkan
ibu hamil sekurang-kurangnya menerima pemeriksaan kehamilan empat kali
sesuai standar dengan distribusi satu kali pada trimester pertama, satu kali
pada trimester ke dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Dalam
operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan Antenatal “10 T”

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa Pengertian Standar Pelayanan Minimal ?
1.2.2 Bagaimana Ruang Lingkup Standar Pelayanan Minimal ?
1.2.3 Bagaimana standar alat di standar pelayanan minimal ?
1.2.4 Bagaimana standar tempat di standar pelayanan minimal ?
1.2.5 Bagaimana Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas ?
1.2.6 Bagaimana Kelas Ibu Hamil di Komunitas ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian Standar Pelayanan
Minimal
1.3.2 Mahasiswa mampu mengetahui ruang lingkup Standar Pelayanan
Minimal
1.3.3 mengetahui tentang pengertian Standar Pelayanan Minimal

1
1.3.4 mengetahui tentang standar tempat di standar pelayanan minimal
1.3.5 mengetahui tentang pelayanan antenatal di komunitas
1.3.6 mengetahui tentang kelas ibu hamil di komunitas

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL


Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah merupakan
ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan
yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga
negara. Standar Teknis SPM bidang kesehatan adalah ketentuan standar jumlah
dan kualitas barang dan/atau jasa, personal/sumber daya manusia kesehatan dan
petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar dari masing-masing jenis dan
mutu pelayanan dasar SPM Bidang Kesehatan.
Pelayanan Dasar Minimal Bidang Kesehatan adalah pelayanan publik
untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan warga Negara. Jenis pelayanan dasar
SPM Bidang Kesehatan adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar minimal kesehatan yang berhak diperoleh setiap
warga Negara. Mutu Pelayanan dasar minimal Bidang Kesehatan adalah ukuran
kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar kesehatan serta
pemenuhan sesuai standar teknis agar hidup secara layak.

2.2 RUANG LINGKUP STANDAR PELAYANAN MINIMAL


Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan
meliputi:
1. Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
2. Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
3. Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar, untuk setiap jenis
pelayanan dasar pada SPM bidang Kesehatan, baik di tingkat Pemerintah
Daerah Provinsi, maupun di tingkat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

2.3 STANDAR PELAYANAN MINIMAL ALAT


A. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / atau Jasa
N BARANG JUMLAH FUNGSI

3
O
1 Vaksin Tetanus Difteri (Td) 1 ampul x Pencegahan
Sejumlah sasaran tetanus pada ibu
ibu hamil / 10 dan tetanus pada
(tergantung bayi saat
status imunisasi persalinan
ibu)
2 Tamblet tambah darah 90 tablet x Pencegahan
jumlah ibu hamil anemia defisiensi
besi dan
defisiensi asam
folat
3 Alat deteksi risiko ibu hamil
a. Tes kehamilan Sejumlah ibu Mengetahui
hamil hamil atau tidak
b. Pemeriksaan Hb Sejumlah ibu Mengetahui
hamil anemia atau tidak
c. Pemeriksaan golongan Sejumlah ibu Mengetahui
darah hamil golongan darah
ibu hamil sebagai
persiapan
mencari
pendonor darah
bila terjadi
komplikasi
d. Pemeriksaan glukoprotein Sejumlah ibu Mengetahui
hamil x 15% diabetes dan
risiko pre
eklampsia dan
eklampsia
4 Kartu ibu/rekam medis ibu Sejumlah ibu Form rekam
hamil medis bagi ibu
5 Buku KIA Sesuai kebutuhan - Pencatatan
kesehatan
ibu dan anak

4
sampai umur
6 tahun
- Media KIE
bagi ibu dan
keluarganya.

B. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan


Tenaga kesehatan meliputi:
1. Dokter/ dokter spesialis kebidanan, atau
2. Bidan, atau
3. Perawat
Tersedianya bidan di desa yang siap siaga didesa.

2.4 STANDAR TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN MINIMAL DI


POLINDES
Dalam menganalisa pertumbuhan Polindes harus mengacu kepada indikator
tingkat perkembangan Polindes yang mencakup beberapa hal :
1. Fisik
Tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes perlu memenuhi
persyaratan antara lain :
 Bangunan polindes tampak bersih, salah satunya ditandai tidak adanya
sampah berserakan
 Lingkungan yang sehat, bila polindes jauh dari kandang ternak
 Mempunyai jumlah ruangan yang cukup untuk : pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan KIA, mempunyai ruang untuk pertolongan persalinan.
 Tempat pelayanan bersih dengan aliran udara/ventilasi yang baik
terjamin.
 Mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksanaan
pelayanan.
 Mempunyai sarana air bersih dan jamban yang memenuhi persyaratan
kesehatan.

5
Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan sendiri dan memenuhi
persyaratan di atas, namun dalam kenyataannya mungkin saja polindes masih
menumpang di salah satu rumah warga atau bersatu dengan kediaman bidan
di desa.
2. Tempat tinggal bidan desa
Keberadaan bidan di desa secara terus menerus (menetap) menentukan
efektifivitas pelayanannya, termasuk efektivitas polindes. Selain itu, jarak
tempat tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes. Bidan yang tidak
tinggal di desa dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan
persalinan di polindes. Untuk mempercepat tumbuh kembang Polindes bidan
harus selalu berada/tinggal di desa dan lebih banyak melayani masalah
kesehatan masyarakat desa setempat.
3. Sarana air bersih
Tersedianya air bersih merupakan salah satu persyaratan untuk hidup sehat.
Demikian juga halnya di dalam operasional pelayanan polindes. Polindes
dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan :
MCK, tersedia sumber air (sumur, pompa, PAM, dll), dan dilengkapi pula
dengan saluran pembuangan air limbah.

2.5 STANDAR PELAYANAN MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL DI


KOMUNITAS
1. Pernyataan Standar
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. Pemerintah
Daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan kesehatan ibu
hamil sesuai standar kepada semua ibu hamil di wilayah kerja tersebut dalam
kurun waktu satu tahun.
2. Pengertian
Pelayanan antenatal yang sesuai standar yang meliputi:
1) Standar kuantitas.
2) Standar kualitas.
3. Mekanisme Pelayanan

6
a) Penetapan sasaran ibu hamil di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar,
dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin
validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
b) Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan
(K4) dengan ketentuan:
1. Satu kali pada trimester pertama.
2. Satu kali pada trimester kedua.
3. Dua kali pada trimester ketiga.
c) Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T,
meliputi:
1) Pengukuran berat badan.
2) Pengukuran tekanan darah.
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5) Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
6) Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
8) Tes Laboratorium.
9) Tatalaksana/penanganan kasus.
10) Temu wicara (konseling).
d) Capaian Kinerja
1) Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dinilai dari cakupan
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.

2) Rumus Perhitungan Kinerja

7
Jumlah ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai


Persentase ibu standar di wilayah kerja kabupaten/kota
hamil tersebut dalam kurun waktu satu tahun
mendapatkan (Nominator)
pelayanan
= x 100 %
kesehatan ibu Jumlah sasaran ibu hamil di
hamil wilayah kerja kabupaten/kota tersebut
dalam kurun waktu satu tahun yang sama
(denominator)

Catatan:
a) Nominator yang dihitung adalah Ibu hamil yang telah
selesai menjalani masa kehamilannya (bersalin) di akhir tahun
berjalan
b) Ibu hamil yang belum selesai menjalani masa kehamilannya pada
akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai nominator akan tetapi
dihitung sebagai nominator dan denominator pada tahun
berikutnya.
Contoh Perhitungan
Kabupaten “A” terdapat 3 Puskesmas B,C,dan D. Terdapat
estimasi 1000 ibu hamil dan dari hasil pendataan terdapat 750 ibu
hamil. Adapun rincian yang berkunjung ke Puskesmas dan
fasyankes swasta:

Lokasi Pelayanan Jumlah Mendapat Mendapat Keterangan

Ibu hamil pelayanan pelayanan


di Kab Sesuai Tidak
(proyeksi) standar sesuai

8
standard
1. Puskesmas B, (data 100 ibu hamil tidak

laporan termasuk dari mendapatkan pelayanan


poskesdes,polindes, sesuai standar misalnya ibu
Pustu dan fasyankes 350 150 100 hamil tidak mendapatkan
swasta) tablet tambah darah.

2.Puskesmas C, (data 500 300 100 Fasyankes swasta

laporan termasuk dari termasuk rumah sakit


poskesdes,polindes, harus melapor ke
Pustu dan fasyankes puskesmas C
swasta)

3.Puskesmas D, (data 150 100 0 Tidak ada fasyankes

laporan termasuk dari swasta di wilayah


poskesdes,polindes, Puskesmas C
Pustu)

Total Kabupaten A 1000 550 200

(Total Puskesmas (X) (Y) (Z)


B+C+D)

Capaian indikator ibu hamil yang mendapat


pelayanan standar di Kab. A
= Y x 100%

= _550_ x 100% = 55%

1000

Capaian SPM kabupaten A untuk indikator


pelayanan kesehatan ibu hamil adalah 55 %.

Catatan:

9
a) Capaian SPM kabupaten A belum mencapai
100% ( 55%), sehingga kabupaten A harus
menganalisis penyebabnya seperti :
(1) Kurangnya informasi mengenai pelayanan antenatal

(2) akses ke fasyankes sulit

(3) pelayanan yang tidak


terlaporkan dari jaringandan
fasyankes swasta ke puskemas
(4) ibu hamil mendapatkan pelayanan di
fasyankes luar wilayah kerja
kabupaten/kota
(5) kendala biaya

(6) Sosial budaya

Untuk dilakukan intervensi penyelesaian


masalah sehingga pada tahun berikutnya
capaian SPM untuk indikator pelayanan
kesehatan ibu hamil mencapai 100%.

b) Ibu hamil di luar wilayah kerja


Kabupaten/Kota tetap dilayani dan dicatat
tetapi tidak masuk sebagai cakupan pelayanan
di Kab/Kota tersebut melainkan dilaporkan ke
Kab/Kota sesuai dengan alamat tinggal ibu
hamil tersebut.

e) Teknik Penghitungan Pembiayaan


LANGKAH
VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN

10
1. Pendataan Ibu Hamil Petugas Pendataan Ibu Jumlah Petugas x Jumlah
Hamil Desa x Biaya Transport x
Biaya transport frekuensi pendataan
petugas/BBM (Terintegrasi dengan PIS
PK)

Formulir Pengadaan 1 Form x Kegiatan

paket Pendataan x Jumlah


Pendataan Puskesmas
2. Pemeriksaan
Antenatal

Petugas
a. Pelayanan dalam Pelayanan
gedung Antenatal
Alat Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah

Kesehatan Pemeriksaan Puskesmas, jaringan dan


Kehamilan jejaringnya
Pemeriksaan Pengadaan Set (1 Paket x Jumlah

Laboratorium Pemeriksaan Sasaran) / 100


Laboratorium
Ibu Hamil
Obat Pengadaan 90 tablet Fe x

Tablet Fe (90 Jumlah sasaran


tablet) Bumil
Vaksin Pengadaan 1 Paket x Jumlah

Paket Imunisasi sasaran ibu


Td hamil/10

11
b. Pelayanan luar Petugas Pelayanan Jumlah Petugas x Biaya
gedung Antenatal Biaya Transport x Jumlah
transport Kunjungan (rutin dan
petugas/BBM sweeping)

Alat Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah


Kesehatan Pemeriksaan Puskesmas, jaringan dan
Kehamilan jejaringnya
(Antenatal)
Obat Pengadaan Terintegrasi dengan
Tablet Fe (90 paket pengadaan Tablet
tablet) Fe pelayanan dalam
gedung
3. Pengisian dan Petugas Pengisian dan Terintegrasi dengan
pemanfaatan pemanfaatan Buku pelayanan Antenatal
Buku KIA KIA

Buku KIA Sesuai 1 buku x Jumlah


Kebutuhan Sasaran ibu hamil

4. Pengisian Register ibu Pengadaan 1 Paket x Jumlah Desa


Kartu Ibu dan Register Kohort (integrasi untuk
Kohort ibu (Antenatal, kebutuhan ibu bersalin
bersalin, nifas) dan ibu nifas)

12
Kartu Ibu Pengadaan Kartu 1 paket x jumlah ibu
Ibu hamil

Formulir dan Pengadaan 1 Paket x Jumlah


ATK formulir kartu ibu, Puskesmas
form pelaporan,
dan ATK
5. Rujukan Petugas Pelayanan Jumlah Petugas x Biaya
Kegawat- Transport x Jumlah
daruratan maternal Rujukan
Biaya transport
petugas/BBM

2.6 KELAS IBU HAMIL DI KOMUNITAS


A. PENGERTIAN KELAS IBU HAMIL
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal
10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan
paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan
Buku senam Ibu Hamil.

B. MANFAAT KELAS IBU HAMIL


1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan
pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular seksual dan akte kelahiran.

13
2) Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas
sebelum penyajian materi.
3) Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai
topik tertentu.
4) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi
terstruktur dengan baik.
5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
6) Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7) Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas
sistim pembelajaran.

C. TUJUAN KELAS IBU HAMIL


Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
Tujuan Khusus :
1) Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil
dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, Perawatan Nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran.
2) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:
a. kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan
cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan

14
pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk
penanggulangan anemia).
b. perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan
P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
c. persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan
proses persalinan).
d. perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-
tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
e. KB pasca persalinan.
f. perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian k1
injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan
bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g. mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
h. penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan
dan penanganan malaria pada ibu hamil).
i. akte kelahiran.

D. SASARAN KELAS IBU HAMIL


Peserta Kelas Ibu Hamil :
 Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20
s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat,
tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.
 Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat
mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang
persiapan persalinan atau materi yang lainnya.

15
BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan adalah
merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal
bidang kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara.
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan ibu hamil sesuai standar kepada semua ibu hamil di wilayah kerja
tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Salah satu usaha yang bisa
dilakukan untuk memaksimalkan pelayanaan antenatal yaitu dengan
diadakannya kelas ibu hamil.

1.2 SARAN
Sebagai tenaga kesehatan, khususnya bidan harus paham akan standar
pelayanan minimal di bidang kesehatan terutama saat melakukan asuhan
antenatal care, dimana asuhan yang tepat diberikan sejak awal akan
mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin.

16
LAMPIRAN

A. Naskah Role Play Kelas Ibu Hamil


Di suatu desa, diadakan jadwal kelas ibu hamil di posyandu mawar. Dengan
pemberi penyuluhan oleh bidan dan peserta para ibu hamil. Kelas ibu hamil
ini adalah pertemuan pertama.
Narator : Arina Himatul Ulya
Bidan 1 : Fadhila Kusumasari
Bidan 2 : Amelia Eka wardani
Ibu Hamil 1 : Rurik Rosa Apriliana
Ibu Hamil 2 : Sinta Effelia Agatra

Bidan 1 : Assalamualaikum ibu-ibu, senang kita bisa bertemu lagi di kelas


ibu hamil ini, ini adalah pertemuan pertama kita dan akan dilanjut
sampai 4 pertemuan dan diikuti oleh senam hamil yaitu 3
pertemuan.”

Para ibu hamil : Iya bu bidan baiklah.

Bidan 2 : Sebelumnya, saya absen dulu ya bu, silahkan tulis nama ibu beserta
tanda tangan di kertas ini (para ibu hamil mengisi absen secara
bergilir).

Bidan 1 : Langsung saja saya akan menjelaskan apa itu kelas ibu hamil.
Dilanjutkan dengan materi tentang pemeriksaan kehamilan agar
ibu dan janin sehat”

Bidan pun menjelaskan dan langsung ditanggapi oleh peserta kelas ibu
hamil. Setelah itu bidan memberikan daftar pertanyaan yang digunakan
untuk curah pendapat.

17
Bidan 2 : Pemeriksaan kehamilan itu dilakukan minimal 4 (empat) kali selama
masa kehamilan, yaitu 1 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 1
kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 2 kali pemeriksaan pada
trimester ketiga.

Bidan 1 : Tujuan dari pemeriksaan kehamilan ini yaitu :

1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan


pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja
terjadi saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat
penyakitdan tindak pembedahan. 
3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan
terjadi pada masa persalinan.
5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima
kelahiran anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik
serta dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Bidan 2 : Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Puskesmas, klinik, atau


rumah sakit. Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan, antara lain bidan, perawat,
dokter umum, maupun dokter spesialis obstetri dan ginekologi
(dokter kandungan).

Bidan 1 : Sekian materi dari saya, apa masih ada yang kurang paham atau
ada yang ingin ditanyakan bu?

Ibu hamil 1 : Bu saya mau tanya, pinggang saya sakit dan pegal sekali kenapa ya
bu? Apa ini bahaya bu untuk saya dan bayi saya?

18
Bidan 2 : Nah bu, untuk keluhan sakit pinggang yang ibu alami ini adalah hal
yang wajar, karena janin ibu yang semakin berkembang dan
membesar maka akan menekan tulang pinggang ibu dan akan
menyebabkan ibu pegal. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut ibu
dapat minta tolong kepada suami ataupun keluarga ibu untuk
mengelus elus pinggang ibu apabila terasa nyeri, dan jangan
mengangkat beban terlalu berat, serta biasakan duduk tegak ya
bu.

Ibu hamil 1 : oh begitu ya bu bidan , terimakasih ya bu sekarang saya tidak


cemas lagi.

Bidan : Iya bu, apa ada yang ingin ditanyakan untuk ibu ibu yang lain ?

Ibu hamil 2 : Tidak buuu.

Bidan 1 : Nah sekarang saya akan memberikan soal kepada ibu berupa kertas
ini, nanti diisi oleh ibu jawaban yang benar mengenai materi yang
saya jelaskan tadi ya bu, setelah itu kumpulkan lagi ke saya.

Semua ibu : Iya bu bidan baiklah.

( para ibu hamil pun mulai mengisi soal yang diberikan oleh bidan dengan
suasana yang tenang )

Soal – soal pun terisi dan para ibu hamil mengumpulkan jawaban ke bidan.

Bidan 2 : Alhamdulillah bu dari hasil jawaban para ibu ini, hampir semuanya
sudah paham mengenai materi yang saya jelaskan tadi.

19
Ibu hamil 2 : Iya karena bu bidan memberikan materi dengan jelas dan mudah
dipahami oleh kami bu. Terimakasih bu ini sangat bermanfaat
untuk kesehatan kami dan janin kami.

Bidan 1 : Iya bu senang mendengarnya , kita akhiri pertemuan pertama ini


ya bu. Untuk materi selanjutnya akan saya jelaskan di
pertemuan berikutnya, jangan lupa untuk rutin mengikuti kelas
ibu hamil karena ini sangat bermanfaat untuk menambah
wawasan ibu.

Semua Ibu hamil : Iya bu bidan saya akan rutin mengikuti kelas ibu hamil.

Bidan 2 : Diakhir acara ini, akan dilanjutkan dengan kegiatan senam hamil
ya bu

Semua Ibu hamil : Iya bu bidan

Ibu hamil 2 : Bu senam ini bertujuan untuk apa ya?

Bidan 2 : Senam hamil ini berguna untuk kesehatan ibu dan janin. Selain
akan membuat ibu menjadi rileks dan nyaman, senam hamil ini
akan mengurangi berbagai keluhan ibu seperti nyeri pinggang
dan pegal pada kaki ibu.

Semua Ibu hamil : oh jadi begitu ya bu

Bidan 1 : Senam akan segera dimulai ya bu, sebelumnya ibu boleh minum
air putih yang banyak.

( Senam hamil pun dimulai dengan dipimpin oleh bidan, dengan diiringi oleh
lagu relaksasi, para ibu hamilpun terlihat menikmati suasana tersebut).

20
Bidan 1 : Gerakan senam yang pertama yaitu Senam untuk kaki dilakukan 10x
gerakan ya bu, lalu selanjutnya Senam duduk bersila di lakukan 10x
gerakan selama 10 menit.

Semua ibu hamil : Baik bu


Bidan 2 : Dilanjutkan dengan gerakan Cara Tidur yang nyaman, gerakan Senam
untuk pinggang dengan posisi terlentang, gerakan Senam untuk
pinggang posisi merangkak.

Bidan 1 : Lalu di lanjutkan gerakan Senam satu lutut, dan yang terakhir gerakan
Senam dengan kedua lutut.

Semua ibu : Baik bu bidan.

Bidan 2 : Alhamdulillah senam hamil selesai, semoga bermanfaat ya untuk ibu


dan janin ibu. Ini adalah gerakan pertama pada pertemuan ini. Dan
masih ada gerakan selanjutnya yang akan saya bimbing dipertemuan
berikutnya.

Bidan 1 : Ibu bisa lakukan gerakan ini dirumah apabila ibu sedang ada waktu
luang, atau lakukan di pagi hari agar menjaga kebugaran ibu.

Semua Ibu hamil : Iya bu bidan terimakasih banyak ya bu.

Bidan 1: Mari kita tutup kelas ibu hamil ini dengan membaca hamdallah,
alhamdulillahi rabbal alamin. Ini ada sedikit snack ringan untuk ibu..
Mari diambil bu.

Semua Ibu hamil : Iya bu bidan kami pamit ya, sampai bertemu dipertemuan
selanjutya. Terimakasih buu.

21
Kelas ibu hamilpun selesai dan berjalan dengan lancar, para ibu
hamil bersiap siap untuk pulang, bidan pun terlihat puas atas hasil yang
didapatkan yaitu para ibu hamil hampir semuanya paham mengenai materi
yang bidan jelaskan. Semoga kelas ibu hamil ini memberikan banyak
manfaat untuk kesehatan ibu dan bayinya.

B. Pembagian tugas dalam kelompok 5


1. Sinta Effelia Agatra (P17321181007) : Membuat makalah, roleplay
(sebagai ibu hamil 2)
2. Fadhila Kusumasari (P17321183010) : Roleplay (sebagai bidan 1), dan
mengedit video roleplay
3. Rurik Rosa Apriliana (P17321183021) : Membuat naskah roleplay,
roleplay (sebagai ibu hamil 1)
4. Arina Himatul Ulya (P17321183025) : Membuat PPT
5. Amelia Eka Wardani (P17321183027) : Membuat makalah, roleplay
(sebagai bidan 2)

22
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan no.4 tahun 2019 Tentang Standar Teknis


Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

Undang-undang no.4 tahun 2019 tentang Kebidanan

https://media.neliti.com/media/publications/212869-pelaksanaan-standar-pelayanan
antenatal.pdf

https://agus34drajat.files.wordpress.com/2011/05/polindes.pdf

https://libportal.jica.go.jp/library/Archive/Indonesia/232i.pdf

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/polindes-poli-bersalin-desa-
artikel.html#:~:text=Persyaratan%20Polindes,tersedianya%20tenaga%20bidan
%20didesa.

23

Anda mungkin juga menyukai