Anda di halaman 1dari 9

Manajemen Produksi Seni

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya manusia melakukan berbagai usaha yang


diperolehnya melalui proses belajar. Keperluan hidup ini mencakup berbagai aspek seperti
sandang, pangan, dan papan yang merupakan kebutuhan dalam bidang ekonomi. Komunikasi
dan sosialisasi juga merupakan hal yang dibutuhkan manusia sebagai homo socius, dan dalam
memenuhi kebutuhannya ini manusia mendirikan organisai-organisasi dalam upaya
memenuhi kebutuhannya dan berdasarkan kepentingan bersama seperti organisasi politik,
agama, etnik, dan lain-lain.

Selain itu, pada dasarnya manusia membutuhkan suatu keindahan dalam hidupnya.
Kebutuhan akan keindahan ini diperoleh melalui unsur budaya yaitu seni, baik berupa seni
musik, tari, teater ataupun seni rupa. Dalam melakukan kegiatan berkeseniaan ini manusia
yang terlibat di dalamnya memerlukan sebuah sistem pengelolaan, agar prosesnya teratur,
terarah, terpadu, dan mencapai sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah
pengelolaan (manajemen) baik yang bersifat tradisional maupun yang mengadopsi dari
manajemen Dunia Barat.

Manajemen
Manajemen adalah sebuah istilah yang merupakan serapan dari bahasa Inggris yaitu
management, kata ini memiliki dua makna, yaitu: (a) act or art of managing, conduct,
control, direction, yang artinya adalah kegiatan atau seni mengelola, memimpin, mengawasi,
dan mengarahkan; (b) the collective body of those who manage any enterprise or interest
yang artinya badan kolektif yang mengelola sesuatu perusahaan atau kepentingan (lihat
Webster’s New Coolegiate Dictionary).
Dalam bahasa Indonesia, bterminologi kata manajemen dipadankan dengan beberapa kata
yang memiliki nosi yang hampir sama seperti, kepemimpinan, ketatalaksanaan, pengurusan,
dan pembinaan. Penggunaannya juga tergantung kepada institut yang ada di Indonesia.

Definisi Para Ahli


a. Koontz dan O’Donnell dalam bukunya yang bertajuk Principles of Management
menyatakan definisi istilah ini sebagai management is getting thinks done through
other people. Artinya manajemen adalah pelaksanaan pekerjaan bersama-sama orang
lain.
b. Livingstone dalam bukunya yang bertajuk The Engeneering of Organization and
Management, mendefinisikan manajemen sebagai the function of management is to
reach the goal by the best means, with the least expenditure of time and money,
usually with the best use of existing facilities. Artinya fungsi manajemen adalah
mencapai tujuan dengan cara-cara yang terbaik, yaitu dengan pengeluaran waktu dan
uang sedikit-dikitnya, biasanya dengan menggunakan fasilitas yang ada sebaik-
baiknya.
c. Menurut Terry dan Rue (2000:1) manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah
suatu kegiatan, yang pelaksanaannya adalah disebut managing (pengelolaan) sedang
pelaksananya disebut manajer atau pengelola.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para pakarmanajemen di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan tentang definisi manajemen sebagai berikut. (a) Manajemen diperlukan
untuk mencapai tujuan dan pelaksanaan pekerjaan. (b) Manajemen merupakan sistem
kerjasama yang koperatif dan rasional. (c) Manajemen menekankan perlunya prinsip-prinsip
efisiensi. (d) Manajemen terikat kepada sistem kepemimpinan atau pembimbingan.

Fungsi Manajemen
Untuk melihat fungsi dari manajemen, kita dapat menerapkan teori fungsionalisme. Salah
satu pakar manajemen yang mengkaji fungsi-fungsi manajemen adalah G.R. Terry yang
menyebut fungsi manajemen dengan sebutan principles of management yang terdiri dari:
planning (perencanaan), staffing (pemilihan tenaga kerja), organizing (pengorganisasian),
acuating (pengarahan), dan controlling (pengawasan).
Menurut Terry dan Rue (2000:9-10) ada 5 fungsi utama manajemen, seperti yang diuraikan
berikut ini.
1. Planning atau perencanaan, yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
pada masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tuiuan-tujuan itu.
2. Staffing (penentuan sumber daya manusia) yaitu menentukan keperluan-keperluan
sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan, dan pengembangan tenaga
kerja.
3. Organizing atau pengorganisasian, adalah mengelompokkan dan menentukan
berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegatan-
kegiatan itu.
4. Acuating atau motivating (penggerakan,motivasi, pengarahan) yaitu mengarahkan
atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
5. Controlling, yang dalam bahasa Indonesia lazim disebut dengan pengawasan, yaitu
kegiatan dalam bentuk mengukur pelaksanaan sesuai dengan tujuan-tujuan,
menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-
tindakan korektif yang diperlukan.
Dalam memberikan penjelasan mengenai prinsip-prinsip manajemen disini penulis hanya
akan menjelaskan empat prinsip yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau
pengarahan dan pengawasan, karena penulis memasukan staffing pada prinsip
pengorganisasian.

Manajemen dalam kegiatan seni


A. Perencanaan
Perencanaan merupakan hal mendasar dan langkah utama dalam proses kegiatan seni.
Dalam perencanaan kegiatan hal pertrama yang dilakukan adalah menentukan tema
kegiatan, tujuan kegiatan, sistem kerja, kebijakan serta perencanaan yang dibuat harus
mengandung pemikiran yang matang tentang anggaran, program, pengamanan, metode,
dan standar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan sifatnya perencanaan mempunyai empat jenis, yaitu: perencanaan fisik,
perencanaan fungsional, perencanaan komprihensif, dan perencanaan kombinasi umum.
Namun dalam perencanaan sebuah kegiatan maka lebih efesien menggunakan
perencanaan yang sifatnya fungsional. Perencanaan fungsional berkaitan dengan yang
sifatnya fungsional, seperti perencanaan kepegawaian, dimana untuk mengadakan sebuah
kegiatan dibutuhkan panitia dalam pelaksanaannya. Pemilihan panitia ini tak serta merta
memasukan segala aspek, tetapi juga harus melihat kebutuhan, memperkirakan untuk
sebuah kegiatan yang diadakan panitia dalamn bidang apa saja yang dibutuhkan. Selain
itu perencanaan anggaran sangat penting sehingga dalam prosesnya baik pengeluaran
maupun pemasukan dapat terkendali, dan tidak akan terjadi pembengkakan pada
pengeluaran. Publikasi juga merupakan bagian yang penting, tanpa adanya publikasi
maka pada saat pelaksanaan kegiatan kesuksesan yang didapat tidak akan seperti apa
yang ada dalam perkiraan. Juga apabila dalam pelaksanaan kegiatan tamu yang hadir
dipungut biaya dengan mengharuskan membeli tiket, maka harga dari tiket ini pun harus
disesuaikan baik dengan kualitas dari kegiatan ataupun disesuaikan dengan anggaran
yang telah disepakati. Dan hal penting lainnya adalah perencanaan produksi. Produk di
sini merupakan apa yang akan kita tampilkan dalam pelaksanaan kegiatan, apabila dalam
kegiatan yang diselenggarakan kita akan menampilkan bintang tamu yang dapat
dikatakan memiliki kuliatits yang bagus, maka tentu saja kita harus memberikan bayaran
yang pantas, hal ini harus diperhitungkan dengan anggaran yang kita miliki. Dan apabila
kita akan menampilkan beberapa penampilan maka tentu saja dari pihak panitia harus ada
yang menanganinya. Dan supaya semuanya terlaksana dengan semestinya, maka
perencanaan yang dibut harus benar-benar matang, serta perencanaan harus diarahkan
berdasarkan kenyataan-kenyataan yang objektif dan mmapu menciptakan kerjasamayang
efektif.

B. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, yang
mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggotaanggota kelompok (Terry
dan Rue 2000:82).
Pengorganisasian merupakan tindak lanjut dari suatu perencanaan yang dikerjakan oleh
setiap anggota dari pelaksana kegiatan. Dalam pengorganisasian, dapat diibaratkan seperti
organ-organ yang ada pada tubuh manusia yang memiliki fungsi dan tugasnya masing-
masing, namun dalam melakukan tugasnya terdapat satu kesatuan, sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman dari tiap anggota tubuh.
Dalam rangka pengorganisasian ini ada lima aspek yang penting yaitu: adanya penetapan
dan pengelompokkan pekerjaan, adanya tujuan yang akan dicapai, adanya penetapan
orang-orang yang akan melakukan tugasnya, adanya wewenang dan tanggung jawab,
serta adanya hubungan satu sama lainnya.
a. Adanya penetapan dan pengelompokan kerja akan mempermudah dan mengefektifkan
setiap anggota dari pelaksana kegiatan. Dengan adanya pengelompokan kerja ini
setiap aspek dari kebutuhan dan keperluan baik saat proses kegiatan ataupun pada saat
pelaksanaan kegiatan akan terlaksana dengan semestinya.
Tugas-tugas yang ada dalam sebuah kegiatan seperti:
 Ketua pelaksana: bertanggung jawab atas kegiatan yang diadakan, membuat
konsep umum dan target yang ingin dicapai, memonitoring setiap tugas yang
dijalankan oleg anggota lain.
 Sekretaris: bertanggung jawab pada surat menyurat, sebagai notulen saat
rapat, bertanggung jawab atas inventarisasi pertanggungjawaban akhir
kegiatan.
 Kesekretariatan: Bertanggung jawab atas keberadaan dokumen/berkas/file
yang berhubungan dengan kepanitiaan, Bertanggung jawab terhadap segala
bentuk pendataan surat-menyurat selama kegiatan berlangsung, Membuat
daftar nama dan biodata seluruh anggota pelaksana (panitia).
 Bendahara: Bertanggung jawab terhadap manajemen keuangan (cost
management) selama kegiatan berlansung, menganalisis anggaran dana dari
tim yang akan ditetapkan, memegang dan menyusun secara sistematis
kuitansi (bukti otentik) pemasukan/pengeluaran dana , memegang dan
menyimpan keuangan kepanitiaan.
 Danus (Dana usaha): Bertanggung jawab terhadap pencarian dana selama
kegiatan berlangsung, membuat list daftar nama donatur dan menyebarkan
proposal mini, membuat laporan tertulis dalam setiap dana yang diterima dan
berkoordinasi langsung dengan bendahara.
 Acara: Membuat konsep acara secara detail dan jelas, enyusun rundown,
juklak, dan juknis acara.
 Humas, Publikasi dan Dokumentasi: Bertanggung jawab terhadap segala
bentuk publikasi kegiatan (baik elektronik ataupun cetak), Bertanggung jawab
dalam pendokumentasian kegiatan pada hari pelaksanaan ataupun pada proses
kegiatan.
 Logistik: Bertanggungjawab atas pengadaan segala perlengkapan yang
dibutuhkan pada saat hari pelaksanaan maupun saat proses.
 Konsumsi: Bertanggungjawab atas pengadaan konsumsi pada saat hari
pelaksanaan maupun saat proses.

b. Setiap anggota pelaksana dengan tugasnya masing-masing haruslah mempunyai


capaian atau target dalam menjalankan tugasnya, sehingga pekerjaan itu akan
terlaksana sesuaijalur demi mencapai target yang bdiinginkan.
c. Pemilihan SDM untuk menjalankan tugas-tugas yang ada harus benar-benar
diperhitungkan, jangan sampai menempatkan orang-orang yang salah. Keberhasilan
dari sebuah kegiatan bergantung dari orang-orang yang ada didalamnya.
d. Setiap anggota pelaksana harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya
masing-masing agar tugas tersebut dapat dijalankan dengan semestinya dan tidak
menghambat kepada anggota-angota pelaksana yang lainnya.
e. Meskipun setiap anggota mempunyai tugasnya masing masing, tetap harus ada
hubungan antar anggota, ini dilakukan agar tidak terjadi miss komunikasi antar
anggota, dan apabila mendapat kendala alangkah baiknya meminta bantuan baik dari
orang-orang satu divisi ataupun tidak.
C. Pengarahan atau penggerakan
G.R. Terry dalam bukunya yang bertajuk Principles of Management mendefinisikan
“penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok supaya
berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi
dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan”.
Dari defenisi yang diajukan Terry terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan dalam
konteks manajemen, tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota
kelompok, mulai dari tingkat atas, menengah, dan bawah.
Dalam pengarahan atau penggerakan terdapat beberapa faktor yang menjadikannya
efektif untuk dijalankan, diantaranya:
a. Kepemimpinan, yaitu sebuah sifat yang dimiliki seseorang yang apabila dalam
sebuah kegiatan seseorang memiliki sifat dan sikap kepemimpinan, maka setiap
bkata-kata ataupun prilakunya dapat mendorong atau mempengaruhi bawahannya
agar mengikuti setiap omongannya. Apabila seorang ketua pelaksana katakanlah
tidak mempunyai jiwa kepemimpinan, maka dia akan sulit dalam mengurusi
bawahannya.
b. Sikap dan moral. Sikap merupakan cara pandang, cara berpikir, berperasaan, dan
bertingkah laku. Setiap anggota pelaksana pastilah memiliki sikap yang berbeda
dalam bertingkah laku dan menghadai situasi tertentu. Disamping itu moral yang
dimiliki setiap anggota pelaksana baik ketua maupun bawahannya sangatlah
berpengaruh. Apabila seorang ketua memiliki moral yang rendah, maka dia akan
mudah putus asa dalam menghadapi situasi yang dianggapnya sulit. Juga apabila
moral yangdimiliki oleh setiap anggota rendah, maka dia tidak akn memiliki dikap
disiplin, acuh terhadap pekerjaannya, dan tidak mempunyai bkeberanian dalam
menghadapi kesulitan yang ditemuianya.
c. Komunikasi. Tanpa adanya unsur komunikasi dalam sebuah kerja sama maka ahal
itu akan menyebabkan kekacauan untuk seluruh anggota dan sistem kerja ang
telah dibentuk. Oleh karena itu komunikasi antar anggota dengan anggota lainnya
maupun anggota dengan ketua haruslah terjalin dengan baik agar tidak ada
informasi penting yang tidak diketahui oleh semua anggota pelaksana.
d. Disiplin. Disiplin adalah suatu keadaan yang tertib dimana semua anggota
mematuhi aturan yang berlaku. Sikap disipl ini penting untuk dimiliki oleh setiap
anggota. Apabila terdapat anggota yang tidak memiliki sikap ini maka hasil karja
dati anggota itu akan kurang memuaskan.
Dalam sebuah pengarahan atau penggerakan peranan seorang ketua sanatlah penting,
oleh karenanya seorang ketua harus memiliki jiwa kepemimpinan yang besar.

D. Pengawasan atau controlling


Pengawasan merupakan sebuah tindakan-tindakan yang dilakukan dalam upaya perbaikan
pelaksanaan kerja apabila dalam pelaksanaanya ada yang tidak sesuai dengan rencana
yang telah di tentukan. Pengawasan ini tidak harus dilakukan oleh ketua saja, apabila ada
anggota yang melihat anggota lainnya melakukan sebuah kekeliruan yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang telah ditentkan maka ia mempunyai hak
untuk mengingatkan anggota itu.
Maksud dan tujuan dari sebuah pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah
pekerjaan yang dilakukan oleh tiap anggota benar atau tidak, juga untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh tiap anggota. Pengawasan juga dilakukan untuk
mengetahui hasil pekerjaan dari tiap anggota, apakah sudah sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat atau belum.

Dengan adanya prinsip-prinsip manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,


pengerakan, serta pengawasan dalam melaksanakan sebuah kegiatan seni, maka dalam
menghadapi setiap kendala yang datang para anggota pelaksana kegiatan akan dapat
menyelesaikannya dengan mudah, dan tanpa adanya manajemen yang baik dari seluruh
anggota pelaksana, kegiatan yang di selenggarakan tidak akan terlaksana dangan semestinya.
Untuk itu dalam menjalankan kegiatan apapun prinsip-prinsip manajemen haruslah ada.
DAFTAR PUSTAKA

- Book Fair FTUI 2008.


- Takari, Muhammad, 2008. Manajemen Seni. Medan: Studia Kultura.
- Terry, George R. Dan Leslie W. Rue, 2000. Dasar-Dasar Manajemen (alih bahasa
G.A. Ticolu). Jakarta: Bumi Aksara.
Tugas Manajemen Produksi Seni

“Prinsip-prinsip Manajemen”

Dimas Sandi

1222215

VB

Institut Seni Budaya


Indonesia (ISBI) Bandung
2014-2015

Anda mungkin juga menyukai