Manajemen Dalam Kegiatan Seni
Manajemen Dalam Kegiatan Seni
Selain itu, pada dasarnya manusia membutuhkan suatu keindahan dalam hidupnya.
Kebutuhan akan keindahan ini diperoleh melalui unsur budaya yaitu seni, baik berupa seni
musik, tari, teater ataupun seni rupa. Dalam melakukan kegiatan berkeseniaan ini manusia
yang terlibat di dalamnya memerlukan sebuah sistem pengelolaan, agar prosesnya teratur,
terarah, terpadu, dan mencapai sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah
pengelolaan (manajemen) baik yang bersifat tradisional maupun yang mengadopsi dari
manajemen Dunia Barat.
Manajemen
Manajemen adalah sebuah istilah yang merupakan serapan dari bahasa Inggris yaitu
management, kata ini memiliki dua makna, yaitu: (a) act or art of managing, conduct,
control, direction, yang artinya adalah kegiatan atau seni mengelola, memimpin, mengawasi,
dan mengarahkan; (b) the collective body of those who manage any enterprise or interest
yang artinya badan kolektif yang mengelola sesuatu perusahaan atau kepentingan (lihat
Webster’s New Coolegiate Dictionary).
Dalam bahasa Indonesia, bterminologi kata manajemen dipadankan dengan beberapa kata
yang memiliki nosi yang hampir sama seperti, kepemimpinan, ketatalaksanaan, pengurusan,
dan pembinaan. Penggunaannya juga tergantung kepada institut yang ada di Indonesia.
Fungsi Manajemen
Untuk melihat fungsi dari manajemen, kita dapat menerapkan teori fungsionalisme. Salah
satu pakar manajemen yang mengkaji fungsi-fungsi manajemen adalah G.R. Terry yang
menyebut fungsi manajemen dengan sebutan principles of management yang terdiri dari:
planning (perencanaan), staffing (pemilihan tenaga kerja), organizing (pengorganisasian),
acuating (pengarahan), dan controlling (pengawasan).
Menurut Terry dan Rue (2000:9-10) ada 5 fungsi utama manajemen, seperti yang diuraikan
berikut ini.
1. Planning atau perencanaan, yaitu menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
pada masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tuiuan-tujuan itu.
2. Staffing (penentuan sumber daya manusia) yaitu menentukan keperluan-keperluan
sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan, dan pengembangan tenaga
kerja.
3. Organizing atau pengorganisasian, adalah mengelompokkan dan menentukan
berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegatan-
kegiatan itu.
4. Acuating atau motivating (penggerakan,motivasi, pengarahan) yaitu mengarahkan
atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
5. Controlling, yang dalam bahasa Indonesia lazim disebut dengan pengawasan, yaitu
kegiatan dalam bentuk mengukur pelaksanaan sesuai dengan tujuan-tujuan,
menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-
tindakan korektif yang diperlukan.
Dalam memberikan penjelasan mengenai prinsip-prinsip manajemen disini penulis hanya
akan menjelaskan empat prinsip yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau
pengarahan dan pengawasan, karena penulis memasukan staffing pada prinsip
pengorganisasian.
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, yang
mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggotaanggota kelompok (Terry
dan Rue 2000:82).
Pengorganisasian merupakan tindak lanjut dari suatu perencanaan yang dikerjakan oleh
setiap anggota dari pelaksana kegiatan. Dalam pengorganisasian, dapat diibaratkan seperti
organ-organ yang ada pada tubuh manusia yang memiliki fungsi dan tugasnya masing-
masing, namun dalam melakukan tugasnya terdapat satu kesatuan, sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman dari tiap anggota tubuh.
Dalam rangka pengorganisasian ini ada lima aspek yang penting yaitu: adanya penetapan
dan pengelompokkan pekerjaan, adanya tujuan yang akan dicapai, adanya penetapan
orang-orang yang akan melakukan tugasnya, adanya wewenang dan tanggung jawab,
serta adanya hubungan satu sama lainnya.
a. Adanya penetapan dan pengelompokan kerja akan mempermudah dan mengefektifkan
setiap anggota dari pelaksana kegiatan. Dengan adanya pengelompokan kerja ini
setiap aspek dari kebutuhan dan keperluan baik saat proses kegiatan ataupun pada saat
pelaksanaan kegiatan akan terlaksana dengan semestinya.
Tugas-tugas yang ada dalam sebuah kegiatan seperti:
Ketua pelaksana: bertanggung jawab atas kegiatan yang diadakan, membuat
konsep umum dan target yang ingin dicapai, memonitoring setiap tugas yang
dijalankan oleg anggota lain.
Sekretaris: bertanggung jawab pada surat menyurat, sebagai notulen saat
rapat, bertanggung jawab atas inventarisasi pertanggungjawaban akhir
kegiatan.
Kesekretariatan: Bertanggung jawab atas keberadaan dokumen/berkas/file
yang berhubungan dengan kepanitiaan, Bertanggung jawab terhadap segala
bentuk pendataan surat-menyurat selama kegiatan berlangsung, Membuat
daftar nama dan biodata seluruh anggota pelaksana (panitia).
Bendahara: Bertanggung jawab terhadap manajemen keuangan (cost
management) selama kegiatan berlansung, menganalisis anggaran dana dari
tim yang akan ditetapkan, memegang dan menyusun secara sistematis
kuitansi (bukti otentik) pemasukan/pengeluaran dana , memegang dan
menyimpan keuangan kepanitiaan.
Danus (Dana usaha): Bertanggung jawab terhadap pencarian dana selama
kegiatan berlangsung, membuat list daftar nama donatur dan menyebarkan
proposal mini, membuat laporan tertulis dalam setiap dana yang diterima dan
berkoordinasi langsung dengan bendahara.
Acara: Membuat konsep acara secara detail dan jelas, enyusun rundown,
juklak, dan juknis acara.
Humas, Publikasi dan Dokumentasi: Bertanggung jawab terhadap segala
bentuk publikasi kegiatan (baik elektronik ataupun cetak), Bertanggung jawab
dalam pendokumentasian kegiatan pada hari pelaksanaan ataupun pada proses
kegiatan.
Logistik: Bertanggungjawab atas pengadaan segala perlengkapan yang
dibutuhkan pada saat hari pelaksanaan maupun saat proses.
Konsumsi: Bertanggungjawab atas pengadaan konsumsi pada saat hari
pelaksanaan maupun saat proses.
“Prinsip-prinsip Manajemen”
Dimas Sandi
1222215
VB