Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KUNJUNGAN RUMAH PADA KONTAK ERAT PENDERITA TBC


(CONTACT TRACING)
TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi
penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment-Shortcourse)
dan telah terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective).
Strategi DOTS adalah strategi penyembuhan TB-Paru jangka pendek dengan
pengawasan secara langsung. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap
penderita TB-Paru agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai
dinyatakan sembuh sehingga dengan strategi ini proses penyembuhan TB-Paru bisa
lebih cepat. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas
diberikan pada pasien TBC yang menular (hasil pemeriksaan sputum BTA Positif).
Strategi ini diharapkan akan dapat memutus mata rantai penularan dan dengan
demikian akan menurunkan insidens TB di masyarakat.
Keberhasilan Program Penanganan TB Paru juga ditentukan dari banyaknya
angka penemuan penderita baru karena semakin banyak penderita baru yang
ditemukan, maka akan semakin banyak yang akan diobati dengan segera sehingga
dapat memotong rantai penularan ke orang lain dan menurunkan insidens TB-Paru di
masyarakat. Untuk itu juga perlu dilakukan kegiatan Contact Tracing (Pelacakan
Kontak) untuk menemukan siapa saja yang telah terpapar dengan penderita ini.
Contact Tracing sangat efektif apabila dilakukan pada kontak intensif, di mana salah
satunya adalah keluarga serumah penderita TB.

II. LATAR BELAKANG


Penyakit TB paru merupakan salah satu masalah utama di indonesia .Salah
satu indikator proses yang penting dalam keberhasilan program TB di Puskesmas
Gamping 1, Oleh karena target yang belum bisa tercapai itu, maka Puskesmas
Gamping 1 menetapkan kebijakan untuk mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan angka penjaringan suspek.
Suspek penderita TB dapat ditemukan secara pasif maupun aktif. Salah satu
cara penemuan aktif adalah dengan melakukan kunjungan rumah pada tempat tinggal
penderita TB, terutama penderita TB dengan BTA positif. Alasannya adalah karena
penyakit TB paling beresiko menular pada kontak intensif, terutama pada keluarga
serumah. maka Puskesmas Gamping 1 menetapkan kegiatan contact tracing pada

1
kontak intensif penderita TB sebagai kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka
meningkatkan cakupan angka penjaringan suspek dan mencegah penularan penyakit
TB.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk Mencegah penularan penyakit TB dengan meningkatkan penemuan kasus
baru dan angka penjaringan suspek.
2. Tujuan Khusus
a. Menemukan terduga penderita TB dari kontak intensif penderita TB (rekan
kerja, teman bermain dan tetangga sekitar rumah penderita TB).
b. Meningkatkan cakupan kasus baru penderita TB.
c. Mendapatkan gambaran kondisi lingkungan tempat tinggal penderita TB, dan
tempat tinggal tetangga penderita TB, apakah cukup ventilasi dan
pencahayaan.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Melakukan contact tracing pada kontak erat penderita TB dan tetangga sekitar
rumah penderita TB.
2. Rincian kegiatan
Rincian kegiatan dalam contact tracing antara lain:
a. Pemeriksaan fisik dan anamnesa kepada kontak erat penderita TB paru dalam
rangka penemuan dini kasus TB pada kontak intensif penderita TB.
b. Konseling dan penyuluhan pada kontak erat yang menjadi terduga TB agar
bersedia untuk periksa BTA atau periksa lebih lanjut di puskesmas atau
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
c. Penyuluhan pada penderita TB serta keluarganya dan kontak erat lainnya agar
menjaga kondisi rumah yang kondusif dalam pencegahan penularan TB pada
anggota keluarga serumah, cukup ventilasi dan pencahayaan.
d. Penyuluhan pada penderita TB dan keluarganya serta Pengawas Minum Obat
agar penderita TB rutin minum obat TB, rutin ambil obat TB, mengkonsumsi
makanan yang bergizi serta berperilaku yang mendukung pencegahan
penularan TB yaitu menerapakan etiket batuk dalam kehidupan sehari-hari,
baik di dalam rumah maupun diluar rumah.

2
V. CARA PELAKSANAAN
A. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Pelaksanaan
a. Petugas Puskesmas mendata pasien-pasien TB BTA positif dan negatif yang
berada di wilayah kerjanya.
b. Menyiapkan alat tulis untuk mencata hasil wawancara.
c. Mengunjungi tempat tinggal penderita TB, tempat tinggal tetangga penderita
TB dan tempat kerja penderita TB untuk melakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik berdasarkan checklist yang telah disiapkan.
d. Kontak erat yang dicurigai (terduga) TB, mendapatkan konseling agar
bersedia periksa BTA ke puskesmas. Apabila bersedia, terduga menerima
sputum pot berlabel nomor identitas sediaan dahak dengan disertai formulir
TB 05 yang telah tercatat nama terduga, alamat dan jenis pemerikaan BTA.
e. Petugas melakukan penyuluhan pada penderita TB serta keluarganya dan
kontak erat lainnya agar menjaga kondisi rumah yang kondusif dalam
pencegahan penularan TB pada anggota keluarga serumah yaitu agar rumah
atau tempat kerja cukup ventilasi dan pencahayaan. menerapakan etiket batuk
dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam rumah maupun diluar rumah.

B. Pelaksana Kegiatan
Setiap ada pasien TB baru yang berobat di wilayah Puskesmas Gamping 1

C. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt No Des
t p
Kunjungan
Rumah pada v v v v v v v v v v v v
Kontak erat
penderita
TBC

VI. SASARAN
Sasaran kegiatan contact tracing antara lain:
1. Semua pasien TB (100%) yang diobati dengan status BTA positif dikunjungi
kerumahnya oleh petugas TB.
2. Tetangga sekitar rumah penderita TBC yang mempunyai gejala TB

3
A. Biaya
1. Sumber Dana: Dana BOK

VII. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Monitoring dan evaluasi paska kegiatan mengevaluasi antara lain:

1. Ketepatan waktu, tempat, sasaran dan petugas pelaksana contact tracing.


2. Peran serta lintas sektor dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan kontak tracing
(RT dan Kader).
3. Respon penderita TB, keluarga dan kontak erat terhadap petugas dan kegiatan
contact tracing berupa keluhan, umpan balik atau saran.

VIII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Instrumen, format pencatatan dan instrumen yang digunakan dalam kegiatan
contact tracing antara lain:
1. Buku Bantu Pencatatan Contact Tracing
Buku Bantu Pencatatan Contact Tracing digunakan oleh petugas pelaksana contact
tracing. Digunakan untuk mencatat biodata penderita TB, alamat tempat tinggal,
kondisi rumah, daftar anggota keluarga dan kontak intensif lainnya, penyuluhan dan
konseling yang dilakukan, daftar terduga TB, saran dan umpan balik sasaran serta
peran lintas sektor dalam kegiatan contact tracing.
2. Formulir TB 05.dan Pot Sputum
Terduga TB diberi formulir rujukan untuk periksa BTA, yaitu formulir TB 05 dan Pot
Sputum untuk diserahkan ke Petugas Laboratorium Puskesmas Gamping 1. Yang di
beri label dengan tulisan: nama penderita, alamat dan kode A atau Kode B. Kode A
untuk pemeriksaan awal spesimen sewaktu dan kode B untuk pemeriksaan awal
spesimen pagi.

4
INSTRUMEN CONTACT TRACING PUSKESMAS GAMPING 1
Nama dan Alamat Penderita TB Baru : ................................ Kategori TB: BTA + / BTA - RO + / Extra Paru / Lain-lain **). Regimen Terapi: ..............................
Jika Dicurigai TB
Pemerik- Mendapatkan
Batuk Nafsu Summer saan Fisik Mendapat- Petunjuk Cara
Hubungan BB Kurang Dicurigai Mendapat-
Lebih dari Makan Malam menggu- Bersedia kan Sputum Dahak,
No Nama Kontak dengan (Kurus) *) TB kan
2 Minggu Turun Hari nakan Periksa BTA Pot Berlabel menggunakan
penderita stetoskop Konseling
dan TB 05 Sputum Pot dan
Periksa BTA

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

*) Tulis Berat Badan Pasien. **) Coret Yang Tidak Perlu.

No Umpan Balik/Saran Dari Sasaran Peran Lintas Program Peran Lintas Sektor Rencana Tindak Lanjut Hasil Contact Tracing

Sleman,…………………….
Pelaksana Kegiatan

........................................
NIP…………………......

5
6

Anda mungkin juga menyukai