Anda di halaman 1dari 58

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP LANSIA

1. Definisi

Hardywinoto dan Setiabudhi berpendapat bahwa lanjut usia adalah

kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas. Pada lanjut usia akan

terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara

perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang terjadi[ CITATION Drs16 \l 1033 ].

Oleh karena itu, Darmojo dan Martono berpendapat bahwa dalam

tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural

yang disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan

mengakhiri hidup dengan episode terminal[ CITATION Drs16 \l 1033 ].

2. Batasan Umur Lanjut Usia

Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi, batasan-batasan umur

yang mencakup batasan umur lansia sebagai berikut :


a. Menurut Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal

1 ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai

usia 60 (enam puluh) tahun ke atas”.

b. Menurut World Health Oragnization (WHO), usia lanjut dibagi

menjadi empat kriteria berikut:

1) Usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.

c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase , yaitu:

1) Pertama (fase invetus) ialah 25-40 tahun

2) Kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun

3) Ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun

4) Keempat (fase senium) ialah 65 tahun hingga tutup usia.

d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia

(geriatric age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (geriatric

age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-

75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old (> 80 tahun) (Efendi, 2009)

dalam [ CITATION Drs16 \l 1033 ].

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada

daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4)
UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut

adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60

tahun[ CITATION Drs16 \l 1033 ].

3. Perubahan Yang Terjadi Kepada Lansia

a. Perubahan Fisik

1) Sel: Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar,

berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein

di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak menurun,

terganggunya mekanisme perbaikan sel.

2) Sistem Persyarafan: Respon menjadi lambat dan hubungan

antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%,

mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan

berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran,

mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive

terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang

sensitive terhadap sentuhan.

3) Sistem penglihatan: Menurun lapang pandang dan daya

akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)

menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan

warna menurun.
4) Sistem pendengaran: Hilangnya atau turunnya daya

pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada yang tinggi,

suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada

usia diatas umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi

menyebabkan otosklerosis.

5) Sistem kardiovaskuler: Katup jantung menebal dan menjadi

kaku karena kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun

sesudah kita berumur 20 tahun, sehingga pembuluh darah

kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah.

Berkurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk

oksigenasi, misalnya perubahan posisi dari tidur ke duduk atau

duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun

menjadi 65 mmHg dan tekanan darah meninggi, karena

meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.

6) Sistem pengaturan temperature tubuh: Pengaturan suhu

hipotalamus yang dianggap bekerja sebagai suatu thermostat

(menetapkan suatu suhu tertentu). Kemunduran terjadi karena

beberapa faktor yang mempengaruhi yang sering ditemukan

adalah temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflek

menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak

sehingga terjadi aktifitas otot rendah.


7) Sistem respirasi: Paru-paru kehilangan elastisitas, sehingga

kapasitas residu meningkat, mengakibatkan menarik nafas

lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan

kedalaman nafas menurun pula. Selain itu, kemampuan batuk

menurun (menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun

menjadi 75 mmHg, dan CO2 arteri tidak berganti.

8) Sistem gastrointestinal: Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas

indra pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar

menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan

menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi,

fungsi absorbsi menurun.

9) Sistem urinaria: Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan

kapasitasnya menurun sampai 200 mg, frekuensi BAK

meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput

lendir mengering, elastisitas jaringan menurun dan disertai

penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks

sekunder.

10) Sistem endokrin: Produksi hampir semua hormon menurun

(ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan sekresi hormon kelamin

misalnya: estrogen, progesterone, dan testoteron.

11) Sistem kulit: Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena

kehilangan proses keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak,


berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan

vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar

keringat berkurang jumlah dan fungsinya, perubahan pada

bentuk sel epidermis.

12) Sistem muskuloskletal: Tulang kehilangan cairan dan rapuh,

kifosis, penipisan dan pemendekan tulang, persendian

membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami

sclerosis, atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban,

otot mudah kram dan tremor (Nugroho 2000) dalam [ CITATION

Sit161 \l 1033 ]

13) Sistem Reproduksi

Perubahan sistem reproduksi pada lansia, antara lain: selaput

lendir vagina menurun/kering, menciutnya ovarium dan uterus,

atropi payudara, testis masih dapat memproduksi meskipun

adanya penurunan secara berangsur – angsur, dan dorongan

seks menetap sampaai usia 70 tahun, asal kondisi kesehatan

baik[ CITATION Drs16 \l 1033 ].

b. Perubahan Mental

Dari segi mental perubahan yang terjadi antara lain sering kali

muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan cemas,

ada kekacauan mental akut, merasa terancam serta munculnya


perasaan kurang mampu untuk mandiri, serta cenderung introvert

[ CITATION Drs16 \l 1033 ]

1) Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah:

a) Kesehatan umum,

b) Tingkat pendidikan,

c) Keturunan (hereditas),

d) Lingkungan.

2) Kenangan (memori) ada 2:

a) Kenangan jangka panjang, berjam – jam sampai berhari – hari

yang lalu

b) Kenangan jangka pendek: 0 – 10 menit, kenangan buruk

3) Intelegentia Question:

a) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan

verbal

b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan

psikomotor, terjadi perubahan pada daya membayangkan,

karena tekanan – tekanan dari faktor waktu [ CITATION Drs16 \l

1033 ].

c. Perubahan – Perubahan Psikososial

1) Pensiun: nilai seorang diukur oleh produktifitas, identitas sesuai

peranan pekerjaan. Bila seorag pensiun, dia akan mengalami


kehilangan – kehilangan, misalnya kehilangan finansial (income

berkurang), status (dulu punya jabatan/posisi yang cukup tinggi,

lengkap dengan segala fasilitasnya), teman/kenalan/relasi,

pekerjaan/kegiatan.

2) Merasa/ sadar akan kematian (sense of awareness of mortability)

3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki ranah perawatan

bergerak lebih sempit

4) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economy deprivation)

5) Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit [ CITATION

Drs16 \l 1033 ].

d. Penurunan Fungsi Kognitif

Pada dasarnya, fungsi kognitif akan mengalami penurunan secara

normal seiring dengan penambahan usia. Selain itu, ada faktor risiko

yang dapat memengaruhi penurunan fungsi kognitif yaitu keturunan

dari keluarga, tingkat pendidikan, cedera otak, racun, tidak melakukan

aktivitas fisik, dan penyakit kronik seperti parkinson, jantung, stroke

serta diabetes. Sebenarnya penurunan kognitif dapat dihambat dengan

melakukan tindakan preventif. Salah satu tindakan preventif yang

dapat dilakukan lansia yaitu dengan memperbanyak aktivitas fisik

[ CITATION Drs16 \l 1033 ].


e. Perubahan Spiritual

Ada beberapa pendapat tentang perubahan spiritual pada lansia.

Menurut Maslow bahwa agama dan kepercayaan makin terintegritas

dalam kehidupannya. Selanjutnya menurut Muray & Zentner bahwa

kehidpuan keagamaan lansia makin matang. Hal ini terlihat dalam cara

berpikir dan bertindak sehari – hari. Perkembangan spiritual pada usia

70 tahun, atara lain perkembangan yang dicapai pada tingkat ini

sehingga lansia bias berpikir dan bertindak dengan memberi contoh

cara mencitai dan memberi keadilan (Wahit Iqbal Mubarak dkk, 2006)

dalam [ CITATION Drs16 \l 1033 ].

B. KONSEP HIPERTENSI

1. Definisi

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan

tekanan darah manusia. Gejala dari hipertensi adalah peningkatan

tekanan darah sistolik ≥120mmHg dan tekanan darah diastolic

≥120mmHg (Muttaqin, 2009) dalam [ CITATION Nov19 \l 1033 ].

Diagnosis dari hipertensi dapat ditegakkan jika rata-rata hasil

pemeriksaan darah pada diastolik ≥90mmHg dan sistolik ≥120mmHg

(Potter & Pery, 2010) dalam [ CITATION Nov19 \l 1033 ].


Secara alami tekanan darah pada orang dewasa akan

mengalami peningkatan sesuai dengan bertambahnya usia. Lanjut usia

biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik berhubungan

dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter & Perry,

2010) dalam [ CITATION Nov19 \l 1033 ]. Penurunan elastisitas pembuluh

darah serta penyempitan pembuluh darah arteri pada lanjut usia

merupakan salah satu factor risiko terjadinya hipertensi [ CITATION

Nov19 \l 1033 ].

1. Menurut Kaplan terdapat perbedaan tentang batasan Hipertensi

yaitu:

a. Pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila

tekanan darah waktu berbaring diatas atau sama dengan

130/90 mmHg, sedangkan pada usia lebih dari 45 tahun

dikatakan hipertensi bila tekanan darah darah diatas

145/95 mmHg.

b. Wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/95 mmHg

[ CITATION Ode12 \l 1033 ].

Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan

sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan diastolik


lebih besar dari 90 mmHg ditemukan dua kali atau lebih

pemeriksaan yang berbeda [ CITATION Ode12 \l 1033 ].

2. Klasifikasi Hipertensi

a. Menurut WHO klasifikasi Hipertensi dibagi atas tiga tingkat

yaitu:

1) Tingkat I: tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala

dari gangguan atau kerusakan system kerdiovaskuler.

2) Tingkat II: tekanan darah dengan gejala hipertrofi

kardiovaskuler tetapi tanpa adanya gejal-gejala

kerusakan atau gangguan alat atau organ lain.

3) Tingkat III: tekanan darah meningkat dengan gejala-

gejala yang jelas dari kerusakan dan gangguan fatl dari

target organ [ CITATION Ode12 \l 1033 ].

b. Menurut TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta membagi

Hipertensi menjadi 6 Tingkat yaitu:

1) Hipertensi perbatasan (borderline) yaitu tekanan darah

diastolic, normal kadang 90-100 mmHg

2) Hipertensi ringan, tekanan darah diastolic 90-140

mmHg

3) Hipertensi sedang, tekana darah diastolic 105-114

mmHg
4) Hipertensi berat, tekanan darah diastolic 115 mmHg

5) Hipertensi maglina/krisis yaitu tekanan darah diastolic

lebih dari 120 mmHg yang disertai gangguan fungsi

target organ

6) Hipertensi sistolik yaitu tekanan darah sistol lebih dari

160 mmHg. [ CITATION Ode12 \l 1033 ].

3. Etiologi

1) Reeves dan lockhaert mengemukakan bahwa Faktor-faktor

resiko yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu:

a) Stress

b) Kegemukan

c) Merokok,

d) Hipernatriumia [ CITATION Ode12 \l 1033 ]

2) Menurut Long, TIM POKJA RS Harapan Kita dan Yayasan

Jantung Indonesia, Hipertensi dibedakan menurut Jenisnya

yaitu:

a) Hipertensi Primer (essensial) merupakan tekanan darah

tinggi yang disebabkan karena retensi air dan garam

yang tidak normal, sensitifitas terhadap angiotensin,

obesitas, hiperkolesteroemia, emosi yang

terganggu/stress dan merokok.


b) Hipertensi Sekunder merupakan tekanan darah tinggi

yang disebabkan karena penyakit kelenjar adrenal,

penyakit ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan

tekana intra cranial, yang disebabkan tumor otak, dan

pengaruh obat tertentu missal obat konstrasepsi

[ CITATION Ode12 \l 1033 ].

TIM POKJA RS Harapan Kita menyebutkan

patofisiologis hipertensi adalah: pada hipertensi primer

perubahan patologisnya tidak jeda didalam tubuh dan

organ-organ. Terjadi secara perlahan yang meluas dan

mengambil tempat pada pembuluh darah besar dan

pembuluh darah kecil pada organ-organ seperti jantung

ginjal, dan pembuluh darah otak. Pembuluh seperti aorta,

arteri coroner, arteri basiler yang ke otak dan pembuluh

darah perifer di ekstremitas menjadi sklerotik da

membengkak. Lumen-lumen menjepit, aliran darah ke

jantung menurun, begitu juga ke otak dan ekstremitas

bawah bia juga terjadi kerusakan pembuluh darah

besar[ CITATION Ode12 \l 1033 ].

4. Manifestasi Klinis
Menurut TIM POKJA RS Harapan Kita bahwa

manifestasi klinik sering tidak tampak, namun pada beberapa

orang mengalami tanda dan gejala seperti dibawah ini:

a. Kesadaran menurun

b. Mual, Muntah

c. Sakit Kepala

d. Gelisah

e. Kelemahan otot

f. Epitaksis

g. Mengalami perubahan mental[ CITATION Ode12 \l

1033 ].

5. Penatalaksanaan

Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi menurut Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia yaitu dengan cara non farmakologis

dan farmakologis:

a. Cara non farmakologis yaitu dengan menurunkan

berat badan pada penderita yang gemuk, diet rendah

garam dan rendah lemak, mengubah kebiasaan


hidup, olah raga secara teratur dan control tekanan

darah secara teratur.

b. Cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan

obat-obatan anti hipertensi seperti diuretic seperti

HTC, Higroton, Lasix. Beta bloker seperti propanol.

Alfa bloker seperti phentolamine, prozazine,

nitroprusside captopril. Simphatolitic seperti

hidralazine, diazoxine. Antagonis kalsium seperti

nifedipine (adalat). [ CITATION Ode12 \l 1033 ].

Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa

prinsip menurut Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

yaitu:

1) Pengobatan hipertensi sekunder harus lebih

mendahulukan pengobatan kasual.

2) Pengobatan hipertensi esensial ditunjukkan untuk

menurunkan tekana darah dengan harapan

memperpangjang umur dan mengurangi timbulnya

komplikasi

3) Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan

menggunakan obat anti hipertensi


4) Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka

Panjang bahkan mungkin seumur hidup

5) Pengobatan dengan menggunakan Standard Triple

Therapy (SST) menjadi dasar pengobatan Hipertensi.

Tujuan pengobatan dari Hipertensi adalah menurunkan

angka morbilitas sehingga upaya dalam menemukan obat

anti hipertensi yang memenuhi harapan terus

dikembangkan [ CITATION Ode12 \l 1033 ].

6. Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi

menurut TIM POKJA RS Harapan Kita dan Dr. Budhi Setianto yaitu:

a. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan

otak, transiet ischemic attack (TIA).

b. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris,

infark miocard acut (IMA).

c. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal

d. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina,

dan oedema pupil. [ CITATION Ode12 \l 1033 ].

7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Abdul

Madjid meliputi:

a. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium rutin yang dilakukan

sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya

kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari

penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin anlisa, darah

perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin,

gula darah puasa, kolestrol total, HDL, dan LDL.

b. Pemeriksaan EKG

c. Pemeriksaan Lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam

urat, TSH dan ekokardiografi.

d. Pemeriksaan Diagnostik

Meliputi BUN/Creatini (fungsi ginjal), glucose (DM),

kalium seru (meningkat menunjukkan aldosterone yang

meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat

menyebabkan hipertensi) kolestrol dan tri gliserit

(indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid

(menyebabkan vasokontrisi), urin analisa protein, gula

(menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor

penyebab hipertensi), EKG (pembesaran jantung,


gangguan konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi

hipertensi).[ CITATION Ode12 \l 1033 ].

8. Diagnosis yang Sering Muncul

a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisologis (mis.

Inflamasi, iskemia, neoplasma)

b. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan

curah jantung

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi

C. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan Gerontik

a. Data demografi: Nama, umur, alamat, jenis kelamin, agama,

pekerjaan, pendidikan, suku, genogram[ CITATION Hid18 \l 1033 ].

b. Riwayat kesehatan sekarang: Keadaan pasien saat ini[ CITATION

Hid18 \l 1033 ].

c. Riwayat kesehatan dahulu: Pengkajian yang perlu ditanyakan

meliputi adanya hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,


pengguanaan obat – obatan anti ansietas dan penggunaan obat –

obatan antikolinergik dalam jangka waktu yang lama. Kemudian

tanyakan apakah klien pernah mengalami cedera kepala, tumor,

apakah klien ada mengidap penyakit degeneratif, apakah klien

pernah mengidap Parkinson [ CITATION Hid18 \l 1033 ].

d. Riwayat kesehatan keluarga: Apakah keluarga ada mengidap

penyakit kelainan genetik, penyakit tumor atau penyakit keturunan[

CITATION Hid18 \l 1033 ].

e. Data psikologis: Klien mengatakan ia merasa tidak nyaman dengan

lingkungan sekitar rumah, ia merasa anak – anaknya kurang

perhatian dengannya karena anaknya semua memiliki kerja

masing-masing. Hal ini membuat lansia suka curiga atau menuduh

orang-orang jika orang tersebut dekat dengannya [ CITATION

Hid18 \l 1033 ].

f. Riwayat sosial/ekonomi: Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari –

hari[ CITATION Hid18 \l 1033 ].

g. Pemeriksaan Fisik

Kepala:

a) Bentuk simetris (+/-)

b) Hyegiene baik (+/-)

c) Apakah teraba ada masaa (+/-)


d) Apakah ada cedera (+/-)

Mata:

a) Konjungtiva hiperemis (+/-)

b) Sklera normal atau tidak

c) Pupil miosis atau midriasis

Telinga: berdengung (+/-)

Hidung: epistaksis (+/-), simetris (+/-), penciuman baik (+/-),

terdapat sekret pada hidung (+/-)

Wajah: meringis (+/-)

Leher:

a) Kelenjar tiroid tidak ada kelainan

b) Bentuk leher normal (+/-), warna kulit normal (+/-).

c) Tidak ada pembengkakan dan bekas luka.

Paru

a) Tidak ada bunyi mengi

b) Ekspansi paru sama (+/-)

c) Terdapat lesi (+/-)

d) Tidak adanya efusi pleura

Jantung

a) Ada bunyi mur – mur (+/-)

b) Apakah adanya pembesaran jantung

c) Batas jantung normal


Genitalia: tidak ada kelainan

Rectum dan anus: konstipasi (+/-), diare (+/-), inkontinensia alvi

(+/-) [ CITATION Hid18 \l 1033 ].

h. Pola aktivitas istirahat

Klien mengatakan mudah lelah, penurunan minat atau perhatian

pada aktivitas yang biasa, hobi, ketidakmampuan untuk menyebutkan

kembali apa yang dibaca/mengikuti acara program televisi. Gangguan

keterampilan motorik, ketidakmampuan untuk melakukan hal yang

telah biasa yang dilakukannya. Pada pengkajian aktivitas ada beberapa

indeks:

A. Pengkajian Fungsi Gordon

Indeks KATZ

Tabel 1 Indeks KATZ

Skore Kriteria

A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke


kamar kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
kecuali satu dari fungsi tersebut.

C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan

E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan.

F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,


kecuali mandi, berpakaian, berpindah dan satu fungsi
tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain-lain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak
dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, dan, G

Barthel Indeks

Tabel 2 Barthelindeks

No Kriteria Dengan Mandiri


bantuan
1 Makan 5 10
2 Aktivitas ke toilet 5 10
3 Berpindah dari kursi roda atau 5-10 15
sebaliknya, termasuk duduk ditempat
tdiur
4 Kebersihan dari mencuci muka, menyisir 0 5
rambut dan menggosok gigi
5 Mandi 0 5
6 Berjalan di permukaan datar 10 25
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian 5 10
9 Mengontrol defekasi 5 10
10 Mengontrol berkemih 5 10
Total

Penilaian :
- 0-20 : ketergantungan
- 21-61 : ketergantungan berat/sangat bergantung
- 62-90 : ketergantungan berat
- 91-99 : ketergantungan ringan
- 100 : mandiri

Sullivan indeks KATZ

Tabel 3 Sullivan indeks KATZ

No Tes koordinasi keterangan Nilai


1 Berdiri dengan postur
normal
2 Berdiri dengan postur
normal menutup mata
3 Berdiri dengan kaki rapat
4 Berdiri dengan satu kaki
5 Berdiri dengan satu kaki
6 Berdiri fleksi trunk dan
berdiri ke posisi netral
7 Berjalan tempatkan tumit
salah satu kaki di depan jari
kaki yang lain
8 Berjalan sepanjang garis
lurus
9 Berjalan mengikuti tanda
gambar pada lantai
10 Berjalan menyamping
11 Berjalan mundur
12 Berjalan mengikuti
lingkaran
13 Berjalan pada tumit
14 Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah

Keterangan :
4 : mampu melakukan aktivitas dengan lengkap
3 : mampu melakukan aktivitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktivitas
Nilai :
42-54 : mampu melakukan aktivitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14.27: mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan

B. Pengkajian status kognitif


1) Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Tabel 4 SPMSQ
Skore No Pertanyaan Jawaban
+ -
1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apa sekarang ini ? (hari, tanggal,
tahun)
3 Apa nama tempat ini ?
4 Berapa nomor telpon anda ?
5 Dimana alamat anda ? (tanyakan hanya
bila klien tidak mempunyai telepon)
6 Berapa umur anda ?
7 Kapan anda lahir ?
8 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
9 Siapa presiden sebelumnya ?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secara menurun

Interpretasi :
Kesalahan 0-3 : fungsi intelektual utuh
Kesalahan 4-5 : fungsi intelektual ringan
Kesalahan 6-8 : fungsi intelektual sedang
Kesalahan 9-10 : fungsi intelektual berat

2) Mini Mental State Exam (MMSE)


Tabel 5 MMSE

Nilai max Pasien Pertanyaan


Orientasi

5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan) apa


sekarang ?
5 Dimana kita : (negara bagian) (wilayah) (kota)
(rumah sakit) (lantai)
Registrasi

3 Nama 3 objek : 1 detik untuk mengatakan masing-


masing kemudian tanyakan klien ketiga objek
setelah anda telah mengatakannya. Beri 1 point
untuk setiap jawaban yang benar. Kemudian ulangi
sampai ia mempelajari ketiganya. Jumlahkan
percobaan dan catat
Percobaan.......
Perhatikan dan kalkulasi

5 Seri 7s. 1 poin untuk setiap kebenaran


Berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian eja “kata”
kebelakang
Mengingat

3 Minta untuk mengulang ketiga objek diatas


Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa

3 Nama pensil, dan melihat (2 poin)


Mengulang hal berikut : “tak ada jika, dan atau
tetapi” (1 poin)
Skor :
25-30 : normal
17-33 : prabable gangguan kognitif
0-16 : definitife gangguan kognitif

3) Penilaian infentaris depresi back


Tabel 6 Penilaian infentaris depresi back

A Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar
darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B Pesisme
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapa
membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C Rasa kegagalan
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya
lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D Ketidakpuasan
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E Rasa bersalah
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang
baik
0 Tidak merasa bersalah
F Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendirin
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai
membahayakan diri sendiri
H Menarik diri dari sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
tidak perduli pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan
mempunyai sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan
J Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent
dalam penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada
sebelumnya
K Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan
sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Penilaian :
0-4 : depresi tidak ada atau minimal
5-7 : depresi ringan
8-16: depresi sedang
>16 : depresi berat

4) Skala depresi geriatrik yesavage (GDS) Short version

Tabel 7 Skala depresi geriatrik yesavage (GDS)


No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Apakah pada dasarnya anda puas Ya / tidak
dengan kehidupan anda ?
2 Sudahkah anda mengeluarkan Ya / tidak
aktivitas dan minat anda ?
3 Apakah anda merasa bahwa hidup Ya / tidak
anda kosong ?
4 Apakah anda sering merasa bosan ? Ya / tidak
5 Apakah anda mempunyai semangat Ya / tidak
yang baik setiap waktu ?
6 Apakah anda takut sesuatu akan Ya / tidak
terjadi pada anda ?
7 Apakah anda merasa bahagia Ya / tidak
disetiap waktu ?
8 Apakah anda sering merasa tidak Ya / tidak
berdaya
9 Apakah anda lebih suka tinggal di Ya / tidak
rumah pada malam hari, daripada
pergi dan melakukan sesuatu yang
baru ?
10 Apakah anda merasa bahwa anda Ya / tidak
mempunyai lebih banyak masalah
dengan ingatan anda daripada yang
lainnya ?
11 Apakah anda berfikir sangat Ya / tidak
menyenangkan hidup sekarang ini ?
12 Apakah anda merasa saya sangat Ya / tidak
tidak berguna dengan keadaan anda
sekarang
13 Apakah anda merasa penuh energi ? Ya / tidak
14 Apakah anda berfikir bahwa situasi Ya / tidak
anda tak ada harapan ?
15 Apakah anda berfikir bahwa banyak Ya / tidak
orang yang lebih baik daripada
anda ?
Interpretasi :
0-4 : tidak depresi/normal
5-9 : depresi ringan
10-15 : depresi sedang/berat

5) Dukungan keluarga
Tabel 8 dukungan keluarga
No Pertanyaan Selalu Serin Jaran Tidak
g g pernah
1 Meluangkan waktu berbicara
dengan klien
2 Mau mendengarkan keluhan
klien
3 Mau menanggapi apa yang
dibicarakan klien
4 Meluangkan waktu berkempul
bersama klien
5 Melibatkan klien dalam acara
keluarga
6 Memberi kebebasan klien
untuk mengikuti kegiatan
sosial di masyarakat
7 Rawat klien dengan penuh
kasih sayang
8 Menghargai pendapat klien
dan melibatkan klien dalam
pengambilan keputusan
9 Mau menerima klien apa
adanya walaupun kemampuan
klien tidak seperti dulu lagi
10 Siap membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi klien
11 Membantu menyediakan biaya
untuk memenuhi kebutuhan
klien sehari-hari :
makan,pakaian, dan kebutuhan
lain
12 Membantu kebutuhan untuk
menjaga kesehatan klien
13 Menyediakan biaya untuk
kegiatan sosial yang dilakukan
klien diluar rumah
14 Menyediakan saran
transportasi untuk mengantar
klien melakukan pemeriksaan
kesehatan atau berobat jika
sakit
15 Mendukung klien untuk
menggunakan sarana
transportasi jika klien
mengikuti sosial diluar rumah
16 Mendukung klien
menggunakan sarana
transportasi jika klien
bepergian jauh (mengunjungi
keluarga, rekreasi dengan
kelompok lansia)
17 Membantu menyiapkan
makanan untuk kebutuhan
makan klien sehari-hari
18 Memperhatikan jenis makanan
yang sesuai kebutuhan klien
(makanan yang boleh atau
tidak boleh dimakan)
Kategori penilaian :
Tidak pernah : 0
Jarang :1
Sering :2
Selalu :3
Analisa hasil :
Nilai 39-54 : memadai
Nilai 0-38 : kurang memadai

C. Masalah kesehatan kronis


Tabel 9 masalah kesehatan kronis

No Keluhan kesehatan/gejala yang Selalu Serin Jarang Tidak


dirasakan klien dalam 3 bulan g pernah
terakhir berkaitan dengan
fungsi-fungsi
1 Fungsi penglihatan
a. Penglihatan kabur
b. Mata berair
c. Nyeri pada mata
2 Fungsi pendengaran
a. Penglihatan kabur
pendengaran berkurang
b. Telinga berdenging
3 Fungsi paru (pernapasan)
a. Batuk lama disertai
keringat malam
b. Sesak nafas
c. Berdahak / riak
4 Fungsi jantung
a. Jantung berdebar-debar
b. Cepat lelah
c. Pusing
d. Nyeri/pegal daerah
tengkuk
5 Fungsi pencernaan
a. Mual muntah
b. Nyeri ulu hati
c. Makan dan minum
banyak
d. Perubahan kebiasaan
BAB (diare atau
sembelit)
6 Fungsi pergerakan
a. Nyeri kaki saat berjalan
b. Nyeri pinggang atau
tulang belakang
c. Nyeri sendi / bengkak
7 Fungsi persyarafan
a. Lumpuh/kelemahan
kaki atau tangan
b. Kehilangan rasa
c. Gemetar
8 Fungsi saluran perkemihan
a. BAK banyak
b. Sering BAK malam hari
c. Tidak mampu
mengontrol BAK

j. Sirkulasi: Klien memiliki riwayat penyakit vaskuler serebral/sistemik

dan hipertensi [ CITATION Hid18 \l 1033 ].

k. Eliminasi: Apakah terjadi inkontinensia urine/feses, cenderung

konstipasi [ CITATION Hid18 \l 1033 ].

l. Hygiene: Biasanya klien perlu bantuan/tergantung pada orang lain.

Tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan personal yang

kurang, kebiasaan pembersihan buruk, lupa untuk pergi ke kamar

mandi, lupa langkah – langkah untuk buang air, tidak dapat

menemukan kamar mandi, dan kurang berminat pada atau lupa pada

waktu makan: tergantung pada orang lain untuk memasak makanan


menyiapkan di meja, makan, menggunakan alat makan [ CITATION

Hid18 \l 1033 ].

m. Neurosensori: Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutama

perubahan kognitif, dan atau gambaran yang kabur, pusing atau

kadang – kadang sakit kepala. Adanya keluhan dalam kemampuan

kognitif, mengambil keputusan, penurunan tingkah laku (diobservasi

oleh orang terdekat). Dan adanya riwayat penyakit vaskuler

serebral/sistemik, emboli atau hipoksia yang berlangsung secara

periodik (sebagai faktor predisposisi) serta aktivitas kejang

(merupakan akibat sekunder pada kerusakan otak).

n. Gangguan komunikasi: afasia dan disfasia, kesulitan dalam

menemukan kata-kata yang benar (terutama kata benda); bertanya

berulang – ulang atau percakapan dengan substansi kata yang tidak

memiliki arti; terpenggal-penggal, atau bicaranya tidak terdengar.

Kehilangan kemampuan untuk membaca dan menulis bertahap

(kehilangan keterampilan motorik halus) [ CITATION Hid18 \l 1033 ].

o. Interaksi sosial: Merasa kehilangan kekuatan, faktor psikososial

sebelumnya; pengaruh personal dan individu yang muncul mengubah

pola tingkah laku yang muncul, kehilangan kontrol sosial dan perilaku

tidak tepat [ CITATION Hid18 \l 1033 ].


2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisologis (mis.

Inflamasi, iskemia, neoplasma) [CITATION Tim171 \l 1033 ].

b. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan curah

jantung[CITATION Tim171 \l 1033 ].

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol

tidur[CITATION Tim171 \l 1033 ].

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik[CITATION

Tim171 \l 1033 ].

e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi[CITATION Tim171 \l 1033 ].

3. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisologis (mis.

Inflamasi, iskemia, neoplasma) [CITATION Tim171 \l 1033 ]

Tabel 1. Intervensi Nyeri Akut [CITATION Tim171 \l 1033 ].

No. Diagnosis Luaran Intervensi

Keperawatan Keperawatan Keperawatan


1. Nyeri Akut Domain: Setelah dilakukan Manajemen Nyeri

D.0077 tindakan keperawatan Domain: I.08238

Kategori: Psikologis diharapkan Tingkat Observasi


Subkategori: Nyeri Nyeri menurun. a) Identifikasi

dan Kenyamanan Domain: L.08066 lokasi,

Kriteria hasil: karakteristik,

Defenisi: 1) Kemampuan durasi, frekuensi,

Pengalaman sensorik menuntaskan kualitas,

atau emosional yang aktivitas intensitas nyeri

berkaitan dengan (meningkat) b) Identifikasi skala

kerusakan jaringan 2) Keluhan nyeri nyeri

actual atau fungsional, (menurun) c) Identifikasi

dengan onset 3) Meringis respons nyeri non

mendadak atau lambat (menurun) verbal

dan berintensitas 4) Sikap protektif d) Identifikasi factor

ringan hingga berat (menurun) yang

yang berlangsung 5) Gelisah memperberat dan

kurang dari 3 bulan. (menurun) memperingan

6) Kesulitan tidur nyeri

Penyebab: (menurun) e) Identifikasi

1. Agen pencedera 7) Menarik diri pengetahuan dan

fisiologis (mis. (menurun) keyakinan

Inflamasi, 8) Berfokus pada tentang nyeri

iskemmia, diri sendiri f) Identifikasi


neoplasma) ( menurun) pengaruh budaya

2. Agen pencedera 9) Diaphoresis terhadap respon

kimiawi (mis. (menurun) nyeri

Terbakar, bahan 10) Perasaan g) Identifikasi

kimia iritan) depresi pengaruh nyeri

3. Agen pencedara (tertekan) pada kualitas

fisik (mis. Abses, (menurun) hidup

amputasi, 11) Perasaan takut h) Monitor

terbakar, mengalami keberhasilan

terpotong, cedera terapi

mengangkat berulang komplementer

berat, prosedur (menurun) yang sudah

operasi, trauma, 12) Anoreksia diberikan

latihan fisik (menurun) i) Monitor efek

berlebih) 13) Perineum samping

Gejala dan Tanda terasa tertekan penggunaan

Mayor: (menurun) analgetik

a. Subjektif 14) Uterus teraba Terapeutik

1) Mengeluh membulat a) Berikan Teknik

nyeri (menurun) non farmakologis

b. Objektif 15) Ketegangan untuk


1) Tampak otot (menurun) mengurangi

meringis 16) Pupil dilatasi rasanya nyeri

2) Bersikap (menurun) (mis. TENS,

protektif (mis. 17) Muntah hypnosis,

Waspada, (menurun) akupresur, terapi

posisi 18) Mual music,

menghindari (menurun) biofeedback,

nyeri) 19) Frekuensi nadi teapi pijat,

3) Gelisah (membaik) aromaterepi,

4) Frekuensi nadi 20) Pola napas Teknik imajinasi

meningkat (membaik) terbimbing,

5) Sulit tidur 21) Tekanan darah kompres hangat

(membaik) dan dingin, terapi

Gejala dan Tanda 22) Proses bermain)

Minor: berpikir b) Control

a. Subjektif (membaik) lingkungan yang

(tidak tersedia) 23) Focus memperberat rasa

b. Objektif (membaik) nyeri (mis. Suhu

6) Tekanan darah 24) Fungsi ruangan,

meningkat berkemih pencahayaan,

7) Pola napas (membaik) kebisingan)


berubah 25) Perilaku c) Fasilitasi istirahat

8) Nafsu makan (membaik) dan tidur

berubah 26) Nafsu makan d) Pertimbangkan

9) Proses berfikir (membaik) jenis dan sumber

terganggu 27) Pola tidur nyeri dalam

10) Menarik diri (membaik) pemilihan

11) Berfokus pada strategi

diri sendiri meredakan nyeri

12) diaforesis Edukasi

a) Jelaskan

penyebab,

periode dan

pemicu nyeri

b) Jelaskan strategi

meredakan nyeri

c) Anjurkan

memonitor nyeri

secara mandiri

d) Anjurkan

menggunakan

analgetic secara
tepat

e) Anjarkan Teknik

non farmakologis

untuk

mengurangi rasa

nyeri

Kolaborasi

a) Kolaborasi

pemberian

analgetik, jika

perlu

b. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan curah

jantung[CITATION Tim171 \l 1033 ].

Tabel 2. Intervensi Perfusi perifer tidak efektif (PPNI, 2018).

No. Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi

Keperawatan Keperawatan
2. Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi

efektif tindakan keperawatan Domain: I.02079

Domain: D.0009 diharapkan Perfusi Observasi

Kategori: Fisiologis Perifer meningkat a) Periksa sirkulasi


Subkategori: Domain: L.02011 perifer (mis.

Sirkulasi Kriteria hasil: Nadi perifer,

1) Kekuatan nadi edema, pengisian

Defenisi: penurunan perifer kapiler, warna,

sirkulasi darah pada (meningkat) suhu, ankle-

level kapiler yang 2) Penyembuhan brachial index)

dapat mengganggu luka b) Identifikasi

metabolism tubuh. (meningkat) factor risiko

3) Sensasi gangguan

Penyebab: (meningkat) sirkulasi (mis.

a. Hiperglikemia 4) Warna kulit Diabetes,

b. Penurunan pucat perokok, orang

konsentrasi (menurun) tua, hipertensi,

hemoglobin 5) Edema perifer dan kadar

c. Peningkatan (menurun) kolestrol.)

tekanan darah 6) Nyeri c) Monitor panas,

d. Kekurangan ekstremitas kemerahan,

volume cairan (menurun) nyeri, atau

e. Penurunan aliran 7) Parastesia bengkak pada

arteri dan/atau (menurun) ekstremitas.

vena 8) Kelemahan Terapeutik


f. Kurang terpapar otot (menurun) a) Hindari

informasi tentang 9) Kram otot pemasangan

factor pemberat (menurun) infus atau

(mis. Merokok, 10) Bruit femoralis pengambilan

gaya hidup yang (menurun) darah diarea

monoton, trauma, 11) Pengisian keterbatasan

obesitas asupan kapiler perfusi

garam, (membaik) b) Hindari

imobilitas) 12) Akral pengukuran

g. Kurang terpapar (membaik) tekanan darah

informasi tentang 13) Turgor kulit pada ekstremitas

proses penyakit (membaik) dengan

(mis. Diabetes 14) Tekanan darah ketrbatsan

melitus, sistolik perfusi

hiperlipidemia) (membaik) c) Hindari

h. Kurang aktivitas 15) Tekanan darah penekanan dan

fisik diastolic pemasangan

Gejala dan Tanda (membaik) tournikuet pada

Mayor: 16) Tekanan arteri area yang cerdera

a. Subjektif rata-rata d) Lakukan

(tidak tersedia) (membaik) pencegahan


b. Objektif 17) Indeks ankle- infeksi

1) Pengisian brachial e) Lakukan

kapiler >3 (membaik) perawatan kaki

detik dan kuku

2) Nadi f) Lakukan hidrasi

perifer g) Sesuaikan jadwal

menurun pemberian obat

atau tidak dan/atau

teraba tindakan untuk

3) Akral menunjang siklus

teraba tidur-terjaga

dingin Edukasi

4) Warna a) Anjurrkan

kulit pucat berhenti

5) Turgor merokok

kulit b) Anjurkan

menurun berolahraga rutin

c) Anjurkan
Gejala dan Tanda
mengecek air
Minor:
mandi untuk

a. Subjektif menghindari
kulit terbakar
1) Parastesia
d) Anjurkan
2) Nyeri
menggunakan
ekstremitas
obat tekanan
(klaudikasi
darah,
intermiten)
antikoagulan,
b. Objektif
dan penurun
1) Edema
kolestrol, jika
2) Penyembuhan
perlu
luka lambat
e) Anjurkan minum
3) ankie-brachial
obat pengontrol
< 0,90
tekanan darah
4) Bruit femoral
secara teratur

f) Anjurkan

menghindari

penggunaan obat

penyekat beta

g) Anjurkan

melakukan

perawatan kulit

yang tepat (mis.


Meelembabkan

kulit kering pada

kaki)

h) Anjurkan

program

rehabilitasi

vaskuler

i) Ajarkan program

diet untuk

memperbaiki

sirkulasi (mis.

Rendah lemak

jenuh, minyak

ikan omega 3)

b) Informasikan

tanda dan gejala

darurat yang

harus dilaporkan

(mis. Rasa sakit

yang tidak hilang

saat istirahat,
luka tidak

sembuh,

hilangnya rasa).

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol

tidur[CITATION Tim171 \l 1033 ].

Tabel 3. Intervensi Gangguan pola tidur (PPNI, 2018).

No. Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


3. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur

Domain: D.0055 tindakan keperawatan Domain: I.05174

Kategori: Fisiologis diharapkan Pola Tidur Observasi

Subkategori: Aktivitas membaik. a) Identifikasi pola

dan Istirahat Domain: L.05045 aktivitas dan tidur

Kriteria hasil: b) Identifikasi factor

Defenisi: gangguan 1) Kemampuan pengganggu tidur

kualitas dan kuantitas beraktivitas (fisik dan/atau

waktu tidur akibat factor (meningkat) psikologis)

eksternal. 2) Keluhan sulit c) Identifikasi makanan

tidur (menurun) dan minuman yang

Penyebab: 3) Keluhan sering mengganggu tidur

1) Hambatan terjaga (menurun) (mis. Kopi, the,


lingkungan (mis. 4) Keluhan tidak alcohol, makan

Kelembapan puas tidur mendekati tidur,

lingkungan sekitar, (menurun) minum banyak air

suhu lingkungan, 5) Keluhan pola sebelum tidur)

pencahayaan, tidur berubah d) Identifikasi obat

kebisingan, bau tak (menurun) tidur yang

sedap, jadwal 6) Keluhan istirahat dikonsumsi

pemantauan/pemeri tidak cukup Terapeutik

ksaan/tindakan) (menurun) a) Modifikasi

2) Kurang kontrol tidur lingkungan (mis.

3) Kurang privasi Pencahayaan,

4) Restraint fisik kebisingan, suhu,

5) Ketiadaan teman matras dan tempat

tidur tidur)

6) Tidak familiar b) Batasi waktu tidur

dengan peralatan siang, jika perlu

tidur c) Fasilitasi

menghilangkan

Gejala dan Tanda stress sebelum tidur

Mayor: d) Tetapkan jadwal

a. Subjektif tidur rutin


1) Mengeluh sulit e) Lakukan prosedur

tidur untuk meningkatkan

2) Mengeluh sering kenyamanan (mis.

terjaga Pijat, pengaturan

3) Mengeluh tidak posisi, terapi

puas tidur akupresur)

4) Mengeluh pola f) Sesuaikan jadwal

tidur berubah pemberian obat

5) Mengeluh dan/atau Tindakan

istirahat tidak untuk menunjang

cukup siklus tidur-terjaga

b. Subjektif Edukasi

(tidak tersedia) a) Jelaskan pentingnya

tidur cukup selama

Gejala dan Tanda sakit

Minor: b) Anjurkan menepati

a. Subjektif kebiasaan waktu

1) Mengeluh tidur

kemampuan c) Anjurkan

beraktivitas menurun menghindari

b. Objektif makanan/minuman
(tidak tersedia) yang mengganggu

tidur

d) Anjurkan

penggunaan oabat

tidur yang tidak

mengandung

supresor terhadap

tidur REM

e) Ajarkan factor-

faktor yang

berkontribusi

terhadap gangguan

pola tidur (mis.

Psikologis, gaya

hidup, sering

berubah shift

bekerja)

c) Ajarkan relaksasi

otot autogenic atau

cara nonfarmakologi

lainnya.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik[CITATION

Tim171 \l 1033 ].

Tabel 4. Intervensi Intoleransi aktivitas (PPNI, 2018).

No. Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi

Domain: D.0056 tindakan keperawatan Domain: I.05178

Kategori: Fisiologis diharapkan Toleransi Observasi

Subkategori: Aktivitas Aktivitas meningkat. a) Identifikasi

dan istirahat Domain: L.05047 gangguan fungsi

Kriteria hasil: tubuh yang

Defenisi: 1) Kemudahan mengakibatkan

Ketidakcukupan energi melakukan kelelahan

untuk melakukan aktivitas sehari- b) Monitor kelelahan

aktivitas sehari-hari. hati (meningkat) fisik dan emosional

2) Kecepatan c) Monitor pola dan

Penyebab: berjalan jam tidur

1) Ketidakseimbangan (meningkat) d) Monitor lokasi dan

antara suplai dan 3) Jarak berjalan ketidaknymanan

keburuhan oksigen (meningkat) selama melakukan

2) Tirah baring 4) Kekuatan tubuh aktivitas.

3) Kelemahan bagian atas Terapeutik


4) Imobilitas (meningkat) a) Sediakan lingkungan

5) Gaya hidup 5) Kekuatan tubuh nyaman dan rendah

monoton bagian bawah stimulus (mis.

(meningkat) Cahaya, suara,

Gejala dan Tanda 6) Toleransi menaiki kunjungan)

Mayor: tangga b) Lakukan Latihan

a. Subjektif (meningkat) rentang gerak pasif

1) Mengeluh lelah 7) Keluhan Lelah dan/atau aktif

b. Objektif (menurun) c) Berikan aktivitas

1) Frekuensi 8) Dispnea saat distraksi yang

jantung beraktivitas menenangkan

meningkat >20% (menurun) d) Fasilitasi duduk di

dari kondisi 9) Dispnea setelah sisi tempat tidur, jika

istirahat beraktuvitas tidak dapat

Gejala dan Tanda (menurun) berpindah atau

Minor: 10) Aritmia saat berjalan.

a. Subjektif beraktivitas Edukasi

1) Dispnea (menurun) a) Anjurkan tirah

saat/setelah 11) Aritmia setelah baring

aktivitas beraktivitas b) Anjurkan melakukan

2) Merasa tidak (menurun) aktivitas secara


nyaman setelah 12) Sianosis bertahap

beraktivitas (menurun) c) Anjurkan

3) Merasa lemah 13) Perasaan lemah menghubungi

b. Objektif (menurun) perawat jika tanda

1) Tekakan darah 14) Frekuensi nadi dan gejala kelelahan

berubah >20% (membaik) tidak berkurang

dari kondisi 15) Warna kulit d) Ajarkan strategi

istirahat (membaik) koping untuk

2) Gambaran EKG 16) Tekanan darah mengurangi

menunjukkan (membaik) kelelahan.

aritmia 17) Saturasi oksigen Kolaborasi

saat/setelah (membaik) d) Kolaborasi dengan

aktivitas 18) Frekuensi napas ahli gizi tentang cara

3) Gambaran EKG (membaik) meningkatkan

menunjukkan EKG iskemia (membaik) asupan makanan.

iskemia

Sianosis

e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi[CITATION Tim171 \l 1033 ]


Tabel 5. Intervensi Defisit Pengetahuan (PPNI, 2018).

No. Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


5. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan

Domain: D.0111 tindakan keperawatan Domain: I.12383

Kategori: Perilaku diharapkan Tingkat Observasi

Subkategori: Pengetahuan meningkat. a) Identifikasi kesiapan

Penyuluhan dan Domain: L.12111 dan kemampuan

Pembelajaran Kriteria hasil: menerima informasi

1) Perilaku sesuai b) Identifikasi factor-

Defenisi: Ketiadaan atau anjuran faktor yang dapat

kuarangnya informas (meningkat) meningkatkan dan

kognitif yang berkaitan 2) Verbalisasi minat menurunkan

dengan topik. dalam dalam motivasi perilaku

belajar hidup bersih dan

Penyebab: (meningkat) sehat.

1) Keterbatasan 3) Kemampuan Terapeutik

kognitif menjelaskan a) Sediakan materi dan

2) Gangguan fungsi pengetahuan media Pendidikan

kognitif tentang suaru Kesehatan

3) Kekeliruan topik (meningkat) b) Jadwalkan

mengikuti anjuran 4) Kemampuan Pendidikan

4) Kurang terpapar menggambarkan Kesehatan sesuai


informasi pengalaman kesepakatan

5) Kurang minat sebelumnya c) Berikan kesempatan

dalam belajar sesuai dengan untuk bertanya.

6) Kurang mampu topik (meningkat) Edukasi

mengingat 5) Perilaku sesuai a) Jelaskan factor risiko

7) Ketidaktahuan dengan yang dapat

menemukan sumber pengetahuan mempengaruhi

informasi (meningkat) Kesehatan

6) Pertanyaan b) Ajarkan perilaku

Gejala dan Tanda tentang masalah hidup bersih dan

Mayor: yang dihadapi sehat

a. Subjektif (menurun) e) Ajarkan strategi

1) Menanyakan 7) Persepsi yang yang dapat

masalah yang keliru terhadap digunakan untuk

dihadapi masalah meningkatkan

b. Objektif (menurun) perilaku hidup bersih

1) Menunjukkan 8) Menjalani dan sehat.

perilaku tidak pemeriksaan yang

sesuai tidap tepat

anjuran (menurun)

2) Menunjukkan 9) Perilaku
persepsi yang (membaik)

keliru

terhadap

masalah.

Gejala dan Tanda

Minor:

a. Subjektif

(tidak tersedia)

b. Objektif

1) Menjalani

pemeriksaan

yang tidak

tepat

2) Menunjukkan

perilaku

berlebihan

(mis. Apatis,

bermusuhan,

agitasi,

histeria).
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi yaitu melaksanakan apa yang telah direncanakan,

isinya berupa intervensi-inservensi keperawatan yang telah ditetapkan.

a. Buat jadwal yang memperlihatkan peristiwa kunci yang direncakan

akan dilaksanakan pada waktu tertentu.

b. Buat jadwal deadline yang dipenuhi orang yang terlibat dan dapat

berguna dalam merumuskan

c. Tindakan mandiri (independent)

d. Tindakan kolaborasi (interdependent)[ CITATION Pad13 \l 1033 ].

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses menilai apa yang telah dicapai dan

bagaimana telah dicapai dan merupakan identifikasi sejauh mana tujuan

dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.[CITATION Pad13 \l 1033 ].

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, N. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. J

DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS TEMPUREJO KABUPATEN

JEMBER .
Drs. Sunaryo, M., Wijayanti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kom, H., Kuhu, SKM.MPH, M. M.,

Sumedi, S.Kep.,M.H, N., Widayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep, E. D.,

Sukrillah,S.Kep.,M.H, U. A., . . . Kuswati, S.Kep.,Ns.,M.H, A. (2016).

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK. Yogyakarta.

Ode, S. L., Abay, & ArTeam, N. (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Padila. (2013). KEPERAWATAN GERONTIK. Yogyakarta.

PPNI, T. P. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar

Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia (SIKI). Jakarta Selatan.

Siti Nur Kholifah, S. M., Dwisatyadini, Ns., M.Kep , M., & Enny , S. (Cetakan 1,

2016). KEPERAWATAN GERONTIK. Jakarta Selatan: Pusdik SDM

Kesehatan.

Sya'diyah, H. (2018). KEPERAWATAN LANJUT USIA TEORI DAN APLIKASI.

Sidoarjo: Indomedika Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai