Nim : 200411020
RESUME APOPTOSIS
1 Pengertian Apoptosis
Apoptosis adalah kematian sel yang terprogram (programmed cell death), adalah
suatu komponen yang normal terjadi dalam perkembangan sel untuk menjaga
keseimbangan pada organisme multiseluler. Sel-sel yang mati adalah sebagai respons dari
beragam stimulus dan selama apoptosis kematian sel-sel tersebut terjadi secara terkontrol
dalam suatu regulasi yang teratur.
Informasi genetik pemicu apoptosis aktif setelah sel menjalani masa hidup tertentu,
menyebabkan perubahan secara morfologis termasuk perubahan pada inti sel. Kemudian
sel akan terfragmentasi menjadi badan apoptosis, selanjutnya fragmen tersebut diabsorpsi
sehingga sel yang mati menghilang. Kematian sel yang terprogram atau apoptosis
merupakan suatu komponen yang normal pada perkembangan dan pemeliharaan
kesehatan pada organisme multiseluler. Sel yang mati ini merupakan respon terhadap
berbagai stimulus dan selama apoptosis sel ini dikontrol dan diregulasi, sel yang mati
kemudian difagosit oleh makrofag.
2 Fungsi Apoptosis
Kematian sel melalui apoptosis merupakan fenomena yang normal, yaitu terjadi
eliminasi sel yang tidak diperlukan lagi. Proses apoptosis secara fisiologis diperlukan untuk :
1.Terminasi sel
Apoptosis dapat terjadi pada sel yang mengalami kerusakan yang tidak bisa di
repair, infeksi virus, dan keadaan yang mengakibatkan stress pada sel. Kerusakan DNA
akibat ionisasi radiasi maupun bahan kimia toxic juga dapat mencetuskan apoptosis
melalui aktivasi tumor supresor gen p53. Keputusan untuk apoptosis dapat berasal dari
sel itu sendiri, dari jaringan disekitarnya ataupun dari sel yang termasuk dalam
immune system. Pada keadaan ini fungsi apoptosis adalah untuk mengangkat sel yang
rusak, mencegah sel menjadi lemah oleh karena kurangnya nutrisi dan mencegah
penyebaran infeksi virus.
2. Mempertahankan homeostasis
Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan harus
berada dalam keadaan yang relatif konstan. Proses keseimbangan ini termasuk dalam
homeostasis yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan lingkungan
internalnya. Keseimbangan (homeostasis) ini dapat tercapai bila kecepatan mitosis
pada jaringan seimbang dengan kematian sel. Bila keseimbangan ini terganggu, maka
akan dapat mengakibatkan :
• Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan kematian sel
→terbentuk tumor.
• Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah dari kecepatan kematian sel →jumlah
sel menjadi berkurang.
3. Perkembangan embrional
4. Interaksi limfosit
Perkembangan limfosit B dan Limfosit T pada tubuh manusia merupakan suatu
proses yang kompleks, yang akan membuang sel-sel yang berpotensi menjadi rusak.
Cytotoksik T sel dapat secara langsung menginduksi apoptosis pada sel melalui
terbukanya suatu celah pada targetmembran dan pelepasan zat-zat kimia untuk
mengawali proses apoptosis. Celah ini dapat terjadimelalui adanya sekresi perforin,
granul yang berisi granzyme B,serine protease yang dapat mengaktivasi caspase
melalui pemecahan residu aspartat.
Proses apoptosis dikendalikan oleh berbagai tingkat sinyal sel, yang dapat berasal
dari pencetus ekstrinsik maupun intrinsik . Yang termasuk pada sinyalekstrinsik antara lain
hormon, faktor pertumbuhan, nitric oxide dan cytokine. Semua sinyal tersebut harus dapat
menembus membran plasma ataupun transduksi untuk dapat menimbulkan respon. Sinyal
intrinsik apoptosis merupakan suatu respon yang diinisiasi oleh sel sebagai respon
terhadap stress dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian sel.
Sebelum terjadi proses kematian sel, sinyal apoptosis harus dihubungkan dengan
pathway kematian sel melalui regulasi protein. Pada regulasi ini terdapat dua metode yang
telah dikenali untuk mekanisme apoptosis, yaitu : melalui mitokondria dan penghantaran
sinyal secaralangsung melalui adapter protein.
Pada saat sel mengalami stress, Bcl-2 dan Bcl-x menghilang dari membran
mitokondria dan digantikan oleh pro-apoptosis protein, seperti Ba-k, Ba-x, Bi-m.
Sewaktu kadar Bcl-2 dan Bcl-x menurun, permeabilitas membran mitokondria
meningkat. Beberapa protein dapat mengaktifkan cascade caspase. Salah satu protein
tersebut adalah cytochrom-c yang diperlukan untuk proses respirasi pada mitokondria.
Di dalam cytosol, cytochrom-c berikatan dengan protein Apaf-1 (Apoptosis activating
factor-1) dan mengaktivasi caspase-9 yang selanjutnya digunakan sebagai mediator
pada fase eksekusi fagositosis.
4. Tahapan Apoptosis
Setelah sel menerima sinyal yang sesuai untuk apoptosis, selanjutnya organela
organela sel akan mengalami degradasi yang diaktifasi oleh caspase proteolitik. Sel yang
mulai apoptosis, secara mikroskopis akan mengalami perubahan :
Pengerutan sel
Sel menjadi bulat (sirkuler). Ini terjadi karena struktur protein yang menyusun
sitoskeleton dicerna oleh enzim peptidase spesifik yang disebut caspaspse
yang telah diaktifkan di dalam sel. Sel mengerut dan lebih bulat, karena
pemecahan protein sitoskeleton oleh caspase.
Kondensasi kromatin (Piknotik)
Kromatin mengalami kondensasi dan fragmentasi menjadi semakin memadat.
Kromatin berkelompok dibagian perifer. Pada tahap ini, membran yang
mengelilingi inti sel masih tampak utuh, walaupun caspase tertentu telah
melakukan degradasi protein pori inti sel. DNA yang ada didalamnya pecah
menjadi fragmen-fragmen (karyorheksis). Degradasi DNA ini mengakibatkan inti
terpecah menjadi beberapa nukleosomal unit.
Pembentukan tonjolan sitoplasma dan badan apoptosis
Membran sel memperlihatkan tonjolan-tonjolan yang iregular / blebs pada
Sitoplasma. Sel terpecah menjadi beberapa fragmen, yang disebut dengan
apoptotic bodies.
Fagositosis badan apoptosis
Apoptotic bodies ini akan difagosit oleh sel-sel yang sehat maupun sel makrofag
yang ada disekitarnya. Badan apoptosis akan didegradasi di dalam lisosom dan
sel-sel yang berdekatan bermigrasi atau berproliferasi untuk menggantikan
ruangan yang sebelumnya diisi oleh sel apoptosis yang hilang (Lumongga,
2008).
Secara ringkas, tahapan apoptosis dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini, dan gambar
5 merupakan kenampakan sel apoptosis di bawah mikroskop:
Gambar 4. Proses/tahapan apoptosis.
Proses apoptosis berbeda dengan nekrosis. Nekrosis merupakan kematian sel yang
terjadi pada organisme hidup yang dapat disebabkan oleh infeksi atau terluka akut. Pada
nekrosis terjadi perubahan pada inti yang pada akhirnya dapat menyebabkan inti menjadi
lisis dan membran plasma menjadi pecah.
Gambar 6. Gambar Perbedaan apoptosis dan nekrosis.
Apoptosis terjadi pada berbagai waktu dalam kehidupan manusia. Berikut ini beberapa
contohnya:
Renovasi organ dan jaringan selama perkembangan. Contoh: Morfogenesis
normal pada tangan dan kaki.
Kegagalan dalam apoptosis dalam proses ini menghasilkan jari-jari dengan
selaput yang mirip dengan yang ditemukan pada burung.
Respon imun.
Keterlibatan kelenjar susu setelah masa menyusui.
Penyakit Alzheimer dipicu oleh apoptosis berlebihan, yang mungkin dimulai
karena jumlah neuron yang berubah.
Kanker dapat menjadi hasil dari kegagalan dalam apoptosis
Dalam perkembangan embrionik, beberapa struktur janin (seperti saluran tiroglos dan
notochord) mengalami involusi sepanjang periode kehamilan. Involusi ini adalah karena
kematian sel yang diprogram yang membentuk struktur ini.
Dalam kasus pemotongan pasokan hormon stimulasi. Ini terjadi secara fisiologis selama
menopause, suatu periode di mana jaringan endometrium dan payudara mengalami atrofi
karena penurunan kadar serum hormon seks wanita. Jika stimulus hormon tidak dilanjutkan,
atrofi tidak akan reversibel dan sel-sel dalam jaringan ini akan menjadi apoptosis.