Anda di halaman 1dari 7

PEMBENTUKAN

AKHLAK
Oleh: Imroatul Munfaridah, M.S.I
Arti Pembentukan Akhlak

Ada dua pendapat terkait arti pembentukan akhlak:


Menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak adalah insting
(gharizah) yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak
adalah pembawaan dari manusia sendiri, yaitukecenderungan kepada kebaikan atau fitrah
yang ada dalam diri manusia, dan juga dapat berupa kata hati atau instuisi yang selalu
cenderung kepada kebenaran. Dengan pandangan seperti ini, maka akhlak akan tumbuh
dengan sendirinya, walaupun tanpa dibentuk atau diusahakan (Ghair Muktasabah).
Kelompok ini lebih lanjut menduga bahwa akhlak adalah gambaran batin sebagaimana
terpantul dalam perbuatan lahir. Perbuatan lahir ini tidak akan sanggup mengubah
perbuatan batin. Orang yang bakatnya pendek misalnya tidak dapat dengan sendirinya
meninggikan dirinya. Demikian sebaliknya.
► Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan,
pembinaan, dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh. Kelompok yang mendukung
pendapat kedua ini umumnya dating dari ulama-ulama islam yang cenderung pada akhlak.
Seperti Ibnu Miskawaih, Ibnu Sina, al-Ghazali dan lain-lain termasuk kepada kelompok
yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil usaha (Muktasabah).

❖ Imam al-Ghazali misalnya mengatakan sebagai berikut:


“Seandainya akhlak itu tidak dapat menerima perubahan, maka batallah fungsi wasiat, nasihat
dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya hadits Nabi yang mengatakan “Perbaikilah
akhlak kamu sekalian””. Seperti yang kita dengar bahwa Nabi Muhammad diutus Allah
untuk menyempurnakan akhlak.
pada kenyataan di lapangan, usaha-usaha pembinaan akhlak melalui berbagai lembaga
pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus dikembangkan akhlak . Ini
menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil
berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, hormat kepada ibu bapak, sayang kepada sesame makhluk Tuhan dan seterusnya.
Sebaliknya keadaan sebaliknya juga menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak dibina
akhlaknya, atau dibiarkan tanpa bimbingan, arahan dan pendidikan, ternyata menjadi
anak-anak yang nakal, mengganggu masyarakat, melakukan berbagai perbuatan tercela dan
seterusnya. Ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina.
METODE PEMBINAAN AKHLAK

► Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan rukun iman dan rukun islam.
Dalam tahap-tahap tertentu, pembinaan akhlak, khususnya akhlak lahiriah dapat pula dilakukan
dengan cara paksaan yang lama-kelamaan tidak lagi terasa dipaksa. Seseorang yang ingin menulis
dan mengatakan kata-kata yang bagus misalnya, pada mulanya ia harus memaksakan tangan dan
mulutnya menuliskan atau mengatakan kata-kata dan huruf yang bagus. Apabila pembinaan ini
sudah berlangsung lama, maka paksaan tersebut tidak terasa lagi sebagai paksaan.
► Pembinaan akhlak secara efektif dapat pula dilakukan dengan memperhatikan factor kejiwaan
sasaran yang akan dibina. Menurut hasil penelitian para psikolog bahwa kejiwaan manusia
berbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia. Pada usia kanak-kanak misalnya lebih menyukai
kepada hal-hal yang bersifat rekreatif dan bermain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlak

► Ada 3 aliran yang sudah amat populer tentang factor-factor yang mempengaruhi akhlak:
1. Nativisme (factor dari dalam atau intenal) pembawaan dari dalam berupa
kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sepadan dengan aliran instuisisme
2. Empirisme (factor dari luar atau eksternal) lingkungan social dan pembinaan akhlak
3. Konvergensi ( penggabungan antara factor internal dan eksternal)
Manfaat Akhlak Mulia

1. memperkuat dan menyempurnakan agama


2. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
3. Menghilangkan kesuitan
4. Selamat hidup di dunia dan akhirat

Anda mungkin juga menyukai