Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KLIPING

KH MAS MANSYUR

Disusun Oleh :

Nama : Naila Amanda


Kelas : VI B
Mata Pelajaran : KMD
Pembimbing : Ust. Marsal, S. Hum

Sekolah Dasar (SD) IT Ahmad Dahlan


Kota Jambi
Tahun 2020
KH Mas Mansyur (Ketua 1937 - 1941)
Bagian I
terkenal di Jawa Timur pada masanya. Dia
berasal dari keturunan bangsawan Astatinggi
Sumenep, Madura. Dia dikenal sebagai imam
tetap dan khatib di Masjid Agung Ampel
Surabaya, suatu jabatan terhormat pada saat
itu.
Masa kecilnya dilalui dengan belajar agama
pada ayahnya sendiri. Di samping itu, dia
juga belajar di Pesantren Sidoresmo dengan
Kiai Muhammad Thaha sebagai gurunya.
Pada tahun 1906, ketika Mas Mansur berusia
sepuluh tahun, dia dikirim oleh ayahnya ke
Pondok Pesantren Demangan, Bangkalan,
Sebelum Muham-madiyah Cabang Surabaya Madura. Di sana, dia mengkaji Al-Qur‘an dan
didirikan, K.H. Ahmad Dahlan sudah sering mendalami kitab Alfiyah ibn Malik kepada Kiai
melakukan tabligh ke daerah ini. Tabligh- Khalil. Belum lama dia belajar di sana, kurang
tabligh itu dilaksanakan berupa pengajian lebih dua tahun, Kiai Khalil meninggal dunia,
yang diselenggarakan di Peneleh, Surabaya. sehingga Mas Mansur meninggalkan
Dalam pengajian-pengajian itulah Bung Karno pesantren itu dan pulang ke Surabaya.
muda dan Roeslan Abdul Gani muda, untuk Sepulang dari Pesantren Demangan pada
pertama kalinya mendengarkan penjelasan tahun 1908, oleh orang tuanya disarankan
tentang ajaran Islam dari K.H. Ahmad Dahlan. untuk menunaikan ibadah haji dan belajar di
Setiap melaksanakan tabligh di Surabaya, Makkah pada Kiai Mahfudz yang berasal dari
K.H. Ahmad Dahlan biasanya bermalam di Pondok Pesantren Termas, Jawa Tengah.
penginapan. Namun, suatu malam ia Setelah kurang lebih empat tahun belajar di
didatangi seorang tamu yang memintanya sana, situasi politik di Saudi memaksanya
agar setiap K.H. Ahmad Dahlan ke Surabaya pindah ke Mesir. Penguasa Arab Saudi,
bersedia untuk menginap di rumahnya. Tamu Sultan Syarif Hussen, mengeluarkan instruksi
itu ialah Kiai Haji Mas Mansur. Mas Mansur bahwa orang asing harus meninggalkan
selalu mengikuti pengajian yang diberikan Makkah supaya tidak terlibat sengketa itu.
oleh K.H. Ahmad Dahlan, dan ia sangat Pada mulanya ayah Mas Mansur tidak
tertarik oleh isi kajian yang diberikannya, mengizinkannya ke Mesir, karena citra Mesir
serta tertarik juga akan kesederhanaannya. (Kairo) saat itu kurang baik di mata ayahnya,
Mas Mansur lahir pada hari Kamis tanggal 25 yaitu sebagai tempat bersenang-senang dan
Juni 1896 di Surabaya. Ibunya bernama maksiat. Meskipun demikian, Mas Mansur
Raudhah, seorang wanita kaya yang berasal tetap melaksanakan keinginannya tanpa izin
dari keluarga Pesantren Sidoresmo, orang tuanya. Kepahitan dan kesulitan hidup
Wonokromo, Surabaya. Ayahnya bernama —karena tidak mendapatkan kiriman uang
K.H. Mas Ahmad Marzuqi, dari orang tuanya untuk biaya sekolah dan
seorang pioneer  Islam, ahli agama yang biaya hidup— harus dijalaninya. Oleh karena
itu, dia sering berpuasa Senin dan Kamis dan oleh HOS. Cokroaminoto, dan terkenal
mendapatkan uang dan makanan dari masjid- sebagai organisasi yang radikal dan
masjid. Keadaan ini berlangsung kurang lebih revolusioner. Ia dipercaya sebagai Penasehat
satu tahun, dan setelah itu orang tuanya Pengurus Besar SI.
kembali mengiriminya dana untuk belajar di Selain itu, Mas Mansur juga membentuk
Mesir. majelis diskusi bersama Abdul Wahab
Di Mesir, dia belajar di Perguruan Tinggi Al- Hasbullah yang diberi nama Taswir al-
Azhar pada Syaikh Ahmad Maskawih. Afkar  (Cakrawala Pemikiran). Terbentuknya
Suasana Mesir pada saat itu sedang gencar- majelis ini diilhami oleh keadaan masyarakat
gencarnya membangun dan menumbuhkan Surabaya yang diselimuti kabut kekolotan.
semangat kebangkitan nasionalisme dan Masyarakat sulit diajak maju, bahkan mereka
pembaharuan. Banyak tokoh memupuk sulit menerima pemikiran baru yang berbeda
semangat rakyat Mesir, baik melalui media dengan tradisi yang mereka pegang. Taswir
massa maupun pidato. Mas Mansur juga al-Afkar merupakan tempat berkumpulnya
memanfaatkan kondisi ini dengan membaca para ulama Surabaya yang sebelumnya
tulisan-tulisan yang tersebar di media massa mereka mengadakan kegiatan pengajian di
dan mendengarkan pidato-pidatonya. Ia rumah atau di surau masing-masing.
berada di Mesir selama kurang lebih dua Masalah-masalah yang dibahas berkaitan
tahun. Sebelum pulang ke tanah air, terlebih dengan masalah-masalah yang bersifat
dulu dia singgah kembali ke Makkah selama keagamaan murni sampai masalah politik
satu tahun, dan pada tahun 1915 dia pulang perjuangan melawan penjajah.
ke Indonesia. Aktivitas Taswir al-Afkar itu mengilhami
Sepulang dari belajar di Mesir dan Makkah, ia lahirnya berbagai aktivitas lain di berbagai
menikah dengan puteri Haji Arif yaitu Siti kota, seperti Nahdhah al-
Zakiyah yang tinggalnya tidak jauh dari Wathan (Kebangkitan Tanah Air) yang
rumahnya. Dari hasil pernikahannya itu, menitikberatkan pada pendidikan. Sebagai
mereka dikaruniai enam orang anak, yaitu kelanjutan Nahdhah al-Wathan, Mas Mansur
Nafiah, Ainurrafiq, Aminah, Muhammad Nuh, dan Abdul Wahab Hasbullah mendirikan
Ibrahim dan Luk-luk. Disamping menikah madrasah yang bernama Khitab al-
dengan Siti Zakiyah, dia juga menikah Wathan (Mimbar Tanah Air), kemudian
dengan Halimah. Dia menjalani hidup dengan madrasah Ahl al-Wathan (Keluarga Tanah
istri kedua ini tidak berlangsung lama, hanya Air) di Wonokromo, Far’u al-Wathan (Cabang
dua tahun, karena pada tahun 1939 Halimah Tanah Air) di Gresik dan Hidayah al-
meninggal dunia. Wathan (Petunjuk Tanah Air) di Jombang.
Langkah awal Mas Mansur sepulang dari Kalau diamati, dari nama yang dimunculkan,
belajar di luar negeri ialah bergabung dalam yaitu wathan yang berarti tanah air, maka
Syarikat Islam. Peristiwa yang dia saksikan dapat diketahui bahwa kecintaan mereka
dan alami baik di Makkah, yaitu terjadinya terhadap tanah air sangat besar. Mereka
pergolakan politik, maupun di Mesir, yaitu berusaha mencerdaskan bangsa Indonesia
munculnya gerakan nasionalisme dan dan berusaha mengajak mereka untuk
pembaharuan merupakan modal baginya membebaskan tanah air dari belenggu
untuk mengembangkan sayapnya dalam penjajah. Pemerintahan sendiri tanpa campur
suatu organisasi. Pada saat itu, SI dipimpin
tangan bangsa lain, itulah yang mereka Terjadinya perbedaan pendapat antara Mas
harapkan. Mansur dengan Abdul Wahab Hasbullah
Taswir al-Afkar merupakan wadah yang mengenai masalah-masalah tersebut yang
diskusinya, mau tidak mau permasalahan menyebabkan Mas Mansur keluar dari Taswir
yang mereka diskusikan, merembet pada al-Afkar
masalah khilafiyah, ijtihad dan madzhab.
.

Sumber : http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-159-det-kh-mas-mansyur.html

Biografi Pahlawan Kiai Haji Mas Mansoer


(Pahlawan Nasional)
Kiai Haji Mas oleh ayahnya ke Pondok Pesantren
Mansoer (lahir di Demangan, Bangkalan, Madura. Di
Surabaya, 25 sana, dia mengkaji Al-Qur’an dan
Juni 1896 – mendalami kitab Alfiyah ibnu Malik
meninggal di kepada Kiai Khalil. Belum lama dia
Surabaja, 25 belajar di sana kurang lebih dua
April 1946 pada tahun, Kia Khalil meninggal dunia,
umur 49 tahun) sehingga Mas Mansur meninggalkan
adalah seorang tokoh Islam dan pesantren itu dan pulang ke
pahlawan nasional Indonesia Surabaya.
Ibunya bernama Raudhah, seorang Sepulang dari Pondok Pesantren
wanita kaya yang berasal dari Demangan pada tahun 1908, oleh
keluarga Pesantren Sidoresmo orang tuanya disarankan untuk
Wonokromo Surabaya. Ayahnya menunaikan ibadah haji dan belajar
bernama KH. Mas Achmad Marzoeqi, di Makkah pada Kiai Mahfudz yang
seorang pionir Islam, ahli agama yang berasal dari Pondok Pesantren
terkenal di Jawa Timur pada Termas Pacitan Jawa Timur. Setelah
masanya. Dia berasal dari keturunan kurang lebih empat tahun belajar di
bangsawan Astatinggi Sumenep, sana, situasi politik di Saudi
Madura. Dia dikenal sebagai imam memaksanya pindah ke Mesir.
tetap dan khatib di Masjid Ampel, Penguasa Arab Saudi, Syarif Hussen,
suatu jabatan terhormat pada saat mengeluarkan instruksi bahwa orang
itu. asing harus meninggalkan Makkah
Masa kecilnya dilalui dengan belajar supaya tidak terlibat sengketa itu.
agama pada ayahnya sendiri. Di Pada mulanya ayah Mas Mansoer
samping itu, dia juga belajar di tidak mengizinkannya ke Mesir,
Pesantren Sidoresmo, dengan Kiai karena citra Mesir (Kairo) saat itu
Muhammad Thaha sebagai gurunya. kurang baik di mata ayahnya, yaitu
Pada tahun 1906, ketika Mas Mansur sebagai tempat bersenang-senang
berusia sepuluh tahun, dia dikirim dan maksiat. Meskipun demikian,
Mas Mansoer tetap melaksanakan sebelumnya mereka mengadakan
keinginannya tanpa izin orang kegiatan pengajian di rumah atau di
tuanya. Kepahitan dan kesulitan surau masing-masing. Masalah-
hidup karena tidak mendapatkan masalah yang dibahas berkaitan
kiriman uang dari orang tuanya dengan masalah-masalah yang
untuk biaya sekolah dan biaya hidup bersifat keagamaan murni sampai
harus dijalaninya. Oleh karena itu, dia masalah politik perjuangan melawan
sering berpuasa Senin dan Kamis dan penjajah.
mendapatkan uang dan makanan Aktivitas Taswir al-Afkar itu
dari masjid-masjid. Keadaan ini mengilhami lahirnya berbagai
berlangsung kurang lebih satu tahun, aktivitas lain di berbagai kota, seperti
dan setelah itu orang tuanya kembali Nahdhah al-Wathan (Kebangkitan
mengiriminya dana untuk belajar di Tanah Air) yang menitikberatkan
Mesir. pada pendidikan. Sebagai kelanjutan
Di Mesir, dia belajar di Perguruan Nahdhah al-Wathan, Mas Mansur
Tinggi Al-Azhar pada Syaikh Ahmad dan Abdul Wahab Hasbullah
Maskawih. Suasana Mesir pada saat mendirikan madrasah yang bernama
itu sedang gencar-gencarnya Khitab al-Wathan (Mimbar Tanah Air),
membangun dan menumbuhkan kemudian madrasah Ahl al-Wathan
semangat kebangkitan nasionalisme (Keluarga Tanah Air) di Wonokromo,
dan pembaharuan. Banyak tokoh Far’u al-Wathan (Cabang Tanah Air) di
memupuk semangat rakyat Mesir, Gresik dan Hidayah al-Wathan
baik melalui media massa maupun (Petunjuk Tanah Air) di Jombang.
pidato. Mas Mansoer juga Kalau diamati dari nama yang
memanfaatkan kondisi ini dengan mereka munculkan, yaitu wathan
membaca tulisan-tulisan yang yang berarti tanah air, maka dapat
tersebar di media massa dan diketahui bahwa kecintaan mereka
mendengarkan pidato-pidatonya. Ia terhadap tanah air sangat besar.
berada di Mesir selama kurang lebih Mereka berusaha mencerdaskan
dua tahun. Sebelum pulang ke tanah bangsa Indonesia dan berusaha
air, terlebih dulu dia singgah dulu di mengajak mereka untuk
Makkah selama satu tahun, dan pada membebaskan tanah air dari
tahun 1915 dia pulang ke Indonesia. belenggu penjajah. Pemerintahan
Di samping itu, Mas Mansoer juga sendiri tanpa campur tangan bangsa
membentuk majelis diskusi bersama lain itulah yang mereka harapkan.
Wahab Hasboellah yang diberi nama Taswir al-Afkar merupakan wadah
Taswir al-Afkar (Cakrawala yang diskusinya mau tidak mau
Pemikiran). Terbentuknya majelis ini permasalahan yang mereka
diilhami oleh Masyarakat Surabaya diskusikan merembet pada masalah
yang diselimuti kabut kekolotan. khilafiyah, ijtihad, dan madzhab.
Masyarakat sulit diajak maju, bahkan Terjadinya perbedaan pendapat
mereka sulit menerima pemikiran antara Mas Mansoer dengan Abdoel
baru yang berbeda dengan tradisi Wahab Hasboellah mengenai
yang mereka pegang. Taswir al-Afkar masalah-masalah tersebut yang
merupakan tempat berkumpulnya menyebabkan Mas Mansoer keluar
para ulama Surabaya yang dari Taswir al-Afkar.
Terpilihnya Mas Mansoer sebagai yakni haram, tetapi diperkenankan,
Ketua Pengurus Besar dimudahkan, dan dimaafkan, selama
Muhammadiyah meniscayakannya keadaan memaksa untuk itu. Ia
untuk pindah ke Jogjkarta bersama berpendapat bahwa secara hukum
keluarganya. Untuk menopang bunga bank adalah haram, tetapi ia
kehidupannya, Muhammadiyah tidak melihat bahwa perekonomian
memberikan gaji, melainkan ia diberi ummat Islam dalam kondisi yang
tugas sebagai guru di Madrasah sangat memprihatinkan, sedangkan
Mu’allimin Muhammadiyah, sehingga ekonomi perbankan saat itu sudah
ia mendapatkan penghasilan dari menjadi suatu sistem yang kuat di
sekolah tersebut. Sebagai Ketua masyarakat. Oleh karena itu, jika
Pengurus Besar Muhammadiyah, ummat Islam tidak memanfaatkan
Mas Mansoer juga bertindak disiplin dunia perbankan untuk sementara
dalam berorganisasi. Sidang-sidang waktu, maka kondisi perekonomian
Pengurus Besar Muhammadiyah ummat Islam akan semakin turun
selalu diadakan tepat pada waktunya. secara drastis. Dengan demikian,
Demikian juga dengan para tamu dalam kondisi keterpaksaan tersebut
Muhammadiyah dari daerah-daerah. dibolehkan untuk memanfaatkan
Berbeda dari Pengurus Besar perbankan guna memperbaiki
Muhammadiyah sebelumnya yang kondisi perekonomian ummat Islam.
seringkali menyelesaikan persoalan Dalam perpolitikan ummat Islam saat
Muhammadiyah di rumahnya itu, Mas Mansoer juga banyak
masing-masing, Mas Mansoer selalu melakukan gebrakan. Sebelum
menekankan bahwa kebiasaan menjadi Ketua Pengurus Besar
seperti itu tidak baik bagi disiplin Muhammadiyah, Mas Mansoer
organisasi, karena Pengurus Besar sebenarnya sudah banyak terlibat
Muhammadiyah telah memiliki dalam berbagai aktivitas politik
kantor sendiri beserta segenap ummat Islam. Setelah menjadi Ketua
karyawan dan perlengkapannya. Pengurus Besar Muhammadiyah, ia
Namun ia tetap bersedia untuk pun mulai melakukan gebrakan
menerima silaturrahmi para tamu politik yang cukup berhasil bagi
Muhammadiyah dari daerah-daerah ummat Islam dengan memprakarsai
itu di rumahnya untuk urusan yang berdirinya Majelis Islam A’la
tidak berkaitan dengan Indonesia (MIAI) bersama Hasyim
Muhammadiyah. Asy’ari dan Wahab Hasboellah yang
Kepemimpinannya ditandai dengan keduanya dari Nahdlatul Ulama (NU).
kebijaksanaan baru yang disebut Ia juga memprakarsai berdirinya
Langkah Muhammadiyah 1938-1949. Partai Islam Indonesia (PII) bersama
Ada duabelas langkah yang Dr. Sukiman Wiryasanjaya sebagai
dicanangkannya. Selain itu, Mas perimbangan atas sikap non-
Mansoer juga banyak membuat kooperatif dari Partai Syarikat Islam
gebrakan dalam hukum Islam dan Indonesia (PSII). Demikian juga ketika
politik ummat Islam saat itu. Yang Jepang berkuasa di Indonesia, Mas
perlu untuk pula dicatat, Mas Mansoer termasuk dalam empat
Mansoer tidak ragu mengambil orang tokoh nasional yang sangat
kesimpulan tentang hukum bank, diperhitungkan, yang terkenal
dengan empat serangkai, yaitu Jepang yang luar biasa terhadap
Soekarno, Mohammad Hatta, Ki rakyat Indonesia menyebabkannya
Hadjar Dewantara, dan Mas Mansur. tidak tahan dalam empat serangkai
Keterlibatannya dalam empat tersebut, sehingga ia memutuskan
serangkai mengharuskannya pindah untuk kembali ke Surabaya, dan
ke Jakarta, sehingga Ketua Pengurus kedudukannya dalam empat
Besar Muhammadiyah diserahkan serangkai digantikan oleh Ki Bagoes
kepada Ki Bagoes Hadikoesoemo. Hadikoesoemo.
Namun kekejaman pemerintah

Sumber : https://initu.id/biografi-pahlawan-kiai-haji-mas-mansoer/

KH Mas Mansyur Sang Pelopor

Selain peran di politik Tenaga Rakyat) bersama Pondok Pesantren


pemerintahan, tokoh Soekarno, Hatta, dan Ki Sidoresmo Surabaya.
Muhammadiyah ini sangat Hajar Dewantara. Tentu
Murid Kiai Khalil
akrab dengan semua semua mengenal sosok
Bangkalan dan Kiai
kalangan, termasuk juga beliau.
Muhammad Thaha
dengan Nahdlatul Ulama.
Kiai yang pandai Sidoresmo ini terkenal
berpotret, suka cerdas, gemar
memakai sarung dan membaca, dan suka
peci ini lahir dari mendengarkan nasehat.
pasangan KH Mas Bakat
Ahmad Marzuki dan kepemimpinannya,
Raudah di Surabaya, 25 menurut Muslihat
Juni 1896 tepatnya di (kakaknya), sudah
kampung Sawahan, terlihat sejak kanak-
Surabaya. Beliau kanak. “Ketika masih
KH Mas Mansyur dikenal tumbuh dalam kanak-kanak, ia sering
sebagai kiai kharismatik lingkungan religius, bermain sekolah-
yang menjadi tokoh mengingat ayahnya sekolahan dan ia seakan
“Empat Serangkai” sendiri merupakan menjadi guru, bantal-
pemimpin PETA (Pusat bagian dari keluarga bantal itu diibaratkan
para murid,” terang membaharu maka aku Muhammadiyah. Sebab
Muslihat. ada.” hal itu akan
menghambat jalannya
Maka dari itu Seusai menuntut ilmu,
kemajuan organisasi,
orangtuanya pulanglah ia ke tanah air
serta akan meretakkan
menyarankan beliau pada tahun 1915.
ukhuwah islamiyah. Di
untuk naik haji dan Sepulangnya di rumah,
samping itu, untuk
berguru kepada Syeikh ia mendapati
mencegah timbulnya
Mahfudz Termas di pertumbuhan
penyalahgunaan hukum
Makkah. Di tengah- pergerakan nasional
agama demi
tengah terjadi di berbagai
kepentingan pribadi.
pembelajarannya, tempat, yang pada pada
terjadi pergolakan akhirnya Pengaruhnya yang
politik yang mempertemukan ia sangat berarti di tubuh
membuatnya harus dengan Persyarikatan Muhammadiyah inilah
pindah dari Saudi Muhammadiyah karena yang membuatnya
Arabia. Akhirnya kecocokan visi dan misi. akhirnya terpilih
turunlah sauh KH Mas menjadi Ketua PB
Tak butuh waktu lama
Mansyur di negeri Muhammadiyah pada
semenjak
Firaun. Beliau tahun 1937-1943. Beliau
perkenalannya beliau
melanjutkan menjadi nahkoda
langsung jatuh cinta
pembelajarannya di bahtera
dengan
Universitas Al-Azhar Muhammadiyah yang
Muhammadiyah. Maka
Kairo. Pada saat inilah ketiga setelah KH
beliau masuk ke
beliau bertemu dengan Ahmad Dahlan dan KH
dalamnya pada tahun
banyak tokoh Ibrahim.
1921. Setelah masuk,
pembaharu seperti
jiwa pelopornya yang Kepeloporannya tak
Muhammad Abduh,
didapatkan saat di Mesir hanya di lingkungan
Rasyid Ridha terkenal
pun berkobar. Setelah Muhammadiyah saja,
dengan tafsirnya “Al-
mendapat izin dari KH bersama HOS
Manar”, Kasim Amin,
Ahmad Dahlan maka Cokroaminoto, KH Mas
Muhammad Haykal
dengan penuh Mansyur ikut
yang terkenal dengan
semangat KH Mas menahkodai Sarekat
karyanya “Hayatu
Mansyur mendirikan Islam yang menjadi
Muhammad”, Abbas M.
Muhammadiyah Cabang satu-satunya wadah
Akkad hingga Saad
Surabaya di tahun itu perjuangan umat Islam
Zaghlul yang dikenal
juga. Tak hanya itu, ia di bidang politik kala itu.
sebagai bapak
pun mengusulkan Beliau juga tergabung
kemerdekaan Mesir.
berdirinya Majelis Tarjih dalam MIAI atau Majelis
Jiwa pelopor KH Mas pada Kongres Islam A’la Indonesia
Mansyur mulai tumbuh Muhammadiyah yang yang menjadi cikal bakal
dan terpatri dalam ke-16 di Pekalongan Masyumi yang sangat
sanubarinya. Kalau tahun 1927. Alasannya masyhur pengaruhnya.
Albert Camus adalah guna mencegah Juga melalui PUTERA
mengatakan, “Aku timbulnya percekcokan (Pusat Tenaga Rakyat)
memberontak maka aku dan perselisihan yang dipimpinnya ia
ada”, dapat dikatakan masalah-masalah membentuk BKR yang
KH Mas Mansyur, “Aku agama di kalangan bertransformasi
menjadi TKR yang kini pertama dan satu- ‫ ومن‬،‫ينقص ذلك من أجورهم شيئا‬
menjadi TNI. satunya di Indonesia ‫سن في اإلسالم سنة سيئة كان عليه‬
‫ من عمل بها من بعده‬G‫وزرها ووزر‬
kala itu.
Selain peran di politik ‫ال ينقص ذلك من أوزارهم‬
pemerintahan, tokoh Tinta emas prestasi ).‫شيئا(خرجه مسلم في صححيه‬
Muhammadiyah ini yang diukir oleh KH Mas Artinya:
sangat akrab dengan Mansyur membuat pada
semua kalangan, puncaknya beliau Barangsiapa
termasuk juga dengan meraih gelar Pahlawan mencontohkan dalam
Nahdlatul Ulama. Nasional yang Islam contoh yang baik
Tercatat setelah disematkan oleh maka baginya mendapat
kepulangannya dari Presiden Soekarno pahala dari amal itu
Timur Tengah, bersama melalui surat keputusan sendiri dan mendapat
KH Wahab Chasbullah Presiden RI Nomor 590 pahala dari amalan
mempelopori berdirinya Tahun 1961 tertanggal orang yang
kelompok diskusi 19 November 1961. mengamalkannya
“Taswirul Afkar” di dengan apa yang telah ia
Sekian banyak prestasi contohkan tanpa
Surabaya. Lalu mereka
yang ditorehkan oleh KH berkurang pahalanya
membentuk suatu
Mas Mansyur sedikitpun dan
perkumpulan yang
memberikan barangsiapa
bergerak dalam bidang
kesimpulan mencontohkan dalam
pendidikan yang diberi
bahwasannya beliau Islam contoh yang buruk
nama “Djami’ah
adalah sosok ulama maka baginya mendapat
Nahdhatul Wathan” dari
yang tak menyukai dosa dari amal itu sendiri
perkumpulan ini
stagnasi dan kebekuan dan mendapat dosa dari
kemudian didirikan
ide maka dari itu beliau amalan orang yang
sekolah yang cukup
mendobraknya dengan mengamalkannya
modern kala itu dengan
pembaharuan di segala, dengan apa yang telah ia
“Khitabul Wathan” di
tempat, waktu dan contohkan tanpa
Surabaya. Perkumpulan
dengan siapapun berkurang dosanya
ini berkembang pesat
kawannya. Jiwa sedikitpun. (H.R. Muslim)
hingga muncullah
kepeloporan inilah ibrah
cabang-cabang di Maka dari itu, mari kita
yang harus kita ambil
berbagai tempat. Selain menjadi pelopor dalam
dari beliau karena
itu beliau ikut kebaikan untuk diri
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
mempelopori berdirinya sendiri, keluarga, dan
STI yang menjadi ‫من سن في اإلسالم سنة حسنة كان له‬ masyarakat.
Sekolah Tinggi Islam ‫أجرها وأجر من عمل بها من بعده ال‬

Sumber : https://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2019/05/07/164446/kh-
mas-mansyur-sang-pelopor.html
Mas Mansoer, Ulama Muhammadiyah
yang Taat di Jalur Nasionalisme
K.H. Mas Mansoer mengalir dari sebuah (Indonesia), ini bukan
sungai kecil. tandingannya.”
Peran (Orang) Inggris
Dengan nada bangga, di Balik Lahirnya Arab
si orang Arab menyebut Saudi
tempat tersebut dengan Beberapa tahun
istilah junainah yang berselang, ada lagi
berarti surga mungil. kejadian serupa. Kali ini
di Mesir saat Mansoer
Mansoer tersenyum menempuh kuliah di
mendalami ilmu agama di
simpul mendengarnya. Universitas Al-Azhar,
Makkah dan Kairo. Ia
Ia paham maksud Kairo. Seperti
menyaksikan geliat
temannya itu. Di dikisahkan Darul Aqsha
nasionalisme bangsa- kawasan Timur Tengah dalam Kiai Haji Mas
bangsa Arab dan yang sebagian besar Mansur 1896-1946:
berusaha menumbuhkan wilayahnya berupa Perjuangan dan
semangat itu di tanah air. gurun pasir nan Pemikiran (2005),
Suatu siang di tanah gersang, tempat itu Mansoer tergelitik
suci, seorang lelaki memang seperti oase, setelah mendengar
Arab membawa bahkan kiranya tidak syair yang melukiskan
Mansoer ke lahan yang berlebihan jika keindahan dan
cukup luas, diibaratkan macam kemakmuran negeri
pemandangannya surga. yang pernah diperintah
indah, berhawa segar Firaun juga Cleopatra
berkat keberadaan Kepada rekannya yang itu.
beberapa pohon di warga Makkah tersebut,
sekitarnya, juga Mansoer berucap “Mesir tanah airnya
menyejukkan mata lembut, tentunya tanpa emas. Perempuan-
dengan rumput hijau bermaksud perempuannya elok
yang menghampar, menyombongkan diri, rupawan,” begitu bunyi
ditambah syahdunya “Dengan tanah air saya nukilan syair tersebut.
gemericik air yang
“Di mana tanahnya Marzoeqi, ingin Keresahan Ahmad
emas? Pemandangan memberangkatkannya Wahib
yang saya lihat dari ke Makkah untuk
semenjak Suez sampai berhaji pada 1908. Ilmu tentang keislaman
Kairo hanya padang Ayahanda Mansoer yang diperoleh Mansoer
pasir yang tandus,” adalah ulama bertambah mantap
seloroh Mansoer. terpandang yang setelah ia dikirim ke
mengampu tugas Madura pada 1906
Mansoer juga terhormat sebagai ketika umurnya
mempertanyakan imam tetap sekaligus menginjak 10. Dua
ungkapan tentang khatib Masjid Ampel di tahun berselang,
Sungai Nil yang oleh Surabaya. Mansoer pulang ke
orang Mesir disebut Surabaya, dan sang
sebagai “sungai Ditilik dari namanya ayah menghendaki
pembawa bahagia yang disertai embel- putranya itu untuk pergi
bermata air dari surga.” embel “mas”, keluarga haji ke tanah suci
Mansoer memang sekaligus untuk
Dalam hati, Mansoer cukup lekat dengan menetap sementara
bergumam, “Kalau saja status ningrat Jawa. demi memperdalam
mereka melihat sungai- Menurut M. Yunan ilmu agama.
sungai yang ada di Yusuf
tanah air, mereka tentu dalam Ensiklopedi Seperti diungkap
akan memberikan Muhammadiyah (2005), Sutrisno Kutoyo
gelaran yang lebih dari ayahanda Mansoer dalam Kyai Haji Mas
itu” (hlm. 29). masih keturunan Mansur (1981),
keraton Sumenep di Mansoer yang masih
Orang Indonesia Madura atau termasuk berumur 12 pun
bernama Mansoer ini golongan bangsawan berangkat ke tanah
tidak lain adalah K.H. Astatinggi (hlm. 223). suci. Setelah
Mas Mansoer. Ia adalah menunaikan haji, ia
pejuang pergerakan Sementara dari ibunya, belajar di Makkah
nasional yang nantinya Raudhah, mengalir selama 4 tahun
turut berperan dalam darah dari keluarga sebelum harus pindah
mewujudkan besar Pesantren karena semakin tidak
kemerdekaan RI, serta Sidoresmo Wonokromo kondusifnya situasi
salah satu tokoh Empat di Surabaya. Mas politik di jazirah Arab
Serangkai selain Mansoer lahir di kala itu (hlm. 15).
Soekarno, Mohammad Surabaya pada 25 Juni
Hatta, dan Ki Hadjar 1896. Semasa kecil, ia Dari Makkah, Mansoer
Dewantara. sudah diajarkan ilmu- berniat hijrah ke Kairo
ilmu agama, baik dari dan mengabarkan
ayahnya maupun kepada keluarga di
Prihatin di Negeri belajar di pesantren Surabaya lewat surat.
milik keluarga ibunya. Dalam surat balasan,
Orang
sang ayah menyatakan
Mansur masih terbilang
Pergolakan Pemikiran tidak setuju Mansoer ke
bocah saat sang ayah,
Islam: Keresahan- Mesir lantaran
K.H. Mas Achmad
beranggapan negara di
Afrika Utara itu bukan Hampir setahun H.O.S. Tjokroaminoto
tempat yang baik untuk lamanya hidup prihatin Memadukan Islam dan
belajar. Kairo, tulis ayah di negeri orang, Sosialisme
Mansoer, adalah kota Mansoer akhirnya lega. Kebetulan, Mansoer
yang hanya cocok Hati sang ayah mulai dan Tjokroaminoto
untuk pelesiran dan terketuk dan sama-sama orang
berbuat maksiat. Ia mengirimkan uang Surabaya.
khawatir anaknya bakal kepadanya rutin setiap Tjokroaminoto pun
terjerumus dalam bulan. menyambut
kehidupan seperti itu. bergabungnya Mansoer
dengan senang hati
Namun, Mansoer nekat. Ulama Cinta Tanah karena SI kini
Kali ini ia terpaksa tidak memperoleh tambahan
Air
menuruti kehendak sumber daya yang
Ketika Mansoer
ayahnya. Ia berangkat mumpuni: seorang anak
meninggalkan tanah air
ke Mesir dengan muda yang cerdas
pada 1908, bangsa-
menumpang kapal laut dengan ilmu agama
bangsa di Asia yang
dan akhirnya diterima di tinggi, lulusan Makkah
sebagian besar masih
Fakultas Agama dan Kairo.
terjajah sedang giat-
Universitas Al-Azhar. Di
giatnya mengobarkan
Kairo, Mansoer tinggal Mansoer sangat
rasa kebangsaan
di asrama mahasiswa antusias bergabung
dengan munculnya
Melayu yakni Ruaq Al- Sarekat Islam. Ia
berbagai macam
Malayu. menyaksikan sendiri
perhimpunan. Ini
semangat nasionalisme
berlaku pula di
Mohammad Natsir yang sedang merekah
Indonesia, termasuk
Berdiri di Antara Islam di Timur Tengah,
dengan lahirnya Boedi
dan Negara terutama di Mesir.
Oetomo (BO) di Jakarta
Mansoer ingin
pada 20 Mei 1908.
Mansoer hidup prihatin menularkan spirit itu
di Mesir. Lantaran kepada umat Islam dan
Mansoer pun langsung
dianggap melanggar rakyat di tanah air,
menceburkan diri ke
perintah ayahnya, ia bahwa, seperti yang
ranah pergerakan
tidak lagi dikirimi uang juga diserukan
nasional sepulangnya
untuk membayar kuliah, Tjokroaminoto, bangsa
dari Mesir. Ia
membeli buku, dan Indonesia harus
bergabung dengan
tentunya untuk terlepas dari belenggu
organisasi rakyat
bertahan hidup. penjajahan.
terbesar di Indonesia
Mansoer sering
pada dekade kedua
berkeliling dari masjid Di Surabaya, Mansoer
abad ke-20 itu, yakni
ke masjid, dan beberapa tokoh
Sarekat Islam (SI)
membersihkan rumah lainnya membentuk
pimpinan Hadji Oemar
ibadah itu, hanya agar Tashwirul Afkar, suatu
Said (H.O.S.)
memperoleh sedikit majelis diskusi di
Tjokroaminoto.
uang atau makanan. kalangan kaum muda
Selain itu, ia rutin Islam. Aktivitas di
berpuasa Senin-Kamis. Tashwirul Afkar—yang
kerap mendiskusikan
soal nasionalisme— macam Haji Agus Wafat dalam
menjadi bentuk Salim, Abdul Muis, juga Tahanan
kecintaan Mansoer Ahmad Dahlan. Tak lama setelah
kepada bangsanya jauh terpilih sebagai Ketua
sebelum kemerdekaan Kiai Dahlan & Umum Muhammadiyah
RI tercapai. Muhammadiyah: pada 1937, Mansoer
Usaha Melumat turut membidani
Selain itu, Mansoer juga Kejumudan Umat terbentuknya Majelis
bergerak bersama Islam A'la Indonesia
Muhammadiyah. Di Muhammadiyah, (MIAI) bersama para
Sepulang dari Mesir, ia Mansoer menapaki pimpinan organisasi
tak langsung ke jenjang karier dengan Islam lainnya, termasuk
Surabaya, melainkan mulus. Dari Ketua Hasyim Asyari dan
menuju Yogyakarta Cabang Wahab Hasboellah dari
untuk menemui Kiai Muhammadiyah Nahdlatul Ulama (NU).
Haji Ahmad Dahlan, Surabaya, Konsul
sang pendiri Muhammadiyah Pada periode yang
Muhammadiyah. Wilayah Jawa Timur, sama pula, Sarekat
hingga terpilih sebagai Islam—yang sejak 1923
Mansoer memang Ketua Umum menjelma menjadi
mengagumi sosok dan Muhammadiyah dalam partai politik—
pemikiran Ahmad kongres di Yogyakarta mengalami perpecahan
Dahlan yang juga pada 1937, seperti setelah wafatnya
pernah belajar di dikutip dari buku Wajah Tjokroaminoto pada
Makkah. Ternyata sang dan Perjuangan 1934. Menurut Slamet
pencerah adalah Pahlawan Muljana
sahabat ayahnya. Nasional (2008) terbitan dalam Kesadaran
Departemen Sosial RI Nasional, dari
“Waktu itu saya datang (hlm. 156). Kolonialisme sampai
kepada beliau dan Kemerdekaan (2008),
memperkenalkan diri. Mansoer beserta Ki lantaran berbeda
Baru saja berkenalan, Bagoes Hadikoesoemo pandangan dengan
hati tertarik, baru saja dan tokoh-tokoh muda orang-orang pusat,
keluar kata lemah lainnya menjadi bagian Mansoer terpaksa
lembut dari hati yang dari gerbong hengkang. Ia kemudian
ikhlas, hati pun tunduk,” pembaharu dalam mendukung Soekiman
kenangnya saat kepengurusan Wirjosandjojo
pertama kali berjumpa Muhammadiyah masa membentuk Partai
dengan Ahmad Dahlan. itu yang didominasi Islam Indonesia (hlm.
generasi tua 160).
Kiprah Mansoer di sepeninggal Ahmad
Sarekat Islam maupun Dahlan yang wafat Pecat-Memecat ala
Muhammadiyah cukup pada 1923. Sarekat Islam
menjanjikan. Di SI, ia
dipercaya sebagai
Memasuki masa
penasihat pengurus
pendudukan Jepang
besar, sejajar dengan
seiring menyerahnya
tokoh-tokoh lainnya
Belanda pada 1942, Namun, tak lama Surabaya bagian utara,
pamor K.H. Mas berselang, Belanda tempat di mana
Mansoer semakin datang lagi dengan Mansoer tinggal. Di
melambung. Ia membonceng Sekutu tengah desingan peluru,
termasuk tokoh dan ingin berkuasa Mansoer tetap bertahan
nasional yang kembali. Mansoer di rumahnya. Kondisi
diperhitungkan pulang ke Surabaya raga yang sakit tidak
pemerintah militer untuk turut berjuang memungkinkannya
Jepang selain mempertahankan untuk melawan secara
Soekarno, Mohammad kemerdekaan di tanah frontal.
Hatta, dan Ki Hadjar kelahirannya, meskipun
Dewantara. Mereka dalam kondisi sakit. Mansoer pun ditangkap
inilah yang kemudian dan dibui di penjara
dijuluki Empat Tanggal 10 November Kalisosok. Di balik terali
Serangkai. 1945, pecah besi, kesehatannya
pertempuran di semakin menurun.
Menjelang kekalahan Surabaya. Bung Tomo Pada 25 April 1946,
Jepang dari Sekutu berperan sebagai tepat hari ini 73 tahun
dalam Perang Asia pengobar semangat lalu, K.H. Mas Mansoer
Timur Raya, K.H. Mas arek-arek Surabaya di mengembuskan napas
Mansoer terpilih medan perang, penghabisan. Sang
sebagai anggota Badan sementara K.H. Mas bapak bangsa, ulama,
Penyelidik Usaha- Mansoer bergerak dari pejuang, sekaligus
usaha Persiapan balik layar dan kerap negarawan ini wafat
Kemerdekaan dikunjungi para pejuang sebelum usianya
Indonesia (BPUPKI). yang hendak meminta memasuki setengah
Hingga akhirnya, nasihat. abad. Pemerintah RI
Soekarno-Hatta atas kemudian
nama bangsa Indonesia Ulah Belanda menetapkannya
menyatakan Memantik Murka sebagai Pahlawan
kemerdekaan RI Rakyat Surabaya Nasional.
tanggal 17 Agustus Hingga suatu hari,
1945. pasukan Sekutu dan
Belanda menyerang

Sumber : https://tirto.id/mas-mansoer-ulama-muhammadiyah-yang-taat-di-jalur-
nasionalisme-cJl1

KH. Mas Mansur, Sapu
Kawat dari Jawa Timur
“Sudah kita pegang kurang lebih empat Wathan
sapu kawat Jawa tahun belajar agama (Kebangkitan Tanah
Timur!” tegas KH di Air) yang bergerak di
Ahmad Dahlan Mesir, Mas Mansur p bidang pendidikan.
kepada murid- ulang ke Surabaya. Tetapi karena
muridnya pasca- Di Tanah Air, Sarekat perbedaan pendapat
pertemuan dengan Islam (SI) di Solo mengenai masalah-
KH Mas Mansur di sedang redup. H.O.S. masalah ijtihad dan
Surabaya pada Tjokroaminoto yang khilafiyah
1920. memegang kendali menyebabkan Mas 
Julukan “sapu SI cabang Surabaya Mansur memutuska
kawat” mengajak Mas Mans n keluar dari Taswir
kepada Mas Mansur  ur bergabung dalam al-Afkar.
masih mengundang organisasi ini. Berbarengan dengan
pertanyaan hingga Selama di Mesir, dia pembentukan Tanbih
kini. Apakah julukan banyak terpengaruh ul Ghafilin, di
tersebut berarti oleh gerakan Pesantren Pabean,
sesuatu yang kuat nasionalisme yang Cantikan, berdiri
(layaknya sapu sedang tumbuh, sebuah perkumpulan
terbuat dari kawat) sehingga tawaran bernama Ihyaus
atau menunjukkan Tjokro diterima Sunnah (S. Edy,
arti sebuah alat dengan senang hati. 1952: 30). Pendirinya
(sapu) yang berasal Bersama Tjokro, Mas  Fakih
dari kampung Mansur membentuk  Hasyim, seorang
Kawatan Tanbihul Ghafilin, ulama dari kota
(tempat Mas Mansur  sebuah organisasi Padang yang
mengajar di tabligh di bawah mengajar di
Nahdlatul Wathan). struktur SI cabang Pesantren Pabean
Yang jelas, pasca- Surabaya (Saleh milik Haji Ali. Dia
pertemuan satu Said, 1952: 6). banyak mengritik
malam tersebut, Tidak hanya tradisi keagamaan di
Ahmad Dahlan bergabung dengan Surabaya yang mulai
menaruh optimis Tjokro, Mas Mansur  menjauh dari dasar-
bahwa berbagung bersama dasar pokoknya.
Muhammadiyah di KH Abdul Wahab Reaksi keras datang
Jawa Timur akan Hasbullah dari kelompok Islam
berkembang pesat membentuk majelis tradisional setelah
lewat Mas Mansur. diskusi Taswir al- Fakih Hasyim giat
Kisah pertemuan dua Afkar  (Cakrawala menyampaikan
tokoh besar ini Pemikiran). Majelis dakwahnya. Pondok
bukan tanpa ini telah mengilhami Pabean dikecam
disengaja. Setelah lahirnya Nahdhah al- karena menjadi
pusat paham baru. Dahlan, ulama muda mengikuti pengajian
Pada saat itulah, Haji tersebut mengajukan Ahmad Dahlan
Ali mendapat kabar pertanyaan. menganggukkan
bahwa di Yogyakarta “Mengingat kepala.
terdapat seorang kerusakan Dialah Mas Mansur.
ulama besar yang masyarakat dan Mula-mula, Ahmad
dianggap mampu kemerosotan derajat Dahlan menginap di
menyelesaikan bangsa, bagaimana sebuah hotel di
persoalan yang cara mengatasi Surabaya, tetapi
tengah dihadapinya. keadaan masyarakat setelah Mas Mansur 
Dialah KH Ahmad yang demikian itu?” mengetahui
Dahlan, pendiri dan “Obatnya tidak lain informasi tersebut,
president ialah ini!” jawab dia lantas
Hoofdbestuur Ahmad Dahlan menawarkan untuk
Muhammadiyah. seraya menunjukkan menginap di
Ahmad Dahlan Alquran kepada para rumahnya.
melakukan hadirin. “Kaji isinya Menurut Mas
kunjungan tablig dengan betul-betul! Mansur, seorang
pertama kali ke Pergunakan segala ulama besar tidak
Surabaya pada 1920 ilmu untuk pantas menginap di
atas undangan Haji mengetahui mukjizat sebuah hotel.
Ali. Pengasuh yang tersimpan di Tawaran menginap
Pesantren Pabean dalamnya. di
dan pengurus “Amalkan! Amalkan! rumah Mas Mansur 
perkumpulan Ihyaus Tidak cukup dengan diterima dengan baik
Sunnah mengundang hanya pandai oleh Ahmad Dahlan
ulama setempat membaca, yang bersama rombongan
untuk mengikuti harus tepat kena Hoofdbestuur
tablig akbar tersebut. pula makhrajnya, dan Muhammadiyah.
Di antara para ulama melagukan dengan Dengan menawarkan
yang diundang suara merdu! menginap di
tampak seorang Pergunakan otak dan rumahnya, Mas Man
ulama muda dengan mata hati untuk sur mendapat
postur tubuh tidak menyelami isi kesempatan waktu
terlalu tinggi. Alquran, niscaya kita lebih banyak untuk
Mengenakan peci tahu rahasia alam, bertukar pikiran
hitam memakai kain yang sengaja dibuat mengenai persoalan-
sarung. Dia untuk manusia, yang persoalan
mengikuti jalannya dititahkan Rabbul keagamaan dan
pengajian dengan ‘Alamin”, terangnya. bagaimana jalan
serius. Di ujung Ulama muda yang mengentaskan
ceramah Ahmad cukup serius kondisi bangsa.
Memang tak banyak dan aktivis dalam sebuah
sumber-sumber yang pergerakan nasional. pengajian yang
merekam proses Dialah tokoh digelar secara rutin
dialog antara Ahmad pertama dari luar malam Selasa
Dahlan Yogyakarta yang (Cursus
dengan Mas Mansur  mendapat amanat Hoofdbestuur
selama menginap di menjabat sebagai Moehammadijah)
rumahnya. Tetapi, president pada 1939. Buah
sebuah sumber Hoofdbestuur pemikiran Mas Mans
sempat Muhammadiyah ur ini kemudian
menyebutkan bahwa pasca diabadikan oleh
pasca menginap di kepemimpinan Haji Majlis Taman
rumah Mas Mansur, Hisyam. Pustaka dalam
Ahmad Dahlan Kiprah Mas Mansur c buku Tafsir Langkah
mengatakan kepada ukup diperhitungkan Muhammadiyah
murid-murinya, dalam pergerakan Tahun 1938–1940.
“Sudah kita pegang nasional, seperti Kini, buah pemikiran
sapu kawat Jawa ketika pembentukan dari tokoh dengan
Timur!” (Junus Partai Islam julukan ”sapu kawat
Salam, 1968: 58). Indonesia (PII), dari Jawa Timur” itu
Julukan ”sapu kawat Majlis Islam A’la masih kokoh
dari Jawa Timur” Indonesia (MIAI), menopang struktur
memang sepadan dan Pusat Tenaga ideologi gerakan
dengan Rakyat (PUTERA). Muhammadiyah,
pribadi Mas Mansur. Di yang pada tahun ini
Selain memiliki Muhammadiyah, Ma telah melewati usia
kepribadian s Mansur pertama 106 tahun.
kuat, Mas Mansur ad kali mencetuskan
alah tokoh pemikir pemikiran ideologis

Sumber : https://alif.id/read/muarif/kh-mas-mansur-sapu-kawat-dari-jawa-timur-
b211136p/

Anda mungkin juga menyukai