Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian SDGs
SDGs adalah suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia dengan
fokus untuk mengakhiri berbagai masalah di dunia seperti masalah kemiskinan, mengurangi
kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs memiliki 17 target tujuan dan 169 target yang
terukur, yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030 (SDG2030Indonesia). SDGs juga berlaku
untuk seluruh negara secara universal sehingga seluruh negara memiliki andil dalam pencapaian
tujuan dan target-target SDGs (SDGs)
.SDGs adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan
kearah pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesejahteraan untuk
mendorong pembangunan sosial, eknomi dan lingkungan hidup. SDGs diberlakukan dengan
prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak aka nada seoran
pun yang terlewatkan “No-one Left Behind”

2. Sasaran SDGs
SDGs berisikan 17 (tujuh belas) tujuan dengan 169 sasaran diharapkan dapat menjawab
ketertinggalan pembangunan negara-negara di seluruh dunia, baik negara maju (konsumsi dan
produksi yang berlebihan, serta ketimpangan) maupun negara-negara bekembang (kemiskinan,
kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan, sanitasi, dan
ketersediaan air minum)

3. Tujuan SDGs

Setidaknya dari beberapa masalah inilah kemudian lahir 17 butir tujuan SDGs,
yakni;

 Melestarikan serta memanfaatkan samudera, lautan juga sumber daya laut yang
bersifat berkelanjutan guna pembangunan yang berkelanjutan.

 Mengambil langkah mendesak guna memerangi perubahan musim atau iklim


serta dampaknya
 Menjamin pola produksi serta pola konsumsi yang bersifat terus menerus
 Menjadikan kota termasuk juga pemukiman manusia yang bersifat inklusif,
berketahanan, aman, dan juga berkelanjutan.
 Mengurangi angka kesenjangan baik di dalam maupun antar negara
 Membangun sarana dan prasarana infrastruktur yang memiliki ketahanan dan
mendorong industrialisasi yang bersifat inklusif serta bersifat terus menerus juga
membina bentuk-bentuk inovasi .
 Mendorong angka pertumbuhan ekonomi  secara terus-menerus, berkelanjutan,
inklusif, just meningkatkan kesempatan kerja penuh juga produktif, termasuk
mendorong pekerjaan yang layak untuk semua orang.
 Menjamin akses energi yang terjamin, terjangkau serta berkelanjutan juga
bersifat modern untuk semua orang.
 Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air termasuk juga sanitasi secara terus
menerus untuk semua orang.
 Menjamin kesetaraan jenis kelamin (gender) dan memberdayakan wanita dan
perempuan.
 Menjamin pendidikan inklusif, berkeadilan juga mendorong kesempatan untuk
belajar bagi semua orang seumur hidup
 Menjamin kehidupan sehat serta  mendorong kesejahteraan  untuk semua
penduduk di dunia di segala usia
 Mengakhiri angka kelaparan serta mencapai ketahanan pangan dilanjutkan
dengan meningkatkan gizi juga mendorong pertanian secara terus menerus
 Mengakhiri kemiskinan dalam bentuk apapun dan di manapun
 Melindungi dan memperbarui juga mendorong penggunaan sumber daya atau
ekosistem daratan yang bersifat berkelanjutan, memanfaatkan atau mengelola
hutan juga dengan cara berkelanjutan, memerangi tindakan penggurunan,
menghentikan serta memulihkan kembali degradasi tanah, dan menghentikan
tindakan kerugian keanekaragaman hayati.
 Mendorong warga masyarakat yang damai juga inklusif guna pembangunan yang
bersifat berkelanjutan, menyediakan semua akses keadilan untuk semua orang,
dan membangun institusi yang besifat efektif, akuntabel termasuk juga inklusif
pada seluruh tingkatan.
 Memperkuat berbagai cara implementasi serta merevitalisasi  kemitraan
global  guna pembangunan yang bersifat berkelanjutan.

4. SDGs di Indonesia
SDGs disahkan pada tanggal 25 September 2015 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dimana ada 193 kepala negara yang hadir untuk menandatangani kesepakatan
pembangunan global. Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, menghadiri peresmian tersebut yang
memiliki prinsip utama Leave No One Behind atau Tidak Meninggalkan Satu Orangpun. Prinsip
ini menekankan akan keterlibatan dari seluruh aktor pembangunan selain Pemerintahan
yakni Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dll (SDGs). Berbeda dengan
MDGs yang dimana Pemerintah menjadi aktor utama dari pembangunan, SDG lebih melibatkan
aktor-aktor pembangunan masyarakat lainnya untuk berkontribusi dalam mengakhiri masalah-
masalah global. Selain kontribusi masyarakat, prinsip Leave No One Behind juga berarti target
pencapaian SDGs harus dapat menjawab permasalahan masyarakat yang tertinggal (SDGs). 17
Tujuan SDGs adalah untuk menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, mencapai kesehatan
yang baik dan kesejahteraan, mencapai pendidikan bermutu, mencapai kesetaraan gender,
mencapai akses air bersih dan sanitasi, mencapai energi bersih dan terjangkau, mencapai pekerjaan
layak dan pertumbuhan ekonomi, mencapai infrastruktur industri dan inovasi, mengurangi
ketimpangan, mencapai kota dan komunitas yang berkelanjutan, mencapai konsumsi dan produksi
yang bertanggungjawab, mencapai penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem laut, menjaga
ekosistem darat, mencapai perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat, dan menjaga
kemitraan untuk mencapai tujuan (SDGs). Semua tujuan ini memiliki 169 target yang terukur
untuk rencana aksi global yang diharapkan berhasil pada tahun 2030. Indonesia pernah dipuji
secara global saat penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) no. 59/2017 tentang pelaksanaan
pencapaian SDGs terbit 2 tahun setelah kesepakatan SDGs.
Namun, pada tahun 2017, International NGO Forum for Indonesia Development (Infid),
memandang bahwa tidak ada kemajuan yang berarti untuk melaksanakan SDGs karena tidak ada
kejelasan mengenai pembentukan tim koordinasi nasional SDGs (Fernandez, 2017). Padahal, tim
koordinasi nasional SDGs dapat membantu untuk menentukan pendekatan-pendekatan Pemerintah
Daerah untuk melaksanakan SDGs dalam rancangan nasionalnya (Fernandez, 2017). Tanpa tim
koordinasi berarti kemungkinan implementasi SDGs pun belum maksimal. Michael Bobby
Hoelman, Senior Adviser dari Infid menyatakan bahwa peringkat Indonesia bila dilihat
dari Sustainable Development Solutions Network (SDSN) menurun dari index urutan ke-98 pada
tahun 2016 menjadi ke-100 dari 157 negara pada tahun 2017 (Sachs et al., 2016, 2017). Secara
perluasan informasi di Indonesia, media Indonesia membutuhkan delapan bulan untuk
menginformasikan mengenai SDGs di berita-berita Indonesia (Irwansyah, 2018). Dengan
lambatnya informasi dari media Indonesia, berarti ada tantangan bagi masyarakat untuk memiliki
informasi mengenai hal ini sehingga prioritas Indonesia menuju SDGs bisa dipertanyakan.
Kebanyakan berita dari media Indonesia juga hanya menyebarkan informasi mengenai acara-acara
atau press release bukan berita untuk menginspirasi atau menargetkan perubahan mental
masyarakat (Irwansyah, 2018).
Menurut World Bank Group (WBG), Indonesia memiliki tantangan yang besar untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dasarnya karena Pemerintah Daerah tidak memiliki kemampuan
teknis dan kelembagaan yang memadai untuk mempersiapkan dan melaksanakan proyek SDGs
seperti anggaran yang terbatas (Asia News Monitor, 2017). Namun, Pemerintah sudah bermitra
dengan WBG dalam perencanaan nasional untuk meningkatkan permukiman kumuh untuk
mendapatkan akses ke infrastruktur dan layanan perkotaan, serta program perumahan yang
terjangkau, menggunakan modal publik dan swasta untuk menyediakan perumahan bagi lebih dari
2 juta orang Indonesia (Asia News Monitor, 2017). Program Pemerintah mengenai SDGs lainnya
juga mencakup pasokan air perkotaan, sanitasi perkotaan, dan pengelolaan limbah padat perkotaan
yang merupakan layanan dasar yang penting untuk mengimplementasikan SDGs di Indonesia
(Asia News Monitor). Untuk mencapai SDGs mengenai lingkungan, Pemerintah sudah
memanfaatkan Geopark or SDGs (Kominfo, 2018). (Kata taman bumi untuk “konservasi, edukasi,
dan pengembangan ekonomi lokal” yang adalah indikator-indikator SDGs (Kominfo, 2018). Dara
140 geopark yang masuk dalam jaring UNESCO Global Geopark, 4 darinya ada di Indonesia
(Kominfo, 2018)
Pada tahun 2019, SDGs Report menunjukkan bahwa Indonesia berada pada indeks ke-102
dari 162 negara dalam pengimplementasian SDGs (Sasch et al., 2019). Dari 17 Tujuan SDGs,
Indonesia berhasil untuk menjaga dan menaikkan 3 Tujuan yaitu dalam menghapus kemiskinan,
mencapai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, dan penanganan perubahan iklim (Sasch et
al., 2019). 8 Tujuan berhasil membaik, sedangkan 6 Tujuan stagnan dan bahkan menurun; dua
antaranya yaitu menurunkan ketimpangan dan mencapai konsumsi dan produksi yang
bertanggungjawab tidak tersedia datanya (Sasch et al., 2019). Secara nilai global index, Indonesia
memiliki nilai 64.2 yang adalah nilai rata-rata yang cukup baik secara rata-rata (Sasch et al., 2019).
Dimulai dengan nilai index 54.4 pada tahun 2016 lalu menjadi 64.2 hanya dalam 3 tahun
merupakan sesuatu peningkatan yang baik (SDGs). Keberhasilan implementasi SDGs bergantung
terhadap Pemerintah Daerah karena pelaksanaan dari keputusan Pemerintah Pusat dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah. Kesuksesan pelaksanaan SDGs di daerah bergantung pada 3 faktor yaitu
adanya komitmen politik tinggi di secara lokal, hadirnya birokrasi di tingkat lokal untuk
menerjemahkan dan mengoperasionalkan SDGs, dan yang terakhir adalah keberadaan CSO yang
kuat (SDGs). Salah satu daerah yang sukses menjadi contoh implementasi SDGs adalah Provinsi
Jawa Tengah dimana Pemerintah Daerahnya menyusun rencana aksi daerah yang menurunkan
angka kematian ibu (CNN Indonesia, 2018). Turunnya angka kematian ibu di Jawa Tengah yang
menjadi salah satu tolak ukur SDGs menurun menjadi 88,58 per 100 ribu kelahiran di tahun 2017
dari 118,62 per 100 ribu kelahiran di tahun 2013 sehingga berada dibawah target SDGs pada target
90 per 100 ribu kelahiran hidup (CNN Indonesia, 2018). SDGs yang fokus terhadap kemiskinan,
kesenjangan, dan lingkungan di Indonesia harus dihiasi dengan program-program sosialisasi
bahwa hal-hal ini menjadi tanggung jawab bersama.
Pemerintah harus terus meningkatkan rancangan nasional yang fokus terhadap SDGs
dengan bekerja sama dengan erat dengan Pemerintah Daerah untuk rancangan daerah yang tepat
dan juga para mitra CSO untuk membantu Pemerintah secara pendanaan dan pelaksanaan.
Indonesia berada dalam jalur yang tepat dalam jalur Indonesia menuju SDG. Masih ada 11 tahun,
8 tujuan stagnan, dan 1 Indonesia bekerjasama untuk dunia yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai