Anda di halaman 1dari 11

Nama : Tia Tahnia

Kelas: IIA Kebidanan

Nim: P031915401035

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Deskripsi Kehamilan dan Abortus Dalam Kebidanan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan
dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung dimulai pada saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan.
(Prawirohardjo, 2018). Pada saat kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu
wanita yang sedang hamil perlu mendapatkan makanan yang bergizi dan dalam keadaan yang
sehat. Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
sebagai pertumbuhan dan perkembangan janin. Oleh karena itu, jika seorang wanita kekurangan
gizi pada saat hamil akan mempengaruhi perkembangan janin sehingga janin tidak dapat
berkembang dengan baik. (Rismalinda, 2015).
Gizi pada wanita hamil haruslah seimbang bila tidak ibu akan mengalami beberapa penyakit
yang sering di alami pada wanita hamil seperti Anemia, Hipertensi, hipotensi, diabetes militus
bila tidak di cegah mulai dari kehamilan efeknya akan beresiko pada saat persalinan yang akan
menyebabkan angka kematian ibu dan bayi menjadi meningkat. (Rismalinda, 2015). Menurut
definisi WHO (world Health Organizatiom) kematian maternal ialah kematian seorang wanita
hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebeb apapun, terlepas dari
tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Angka kematian
maternal adalah angka jumlah kematian maternal di perhitungkan terhadap1.000 atau 100.000
kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2012).
Keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan ibu salah satunya adalah menurunkan angka
kematian ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan, dan
nifas yang di sebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas taupun pengelolaan, bukan karena
sebab- sebab lain seperti kecelakan di setiap 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Indonesi, 2017). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, angka
kematian ibu (AKI) mengalami penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2012, dan 309 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Sedangkan Angka Kematian Bayi
(AKB) hasil SDKI 2017 menunjukan penurunan yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 24
per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sidah mencapai target MDGs 2015 sebesar 23 per 1.000
per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017). Sedangkan target SDGs pada 2030
mengurangi anhka kematian ibu sehingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,
2017 dan Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Menurut data profil kesehatan Provinsi Riau tahun 2019 jumlah kematian ibu tahun 2019
meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 125 kematian ibu, dengan rincian kematian
ibu hamil sebanyak 31. (Profil Kesehatan Provinsi Riau 2019). Pada proses kehamilan ibu
sering mengalami keluhan dan masalah salah satunya adalah konstipasi atau sembelit. Secara
global pada tahun 2015 di perkirakan 11-38% wanita hamil trimester II mengalami konstipasi.
Di Indonesia lebih dari 2,5 juta penduduk mempunyai keluhan sering konstipasi, sehingga
prevelensinya mencapai 2% penderita berkunjung ke dokter setiap tahunnya. Kasus konstipasi
yang di derita ibu hamil sekitar 4-30% ternyata wanita hamil mengeluh kesulitan buang air
besar.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan akibat faktor tertentu atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan (Yulaikha

Lily, 2015). Abortus adalah terancamnya atau keluarnya buah kehamilan baik sebagian
ataupun keseluruhan pada umur kehamilan lewat dari 20 minggu. Kematian janin dalam rahim
disebut Intra Uterine Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih
dari 20 minggu atau pada trimester kedua atau yang beratnya 500 gram. Jika terjadi pada
trimester pertama disebut keguguran atau abortus (Setiawati, 2013).

Menurut Cunningham, dkk (2013), abortus adalah persalinan kurang bulan sebelum usia
janin dimungkinkan untuk hidup, dan dalam hal ini kata ini bersinonim dengan keguguran.
Abortus juga
berarti induksi penghentian kehamilan untuk menghancurkan janin. Meskipun dalam konteks
medis kedua kata tersebut dapat dipertukarkan, pemakaian kata abortus oleh orang awam
mengisyaratkan penghentian kehamilan secara sengaja. Karena itu, banyak orang cenderung
memakai kata abortus untuk menunjukkan kematian janin spontan sebelum janin dapat hidup.

Abortus dapat dibagi atas dua golongan (Mochtar, 2013), Abortus Spontan dan abortus
buatan.

Adalah abortus yang tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata
disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Gejala abortus spontan adalah kram dan pengeluaran
darah dari jalan lahir. Kram dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi sangat ringan, sedang,
atau bahkan berat. Tidak ada pola tertentu untuk berapa lama gejala akan berlangsung. Selain itu
gejala yang menyertai abortus spontan yaitu nyeri perut bagian bawah, nyeri pada punggung,
pembukaan leher rahim dan pengeluaran janin dari dalam rahim.

Abortus spontan dapat diklasifikasikan secara klinis melalui beberapa cara.


Subkelompok-subkelompok yang sering digunakan adalah abortus mengancam (iminens), tak
terelakkan (inevitable, insipiens), inkomplet, dan missed abortion. Abortus septic adalah kondisi
jika produk konsepsi dan uterus terinfeksi. Yang terakhir, abortus berulang atau recurrent
pregnancy lossa adalah kegagalan dini kehamilan yang berurutan (Cunningham, dkk., 2013).
Abortus Imminens adalah abortus mengancam. Abortus belum terjadi sehingga kehamilan dapat
dipertahankan dengan cara: tirah baring, gunakan preparat progesterone, tidak berhubungan
badan, evaluasi secara berkala dengan USG untuk melihat

perkembangan janin (Mochtar, 2013).

Diagnosis abortus imminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan pervaginam pada
umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada
keluhan sama sekali kecuali perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih tertutup, besarnya
uterus masih sesuai dengan umur kehamilan, dan test kehamilan urine masih positif (Saifuddin,
2010). Abortus iminens dapat disertai nyeri akibat kram pada abdomen bawah atau nyeri pada
punggung bawah, tetapi bisa juga tidak. Kemungkinan kelanjutan kehamilan menjadi buruk, jika
seorang wanita mengalamim kombinasi perdarahan dan nyeri (Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor,
C.L., 2011).
Abortus Insipiens Adalah proses abortus yang sedang berlangsung. Ditandai dengan
adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
Ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi (Mochtar,
2013). Penanganan abortus membakat meliputi pada usia kehamilan kurang dari 14 minggu,
dapat segera dilakukan kuretase, sehingga hasil konsepsi seluruhnya dapat dikeluarkan
(Manuaba, 2012).

Abortus Inkompletes (Abortus Bersisa) Abortus tidak lengkap (abortus inkompletes)


ditandai

dengan dikeluarkannya sebagaian hasil konsepsi dari uterus, sehingga sisanya memberikan
gejala klinis (Manuaba, 2012). Menurut Mochtar (2013) hanya sebagian dari hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Sebagian jaringan hasil konsepsi
masih tertinggal di dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih
terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum.
Perdarahan biasanya masih terjadi dengan jumlah yang banyak maupun sedikit bergantung pada
jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian tempat pelekatan plasenta masih terbuka
sehingga perdarahan berjalan terus (Saifuddin, 2010). 4) Abortus Komplit (Abortus Lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi sudah dikeluarkan (desidua dari fetus), sehingga rongga rahim
kosong (Mochtar, 2013). Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, ostium uteri telah menutup,
uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besarnya uterus tidak sesuai dengan umur
kehamilan. Pemeriksaan USG tidak perlu dilakukan bila pemeriksaan secara klinis sudah
memadai (Saifuddin, 2010).

Missed Abortion Adalah keadaan dimana janin telah mati dan masih berada dalam rahim
(Mochtar, 2013). Abortus tipe ini janin telah meninggal, tetapi hasil konsepsi masih ada di dalam
rahim selama beberapa jangka waktu yang lebih panjang (dua minggu atau lebih) (Varney, H.,
Kriebs, J.M., Gegor, C.I., 2011). Penderita missed abortion biasanya tidak merasakan keluhan
kecuali merasakan ertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang diharapkan (Saifuddin, 2010).

Abortus Septik, Menurut Saifuddin (2010) abortus septik ialah abortus yang disertai
penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum (septikimia atau peritonitis).
Kejadian ini merupakan salah satu komplikasi tindakan abortus yang paling sering terjadi apalagi
bila dilakukan kurang memperhatikan tingkat kesterilan. Abortus Habitualis Menurut
Cunningham, dkk (2013) disebut sebagai abortus spontan berulang dan abortus berulang
(recurrent spontaneous abortion dan recurrent pregnancy loss-abortus habitualis). Abortus
habitualis adalah istilah yang diberikan ketika seorang wanita mengalami abortus spontan
sebanyak tiga kali atau lebih secara berurutan (Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.I., 2011).

Istilah-Istilah Kebidanan

1. Menarce menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10 – 16 tahun atau
pada masa awal remaja
2. Menorrhagia  adalah  perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari
80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan
darah sewaktu haid
3. Metrorrhagia  adalah  suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid
dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit
4. Vaginitis adalah  adanya radang pada introitus vagina yang ditandai dengan leukore, rasa
gatal, merah dan bengkak
5. Mastalgia  adalah  rasa nyeri dan pembesaran mamma yang merupakan gejala sebelum
tiba
6. Oligomenorea  adalah  Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid
memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama
7. Amenorea  adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut
normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause
8. Polimenorea  adalah siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21
hari) dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak
dari biasanya
9. Dysmenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi
10. Mittelschmerz adalah rasa nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus
haid atau pada masa ovulasi
11. Klitorimegali adalah gejala interseksualitas, karena klitoris membesar sehingga
menyerupai penis
12. Slinger pain adalah nyeri goyang serviks, palpasi perut terasa tegang dan pemeriksaan
dalam sangat nyeri, terutama bila porsio digerakkan akan terasa nyeri
13. Chadwick sign  adalah hipervaskularisasi yang menyebabkan perubahan warna servik,
vagina dan vulva yang kebiruan warna pada 6-8 minggu
14. Pap’s test  adalah pap’s smear, pemeriksaan sitologik epitel porsio serviks uteri untuk
deteksi dini adanya kelainan praganas pada porsio serviks uteri pemeriksaan usapan
mulut rahim untuk melihat sel-sel mulut rahim (serviks) di bawah mikroskop
15. IVA adalah inspeksi visual dengan asam acetat, metode untuk mendeteksi dini kanker
leher rahim yang murah meriah menggunakan asam asetat 3-5% dan tergolong sederhana
serta memiliki keakuratan 90%
16. Kolposkopi adalah pemeriksaan permukaan epitel serviks dan vagina dengan
menggunakan alat mikroskop berkekuatan lemah dan cahaya yang sangat terang, alat
tersebut dinamakan kolposkop
17. Histeroskopi adalah endoskopi untuk memeriksa rongga uterus seperti kanalis servikalis,
kavum uteri serta ostium tuba uteri kiri dan kanan
18. Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat rongga peritoneum
19. Ligasi tuba adalah sterilisasi permanen dengan pembedahan yang memotong dan
mengikat atau penyumbatan tuba (saluran telur dari ovarium ke rahim)
20. Hidrotubasi adalah salin sonografi, suatu tindakan medis menggunakan alat khusus yang
bertujuan untuk memasukkan obat langsung ke rongga rahim dan saluran telur yang
diperkirakan mengalami gangguan akibat infeksi atau peradangan, dengan tindakan
tersebut diharapkan gangguan pada saluran telur dapat teratasi
21. Histerosalfingografi adalah pemeriksaan untuk mengetahui bentuk dari kavum uteri,
bentuk dari liang tuba dan kalau ada sumbatan, tempat sumbatan tampak jelas
22. Deteksi ovulasi adalah bagian integral pemeriksaan infertilitas karena kehamilan tidak
mungkin terjadi tanpa ovulasi
23. Ovulasi adalah proses pecahnya folikel de Graaf disertai suhu basal yang meningkat
0,5OC per rektal dan disertai lendir serviks, terlepasnya sel telur masak dari folikel,
biasanya terjadi antara hari ke-9 dengan ke-17 sesudah permulaan haid
24. Uji muscus serviks adalah metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi
dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan
optimal getah serviks dalam menerima sperma
25. Uji paska senggama adalah Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati
serviks ( 6 jam pasca coital ).
26. Dyspareunia adalah  nyeri pada waktu berhubungan seksual yang disebabkan oleh
kelainan organik atau faktor psikologi
27. Douglas punksi adalah membuat lubang menembus forniks posterior vagina sampai
menembus ke kavum douglas
28. Ovum pick-up adalah panen (pengambilan) folikel yang matang yang diharapkan 
terdapat sel telur (ovum) pada folikel tersebut setelah dilakukan proses sebelumnya
sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya sel telur sesudah dilakukan pengambilan dan
pemrosesan dilabarotorium (invitro)
29. Marsupialisasi adalah pilihan terapi apabila setelah penggunaan kateter word terjadi
rekurensi atau tidak ada kateter word
30. Swab vagina adalah pemakaian segumpal kapas untuk mengangkat cairan vagina
kemudian diusapkan pada kaca objek untuk diperiksa secara mikroskopis
31. Leukorea adalah keputihan. Rabas berbau dan berwarna putih; nama gejala yang
diberikan pada cairan yang dikeluarkan dari alat genital yang tidak berupa darah
32. Hymenoplasty adalah operasi memperbaiki himen
33. Vaginoplasty adalah operasi plastik untuk memperbaiki bentuk atau vagina
34. Kolforafi adalah tindakan penjahitan liang senggama melalui pembedahan, tindakan
mengangkat sebagian besar selaput lendir dinding vagina, kemudian pinggir-pinggir luka
operasi ditautkan, dilakukan apabila rahim atau vagina turun
35. Histerektomi adalah pengeluaran isi rahim melalui pembedahan
36. Salfingektomi adalah eksisi tuba uterina
37. Ooforektomi adalah mengeluarkan indung telur melalui pembedahan atau tindakan
menghancurkan indung telur
38. Ovarian reserve  adalah cadangan sel telur pada ovarium
39. FSH (Follicle Stimulating Hormone) adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis untuk
merangsang pertumbuhan folikel di ovarium, merupakan glikoprotein dengan berat
molekul 34.000 delton dan terdiri dari rantai alfa 92 asam amino, sedangkan rantai beta
118 asam amino
40. LH (Luteinezing Hormon) adalah glikoprotein dengan berat molekul 28.000 delton dan
terdiri pula dari dua lantai
41. Estradiol  adalah  estrongen yang paling kuat pada manusia
42. Galaktorea  adalah   keluarnya air susu ibu spontan dan banyak, diluar masa laktasi,
waktu hamil atau tidak hamil
43. Hirsutisme  adalah  keadaan dengan pertumbuhan rambut yang berlebihan pada kulit di
tempat biasa seperti kepala dan ekstremitas
44. Molimina mensrualia  adalah  sakit perut bawah pada saat haid
45. Hematokolpos  adalah  timbunan darah haid dalam vagina karena himen tertutup;
pengumpulan darah atau getah menstruasi didalam vagina terjadi apabila liang senggama
tertutup selaput darah (hymen) yang belum tembus, tidak berlubang atau tertutup oleh
parut luka
46. Hematometra  adalah  timbunan darah haid dalam vagina karena himen tertutup,
genangan darah atau getah menstruasi dalam rongga rahim karena terhalang keluar
melalui leher dan mulut rahim
47. Pyosalphinx  adalah  timbunan nanah pada tuba falopii
48. Kryptomenorea  adalah darah haid tidak dapat keluar karena tertutupnya traktus
genetalis.
49. Auskultasi : pemeriksaan dengan cara mendengar.contohnya pemeriksaan denyut jantung
janin.
50. Palpasi : Pemeriksaan dengan cara meraba.contohnya memeriksa letak kepala dan
bokong janin.
51. inspeksi : Pemeriksaan dengan cara melihat.Contohnya memeriksa konjungtifa,pucat
atau tidak.
52. Eklamsi : Keracunan pada kehamilan.
53. Antenatal care :asuhan kebidanan pada masa kehamilan.
54. Amniotomi : pemecahan ketuban.
55. Gemeli : kembar.
56. Episiotomi : Merobek atau menggunting antara anus dan vagina “perinium”.
57. Perkusi : pemeriksaan dengan cara diketuk.
58. Postnatal care : asuhan kebidanan pasca persalinan.
59. Kelahiran
Kelahiran adalah ekspulsi atau ekstraksi lengkap seorang janin dari ibu tanpa
memperhatikan apakah tali pusatnya telah terpotong atau plasentanya masih
berhubungan. Berat badan lahir adalah sama atau lebih 500 gram, panjang badan lahir
adalah sama atau lebih 25 cm, dan usia kehamilan sama atau lebih 20 minggu.
60. Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah jumlah kelahiran per 1000 penduduk.
61. Angka Fertilitas
Angka fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup per 1000 populasi wanita usia 15-44
tahun.
62. Kelahiran Hidup
Tanda utama kelahiran hidup adalah neonatus dapat bernapas. Tanda-tanda kehidupan
lainnya meliputi denyut jantung dan gerakan spontan yang jelas dari otot volunter.
63. Lahir Mati (Still Birth)
Lahir mati ditandai oleh tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan pada saat atau setelah
kelahiran.
64. Kematian Neonatal
Kematian neonatal terdiri atas kematian neonatal dini dan kematian neonatal lanjut.
Kematian neonatal dini adalah kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam 7 hari
setelah kelahiran. Kematian neonatal lanjut adalah kematian seorang bayi yang dilahirkan
hidup lebih 7 hari sampai kurang 29 hari.
65. Angka Lahir Mati
Angka lahir mati adalah jumlah bayi yang dilahirkan mati per 1000 bayi yang lahir.
66. Angka Kematian Neonatal
Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup.
67. Angka Kematian Perinatal
Angka kematian perinatal adalah jumlah bayi lahir mati ditambah kematian neonatal per
1000 kelahiran total.
68. Berat Badan Lahir Rendah
Berat badan lahir rendah adalah berat badan lahir kurang 2500 gram.
69. Bayi Cukup Bulan
Bayi cukup bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan 37-42 minggu atau
260-294 hari.
70. Bayi Kurang Bulan (Prematur)
Bayi kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang 37 minggu.
71. Bayi Lewat Bulan
Bayi lewat bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan lebih 42 minggu.
72. Abortus
Abortus adalah pengambilan atau pengeluaran janin atau embrio dari uterus selama paruh
pertama masa kehamilan (20 minggu atau kurang) atau berat badan lahir kurang 500
gram atau panjang badan lahir 25 cm atau kurang.
73. Kematian Ibu Langsung
Kematian ibu langsung disebabkan komplikasi obstetri dari kehamilan, persalinan atau
puerperium dan akibat intervensi, kelahiran, dan terapi tidak tepat.
74. Kematian Ibu Tak Langsung
Kematian ibu tak langsung disebabkan oleh penyakit yang timbul selama kehamilan,
persalinan atau puerperium dan diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap
kehamilan. Misalnya kematian ibu karena komplikasi stenosis mitral.
75. Kematian Non Maternal
Kematian non maternal disebabkan oleh kecelakaan atau faktor kebetulan yang sama
sekali tidak berhubungan dengan kehamilan.
76. Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat proses reproduktif per 100.000
kelahiran hidup.
Sebab-sebab umum kematian ibu yaitu :
1. Perdarahan
2. Hipertensi
3. Infeksi
77. Perdarahan
Perdarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas perdarahan post partum,
perdarahan berkaitan abortus, perdarahan akibat kehamilan ektopik, perdarahan akibat
lokasi plasenta abnormal atau ablasio plasenta (plasenta previa dan absupsio plasenta),
dan perdarahan karena ruptur uteri.
78. Hipertensi
Hipertensi yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas hipertensi yang diinduksi
kehamilan dan hipertensi yang diperberat kehamilan. Hipertensi umumnya disertai edema
dan proteinuria (pre eklamsia). Pada kasus berat disertai oleh kejang-kejang dan koma
(eklamsia).
79. Infeksi
Infeksi nifas atau infeksi panggul post partum biasanya dimulai oleh infeksi uterus atau
parametrium tetapi kadang-kadang meluas dan menyebabkan peritonitis, tromboflebitis
dan bakteriemia.
Alasan menurunnya angka kematian ibu :
- Transfusi darah
- Anti mikroba
- Pemeliharaan cairan elektrolit, keseimbanngan asam-basa pada komplikasi-
komplikasi serius kehamilan dan persalinan.

Kematian reproduktif adalah kematian akibat kehamilan dan penggunaan teknik-teknik


untuk mencegah kehamilan (teknik kontrasepsi).
80. Kematian Perinatal
Kematian neonatus yang terbanyak adalah :
1. Berat badan lahir rendah
2. Cedera susunan saraf pusat akibat hipoksia in utero dan cedera traumatik
selama persalinan dan kelahiran
3. Malformasi kongenital

Anda mungkin juga menyukai