Spesifikasi
Teknis
Rehabilitasi Fasilitas Sisi Laut Pelabuhan Laut
Tanjung Batu
1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Studi Detailed Engineering Design (DED) Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu, Provinsi Kep. Bangka Belitung
merupakan Program Pembangunan Transportasi Laut yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral
Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan dikerjakan oleh konsultan yang
telah disetujui melalui mekanisme dan regulasi yang berlaku.
Pekerjaan ini dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Republik Indonesia tahun
anggaran 2018.
Lembaga eksekutor pekerjaan ini adalah Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan,
Republik Indonesia.
Ucapan partisipasi dan terimakasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi terhadap
pelaksanaan kegiatan serta penyusunan laporan ini, khususnya Direktorat Jendral Perhubungan Laut,
Kementerian Perhubungan, Republik Indonesia.
i
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
KATA PENGANTAR
Memenuhi Surat Perjanjian Kerja antara Satker Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut, Direktorat Kepelabuhanan Pusat dengan PT. DITORI GEOKARYA TEKNIK
dalam mengerjakan Pekerjaan Studi Detailed Engineering Design Pelabuhan Tanjung Batu,
Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung, sesuai dengan Surat Perjanjian (Kontrak) Nomor:
08/PFKP/KONTRAK/DED-TANJUNG BATU/II/2018 tanggal 19 Februari 2018, bersama ini kami
sampaikan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat.
Demikian dokumen ini disusun dan kepada semua pihak yang memberikan bantuan, atas
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
KOCKO KOSWARA
Direktur Utama
ii
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
2.12 Pasal 13 : Survei dan Pengukuran Serta Pemasangan Tanda-tanda ................................ 2-6
iii
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
2.16 Pasal 17 : Pembuatan Shop Drawing dan As-Built Drawing ............................................... 2-8
2.17.4 Pekerjaan Penggantian dan Perbaikan Elemen Beton Trestel ( 636 x 7) m² .............. 2-9
2.17.5 Pekerjaan Perbaikan Dermaga Segmen 1 dan 2 (90 X 21) m 2 ................................. 2-10
2.17.6 Pekerjaan Perbaikan Dermaga Segmen 3, 4, dan 5 (119 X 21) m 2 .......................... 2-10
2.21 Pasal 22 : Standar yang Digunakan dan Pengujian Hasil Pekerjaan ................................ 2-11
iv
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
v
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
vi
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1 Layout Tampak Birdview dari Fasilitas Luat Pelabuhan Tanjung Batu ........................... 1-1
Gambar 1-2 Segmentasi Trestel dan Dermaga Pelabuhan Tanjung Batu .......................................... 1-2
Gambar 1-3 Titik Pengamatan Arus .................................................................................................... 1-8
Gambar 1-4 MV. CSC Ronghai pada Tahun 2011 (6550 GT)........................................................... 1-11
Gambar 1-5 Ilustrasi Karakteristik Kapal untuk Perhitungan Eksisting ............................................. 1-12
Gambar 1-6 Peta Digital Elevation Model Hasil Pemetaan ............................................................... 1-13
Gambar 1-7 Peta Hasil Pemetaan Topografi dan Batimetri .............................................................. 1-14
Gambar 4-1 Detail Sambungan Tiang Pancang untuk Tiang Pancang Trestel Diameter 711mm dengan
Tebal 14 mm dan Panjang 37 m ........................................................................................................ 4-12
Gambar 7-1 Detail Fender Tipe Supercone Fender 1000 yang Digunakan ........................................ 7-2
Gambar 8-1 Detail Bollard Kapasitas 25 Ton yang Digunakan ........................................................... 8-1
Gambar 8-2 Lokasi Pemasangan Lampu pada Struktur Trestel ......................................................... 8-2
Gambar 8-3 Detail Dilatasi pada Struktur ........................................................................................... 8-3
Gambar 9-1 Pemasangan Composite Wrapping pada Tiang Pancang di Dermaga ........................... 9-1
Gambar 9-2 Pemasangan Underwater Resin pada Composite Wrapping .......................................... 9-3
Gambar 9-3 Pemasangan Wrapping FRP pada Composite Wrapping ............................................... 9-4
Gambar 9-4 Konsep aplikasi pada bagian Soffit (Tampak Atas ) ....................................................... 9-4
vii
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
DAFTAR TABEL
viii
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. BAB 1:
GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK
Gambar berikut menunjukan layout dari fasilitas laut pada Pelabuhan Tanjung Batu.
Gambar 1-1 Layout Tampak Birdview dari Fasilitas Luat Pelabuhan Tanjung Batu
1-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Data Teknis Pelabuhan Tanjung Batu dapat dilihat pada tabel berikut.
1-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
2 Fasilitas Pelabuhan
a. Dermaga
- Panjang 209 m Masih cukup baik, hanya
- Lebar 21 m saja lantai dermaga
- Kedalaman 7 - 8 m pada saat kondisi mengalami kerusakan di
LWS beberapa bagian
b. Trestel
- Panjang 636 m Lantai trestel mengalami
- Lebar 7-8 m kerusakan cukup parah
- Jumlah Tiang Pancang -
3 Alur Pelabuhan
a. Panjang -
b. Kedalaman
1-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
4 Kolam Pelabuhan
a. Luas -
b. Kedalaman
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kondisi Pelabuhan Tanjung Batu untuk
beberapa kelompok barang pelabuhan dalam kondisi kurang baik baik hingga terdapat beberapa
yang mengalami rusak parah. Sehingga perlunya pengecekan lebih lanjut mengenai kondisi
Pelabuhan Tanjung Batu kedepannya, terutama fasilitas sisi air, yakni pada lantai trestel dan
dermaga.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari survei dan pengamatan di lapangan tersebut, akan
dilakukan beberapa perbaikan yang akan dilakukan, diantaranya meliputi:
Titik kontrol pemetaan atau Benchmark (BM) di buat sebagai titik referensi koordinat, titik ikat
sistem koordinat, titik ikat elevasi, dan sebagai kerangka pemetaan. Untuk kegiatan lebih lanjut,
BM dapat digunakan sebagai acuan posisi dalam kegiatan rekonstruksi dan monitoring.
Titik kontrol pemetaan yang digunakan adalah titik kontrol pemetaan yang digunakan pada
pekerjaan sebelumnya, yaitu BM2 dengan nilai yang diukur kembali menggunakan pengamatan
GNSS. Selain itu juga kami membuat titik kontrol (BM) baru berupa BM3 di lokasi pekerjaan.
Pembuatan satu buah BM tambahan dilakukan agar dapat menghitung azimut awal untuk
pemetaan. Formulir deskripsi BM tercantum dalam Lampiran dan berikut adalah gambaran
spesifikasi fisik BM3 dan kenampakan fisik BM di lapangan:
1-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Berikut adalah koordinat geodetic WGS 1984 hasil pengamatan GNSS yang telah dilakukan
serta tingkat ketelitiannya:
BM2
Lintang 2° 53' 48,924" LS Std.Dev. 0,0002 m
Bujur 107° 33' 6,680" BT Std.Dev. 0,0004 m
Tinggi (ellipsoid) 28,4349 m Std.Dev. 0,0005 m
BM3
Lintang 2° 53' 47,981" LS Std.Dev. 0,0255 m
Bujur 107° 33' 4,521" BT Std.Dev. 0,0336 m
Tinggi (ellipsoid) 27,7190 m Std.Dev. 0,0705 m
1-5
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pengamatan pasang surut air laut yang dilakukan selama 29 hari dimulai dari tanggal 9 Maret
sampai 6 April 2018 di bangunan yang menempel pada trestle pelabuhan Tanjungbatu dengan
koordinat dan lokasi stasiun pasut dalam UTM zona 48 S sebagai berikut.
X : 783368,06 mE
Y : 9680481,87 mN
Dari hasil pengamatan selama 29 hari umumnya terjadi satu kali surut dan satu kali pasang
dalam sehari, dengan waktu pasang umumnya terjadi pada tengah malam sampai pagi dan
waktu surut terjadi pada siang hari sampai sore hari.
Berikut adalah beberapa elevasi penting setelah datumnya dikonversi ke dalam LWS.
1-6
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Kegiatan pengikatan nilai elevasi muka air terhadap BM atau leveling yang dilakukan terhadap
BM3 memberikan nilai elevasi BM3 terhadap LWS hasil pengolahan data pengamatan pasang
surut. Sehingga dapat diketahui nilai selisih antara elevasi elipsoid terhadap LWS atau elevasi
penting lainnya hasil pengolahan data pengamatan pasang surut. Hal ini dapat dijadikan sebagai
acuan bilamana BM3 atau patokan nilai elevasi yang lainnya hilang, karena nilai LWS yang
bersifat lokal sudah diikatkan atau dikonversi ke dalam sistem geodetik terhadap elipsoid yang
merrupakan sistem global. Berikut adalah gambaran posisi BM terhadap beberapa bidang acuan
vertikal.
Maka berdasarkan hasil pengolahan data pengamatan pasang surut air laut di kawasan
Pelabuhan Tanjung Batu menggunakan metode least square dan admiralty, didapatkan nilai
bilangan Formzal (F) > 3,0. Sehingga tipe pasang surut di Pelabuhan Tanjung Batu termasuk
pada tipe pasang surut Diurnal, artinya pada umumnya dalam 1 hari terjadi 1 kali air pasang dan
1 kali air surut dengan ketinggian dan periode yang berbeda.
Pengukurabn arus yang dilakukan menggunakan metode Lagrangian dengan alat berupa
Drifter. Pengukuran arus yang dilakukan terbagi menjadi dua kala, yaitu pada saat Spring tide
dan pada saat Neap tide di dua titik berbeda selama 25 jam dalam satu kala dengan interval
pengukuran setiap 3 jam. Alat yang digunakan adalah Drifter, yaitu alat yang dibuat sedemikian
rupa agar bergerak mengikuti arah dan sesuai dengan kecepatan arus. Alat tersebut dilengkapi
dengan pelampung, pemberat, dan GPS (tracking). Berikut adalah gambaran lokasi dari titik
pengukuran arus.
1-7
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
ARUS1
ARUS2
Titik Arus1 memiliki kedalaman sekitar 15m dari permukaan dan titik Arus2 memiliki kedalaman
sekitar 4m dari permukaan. Pengukuran untuk kondisi spring tide dilakukan pada tanggal 15 - 16
Maret dan pengukuran pada kondisi neap tide dilakukan pada tanggal 22 – 23 Maret.
Berikut adalah perbandingan grafik arus dan diagram arus dalam bentuk currentrose untuk
masing-masing titik dan kondisi.
Pertama adalah hasil pengolahan data pengukuran arus di titik Arus1 pada saat Spring
Tide dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,269 m/s, kecepatan arus maksimal
mencapai 0,570 m/s yang terjadi pada sekitar jam 10 pagi, dan kecepatan arus minimal
mencapai 0,060 m/s yang terjadi pada sekitar jam 10 malam dengan arah arus
cenderung ke arah barat daya. Berikut adalah grafik dan diagram arus titik Arus1 pada
saat Spring.
1-8
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Kedua adalah hasil pengolahan data pengukuran arus di titik Arus2 pada saat Spring
Tide dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,126 m/s, kecepatan arus maksimal
mencapai 0,279 m/s yang terjadi pada sekitar jam 19 malam, dan kecepatan arus
minimal mencapai 0,002 m/s yang terjadi pada sekitar jam 7 pagi, dengan arah arus
dominan ke arah barat daya. Berikut adalah grafik dan diagram arusnya.
Ketiga adalah hasil pengolahan data pengukuran arus di titik Arus1 pada saat Neap
Tide dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,395 m/s, kecepatan arus maksimal
mencapai 0,560 m/s yang terjadi pada sekitar jam 22 malam, dan kecepatan arus
minimal mencapai 0,221 m/s yang terjadi pada sekitar jam 7 pagi, dengan arah arus
cenderung ke arah barat daya. Berikut adalah grafik dan diagram arusnya.
Terakhir adalah hasil pengolahan data pengukuran arus di titik Arus2 pada saat Neap
Tide dengan rata-rata kecepatan arus sebesar 0,163 m/s, kecepatan arus maksimal
mencapai 0,267 m/s yang terjadi pada sekitar jam 22 malam, dan kecepatan arus
minimal mencapai 0,047 m/s yang terjadi pada sekitar jam 7 pagi, dengan arah arus
dominan ke arah barat daya. Berikut adalah grafik dan diagram arusnya.
1-9
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan arus maksimal di titik Arus1
adalah 0,570 m/s pada saat spring tide dan kecepatan arus maksimal di titik Arus2 adalah
0,279 m/s pada saat spring tide, sedangkan untuk arah arus dominan baik di titik Arus1 maupun
Arus2 ke arah barat daya. Data pengamatan arus laut di lapangan tercantum pada Lampiran
dan berikuit adalah tabel rekapitulasi hasil pengolahan data pengukuran arus laut di kawasan
pelabuhan Tanjung Batu berisi kecepatan arus maksimal di titik pengukuran beserta arahnya.
Berdasarkan analisis nilai ekstrim tinggi gelombang dan periode gelombang desain struktur
dengan periode ulang 50 tahun dan 100 tahun seperti pada Tabel 1.3 berikut.
50 1.81 6.05
100 2.13 6.12
Sumber: Hasil Analisa Konsultan
Gelombang yang paling tinggi berasal dari arah barat laut dengan nilai gelombang 1.038 meter
dengan arah menyerong dermaga (antara tegak lurus dan sejajar dermaga). Gelombang tinggi
lainnya berasal dari arah utara, timur laut, dan barat yang memiliki nilai gelombang antara 0.68-
0.81 meter dengan arah gelombang tegak lurus dengan dermaga untuk arah utara dan timur laut
dan arah sejajar dengan dermaga untuk arah barat. Gelombang sedang berasal dari arah timur
dan barat daya dengan nilai gelombang 0.28-0.48 meter dengan arah sejajar dengan dermaga.
1-10
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Dan gelombang yang kecil berasal dari arah selatan dan tenggara dengan nilai rata-rata
gelombang sebesar 0.05-0.1 meter dengan arah gelombang sejajar dengan dermaga.
0 0.810
45 0.736
90 0.482
135 0.100
5.74
180 0.054
225 0.285
270 0.684
315 1.038
Kapal yang digunakan untuk kapal rencana yaitu MV. CSC Ronghai (6550 GT, Panjang Kapal=
±120 m, lebar= ±20,8 m, draft= ±7,5 m) yang keterangannya didapat dari Kantor Syahbandar
dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).
Gambar 1-4 MV. CSC Ronghai pada Tahun 2011 (6550 GT)
Dimensi kapal tersebut mengacu pada The Overseas Coastal Area Development Institute
(OCDI) of Japan. 2002.Technical Standards And Commentaries For Port And Harbour Facilities
In Japan. Pada OCDI, tidak ditemukan ukuran kapal yang sama persis dengan ukuran kapal
kargo 6550 GT. Maka dari itu, untuk desain, dilakukan interpolasi terlebih dahulu.
1-11
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Sumber: Technical Standards and Commentaries for Port and Harbour Facilities in Japan
Berdasarkan hasil interpolasi data dapat diketahui bahwa kapal kargo 6550 GT atau setara
dengan 8000 DWT diperoleh informasi panjang kapal (Length Overall) yaitu 125.8 meter, lebar
kapal (molded breadth) yaitu 18.54 meter, dan full load draft yaitu 7.52 meter. Gambar berikut
menunjukan ilustrasi dari karakteristik kapal.
Sumber: Technical Standards and Commentaries for Port and Harbour Facilities in Japan
1-12
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Data hasil survei batimetri dikombinasikan dengan data hasil survei topografi sehingga didapat
informasi bentang alam atau topografi kawasan di daerah studi seperti yang tampak pada
Gambar berikut adalah digital elevation model dari hasil survei pemetaan dan tampak profil atau
potongan memanjang dari daratan sampai perairan yang melalui Pelabuhan Tanjung Batu.
Pengolahan data batimetri dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Ms, Excel, ArcMap,
dan Global Mapper, sedangkan akuisisi data batimetri menggunakan perangkat lunak Hydropro,
Sedangkan peta topografi hasil survei topografi dan survei batimetri tampak pada Gambar di
bawah dengan sistem koordinat UTM Zona 48 S dan sistem tinggi lokal menggunakan LWS
(lowest water spring) dari hasil pengamatan pasut selama 15 hari dari tanggal 9 Maret sampai
23 Maret tahun 2018, Interval kontur yang disajikan adalah 0,5m dengan informasi yang terdapat
pada peta tersebut meliputi topografi kawasan (kontur), garis pantai, posisi dermaga eksisting,
jalan, dan bangunan.
1-13
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detail Engineering dan Desain
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1-14
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
2. BAB 2:
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
1. Jasa Konstruksi
Dalam pelaksanaan kegiatan ini diberlakukan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
dan Peraturan Pelaksanaannya dengan PP No. 28 Tahun 2000, PP No. 29, PP No. 30 Tahun
2000, PP No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah.
2. Standar Rujukan
a) Bahan-bahan atau mutu pengerjaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini harus
memenuhi atau melampaui peraturan / standar yang disebutkan secara khusus,
merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa (Kontraktor) untuk menyediakan bahan-
bahan dan mutu pengerjaan yang sesuai standar dan aturan.
b) Dalam pengadaan semua jenis barang/bahan yang digunakan dalam pekerjaan adalah
merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa untuk membuktikan ini telah dipenuhi
persyaratan rinci dari peraturan dan standar yang disebutkan secara khusus serta untuk
membuktikan bahwa jenis barang yang diadakan untuk digunakan dalam pekerjaan
telah memenuhi atau melampaui persyaratan yang ditetapkan.
c) Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk menolak jenis bahan/barang yang digunakan
dalam pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan.
Selanjutnya Kuasa Pengguna Anggaran berhak dan dengan tanpa mengabaikan cara
penyelesaian lainnya untuk menerima jenis barang yang tidak sesuai dan diikuti dengan
suatu penyesuaian dalam harga satuan atau harga borongan untuk jenis barang/bahan
tersebut.
d) Merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa, sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen
Kontrak atau permintaan tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran untuk menyerahkan
kepada Kuasa Pengguna Anggaran semua bukti yang diminta bahwa bahan-bahan atau
mutu pengerjaan atau kedua-duanya telah memenuhi atau melampaui persyaratan
peraturan atau standar yang disebutkan secara khusus.
2-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Spesifikasi teknis ini disusun oleh Konsultan Perencana Konstruksi PT. Ditori Geokarya Teknik.
2-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Nama dari pekerjaan ini adalah Studi Detail Engineering dan Desain (DED) Pelabuhan Laut
Tanjung Batu Provinsi Kepulauan Bangka dan Belitung. Lokasi pekerjaan terletak di kawasan
Pelabuhan Tanjung Batu Provinsi Kepulauan Bangka dan Belitung yang berada dibawah Kuasa
Pengguna Anggaran Satuan Kerja Peningkatan Fungsi Pelabuhan dan Pengerukan Pusat
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Lingkup pekerjaan pada studi pembangunan fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu adalah:
• Pekerjaan Persiapan
• Pekerjaan Perbaikan Fasilitas Causeway (400 X 10) m2
• Pekerjaan Penggantian elemen Trestel (636 X 7) m2, yakni pada plat lantai, balok dan pilecap
trestel eksisting
• Pekerjaan Perbaikan dan Peningkatan Kapasitas Dermaga segmen 1 dan 2 (90 X 21) m2
1. Pengadaan dan pemasangan bollard kapasitas 30 ton sebanyak 6 buah
2. Pengadaan dan pemasangan fender Tipe Supercone Fender sebanyak 6 buah
3. Pengadaan dan pemancangan tiang pancang baja diameter 711 mm dengan tebal 14
mm sebanyak 48 titik dengan panjang tiang pancang masing-masing 37 m
• Pekerjaan Perbaikan Dermaga segmen 3, 4, dan 5 (119 X 21) m2
1. Pengadaan dan pemasangan bollard kapasitas 30 ton sebanyak 18 buah
2. Pengadaan dan pemasangan fender Tipe Supercone Fender sebanyak 18 buah
• Pekerjaan Arsitektural, Finishing, dan Aksesori
Tenaga kerja yang digunakan hendaknya tenaga yang ahli dan terlatih dan berpengalaman pada
bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan/petunjuk Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
Kontraktor wajib mengajukan nama-nama personil yang mempunyai keahlian sesuai bidangnya
yang akan menangani pekerjaan sesuai kontrak untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
Pemilik Pekerjaan. Penyediaan tenaga kerja inti yang perlu disediakan sebagai berikut :
• Project Manager
• Site Manager
• Site Engineer
• Drafter
• Kepala Tukang
2-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
• Tukang
• Tukang Pancang
• Mekanik
• Sopir
• Operator Alat berat
Dalam pelaksanaan pekerjaan pelabuhan Tanjung Batu, untuk pekerjaan dermaga lihat jadwal
pelaksanaan dibawah ini :
Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pelaksana.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi
Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
Kontraktor / Pelaksana wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana.1 (satu) salinan
Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor / Pelaksana di lapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.
Kontraktor / Pelaksana dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan harus selalu sesuai dengan
Rencana Kerja tersebut.
Yang dimakud fasilitas kerja kontraktor antara lain; ruang kerja kontraktor, tempat penginapan
karyawan kontraktor, gudang atau lapangan tempat penyimpanan barang, penyediaan air kerja
dan penjagaan keamanan wilayah kerja kontraktor sendiri. Berikut merupakan perlengkapan
utama yang diperlukan.
2-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Kontraktor / Pelaksana harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen seluas 24 m 2 (
Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat ), lantai diplester, dinding tripleks / papan / asbes,
diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor
/ Pelaksana dapat memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area bangunan yang
belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor / Pelaksana atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Pelaksana di lapangan,
los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-
barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas /
Personalia Proyek.
3. Keamanan
Kontraktor / Pelaksana berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Pelaksana, los
Pengawas beserta inventarisnya.
Yang dimaksud mobilisasi dan demobilisasi ialah kegiatan penyiapan operasi proyek berupa;
1. Membentuk organisasi proyek, termasuk rekrutmen tenaga dan segala fasilitas pendukung
yang diperlukan.
2. Mendatangkan peralatan-peralatan spesifik untuk dipergunakan pada pekerjaan di lapangan.
3. Pelaksanaan
a. Bagi penyiapan alat kerja standar termasuk organisasi kontraktor, maka pihak
kontraktor harus melaporkan bentuk organisasi lapangan, Pembagian tugas dan
tanggung jawab organisasi, penempatan dan kualifikasi personil yang dilibatkan.
b. Bagi penyiapan peralatan spesifik, Kontraktor harus memenuhi dan telah
memperhitungkan ketentuan;
c. Sebelum komponen pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengajukan dan
memberitahukan jenis peralatan yang akan dipergunakan.
d. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan mengenai rencana operasi alat-alat
tersebut (equipment schedule), untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu.
e. Memasukkan dan mengelurkan alat-alat ke dalam atau ke luar batas lingkungan proyek
harus sepengetahuan dan mendapat ijin tertulis Konsultan.
f. Segala kerusakan atau kehilangan alat atau bagian-bagiannya selama mendatangkan,
mempergunakan atau mengembalikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2-5
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Kontraktor harus melakukan atas tanggungannya, langkah-langkah yang perlu untuk melindungi
pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak oleh cuaca. Kerusakan
yang diakibatkan oleh cuaca atau sebab lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Lokasi yang disediakan untuk areal kerja adalah lahan terbuka yang ditunjukkan oleh Pemilik
Pekerjaan, dimana Kontraktor harus menyiapkan, menempatkan, mengatur penggunaan
lapangan kerja yang tersedia untuk menempatkan peralatan, penimbunan bahan-bahan
dasarnya, penimbunan tiang pancang, besi tulangan dan bangsal–bangsal kerja, gudang-
gudang, kantor di dalam areal lapangan pekerjaan.
Kontraktor harus membuat pagar proyek dan memeliharanya agar tetap dalam keadaan baik
termasuk pintuya, sepanjang batas yang ditentukan sebagai daerah kerjanya. Petugas-petugas,
peralatan dan bahan-bahan bangunan milik Kontraktor harus berada di dalam daerah yang
dilindungi pagar sementara tersebut. Letak pintu-pintu/gerbang daerah kerja harus disetujui
Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan. Keamanan di lingkungan pagar pengaman tersebut
sepenuhnya tanggung jawab Kontraktor.
1. Sebelum mulai pekerjaan, kontraktor wajib mengenali kondisi aktual di lapangan, antara
lain; data morphologi daratan, data morphologi perairan, data karakteristik tanah, aspek
lingkungan, aspek sosial kemasyarakatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan fisik.
2. Sebelum mulai pekerjaan dikawasan perairan kontraktor harus mengadakan
pengukuran kembali dasar perairan dengan teliti, disaksikan oleh Konsultan, untuk
2-6
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
mengetahui batas-batas lokasi kerja, kedalaman dan karakteristik dasar perairan yang
ada. Pengukuran dapat menggunakan tongkat duga atau peralatan echosounder
dengan metoda yang disetujui konsultan.
3. Semua ukuran ketinggian yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dinyatakan
terhadap datum ± 0.00 LWS (Low Water Spring). Kontraktor harus mengikuti
benchmark/patok referensi yang telah ditetapkan sebagai referensi kawasan.
Berdasarkan referensi di atas, didatakan segala bentuk lereng dan morphologi dasar
perairan secara rinci.
4. Semua pekerjaan pengukuran kedalaman perairan harus terjamin dari ketelitian yang
tajam mengenai; kalibrasi echosounder, pengikatan posisi sounding lines, data waktu
/jam saat ukur, gelombang dan pasang surut saat pengukuran. Penggunaan peralatan
bantu berupa; pengikatan optik, jenis theodolith, sextant, dsb harus dilaporkan dan
disetujui konsultan. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran dari Kontraktor yang
dianggap keliru adalah menjadi tanggungjawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Kontraktor harus melakukan sendiri survei atau pengukuran kembali kondisi lapangan
sehingga kelancaran pelaksanaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
- Resounding (pengukuran batimetri kembali)
Pengukuran batimetri perlu dilakukan kembali oleh Pelaksana sebagai bentuk
validasi atas hasil pengukuran yang telah dilakukan perencana. Area perairan yang
perlu diukur adalah seluas ±40 Ha yang berada di depan dan samping kiri kanan
lokasi pelabuhan dan sekitarnya.
- Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah perlu dilakukan kembali oleh Pelaksana sebagai bentuk validasi
atas hasil pengukuran yang telah dilakukan perencana. Lokasi penyelidikan tanah
harus dilakukan pada posisi rencana pondasi, sekurang kurangnya dilakukan pada 2
titik penyelidikan tanah hingga minimal kedalaman 30 m dari dasar perairan.
Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan harian dalam bentuk Laporan Harian yang
berisi: pekerjaan yang dilaksanakan hari itu, material yang didatangkan, peralatan yang
digunakan, tenaga kerja yang dikerahkan, keadaan cuaca, pasang surut, gelombang serta hal-
hal lain yang perlu dilaporkan sesuai petunjuk Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
2-7
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Apabila terjadi kecelakaan dalam lingkungan proyek maka menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam dokumen kontrak
dan gambar perencanaan dengan menggunakan bahan-bahan yang dipersyaratkan dan metode
pelaksanaan pekerjaan dengan kemampuan terbaiknya.
Apabila bahan-bahan bangunan dan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak memenuhi
standar yang disyaratkan, maka harus dilaksanakan penggantian/perbaikan atau
pengadaan/pembuatan kembali atas tanggungan Kontraktor tanpa perpanjangan waktu
pelaksanaan dan tanpa biaya tambahan.
Apabila ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup
menurut Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan serta pihak yang berwenang, maka
keseluruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini Pemilik Pekerjaan dapat menunjuk Pihak Ketiga untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor.
Setiap kerugian sebagai akibat adanya bahan atau pekerjaan yang ditolak oleh Pemilik
Pekerjaan/Pengawas Lapangan menjadi tanggungan Kontraktor.
Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan berhak untuk menolak salah satu atau semua bahan
bahan dan teknik pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kualitas dan metode kerja yang telah
disetujui.
1. Gambar Rencana pada Proyek ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Kontrak. Kontraktor wajib melaksanakan Pembuatan gambar kerja yang
disetujui oleh Direksi dan Konsultan sebagai dasar acuan kerja awal, dimana Bill Of
Quantity (BoQ) dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) merupakan bagian dari
kendali yang harus dipenuhi, serta tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari
kesalahan, kekurangan, yang terdapat pada gambar rencana atau perbedaan ketentuan
antara gambar rencana, BoQ dan isi RKS.
2. Bila ada penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana yang ada, maka
akan ditentukan selanjutnya oleh Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan dan akan
disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis.
3. Kontraktor Setelah melaksanakan pekerjaan dan diterima maka Kontraktor diwajibkan
membuat gambar As Built yang sesuai kondisi di lapangan dan setelah disetujui direksi
untuk diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan/ Pengawas Lapangan gambar asli serta tiga
2-8
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
lembar hasil reproduksinya. Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut
harus sesuai dengan ketentuan Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, Hammer Diesel,alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
2-9
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Sebelum mulai pekerjaan, Pelaksana pekerjaan wajib mengenali kondisi aktual di lapangan,
antara lain : data morphologi daratan, data morphologi perairan, data karakteristik tanah, aspek
lingkungan, aspek sosial kemasyarakatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan fisik.
Pelaksana pekerjaan dapat memperhitungkan kondisi lapangan dari data dokumen dan
penjelasan pada waktu Aanwijzing, apabila terjadi perubahan di lapangan atau dipandang perlu,
maka Pelaksana pekerjaan harus melakukan survey atau pengukuran kembali kondisi lapangan
sehingga kelancaran pelaksanaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana pekerjaan.
Elevasi lantai Trestel dan Dermaga adalah + 4.1 m LWS, dengan kondisi pasang tertinggi (HWS)
sebesar +2.327 m LWS dan kondisi pasang surut rata-rata (MSL) +1.087 m LWS dengan kondisi
surut terendah sebesar 0.00 m LWS.
2-10
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Kontraktor harus membuat dan mengajukan usulan perihal cara pengujian hasil pekerjaan untuk
semua pekerjaan pokok.
Cara yang diusulkan harus diambil dari/sesuai dengan standard yang lazim digunakan di
Indonesia. Dalam hal belum ada standard Indonesia, dapat digunakan standard yang berlaku di
negara-negara lain yang telah dikenal secara internasional.
1) Peraturan dan Standard mengenai bahan bangunan mengacu pada SNI (Standard
Nasional Indonesia) yang disusun oleh DSN (Dewan Standardisasi Nasional) sebelum
SNI, adalah SII (Standard Industri Indonesia) yang disusun oleh Departemen
Perindustrian Indonesia. Atau Peraturan/Standard luar negeri, adalah:
a. ASTM (American Standard of Testing Materials)
b. JIS (Japan Industrial Standard)
2) Peraturan dan standard mengenai jenis-jenis pekerjaan mengacu pada
peraturan/standard pekerjaan yang bersangkutan.
a. Pekerjaan beton mengacu pada PBI-71,NI-2 (Peraturan Beton Indonesia) dan SK-
SNI.
b. PUBI – 1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan Di Indonesia).
c. Peraturan/standard luar negeri yang setara: ACI 1989 (American Concrete
Institute).
2-11
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
2-12
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
3. BAB 3:
BAHAN DAN MATERIAL
Bahan bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini harus mengggunakan bahan bahan
dengan mutu terbaik dan mengutamakan penggunaan bahan–bahan yang telah diproduksi di
dalam negeri dan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) Teknis.
Standar yang digunakan adalah standard yang umum berlaku di Indonesia yaitu : SII (Standar
Industri Indonesia), NI, PBBI, PBI, SKSNI dan standar lainnya yang berlaku.
Standar standar Internasional seperti ASTM dan JIS dipergunakan sesuai dengan keperluannya.
Penggunaan standard standard lain, harus mendapat persetujuan dari Pemilik Pekerjaan
/Pengawas Lapangan sebelum digunakan.
1) Material Beton dengan kualitas fc’ = 29,05 Mpa atau Beton K-350 kg/cm2 + additive
(slag/flyash/silica fame/bahan lain yang dapat menambah kekedapan beton dan
mengurangi tingkat porositas pada beton) untuk pekerjaan upperstructure Dermaga dan
Trestel, atau untuk struktur bangunan yang berhubungan dengan air laut secara langsung,
sedangkan untuk pekerjaan bangunan gedung menggunakan beton dengan mutu K-225,
kecuali untuk beton lantai kerja dan beton rabat menggunakan beton K-125 kg/cm2.
2) Material Besi beton D > 13mm menggunakan besi beton U.40 dan besi beton ɸ < 12 mm
menggunakan besi beton U.24.
3) Material Tiang pancang pipa baja harus mempunyai JIS A525 grade SKK 41 atau sesuai
standar ASTM A 252 grade 2, “weldable structural steels” dan harus diproduksi dengan
dibentuk las memanjang atau las spiral; dengan menggunakan mesin las otomatis.
Tegangan tarik ijin 4100 kg/cm2 dan tegangan tekan ijin 2400 kg/cm 2.
Semua bahan dan barang yang diajukan oleh Kontraktor untuk digunakan di dalam pekerjaan ini
harus dapat diperiksa, diuji dan dianalisa setiap waktu, jika diminta oleh Pemilik
Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
3-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Jika Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan menganggap perlu, maka Kontraktor atas biayanya
sendiri harus dapat melaksanakan pengujian sesuai standard pengujiannya pada instansi
independen dan menyertakan sertifikat dari pabrik yang mengeluarkan produksi bahan dan
barang yang diminta.
Dan atas biayanya sendiri, Kontraktor harus menyediakan dan mempersiapkan bahan bahan
yang akan diuji yang sewaktu waktu akan diminta.
Hasil pemeriksaan/pengujian tersebut harus diperlihara dengan baik dan disimpan oleh
Kontraktor dan apabila diminta harus dapat menunjukkan kepada Pemilik Pekerjaan/Pengawas
Lapangan setiap saat.
Setiap pengujian bahan atau pekerjaan yang telah selesai di lapangan harus disaksikan Pemilik
Pekerjaan/Pengawas Lapangan dan harus dilaksanakan dengan spesifikasi teknis atau/dan
ketentuan ketentuan yang diminta oleh Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
3.4.1 Pengadaan
Pelaksana pekerjaan dalam pengadaan tiang pancang baja harus mencantumkan “Delivery
Order”.
Kontraktor dalam pengadaan tiang pancang baja harus melampirkan Spesifikasi dan Sertifikat
tiang pancang baja yaitu : Dimensi tiang pancang (dimensi luar, ketebalan dan panjang), Type
of Pile, Length of Pile, Yield Strength, Tensile Strength, Pladiograph and Impact.
3.4.2 Mutu
Mutu tiang pancang pipa baja (Steel Pipe Pile) yang digunakan tercantum pada gambar rencana
serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini atau sesuai petunjuk Pemilik
Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
Tiang Pancang Pipa Baja yang digunakan adalah tiang pipa baja type spiral welded produk dari
produsen baja konstruksi yang mempunyai reputasi dan pengalaman, serta pengalaman supply
material pekerjaan sejenis, dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) Mutu tiang pancang baja yang digunakan mengikuti Standar Nasional Indonesia.
2) Mutu tiang pancang baja agar mengacu kepada ASTM A 252 atau yang setara, "weldable
structural steels" dan harus diproduksi dengan dibentuk las memanjang atau las spiral sesuai
ketentuan AWS D1.1 dengan menggunakan mesin las otomatis.
Tensile strength (kuat tarik) minimal : 4.100 kg/cm2
3-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Proses pembuatan dan prosedur pengendalian mutu dari tiang pancang pipa baja ini harus
sesuai dengan standar ASTM, untuk ketentuan mengenai "non destructive test" harus
dilaksanakan dengan cara "on line" test dan dilakukan bersamaan dengan proses pengelasan.
Selain itu ketentuan untuk pengujian hidrostatik yang disyaratkan dalam standar tersebut tidak
harus dilaksanakan.
3.4.3 Penyimpanan
Tiang pancang baja ditumpuk diatas balok kayu 10 x 20 cm dengan jarak antara balok kayu 4
m, sehingga tiang pancang baja tidak bersetuhan dengan tanah.
Penumpukan tiang pancang baja dikelompokkan berdasarkan diameter tiang, panjang tiang dan
ketebalan tiang, dimana penumpukan tiang pancang baja tidak boleh lebih dari 3 (tiga) susun.
Tumpukan tiang pancang baja diatur sedemikian rupa sehingga terlindung dari cuaca dan
lingkungan yang korosif, dimana untuk melindungi tiang pancang baja dari pengaruh cuaca dan
lingkungan yang korosif dilakukan pengecatan secara berkala untuk tiang pancang baja yang
belum terpancang.
Pengangkatan tiang pancang baja dilakukan dengan jarak minimal antara kepala tiang dengan titik
angkur adalah 1/3 (sepertiga) dari panjang tiang.
3.4.4 Dimensi
Dimensi tiang pancang baja yang digunakan dalam pekerjaan Dermaga yaitu sebagai berikut :
1) Pekerjaan Dermaga :
- Diameter luar = 711 mm
- Tebal dinding = 14 mm
3-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pada setiap pengiriman tiang pancang baja harus dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuat dan
sertifikat tersebut harus disetujui Pemilik Pekerjaan/ Pengawas Lapangan.
Tambahan
1 Dermaga ± 8m LWS 711 14,0 37 48 0
Segmen 1 dan 2
Setiap jenis pelat baja yang digunakan untuk sambungan tiang pancang dan struktur lainnya
harus merupakan produksi pabrik baja yang dikenal dan dapat menunjukkan sertifikat standar
mutu, sesuai dengan standar yang diikuti dan harus disetujui oleh Pemilik Pekerjaan/Pengawas
Lapangan .
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI=3 PBUBB (1970) dan lain-lain
kecuali ada hal-hal yang khusus.
Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi adalah baja BJ-37. Seluruh profil baja yang
digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas dan dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas, harus disimpan pada tempat terlindung yang menjamin
komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan elektroda tersebut. Semua bahan konstruksi baja yang
3-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
dipergunakan harus memenuhi persyaratan peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982)
dan harus memenuhi standard ASTM A-36.
Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Supplier/ Distributor yang
dikenal dan disetujui Direksi.
Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya, Penampang-penampang
(Profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada
gambar harus disediakan.
Besi beton/tulangan yang digunakan tercantum pada gambar rencana serta Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis atau sesuai petunjuk Pemilik Pekerjaan/ Pengawas Lapangan. Besi beton
ditempatkan sebagaimana ditentukan, bebas dari karat yang lepas/lekat dan cacat pabrik atau
terlapis material lain yang akan mengurangi atau menghilangkan daya lekat.
SNI-03-6861-2-2002
SNI-2052 - 1990 - A/B
SII-0136 - 84/SP 166 – 84
Persyaratan umum penulangan baja beton yang digunakan, harus mengacu pada SNI – 07–
2052-2002 tentang baja tulangan beton, dengan ketentuan sebagai berikut:
Diameter > D13 mm dipakai jenis besi tulangan berulir (BJTD 40).
Diameter ≤ Ø12 mm dipakai jenis besi tulangan polos (BJTP 24)
Penyimpanan atau penumpukan besi beton/tulangan harus sedemikian rupa sehingga besi
beton/tulangan terhindar dari kotoran minyak, udara lembab, lingkungan yang menyebabkan
besi beton/tulangan berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutu besi
beton/tulangan.
Semua pekerjaan baut (bolt) pada pekerjaan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC
‘Specification for Struktural Joints Bolts’.
Semua pekerjaan las harus mengikuti ‘American Welding Society For Arc Welding in Building
Construction Section’.
3-5
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Baut mutu tinggi yang digunakan untuk pengangkuran harus dihasilkan pabrik yang dikenal dan
disertai sertifikat standard mutu serta harus mendapat persetujuan dari Pemilik
Pekerjaan/Pengawas Lapangan .
Baut angkur dan kelengkapannya harus sesuai dengan standart dibawah ini:
3.7.1 Semen
Untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis-jenis semen yang memenuhi ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8 dan SII.
Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement tipe II atau tipe V (Portland cement tahan
sulfat), atau Portland Composite Cement (PCC), atau Portland Pozzolana Cement (PPC) untuk
struktur bangunan yang terkena pengaruh air laut secara langsung, namun kedua tipe semen
tersebut tidak dapat digunakan sekaligus (SNI 2847-03 2013, Surat Edaran Kementerian
Perhubungan Ditjen Perhubungan Laut No. PP10/7/15/DP-16 perihal “Petunjuk Pelaksanaan
Pekerjaan Pembetonan“).
Portland Cement tahan sulfat tersebut dapat menahan panas hidrasi tinggi dan asam sulfat
akibat pengaruh air laut, sesuai dengan standard NI-8 dan Surat Edaran Kementerian
Perhubungan Ditjen Perhubungan Laut No. PP10/7/15/DP-16 mengenai “Petunjuk Pelaksanaan
Pekerjaan Pembetonan“.
Penggunaan bahan tambahan dan semen jenis lain misalnya yang dapat cepat mengeras, harus
mendapat persetujuan dari Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh huan,
lembab udara serta tanah. Semen ditumpuk di dalamnya diatas lantai kayu minimal 30 cm di
atas tanah. Tinggi penumpukkan maksimum adalah 15 lapis, semen yang kantongnya pecah
tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar proyek.
1. Pemeriksaan
Setiap waktu sebelum semen dipergunakan, Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan
dalam gudang. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Direksi
3-6
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
untuk pengambilan contoh-contoh semen tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan Direksi, tidak boleh dipergunakan atau harus ditolak.
Jika semen yang dinyatakan tidak dapat diterima (tidak memuaskan) telah dipergunakan untuk
beton, maka beton demikian dapat diperintahkan oleh Direksi untuk dibongkar dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui Direksi. Kontraktor harus menyediakan semua
semen yang dibutuhkan untuk pemeriksaan. Biaya yang timbul akibat kelalaian tersebut diatas
dan biaya penyediaan semen untuk pemeriksaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Semen yang mulai mengeras atau semen yang umumnya lebih dari tiga bulan sejak
dikeluarkannya dari pabrik, tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang bersifat struktural
dan harus segera dikeluarkan dari proyek.
2. Tempat Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen dan setiap
saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan
tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu pengambilan.
b. Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dan mempunyai ruang lantai yang cukup luas
untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah-pisah dan dapat memuat
semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan
dapat dicegah. Perletakan semen dibuat dengan ketinggian minimal 30 cm dari
permukaan lantai dan harus menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh,
menghitung sak-sak dan memindahkannya. Sak-sak Semen tidak boleh ditumpuk lebih
tinggi dari 2 meter.
c. Untuk mencegah penyimpanan semen dalam gudang terlalu lama, Kontraktor hendaknya
mempergunakan semen menurut urutan kronologis sesuai penerimaan di Lokasi proyek.
Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian sehingga mudah dibedakan dari kiriman
lainnya. Semua sak kosong harus disimpan dengan rapih dan yang telah disetujui oleh
Direksi dan harus diberi tanda.
d. Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus disediakan oleh Kontraktor untuk
menimbang semen di dalam gudang dan di lokasi serta harus dilengkapi segala jenis
timbangan untuk keperluan penyelidikan.
e. Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang semen dan
melakukan pencatatan-pencatatan yang tepat dan cocok terhadap penerimaan dan
pemakaian semen seluruhnya.
f. Tembusan dari catatan-catatan tentang jumlah semen yang digunakan pada hari itu ditiap
bagian pekerjaan, harus disediakan untuk Direksi bila dikehendaki.
3-7
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
3.7.2 Pengujian
Semen yang didatangkan harus disertai tanggal produksi dan batas kadaluwarsanya disertai
dengan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan bahwa semen tersebut telah diuji dan dianalisa
mengenai komposisi kimianya sesuai persyaratan yang relevan dengan NI-8.
Semen yang akan digunakan harus dalam keadaan baik dan tidak melewati batas kadaluarsa
dan disertai dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Pemilik Pekerjaan atau pengawas lapangan dapat menolak semen yang telah rusak/mengeras
atau telah melewati batas kadaluarsa.
Pengadaan material untuk pekerjaan pembetonan wajib dilengkapi dengan uji laboratorium
agregat dari supplier, Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang disetujui dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI atau standar lain yang disetujui Pemilik Pekerjaan/Pengawas
Lapangan.
Apabila agregat dari sumber yang telah disetujui ternyata menyimpang dari contoh-contoh yang
telah disetujui dan tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, maka sumber tersebut dapat
ditolak.
Suatu jumlah stock yang telah disetujui Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan harus selalu
ada di lapangan untuk memungkinkan pembuatan beton secara menerus dengan jangka waktu
2 (dua) minggu tanpa berhenti.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering),
dimana lumpur adalah butir-butir yang dapat melalui saringan 0,074 mm,apabila kadar lumpur
melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai
campuran untuk semua beton. Kadar lumpur atau kotoran tidak boleh lebih dari 5% terhadap
berat keseluruhan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat reaktif
alkali.
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir sesuai dengan ketentuan ASTM C 33
dan harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di ASTM C 33.
Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimum 3 cm yang mempunyai bidang
pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus. Agregat kasar harus
terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat kasar berupa batu pecah diperoleh dari batu yang keras, bersih, serta bebas dari kotoran
yang dapat mempengaruhi kekuatan mutu beton maupun baja.
3-8
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Agregat kasar harus sesuai dengan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini. Jika
diperiksa oleh Direksi ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor /
Pelaksana harus menyaring kembali atau mengolah kembali agregat kasar (kerikil) atas beban
Kontraktor, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi.
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam dan harus berbutir keras. Agregat halus
sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari alat
pemecah batu.
Agregat halus harus terdiri atas butiran yang tajam dan keras bersifat kekal, dimana tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh cuaca (panas matahari dan hujan), bersih dari kotoran-kotoran zat-
zat kimia organik dan anorganik yang dapat menurunkan mutu beton ataupun baja tulangan.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur (butir-butir yang lolos pada ayakan 0,074 mm)
lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering), apabila kadar lumpur melampaui 5%, agregat
halus harus dicuci.
Agregat halus harus bersih dari kotoran-kotoran, zat-zat imia organik dan anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tuangan dan bersudut tajam.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organis terlalu banyak, yang bila perlu dibuktikan
dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan larutan NaOH).Agregat halus yang tidak
memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai, asalkan kekuatan tekan adukan dengan
agregat tersebut pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh delapan) hari tidak kurang dari 95% dari
kekuatan adukan dengan agregat yang sama, tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang
kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.
Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar
(pokok) untuk semua pasir yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kualitas tiap jenis pasir dari semua pasir yang dipakai dalam pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi contoh pasir alam seberat 15 kg yang diusulkan
untuk dipakai, sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, sedikitnya 14 hari
sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai.
Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan bahan- bahan lain
yang tidak dikehendaki, segala macam tanah dan pasir yang tidak dapat dipakai harus
disingkirkan dari lokasi proyek. Penimbunan pasir harus diatur dan dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak mutu pasir.
3-9
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Agregat halus harus terdiri atas butiran dengan berbagai gradasi dan apabila diayak dengan
ukuran ayakan 31,5-16-8-4-2-1-0,500-0,250 (Ayakan ISO) harus memenuhi syarat-syarat berikut
ini :
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan
petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
Agregat halus harus mempunyai gradasi sedemikian sehingga apabila dicampur dengan agregat
kasar akan menghasilkan beton, dengan kerapatan maksimum, Pasir dari pecahan batu saja
hanya dapat dipakai atas persetujuan Pemilik Pekerjaan/Pengawas Lapangan.
Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butir antara 2,4 sampai 3,2 atau jika diselidiki
dengan saringan standard harus sesuai dengan ASTM C33, atau dengan ketentuan sebagai
berikut :
4 95 - 100
8 80 - 100
16 50 - 85
30 25 - 60
50 10 - 30
100 2 - 10
3-10
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
4. BAB 4:
PEMANCANGAN TIANG
Kontraktor harus menyediakan seluruh tenaga kerja, bahan, perlengkapan peralatan dan lain-
lainnya, yang diperlukan untuk memancang tiang pancang sebagaimana tercantum dalam RKS
Teknis dan Gambar.
1. Tiang pancang pipa baja harus memenuhi JIS A525 grade SKK 41 atau sesuai standar
ASTM A 252 grade 2, “weldable structural steels” dan harus diproduksi dengan dibentuk las
memanjang atau las spiral; dengan menggunakan mesin las otomatis. Tegangan tarik ijin
4100 kg/cm2 dan tegangan tekan ijin 2400 kg/cm2.
2. Untuk memenuhi persyaratan standar BS 4360/BSEN 10025, toleransi pembuatan harus
sedemikian, sehingga berat sebenarnya dari setiap bagian tidak akan berbeda dari berat
teori lebih dari – 2 ½ % atau + 5 %.
3. Perlindungan Tiang Pancang Pipa Baja pada bagian splashing zone perlu dilindungi dengan
Composite Wrapping System menurut bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar kerja yang
telah ditentukan antara diameter dan panjang perlindungan.
4. Pekerjaan ini diperlukan untuk menghidari korosif yang dapat menyerang permukaan tiang
pancang pada bagian luar sepanjang daerah pasang surut, sehingga dapat memperpendek
umur rencana bangunan.
5. Pada pelaksanaan instalasi pelindung korosi/karat tiang pancang harus dipasang dari
kedalaman 1.0m dibawah muka air terendah (LWS) sampai dengan 1m diatas muka air
tertinggi atau sampai dengan ketemu pilecap/poer.
6. Persyaratan pelaksanaan material yang dapat diaplikasikan, diantaranya :
Perlindungan tiang pancang baja pada bagian splash zone wajib dilindungi dengan Compossite
Wrap System, yang terdiri dari kombinasi fiber (Carbon, E -glass atau Aramide) yang
dikombinasikan dengan high level chemical resistance glassflake modified epoxy resin dengan
ketentuan sebagai berikut :
Spesifikasi Fiber
4-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. Memiliki kepadatan tinggi dan dapat di aplikasikan dengan ketebalan yang tinggi /High
Build Epoxy Resin untuk Casting Fiber /Saturant Epoxy resin
2. Memiliki kemampuan diaplikasikan dengan beberapa lapisan tanpa membuat Crack
/Retak
3. Memiliki Pigment Anti Korosi / Zinc Content
4. Memiliki Toleransi permukaan / Surface tolerant Epoxy underwater
5. Dapat Mengeras dibawah air atau disebut Curable Underwater Epoxy
6. Memiliki Kepadatan Volume 100 % tanpa susut / 100 Persen Volume solid
7. Memiliki karakteristik Multi purpose ,sebagai Primer,Saturant epoxy dan Top coat
Memiliki kekerasan yang tinggi agar tahan terhadap Abrasi dan Erosi
a. Installer (pihak yang memasang produk) harus mempunyai sertifikat dari pabrik
b. Instalasi dan Serah Terima Pekerjaan harus diinspeksi oleh Inspector minimum
bersertifikat NACE Certified Coating Inspector Level 2 atau Technical Representative
dari pabrik
c. Harus dilampirkan dokumentasi pekerjaan berupa foto dan video di bawah air
d. Mendapatkan dukungan garansi produk dari Authorized Distributor yang ditunjuk pabrik
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima
harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan-bahan konstruksi.
Perhitungan prestasi pekerjaan tiang pancang sesuai dengan Volume tiang pancang yang telah
dipancang oleh Kontraktor sesuai dengan Gambar Rencana, RKS teknis, dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas, dalam hal ini pekerjaan pemotongan tiang pancang sudah
termasuk atau akan dibuat bobot tersendiri sesuai pertimbangan Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas, dengan ketentuan;
4-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. Material on site dengan syarat; material telah dikuasai oleh Pemberi Tugas, berada di
lapangan dan tidak bisa dikeluarkan tanpa ijin Pemberi Tugas, aman dari kemungkinan
susut atau rusak karena pengaruh cuaca dan sudah diserahkan kepada proyek.
2. Pemancangan diperhitungkan per m panjang, yang sudah terpancang dan berfungsi
penuh struktural.
3. Pemotongan tiang pancang diperhitungkan pertitik kepala tiang
Sementara untuk koordinat dari tiang pancang tambahan yang dipancang, disajikan sebagai
berikut.
4-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pemancangan sedemikian rupa sehingga semua
persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi. Mesin pancang atau Hammer harus jenis Diesel
Hammer, Steam Hammer (Single atau double acting). Mesin Pancang Drop Hammer tidak
diperkenankan.
Perbandingan berat palu diesel terhadap berat tiang pancang adalah 0.5 berat tiang pancang
total dalam satu titik ditambah 600 kg, atau (0.5 P + 600 kg). Berikut merupakan perhitungan
untuk berat hammer pancang yang diperlukan.
Untuk tiang pancang baja tambahan dermaga diameter 711 mm dengan tebal 14 mm,
panjang = 35 m’, berat tiang pancang/titik = 4,496 ton = 4496 kg
B = 0,5 * P + 600kg
= 2848 kg
= 2.848 ton
Alat pancang harus dilengkapi dengan Ladder yang cukup panjang dan dapat digerakkan secara
hydraulic atau mekanis untuk dapat memancang dan mendapatkan kemiringan tiang pancang 1
H : 6 V. Kontraktor tidak diperkenankan merubah kemiringan rencana akibat ketidak mampuan
alatnya. Bilamana ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi batas toleransi yang
diperkenankan, Kontraktor harus memperbaiki, memperkuat, menambah tiang dan lain-lain atas
biaya sendiri.
Alat pancang yang dipakai harus mendapat persetujuan Pengawas sebelum tiang dipancang.
Jika penggunaan dan pemilihan hammer didasarkan pada perhitungan diatas, diperoleh hasil
bahwa untuk tiang pancang baja dengan diameter 711mm. digunakan hammer dengan kapasitas
2.848 ton.
Alat pancang harus dalam keadaan prima pada tiap saat, dapat dioperasikan dengan efektif,
dengan kapasitas yang dikehendaki untuk pekerjaan ini.
Kontraktor harus menyediakan topi tiang pancang atau tutup, yang mampu melindungi kepala
tiang pancang dan meneruskan energi tiang pancang. Energi pukulan sama rata pada kepala
tiang pancang.
4-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Kontraktor harus menggunakan bantalan yang diperlukan untuk melindungi kepala tiang
pancang terhadap kerusakan pada waktu pemancangan. Bantalan tiang yang sudah rusak dapat
menyebabkan eksentrisitas pukulan hammer.
Perlengkapan peralatan dan lain-lainnya yang diperlukan untuk memancang tiang pancang
sebagaimana tercantum dalam RKS Teknis dan Gambar.
4-5
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
8. Untuk mendapatkan titik pada akhir pelaksanaan pemancangan harus selalu dikontrol
arah penyimpangan pada sumbu X dan Y maupun elevasi pada akhir pemancangan,
sehingga diketahui besaran penyimpangan terhadap rencana posisi pilecap/poer.
9. Pesawat theodolit dan waterpass harus selalu terpasang mengikuti pemancangan untuk
menjaga posisi tiang pancang pada saat-saat pemancangan.
10. Pengeboran pada titik pancang sebelum pemancangan tidak diperbolehkan, kecuali bila
disetujui oleh Pengawas/Pemberi Tugas.
11. Tiang harus dipancang sesuai dengan jarak yang tertera dalam gambar.
12. Jika selama pelaksanaan pekerjaan terjadi gangguan, Kontraktor harus melaporkan
gangguan-gangguan tersebut kepada Pengawas untuk dipertimbangkan.
13. Setelah tiang dipancang, Kontraktor harus menentukan suatu titik referensi dari tiang dan
ketinggian pada tiang.
14. Setelah semua tiang dipancang, Kontraktor harus mengukur lagi ketinggian setiap tiang
yang sudah dipancang terhadap titik referensi tersebut di atas dan menentukan “uplift”
yang disebabkan oleh pemancangan tiang lain.
15. Bila terjadi uplift tiang 15 mm atau lebih, Kontraktor harus mengambil langkah perbaikan
tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas. Langkah tersebut meliputi; Memancang
kembali tiang sampai kedalaman semula dan bila perlu lebih dalam lagi hingga mencapai
tahanan tanah semula pada pemancangan terakhir. Setelah pemancangan kembali,
Kontraktor harus memeriksa kembali ketinggian dari “titik referensi” pada semua tiang dan
harus memancang kembali tiang lain yang terangkat.
16. Ukuran-ukuran dinyatakan dengan metrik, kecuali bila dinyatakan lain.
Detail pelaksanaan pemancangan tiang pancang, yang tidak dimasukkan dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa
menyerahkan hasil survai lapangan.
1. Untuk mencapai tanah keras atau daya dukung yang disyaratkan, panjang tiang pancang
sering tidak sesuai dengan kedalaman yang dicapai.
2. Apabila ujung tiang pancang tepat pada elevasi penyambungan dengan poer, maka tiang
pancang tidak perlu dipotong.
3. Apabila tiang pancang muncul di atas elevasi penyambungan dengan poer, maka tiang
pancang harus dipotong untuk mencapai elevasi yang disyaratkan.
4. Sisa-sisa potongan tiang pancang harus dikumpulkan menjadi satu pada tempat yang
telah disetujui Pengawas/Pemberi Tugas.
4-6
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. Untuk menghubungkan konstruksi tiang pancang dengan konstruksi poer yang ada di
atasnya, diperlukan stek-stek dari besi beton yang dicor di dalam rongga tiang pancang.
2. Jenis baja yang digunakan sebagai stek-stek adalah diameter 25 mm setara U-40 Mutu
beton pengisi harus memenuhi syarat K-350 + additive (slag/flyash/silica fame/bahan lain
yang dapat menambah kekedapan beton dan mengurangi tingkat porositas pada beton)
3. Bagian ujung tiang pancang harus masuk (tertanam) dalam poer minimal 30 cm.
4. Tulangan (stek) tiang pancang harus dijadikan tulangan penyaluran dan tertanam dalam
poer sampai dengan ke balok.
5. Kerusakan kepala tiang yang berlebihan harus diperbaiki terlebih dahulu.
6. Pada tiap-tiap tiang pancang akan dibuatkan Poer untuk menyalurkan beban pada balok
menuju tiang pancang yang ukuran-ukuran dan penulangannya seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
Sebelum melakukan pengecoran adukan semua tulangan harus sudah terpasang dengan
baik, bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya
sedemikain sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pengaruh
pasang surut sebelum beton mencapai umur 3 jam.
Pemeriksaan kegiatan pemancangan dapat dilakukan oleh Pengawas setiap waktu. Tiang hanya
boleh dipancang dengan sepengetahuan Pengawas.
Kontraktor harus menyimpan daftar pemancangan tiap tiang, tiap hari daftar asli tersebut harus
diserahkan kepada Konsultan
Bila terjadi hal-hal di luar kondisi pemancangan biasa, Pihak Kedua harus segera melapor
kepada Konsultan.
dimana,
4-7
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
S = Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (cm)
N = Koefisien restitusi*
1. Nomor tiang
2. Ukuran tiang
3. Type tiang
4. Panjang sebelum pemancangan
5. Tanggal dan jam pemancangan
6. Elevasi pengerjaan
7. Elevasi ujung tiang bawah terhadap elevasi pengerjaan
8. Ukuran hammer
9. Jumlah pukulan total hingga akhir pemancangan.
10. Perhitungan kalendering tiang pancang harus memperhitungkan daya dukung tanah
maksimum (QL) sebesar minimum 3 (tiga) kali dari beban kerja (P) dititik tiang pondasi
terkait.
11. Penurunan tiang dalam 10 pukulan
12. Pengambilan Kalendering pada akhir pemancangan
13. Tinggi jatuh hammer
14. Mulai dan berakhirnya pengelasan/penyambungan tiang
15. dan lain-lain yang tidak wajar
Tiang-tiang pancang harus ditandai seluruh panjangnya, mulai dari ujung pada setiap 1.0 meter
dan 0.20m, 0.10m pada 2 meter terakhir dengan warna ditentukan Pengawas/Konsultan.
1. Tanggal pemancangan
2. Kode tiang pancang
3. Posisi titik pengangkatan (handling)
4-8
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Proses pemancangan dengan prosedur pengendalian mutu dari tiang pancang pipa baja ini
harus memperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan dalam spesifikasi, diantaranya jika
terjadi terangkatnya tiang.
Bila terjadi uplift tiang 1,5 cm atau lebih, Kontraktor harus mengambil langkah perbaikan tanpa
biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
Langkah tersebut diantaranya dapat meliputi : memancang kembali tiang sampai kedalaman
semula dan bila perlu lebih dalam lagi hingga mencapai tahanan tanah semula pada
pemancangan terakhir. Setelah pemancangan kembali, Kontraktor harus memeriksa kembali
ketinggian dari “titik reference” pada semua tiang dan harus memancang kembali tiang lain yang
terangkat.
1. Kontraktor harus menentukan suatu titik reference dari tiang dan ketinggiannya pada
tiang. Setelah semua tiang dipasang, Kontraktor harus mengukur lagi ketinggian “titik
reference” setiap tiang yang sudah dipancang dan menentukan “uplift” tiang pancang
yang disebabkan oleh pemancangan tiang lain.
2. Eksentrisitas pemancangan tiang tidak boleh melebihi eksentrisitas maksimum 8 mm.
Untuk mencegah eksentrisitas tersebut, tiang pancang dapat diberi ikatan terhadap
Ladder alat pemancangan atau Crane selama pelaksanaan pemancangan.
3. Toleransi pemancangan, penyimpangan dari garis vertikal tidak boleh melebihi dari 75
mm dari posisi tiang sesuai dengan gambar.
4. Kemiringan tiang vertikal tidak boleh melebihi maksimum 75 mm/per titik pemancangan
dalam arah vertikal.
5. Kemiringan tiang miring tidak boleh melebihi maksimum 75 mm/per titik pemancangan
dalam arah sumbu miring.
6. Toleransi ini diukur pada saat tidak ada gaya-gaya yang bekerja pada sepanjang tiang.
7. Pengeboran pada titik pancang sebelum pemancangan tidak diperbolehkan, kecuali bila
disetujui oleh Pengawas/Pemberi Tugas.
8. Tiang harus dipancang sesuai dengan jarak yang tertera dalam gambar.
9. Pesawat theodolith dan waterpass harus selalu terpasang mengikuti pemancangan
untuk menjaga posisi tiang pancang pada saat-saat pemancangan.
4-9
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. Apabila dijumpai bahwa penetrasi akhir sudah dicapai, sedangkan ke dalaman kurang
dari rencana semula, maka tiang akan terus dipancang dan berhenti setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas/Pemberi Tugas.
2. Tiang yang tidak mencapai penetrasi akhir yang ditentukan, sedangkan ujung bagian
atas telah mencapai ketinggian pondasi, tiang akan disambung, kemudian dipancang
sampai diperoleh penetrasi yang diperlukan dan disetujui Pengawas/Pemberi Tugas.
3. Pemancangan setiap tiang harus dilakukan terus menerus tanpa waktu istirahat hingga
tiang yang telah terpancang mencapai kedalaman yang ditetapkan.
4. Apabila kedalaman pemancangan tiang tercapai, tiang tersebut harus dipotong secara
baik dan datar pada ketinggian seperti tercantum dalam gambar. Semua bagian yang
terbelah, bengkok, rusak atau cacat karena sesuatu hal, harus disingkirkan atau
diperbaiki hingga Pengawas/ Pemberi Tugas menyetujui.
5. Pemancangan tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana dan gambar yang terlampir pada Surat
Perjanjian, pemancangan dapat dihentikan jika pada benaman terakhir didapat 25 mm
per 10 pukulan.
6. Eksentrisitas pemancangan tiang tidak boleh melebihi eksentrisitas maksimum 8 mm.
Untuk mencegah eksentrisitas tersebut, tiang pancang dapat diberi ikatan terhadap
Ladder alat pemancangan atau Crane selama pelaksanaan pemancangan.
7. Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memperkecil gangguan-
gangguan dan kerusakan yang terjadi.
8. Jika selama pelaksanaan pekerjaan terjadi gangguan, Kontraktor harus melaporkan
gangguan-gangguan tersebut kepada Pengawas untuk dipertimbangkan.
9. Setelah tiang dipancang, Kontraktor harus menentukan suatu titik reference dari tiang
dan ketinggian pada tiang.
10. Pada saat dilakukan penghentian pemancangan, tidak diperkenankan terdapat
sambungan tiang pancang tepat diatas permukaan seabed.
Kontraktor diwajibkan melakukan pengujian kapasitas tiang pancang dengan PDA (Pile Driving
Analyzer), dengan jumlah titik uji untuk setiap 10 (sepuluh) titik pemancangan wajib dilaksanakan
PDA test sehingga didapatkan daya dukung tiang pancang yang terjadi di lapangan, dengan
target beban rencana adalah 200 % dari beban ijin.
Pada kondisi kedalaman pemancangan telah dilakukan sesuai dengan gambar rencana namun
penetrasi pada 10 (sepuluh) pukulan terakhir masih lebih besar dari 25 mm, maka tiang pancang
yang terpancang tersebut wajib didiamkan selama 2 x 24 jam untuk kemudian dilakukan PDA
4-10
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
test dengan dilengkapi dokumentasi berupa foto dan video saat pemancangan. Hasil PDA test
wajib digunakan oleh Pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor
Pelaksana) untuk mengambil langkah sebagai berikut :
1. Apabila daya dukung tiang pancang terpancang berdasarkan hasil PDA test lebih besar
atau sama dengan daya dukung tiang pancang yang dipersyaratkan pada spesifikasi
teknis dan dokumen DED, maka pekerjaan pemancangan dihentikan pada kedalaman
tersebut dan Hasil kalendering, PDA test, serta foto dan video pemancangan wajib
dilaporkan kepada Pemilik Proyek.
2. Apabila daya dukung tiang pancang terpancang berdasarkan hasil PDA test lebih kecil
dari daya dukung tiang pancang yang dipersyaratkan pada spesifikasi teknis dan
dokumen DED, Pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor
Pelaksana) wajib melapor kepada Pemilik Proyek pada kesempatan pertama sebelum
memutuskan untuk menambah kedalaman pemancangan tiang pancang;
3. Untuk kondisi dimana dilakukan penambahan kedalaman pemancangan tiang pancang
tanpa pelaksanaan PDA test terlebih dahulu dan/atau tanpa persetujuan dari Direktur
Kepelabuhanan. Pembayaran biaya tambahan pekerjaan pemancangan dan material
tiang pancang menjadi tanggung jawab Pelaksana kegiatan dan tidak diperkenankan
melakukan pembayaran melalui anggaran proyek;
4. Pemancangan tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana dan gambar yang terlampir pada Surat
Perjanjian, pemancangan dapat dihentikan jika pada benaman terakhir didapat 25 mm
per 10 pukulan.
Pengangkutan tiang pancang dapat dilakukan memalui jalur darat, yakni dengan melintasi trestel
eksisting, sehingga pemancangan dapat dilakukan dari atas deck dermaga.
Pipa baja yang dipancang harus disambung untuk mencapai kedalaman yang telah ditentukan.
Adapun untuk ketebalan las antar sambungan dengan ketebalan tiga lapis penuh antar
sambungan. Tidak diperkenankan terdapat sambungan tiang pancang tepat diatas seabed.
Pada saat penyambungan pipa baja dilakukan, Pelaksana perlu didampingi dan diawasi oleh
tenaga ahli las bersertifikasi.
4-11
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Gambar 4-1 Detail Sambungan Tiang Pancang untuk Tiang Pancang Trestel Diameter 711mm dengan
Tebal 14 mm dan Panjang 37 m
4-12
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. Terhadap hasil pekerjaan las harus dilakukan pemeriksaan laboratorium atau persetujuan
tenaga ahli untuk menjamin bahwa hasil pengelasan cukup memenuhi syarat yaitu padat
dan tidak porous serta ukurannya sesuai dengan gambar kerja. Untuk itu Pelaksana harus
menyediakan tenaga ahli, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan testing
tesebut.
2. Hasil pengelasan harus ditest secara visual dengan menggunakan metode liquid penetrant
dan contrast sesuai dengan prosedur American Welding Society.
3. Hasil pengelasan dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dalam waktu paling lama 24 jam
untuk dievaluasi dan mendapatkan persetujuan. Hasil yang tidak memenuhi persyaratan
yang ditentukan harus diperbaiki, diperkuat atau dipotong dan dilas kembali sesuai petunjuk
Direksi.
4-13
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
5. BAB 5:
PEKERJAAN BETON
5.1.1 Uraian.
Lingkup pekerjaan beton di sini adalah pekerjaan beton untuk fasilitas laut, sesuai dengan
Gambar Rencana dan petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas meliputi pekerjaan-
pekerjaan :
Untuk detail ukuran pembetonan yang akan dikerjakan disajikan pada tabel berikut.
Dimensi
Diameter Baja Tulangan
No. Lokasi Kuantitas
(mm) (mm)
Setiap melakukan tindakan pengecoran beton, maka Kontraktor diwajibkan untuk mengambil
sampel dari tiap-tiap adukan yang akan dituangkan untuk kemudian dilakukan pengujian
kekuatan atas sample tersebut. Seluruh tata cara pengadaan, pengujian, pengerjaan, perawatan
dan pengetesan harus mengikuti peraturan PBI-71 dan SK SNI, serta Surat Edaran Kementerian
Perhubungan Ditjen Perhubungan Laut No. PP10/7/15/DP-16 perihal “Petunjuk Pelaksanaan
Pekerjaan Pembetonan“.
5-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Detail Pelaksanaan pekerjaan beton, yang tidak dimasukkan dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil
survei lapangan.
1. Kekuatan Beton
Semen yang digunakan untuk campuran beton yang berhubungan langsung dengan air
laut (dermaga, trestel, dan causeway) adalah semen Portland tipe II atau V. Namun
kedua tipe semen tersebut tidak dapat digunakan secara sekaligus. Beton yang
digunakan untuk pekerjaan struktur penunjang minimal harus mempunyai mutu K-350
(fc’ = 29,05 MPa) + additive (slag/flyash/silica fame/bahan lain yang dapat menambah
kekedapan beton dan mengurangi tingkat porositas pada beton) yang disahkan secara
tertulis berdasarkan hasil test laboratorium. Laboratorium yang ditunjuk Kontraktor
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan dan Pemberi Tugas.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan, disyaratkan kepada Kontraktor untuk menggunakan bahan Additive
yang bersifat menambah kekuatan serta kekedapan beton dan dapat mengurangi
porositas dengan komposisi sesuai petunjuk dari pabrik, penggunaan material additive
harus terlebih dahulu disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Lapangan secara khusus
dan tertulis.
Penggunaan bahan-bahan tambahan/pembantu, tidak boleh menjadi alasan untuk
mengurangi bahan PC (semen) yang seharusnya digunakan.
3. Pengadukan
Semua jenis adukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk (concrete mixer)
yang berkapasitas tidak kurang dari 1,5 m3, dengan penggunaan Faktor air semen (w/c):
0,48. Setiap material beton sebelum dilakukan pengecoran harus selalu diuji dengan
Slump Test antara (12 + 2) cm. Sesuai dengan SNI 7394:2008 tentang Tata Cara
Perhitungan HSP beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan.
4. Beton Dekking
Beton dekking/selimut beton harus dibuat/disediakan/dicetak lebih dahulu dengan
adukan 1 PC : 1 Ps dicetak semacam tahu lengkap dengan tali kawatnya, sesudah
mengeras dan mengering direndam dalam air.
Selimut beton yang disyaratkan untuk seluruh pekerjaan yang terkena/berhubungan
dengan pengaruh air laut secara langusng, seperti pilecap, balok, pelat lantai dll memiliki
ketebalan samping 8 cm dan bawah 8 cm sesuai dengan Gambar Rencana.
5. Selain beton dekking, juga harus dipasang ganjal-ganjal (kaki ayam) dari bahan tulangan
beton digunakan bila di dalam balok terdapat tulangan dua baris atau lebih harus diganjal
5-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
dengan tulangan yang memiliki Ø sama dengan Ø tulangan terbesar, untuk plat beton
dengan tulangan rangkap (atas & bawah) harus diganjal dengan kaki ayam sebanyak
minimal 3 buah tiap 1 m2.
Bilamana akibat satu atau lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh, Pelaksana
boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang mutunya paling tidak sama atau
lebih tinggi dari apa yang disyaratkan. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya
secara tertulis. Sepanjang memenuhi persyaratan teknis, Pelaksana diwajibkan untuk sejauh
mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.
1. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung ( SNI 03 – 1726 – 2002 ).
2. Tata cara perencanaan pembebanan koefisien kombinasi pembebanan untuk bangunan
gedung ( SNI 03 -1727 -2002 ).
3. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung ( SNI 03 – 1729-2002).
4. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung ( SNI 03 – 2847 – 2002 ).
5. Standart Industri Indonesia.
6. Technical Standarts For Port and Harbour Facilities in Japan.
7. ACI 318 – 99 untuk fabrikasi dan ereksi struktur bangunan.
8. AISC – ASD 89 untuk fabrikasi dan ereksi struktur baja.
9. Tata Cara Perhitungan HSP Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan (SNI
7394:2008)
5-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
a. Semen yang dipakai harus Portland Cement dengan merk yang disyahkan/disetujui oleh
yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
b. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima dalam kantong
asli dari pabriknya dalam keadaan masih baik (tidak keras) dan tertutup rapat.
c. Kantongan-kantongan semen yang rusak jahitannya dan robek-robek, tidak
diperkenankan dipergunakan kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
d. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, tidak boleh dipergunakan.
e. Semen yang digunakan untuk struktur bangunan yang berhubungan dengan air laut
harus memenuhi syarat menurut NI - 8 dimana type II atau V (ASTM) dan memenuhi S
- 400 menurut standard Portland Cement, dan harus diadakan dari pabrik semen yang
terkenal dan mempunyai reputasi baik.
f. Semen harus disimpan di dalam gudang tertutup yang mempunyai ventilasi cukup dan
tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk dengan lebih dari 15 lapis penumpukan, serta setiap pengiriman
baru harus dipisahkan dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
g. Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Konsultan Pengawas sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari Proyek. Urutan pemakaian
semen harus mengikuti urutan datangnya semen tersebut di lapangan sehingga untuk
itu Pelaksana diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutan datangnya di
lapangan.
h. Semen yang umurnya lebih dari 3 bulan sejak ke luar dari pabrik tidak diperkenankan
dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya struktural.
i. Bilamana Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas memandang perlu, Pelaksana harus
melaksanakan pemeriksaan Laboratorium untuk melihat mutu semen, atas biaya
Pelaksana.
2. Bahan Pengisi (pasir dan split),
a. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik maupun
lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya sesuai dengan syarat di dalam PBI 1971
dan SNI 03-2002.
b. Pasir laut sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan. Material pasir dapat
berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa pasir buatan
yang dihasilkan dari alat pemecah batu.
c. Kandungan lumpur pada pasir tidak boleh lebih dari 5%, bersih dan dicegah supaya tidak
tercampur dengan bahan-bahan lainnya.
d. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
e. Bahan batu split untuk beton yang dipergunakan harus bersih, tidak mengandung
lumpur, bahan-bahan organis, senyawa-senyawa kimia, dan kotoran-kotoran lainnya
yang dapat merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali. Kekerasan dari agregat kasar
5-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
diperiksa dengan bejana uji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton, dimana harus
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Agregat kasar harus mempunyai bidang pecah minimal 4 sisi, batu karang, batu
kord, batu kapur dan batuan yang rapuh, berpori ataupun berongga tidak dapat
digunakan sebagai agregat kasar.
Tidak boleh terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm, lebih dari 24 % berat.
Tidak boleh terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm, lebih dari 22 % berat.
3. Air
Untuk seluruh pelaksanaan komponen pekerjaan, air yang digunakan adalah air tawar bersih,
tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan yang
berpotensi merusak bangunan. Dalam segala hal, air yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam PUBI-1992/NI-3 PMI PUBB 1970 pasal 10, bila perlu kualitas air
harus dilakukan test ke Instansi Independen. Air laut tidak diperkenankan sama sekali untuk
digunakan sebagai bahan adukan.
1. Mutu beton yang disyaratkan untuk pekerjaan pile cap, balok, lantai dan kanstin adalah
K-350 + additive (slag/flyash/silica fame/bahan lain yang dapat menambah kekedapan
beton dan mengurangi tingkat porositas pada beton) atau fc’ = 29,05 MPa. Kontraktor
harus membuat/mengadakan campuran percobaan (trial mix desain) untuk menentukan
komposisi bahan adukan sesuai mutu karakterisitik beton yang disyaratkan dan disetujui
Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.
2. Kontraktor harus mengadakan test slump dan test kuat tekan beton untuk mengetahui
kualitas karakteristik beton satu sampel untuk setiap tes umur 3 hari, 7 hari, 28 hari umur
beton, tiap 5 m3 beton atau tiap satu kali pengadukan.
Persyaratan campuran rencana tetap mengikuti ketentuan PBI 1971. Semua bahan
campuran beton harus disupplai dari perusahaan yang disetujui Konsultan Pengawas.
3. Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregat halus harus terus menerus
dicatat pada saat melakukan uji pencampuran atau mix Desain dengan melakukan
beberapa komposisi campuran, sampai mendapatkan komposisi yang memenuhi kuat
desak sesuai rencana, dengan alat timbangan yang sudah dikalibrasi oleh badan yang
berwenang.
4. Pencatatan dari semen, agregat dan jumlah air setiap komposisi harus dapat diberikan
kepada Pengawas jika diperlukan.
5. Secara periodik harus dilakukan testing untuk menentukan kadar air (moisture content)
dari agregat untuk menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan
dicampurkan.
5-5
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
6. Untuk membuat 1 m 3 beton K-350/ fc’ = 29,05 MPa, dengan slump (12 ± 2) cm, w/c rasio
= 0,48, dibutuhkan:
PC/semen = 448 kg, PB/Pasir = 667 kg (berat jenis= 1400kg/m 3), Kerikil (maks 30 mm,
berat jenis= 1800kg/m 3) = 1000 kg, dan air = 216 liter.
7. Gambaran takaran job mix design beton:
PB/pasir = 138 Bucket (kapasitas 3,5 liter/bucket)
KR/kerikil = 159 Bucket (kapasitas 3,5 liter/bucket)
PC/semen = 8,96~9 zak (kapasitas 50kg/zak)
Air = 62 ember (kapasitas 3,5 liter/ember)
1. Bahan
Cetakan untuk beton finishing halus harus terbuat dari kayu mutu kelas II.
Tebal papan bekisting minimal 7 cm dan toleransi perbedaan minimal +2 mm. Jika papan
bekisting menggunakan plywood, digunakan plywoo dengan tebal 12 mm. Papan bekisting harus
kering agar tidak menyusut pada saat digunakan.
Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau kayu yang lebih baik
dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan.
Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetakan beton serta
memotong stek tulangan yang muncul ke permukaan beton dan menutupnya dengan adukan
beton.
2. Pelapis Cetakan
3. Pembongkaran Cetakan
a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum kekuatan tes kubus beton mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
Bilamana akibat pembongkaran cetakan pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban Rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung
b. Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada Kontraktor dan mengenai pembongkaran cetakan mengikuti PBI 1971 dalam
pasal yang bersangkutan.
5-6
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
4. Perlindungan Beton
Untuk melindungi beton baru dari cuaca panas matahari, angin dan hujan, sampai beton
mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan.
a. Semua cetakan sampel kubus beton yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan dibongkar.
b. Setelah pengecoran,beton harus terus menerus dibasahi selama 4 hari berturut-turut.
5. Selimut Beton
Selimut beton perlu dibuat seminimal-minimalnya 75 mm, hal ini diaplikasikan untuk beton yang
dicor di lingkungan yang memiliki kadar asam tinggi (dekat laut).
1. Penerimaan Bahan
Bahan yang berasal dari produk Pabrikan harus dilengkapi dengan Sertifikat Uji Tarik untuk Besi
tulangan dan Pipa baja, yang diperiksa oleh Direksi Pekerjaan bagian penerimaan bahan dengan
mengecek/ memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima
harus sesuai dengan ketentuan .
Seluruh pekerjaan dan bahan harus memenuhi toleransi dimensi dan berbagai ketentuan untuk
perbaikan pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan, yang diberikan dalam Seksi-seksi dari
Spesifikasi ini sesuai dengan pekerjaan atau bahan yang digunakan.
5-7
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai Spesifikasi ini
dan harus dibayar terpisah .
Pekerjaan yang tercakup dalam bab ini akan dianggap suatu bagian tak terpisahkan dari
berbagai bangunan dengan mana ia bersangkutan.
Pengukuran dan pengujian harus dilakukan untuk memastikan sesuai dengan rencana desain
spesifikasi. Untuk pengujian kekuatan tekan karakteristik kubus beton sebagaimana ditentukan
dalam PBI – 71 termasuk pemeriksaan “slump test”
Setiap jenis besi tulangan yang digunakan untuk penulangan beton harus merupakan produksi
pabrik baja yang dikenal dan dapat menunjukkan sertifikat standar mutu, sesuai dengan standar
yang diikuti dan harus disetujui oleh Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.
Mutu besi tulangan yang digunakan tercantum pada gambar rencana atau sesuai petunjuk
Pemberi Tugas/Pengawas lapangan, Mutu besi tulangan yang digunakan mengikuti Standar
Nasional Indonesia, seperti :
SNI 03-6861-2-2002
SNI 2052-1990-A/B
SNI 0136-84/SP 166-84
1. Kualitas besi beton yang digunakan ialah U-24 untuk < 12 mm besi lunak dengan
tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2 % adalah 2.400 kg/cm 2 dan
untuk D > 13 mm menggunakan U-40 dengan tegangan karakteristik yang memberikan
regangan tetap 0,2 % adalah 4.000 kg/cm2
2. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin, besi beton
dipotong dan dibengkokan sesuai Gambar Rencana
5-8
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
3. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta bahan lain yang
mengurangi daya lekat
4. Besi tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di
udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang, jika terkena hujan harus ditutup dengan
plastik
5. Kawat beton yang digunakan untuk mengikat besi beton/tulangan harus terbuat dari baja
lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak
disepuh seng, Sertifikat pabrik harus dapat disertakan dan disetujui oleh pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan. Ikatan antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas
selama pelaksanaan pengecoran
6. Kait besi tulangan dan sambungan lewatan sesuai dengan Gambar Rencana dan
persyaratan dalam PBI 1971, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujui
oleh Konsultan Pengawas/ Pemberi Tugas.
Untuk meningkatkan daya lekat antara beton lama dengan beton baru digunakan campuran yang
berfungsi sebagai perekat (bonding agent) yang akan meningkatkan kekuatan adhesi. Bahan ini
terdiri dari Acrylic Emulsion yang khusus diperuntukan sebagai cairan pengikat (lem), perekat
campuran antara beton lama dengan campuran beton baru.
Bahan yang di gunakan adalah dari jenis Nitobond AR. Pada campuran mortar (campuran semen
/pasir menggunakan Nitobond AR) memiliki kekuatan sebagai berikut :
5-9
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
6. BAB 6:
PEKERJAAN BAJA
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja seperti tercantum pada Gambar
Rencana, terutama untuk pekerjaan pemasangan temporary support pada perbaikan trestel,
termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja, dan alat-alat bantu lainnya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturan sebagai berikut:
1. Semua profil dan pelat untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan welded structural steel dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI - 84) dengan
fymin = 240 Mpa. Sebelum digunakan, material konstruksi baja harus diuji karakteristik
mekaniknya di laboratorium terlebih dahulu.
2. Semua material baja harus berkualitas baik dan baru, bebas/bersih dari karat, lubang-
lubang dan kerusakan lainnya. Semua material baja tersebut harus lurus, tidak terpuntir,
tidak ada tekukan-tekukan, tidak cacat geometri serta memenuhi syarat toleransi.
3. Railing baja berbentuk pipa baja mutu BJ 37 dengan diameter 12 cm. Pipa railing
dipasang pada parapet disepanjang trotoar jembatan komposit sesuai dengan yang
tercantum pada Gambar Rencana.
6-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Rencana, mutu baut dan mur yang digunakan
merupakan baut mutu tinggi yang memenuhi persyaratan ASTM A325 tipe tumpu
dengan fymin = 630 Mpa dan mempunyai bentuk hexagonal. Diameter baut dan panjang
ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
2. Mutu angkur adalah BJ 37, dengan fy = 240 Mpa
1. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
2. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang masih
bersegel dan berlabel pabriknya.
3. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
4. Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.
6. Semua material harus disimpan rapih dan diletakkan di atas papan atau balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, agar tidak rusak. Dalam
penumpukan, material harus dijaga agar tidak rusak dan bengkok.
6.4.1 Fabrikasi
6-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. Baut harus dilengkapi dengan 2 buah ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Mutu pelat ring sesuai dengan mutu baut.
2. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
Pemborong tidak boleh mengubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin
Direksi Teknik.
3. Pembuatan lubang-lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi tipis, maksimum
10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
4. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter nominal baut.
5. Pengencangan baut dan mur harus dilakukan dengan kunci momen sampai tercapai
kondisi kencang tangan (snug-tight).
6. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat
paling sedikit 3 (tiga) ulir yang menonjol di permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan
pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan
tidak boleh digunakan.
7. Untuk menghindari adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut yang sudah
dikencangkan diberi tanda dengan cat.
6.4.3 Pengelasan
1. Prosedur pengelasan untuk las di workshop dan di lapangan harus diajukan secara
tertulis untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Penyimpangan dari prosedur yang telah diajukan tidak dapat dilakukan tanpa
persetujuan Direksi.
3. Permukaan las yang terlihat harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan las
harus dihilangkan dan permukaan yang terkena harus dibalut dan dibersihkan.
Pada prinsipnya toleransi material yang belum difabrikasi maupun yang sudah difabrikasi dan
terpasang harus memenuhi AISC (American Institute of Steel Construction ) bab “ Standard Mill
Practice” hal 1-121 s/d 1-133.
6-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
6-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
7. BAB 7:
PEKERJAAN FENDER
1. Di sepanjang tepi depan dermaga ponton harus dipasang fender karet untuk melindungi badan
kapal membentur langsung konstruksi dermaga.
2. Mengacu pada Surat Edaran Kementerian Perhubungan Ditjen Perhubungan Laut No.
PP10/7/15/DP-16 perihal “Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Pelengkap Dermaga“, sesuai
dengan SNI 06-3568-2006 tentang Vulkanisat Karet Kompon Bantalan Dermaga dan dalam
hal pengadaan fender, wajib diperhatikan ketentuan sebagai berikut :
Persyaratan material campuran karet penyusun fender yang digunakan harus berupa
polycholoprene asli (neoprene) tahan kristalisasi atau polysoprene asli (karet alam)
sebagai polimer mentah. Seluruh bahan harus baru dan bukan daur ulang yang diambil
dari karet yang telah jadi;
Pengadaan fender wajib dilengkapi dengan sertifikat uji fisik dari pabrikan dengan
persyaratan sifat fisik yang harus dipenuhi sebagai berikut:
7-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
4. Penempatan jumlah dan jarak fender ditentukan seperti dalam gambar perencanaan. Fender
yang digunakan adalah fender dengan ukuran minimal seperti yang disyaratkan di bawah ini :
• Fender : Tipe Supercone Fender 1000 E 3.0
• Maximum Reaction : 77.6 ton (Deflection 45%)
• Energy absorption : 14.7 ton-m (Deflection 45%)
5. Fender karet yang akan dipakai pada dermaga ini adalah fender karet Type supercone fender
atau sejenisnya yang harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan ukuran minimal seperti yang
disyaratkan di atas. Pelaksana harus mengajukan gambar-gambar dari fender dan ukurannya
kepada Direksi untuk disetujui sebelum fender dimasukkan ke Proyek.
Gambar 7-1 Detail Fender Tipe Supercone Fender 1000 yang Digunakan
7. Setiap pengadaan fender karet harus disertai sertifikat dari supplier, dengan ketentuan garansi
produk selama 5 (lima) tahun tanpa adanya kerusakan. Apabila terjadi kerusakan dalam waktu
5 tahun akibat penggunaan normal, fender wajib diganti oleh Pelaksana.
7-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
8. BAB 8:
PEKERJAAN BOLLARD DAN LAINNYA
Sebagai fasilitas tambat, digunakan bolder dengan kapasitas 30 ton dan mengacu pada Surat
Edaran Kementerian Perhubungan Ditjen Perhubungan Laut No. PP10/7/15/DP-16 perihal
“Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Pelengkap Dermaga“, pengadaan bolder wajib dilengkapi
sertifikat dari pabrik dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Material yang digunakan merupakan material cast iron (SG Iron) grade EN-GJS-450.
b. Baut angkur yang digunakan merupakan bahan galvanis grade A 325.
c. Bolder harus dilindungi dengan cat epoxy warna hitam 2 lapis minimum 85 mikron.
Semua bahan bahan bolder harus dipasang pada tempat seperti tertera dalam gambar sesuai
persyaratan pabrik dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi.
a. Pelaksanaan pemasangan bolder harus monolit dengan poer, dimana boder ditambah
perkuatan berupa adukan beton dengan mutu beton sama dengan mutu beton dermaga
dan tulangan baja dengan jumlah disesuaikan dengan gambar kerja.
b. Angkur bolder dipasang pada dudukan beton dengan tinggi 10 cm, dengan toleransi
lubang angkur adalah 1 mm hingga 3 mm.
c. Setelah angkur bolder terpasang dengan sempurna, maka pengecoran beton dapat
dilaksanakan sehingga konstruksi bollard dengan poer menjadi monolit.
8-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Setiap pengadaan bolder harus disertai sertifikat dari supplier, dengan ketentuan garansi
produk selama 5 (lima) tahun tanpa adanya kerusakan. Apabila terjadi kerusakan dalam waktu
5 tahun akibat penggunaan normal, bolder wajib diganti oleh Pelaksana.
Pembatas antara struktur pada trestel dan dermaga menggunakan pembatas dilatasi dari plat
baja, berguna untuk memproteksi dari pijakan baik kendaraan maupun manusia supaya tidak
terjadi pecah pada komponen beton. Pemasangan dilatasi harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut.
8-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
a. Material pembentuk dilatasi pada beton dermaga adalah bahan baja siku galvanis
dengan ukuran 100x100x10.
b. Bahan pengisi dilatasi harus dapat melekat dengan kuat, tidak lapuk karena cuaca atau
air, serta dapat menerima gerak ulang yang terus menerus. Bahan yang digunakan dapat
menggunakan aspal.
c. Celah pemisah antar pelat beton dermaga yang diisi dengan joint filler harus ditutup
dengan pelat penutup dilatasi.
Setiap pengadaan material harus disertai sertifikat dari supplier, dengan ketentuan garansi
produk selama 5 (lima) tahun tanpa adanya kerusakan. Apabila terjadi kerusakan dalam waktu
5 tahun akibat penggunaan normal, material wajib diganti oleh Pelaksana.
8-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
dimensi trestle dan besaran beban operasional vertikal (kapasitas truk dan beban alat
operasional pelabuhan) di atas trestel.
8-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
9. BAB 9:
PEKERJAAN PROTEKSI KOROSI
Pemasangan pelindung dari korosi ini tersusun dari beberapa lapisan composite wrapping untuk
baja tiang pancang. Pemasangan terhadap tiang pipa baja yang terendam air laut setinggi batas
beton pile cap hingga kurang lebih sekitar -1 m dari LWS.
Perlindungan tiang pancang baja pada bagian splashing zone wajib dilindungi dengan
Compossite Wrap System, yang terdiri dari kombinasi fiber (Carbon, E -glass atau Aramide) yang
dikombinasikan dengan high level chemical resistance glassflake modified epoxy resin dengan
ketentuan sebagai berikut :
Spesifikasi Fiber
9-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
1. Memiliki kepadatan tinggi dan dapat di aplikasikan dengan ketebalan yang tinggi /High
Build Epoxy Resin untuk Casting Fiber /Saturant Epoxy resin
2. Memiliki kemampuan diaplikasikan dengan beberapa lapisan tanpa membuat Crack
/Retak
3. Memiliki Pigment Anti Korosi / Zinc Content
4. Memiliki Toleransi permukaan / Surface tolerant Epoxy underwater
5. Dapat Mengeras dibawah air atau disebut Curable Underwater Epoxy
6. Memiliki Kepadatan Volume 100 % tanpa susut / 100 Persen Volume solid
7. Memiliki karakteristik Multi purpose ,sebagai Primer,Saturant epoxy dan Top coat
8. Memiliki kekerasan yang tinggi agar tahan terhadap Abrasi dan Erosi
9-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
9-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Prosedur Perbaikan
Lapisan yang rusak harus diperbaiki di lapangan atas petunjuk dan persetujuan Direksi
Pengawas.
Dalam hal ini segera sebelum tiang pancang dipancang, daerah pelapisan yang tercemar harus
dibersihkan dengan mencuci dengan air bersih dan dikeringkan.
9-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Setiap lapisan yang lepas atau rusak atau tergores sedikit harus diperbaiki sesuai dengan
metoda yang diajukan Pelaksana Pekerjaan dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan.
Kerusakan lapisan pada waktu memotong atau mengelas batang geser didalam tiang pancang
harus dipebaiki kembali.
9-5
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Material yang boleh digunakan adalah material yang memenuhi syarat besar butir rata-rata
kurnag dari 20% lewat saringan No.200. Untuk material urugan tersebut harus memenuhi batas-
batas gradasi (grain size distribution) yang disajikan pada Tabel 10-1 berikut ini.
Material urugan harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa tanaman dan lain-lain. Butiran ukuran urugan harus cukup keras dan tidak mudah
lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1.7 ton/m 3 dan Specific Gravity (GS) minimal adalah
rata-rata 2.4.
Untuk material sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan batas
gradasi yang disajikan pada Tabel 10-2 berikut ini.
10-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Studi Detailed Engineering Design
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Fasilitas Pelabuhan Tanjung Batu 2018
Direktorat Kepelabuhanan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Material sirtu harus bersih dan tidak boleh mengandung bahan-bahan organic, seperti sisa
tanaman dan lain-lain. Bagian material sirtu cukup keras dan tidak mudah lapu, serta mempunyai
berat jenis minimal 1700 ton/m 3 dan Specific Gravity (Gs) adalah rata-rata 2,4.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas suplai seluruh material yang diperlukan sebagai bahan
urugan atau sirtu dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasi-lokasi sumber material yang akan
ditetapkna dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Kontraktor diwajibkan mengambil beberapa sampel dan memeriksa grain size distribution dan
mutu urugan dan sirtu tersebut diajukan ke Konsultan Pengawas.
Bila material urugan dan sirtu tidak tersedia secara cukup di satu lokasi, maka Konsultan
Pengawas dapat menyetujui penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini
material-material tersebut harus dicampur terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan di atas
sebelum dipakai.
Batu yang akan dipakai untuk beberapa keperluan dalam pekerjaan ini haruslah batu pecah
(belah) yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja.
Batu yang digunakan untuk konstruksi talud, batu pelindung (armor rock) harus dari batu yang
bersifat keras dengan berat jenis 1500 kg/m 3, tidak menunjukkan tanda lapuk, bentuk persegi
panjang tak beraturan, bergradasi baik, dengan ukuran sesuai dengan persyaratan, berupa batu
belah yang berasal dari batu kali atau batu gunung. Batu yang tidak bersudut sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipakai.
Untuk konstruksi pasangan batu kosong, bentuk batu sedemikian rupa mengingat pasangannya
tidak menggunakan perekat, sehingga celah-celah kosong dapat dan harus diisi dengan batu
yang berukuran lebih ekcil dan disesuaikan dengan gambar desain atau gambar kerja. Ukuran
batu kosong yang biasa digunakan adalah berukuran rata-rata 40 cm dengan berat batu 1.5-3.5
kg dengan berat jenis 1500 kg/m3.
Samsuar Adi
Direktur
10-2