Kelompok 1
Kelompok 1
Disusun Oleh:
Kelompok 1:
Setiawan :5192422005
Mukarram Pahelasssyah :5193322012
M.irsan Hasibuan :5191122010
Riski Andika Harahap :5193122022
M. Fernanda Rusdizar :5191122011
Sulaiman siddiq :5193122021
Abdul Muktar :5193322011
BAB I PEMBAHASAN
C. Manfaat ...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Penutup ....................................................................................
PEMBAHASAN
ُ ظه ُۡو ِر ِهمۡ ُذرِّ َّي َتهُمۡ َو اَ ۡش َه َدهُمۡ َع ٰ ٰٓلى اَ ۡنفُسِ ِهمۡ ۚ اَََ ۡس
ۚ ۚ ۛ ُ ِب َر ِّب ُُمۡ ؕ ََلَ ُ ۡوا َب ٰلى ُ ك م ِۡۢۡن َبن ِۡۤۡى ٰا َد َم م ِۡن َ ا ِۡذ اَ َخ َذ َر ُّب
َش ِه ۡد َنل ۚ ۚ اَ ۡن َتُُ ۡوَ ُ ۡوا َي ۡو َم ۡاَُ ِٰي َم ِة ِا َّنل ُُ َّنل َع ۡن ٰه َذا ٰغ ِفل ِۡي َن
Yang artinya;
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu
Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya
berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan
kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak
mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”
Karena itu pada dasarnya manusia diciptakan sebagai seorang yang bertauhid dan
menyerahkan diri kkepada ALLAH SWT. Namun, ketika mereka dilahirkan kedunia; dan
ruh yang immateri bersatu dengan jasad yang bermateri, maka kesadaran ilahiyah itu hanya
bersifat potensial (fitrah). Allah berfirman
ۚ ُۙ ِ ۚ اِنَّ ْاَم ُٰن ِف ُِي َْن فِى اَدَّرْ كِ ْاَلَسْ َف ِل م َِن اَ َّن
لر َوََنْ َت ِجدَ ََ ُه ْم َنصِ يْرً ا
Artinya:
Sesunggunya orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bahwa
dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong bagi mereka.
1. Ilmu (al-‘ilm), yaitu mengetahui dan memahami maksud dari syahadat tersebut, yaitu
apa yang ditiadakan (nafy) dan apa yang ditetapakan (itsbat)
2. Yakin al-yaqin), meyakini dengan sesungguhnya tanpa sedikitpun keraguan atas apa
yang diikrarkannya.
3. Menerima (al-qabul), menerima kandungan dan konsekuensinya dari syahadat tersebut,
yaitu menyembah ALLAH semata dan meninggalkan semua ibadanya kepada selan-
Nya.
4. Tunduk dan patuh (al-inqiyad), yaitu tunduk dan patuh terhadap kandungan dan makan
syahadat taugid tersebut. Oleh karena itu seorang yang bersyahadat tauhid tidak akan
membangkang terhadap titah ALLAH.
5. Jujur (ash-sidq), yaitu mengucapkan syahadat tauhid dengan hati yang tulus dan
membenarkannya. Oleh karena itu, seorang yang bersyahadat tauhid tidak
membedakan antara yang diikrarkannya dengan yang ada didalam hati.
6. Ikhlas (al-mahabbah), yaitu mencintai kalimat ini beserta segala isi dan
konsekuensinya.
7. Cinta (al-mahabbah), yaitu mencintai kalimat ini beserta segala ini beserta segala isi
dan konsekuensinya.
1. Mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw. Dan meyakininya didalam hati sebagai
utusan ALLAH kepada makhluknya, jin dan manusia.
2. Mengucapkan dengan lisan sebagai suatu bukti pengakuan didalam hati
3. Mengikuti dan mengamalkan segalah sunnah-sunnanya sesuai dengan kedudukannya
didalam hukum takhlifi.
4. Membenarkan segala yang diinformasikannya, baik itu yang gaib maupun sesuatu yang
akan terjadi pada masa yang telah lalu maupun yang akan datang.
5. Mencintainya melebihi cinta kepada diri sendiri, keluarga, harta, dan seluruh makhluk
ALLAH.
6. Mendahulukan sabdanya yang sahih dari semua pendapat siapapun dari makhluk
ALLAH.
Artinya:
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan
orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa,
Maha-bijaksana.
Didalam Islam Tauhid tersebut dikenal dengan tiga macam tauhid, yaitu tauhid rubiyah,
tauhid uluhiyyah, dan tauhid asma’wa sifat. Ketiga tauhid ini dirumuskan berdasarkan
tunjukan ajaran al-quran dan sunnah Nabi Muhammad saw. Ketiga tauhid ini tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan lainnya dan memiliki makan secara benar.
ٰٰ َ
ّللاُ َخلَ ُِق ُُ ِّل َشيْ ٍء ُۙوَّ ه َُو َع ٰلى ُُ ِّل َشيْ ٍء وَّ ُِيْل
Artinya:
Allah pencipta segala sesuatu dan dia maha pemelihara atas segala sesuatu.
Didalam ayat ini dipahami bahwa ALLAH pengusaha alam dan pengatur dan
pencipta alam semesta. Karena itu ALLAH lah yang mengangkat dan menurunkan dia
yang memuliakan dan menghinakan, serta maha kuasa atas segala sesuatu.
Allah juga juga berfirman dalam surah Luqman: 10-11
ْث ِف ْي َهل مِنَّ ض َر َواسِ َي اَنْ َت ِم ْي َد ِب ُُ ْم َو َب ِ ُْ ِب َغي ِْر َع َم ٍد َت َر ْو َن َهل َواَ َْ ُٰى فِى ْاَلَر
ِ َخلَ َق اَس َّٰم ٰو
ۡۢ ۡۤ ۡۤ ْ ۗ ۡۤ
ۚ ٍ ج َُ ِريْم ٍ ُُ ِّل َدا َّب ٍة َواَ ْن َزَ َنل م َِن اَ َّس َمل ِء َمل ًء َفل َ ْن َب ْت َنل ِف ْي َهل مِنْ ُُ ِّل َز ْو
Artinya:
Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia
meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan
kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang
bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
Syaikh Salih Fauzan mengatakan, “perhatikanlah alam semesta ini, baik yang diatas
maupun yang dibawah dengan seluruh bagiannya, engkau pasti mendapati semua itu
menunjukkan kepada pembuat, pencipta, dan pemiliknya.
َ ۚ اَطل ُغ ْو ٰ
ُ َف ِم ْن ُه ْم مَّنْ َهدَى َ ٰ و َ ََۚ َُ ْد َب َع ْث َنل فِيْ ُُ ِّل ا ُ َّم ٍة رَّ س ُْو ًَل اَ ِن اعْ ُب ُدوا
َّ ّللا َواجْ َت ِنبُوا
ۖ لِل ْاَلَسْ َم ۤۡل ُء ْاَحُسْ ٰنى َف ْلدع ُْوهُ ِب َه ۖل َو َذرُ وا اََّ ِذي َْن ي ُْل ِح ُد ْو َن ف ِْٰٓي اَسْ َم ۤۡل ِى ۗه َسيُجْ َز ْو َن َمل َُل ُن ْوا َيعْ َمل ُ ْو َن ٰ
ِ ٰ ِ َو
Artinya:
Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah
kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mengenal Allah SWT atau ma’rifatullah merupakan suatu keharusan bagi setiap orang
yang beriman, karena hal tersebut adalah syarat dari kekuatan iman seseorang. Maka dari
itu, perintah mengenal Allah merupakan perkara yang diharuskan kepada hamba-hamba-
Nya.Dalam ajaran Islam, mengenal Allah sebagai Tuhan Pencipta dan Pengatur alam
semesta dan seluruh makhluk merupakan suatu kewajiban. Dalam memahami sifat-sifat
ALLAH haruslah meyakininya sesuai dengan petunjuk kalam ALLAH swt. Dan sunah
Rasullah saw. Maksudnya, memaknai sifat-sifat-Nya haruslah sebagaimana diajarkan
utusan-Nya kepada para sahabat, lalu hal itu diikuti generasi salaf,ahlus sunnah wa al-
jamaah yang meniti jejak dan menapaki langkah-langkah mereka.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa tugas makalh ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami
menerima saran dan keritikan yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid Ritonga, Beberapa Aspek tentang Ajaran Islam, Tiara Wacana, 2012.
Abdul Dawud, Sunan Abi Dawud, (al-Maktabah asy-Syamilah), Juz XIV, tt.