Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JUMLAH CEMARAN MIKROBA DAN IDENTIFIKASI Salmonella sp.

DAN Escherichia coli PADA DAGING AYAM DI BEBERAPA TEMPAT


PEMASARAN WILAYAH KOTA KUPANG
The Analysis of Microbe Contamination Quantity and Identification of Salmonella sp. and
Escherichia coli in Chicken Meat in Several Marketing Areas of Kupang City

Kadek Dwi Ariesthi

Program Studi DIII Kebidanan STIKes Citra Husada Mandiri, Kupang

ABSTRAK
Daging merupakan salah satu sumber protein yang mudah mengalami kerusakan jika terkontaminasi
mikroba. Dapat menyebabkan keracunan (foodborne diseases) jika terkontaminasi pathogen seperti
Salmonella sp. dan Escherichia coli. Penelitian ini secara bertujuan untuk menganalisis jumlah
cemaran mikroba dan identifikasi Salmonella sp. dan Escherichia coli pada daging ayam di beberapa
tempat pemasaran wilayah kota Kupang. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan
menggunakan uji rata-rata untuk mengetahui adanya perbedaan pada sampel, dimana sampel diambil
dari 3 tempat pemasaran daging ayam yaitu Pasar Oeba, Pasar Oebobo dan Pasar Naikoten. Data
dianalisis menggunakan colony counter, anova dan hasil identifikasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah koloni bakteri aerob mesofil yang mencemari daging ayam masing-masing sebesar
82800000 (82,8 x 106) CFU/g untuk Pasar Naikoten, 28950000 (28,95 x 106) CFU/g untuk daging
ayam yang diambil dari Pasar Oebobo dan 102950000 (102,95 x 10 6) CFU/g pada daging ayam yang
diperoleh dari Pasar Oeba. Hasil uji analisis sidik ragam diketahui bahwa adanya perbedaan tidak
nyata (P>0,05) pada taraf kepercayaan 0,05 diantara cemaran bakteri aerob mesofil pada daging ayam
di 3 tempat pemasaran. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa tidak ada kontaminasi Salmonella sp.
dan Escherichia coli pada daging ayam yang diuji.
Kata kunci : cemaran mikroba, Salmonella sp. dan Escherichia coli, daging ayam, tempat pemasaran,
kota kupang

ABSTRACT
Meat as a food is a good source of nutrition and prospective. However the meat is very easily
damaged if contaminated microbe and will cause poisoning (foodborne diseases) if contaminated
pathogen such as Salmonella sp. and Escherichia coli. This research was aimed to analyze the
quantity of microbe contamination and identify of Salmonella sp. and Escherichia coli in chicken
meat in several marketing areas of Kupang city. he research design is cross-sectional study using
average test to know the differences in the samples, where samples were taken from 3 places of
chicken meat market such as Oeba Market, Oebobo Market and Naikoten Market. The data analyse
are using a colony counter, anova and the identification. Result showed that the quantity of colonies
of aerob mesophile bacteria that contaminate the meat chicken each 82800000 (8.3 x 10 7) CFU / g
for Naikoten Market, 28950000 (2.9 x 10 7) cfu / g for chicken meat are taken from the Market
Oebobo and 102.95 million (1.03 x 10 8) cfu / g in chicken meat are taken from Oeba Market. The
analysis of test result variances prove that the differences was not significant (P> 0.05) at 0.05
confidence level between aerob mesophile bacteria contamination in chicken meat in 3 marketing
places. The identification results indicate that no contamination with Salmonella sp. And Escherichia
coli on chicken meat tested.

Keywords : Microbe contamination, Salmonella sp. And Escherichia coli, chicken meat, place
marketing, Kupang city

75
PENDAHULUAN infeksi Escherichia coli sering kali berupa
Daging merupakan salah satu bahan diare yang disertai darah, kejang perut,
pangan yang banyak dikonsumsi oleh demam, dan terkadang dapat menyebabkan
masyarakat dan penting dalam memenuhi gangguan pada ginjal. Infeksi Escherichia coli
kebutuhan gizi.Selain karena mengandung pada beberaa penderita, anak-anak dibawah 5
protein yang tinggi. Pada daging terdapat pula tahun, dan orang tua dapat menimbulkan
kandungan asam amino esensial yang lengkap komplikasi yang disebut dengan sindrom
dan seimbang. Keunggulan lain, protein uremik hemolitik. Sekitar 2-7% infeksi
daging lebih mudah dicerna daripada protein Escherichia coli menimbulkan komplikasi
yang berasal dari nabati. Bahan pangan ini (Radji, 2010). Tujuan dari penelitian ini yaitu
juga mengandung beberapa jenis mineral dan untuk menganalisis jumlah cemaran mikroba
vitamin. dan identifikasi Salmonella sp. dan
Unggas merupakan sumber pangan asal Escherichia coli pada daging ayam di
hewan yang paling digemari di Indonesia, beberapa tempat pemasaran wilayah kota
terbukti dengan banyaknya konsumsi bahan Kupang.
pangan asal unggas di Indonesia yang
melebihi konsumsi pangan asal hewan lainnya METODE
seperti daging sapi, kambing, domba dan ikan. Desain penelitian ini adalah cross-
Pada tahun 1999 konsumsi daging ayam sectional dengan menggunakan uji rata-rata
sebesar 355.864 ton, tahun 2002 sebesar untuk mengetahui adanya perbedaan pada
376.125 ton, tahun 2006 sebesar 424.979 ton. sampel. Penelitian ini menggunakan wilayah
Selain merupakan sumber pangan, daging atau tempat pemasaran daging ayam potong
unggas juga berpotensi sebagai sumber sebagai sampel. Dimana sampel-sampel
penularan penyakit melalui makan (foodborne tersebut adalah (1) Pasar Oeba, (2) Pasar
diseases) (Ardiansyah, 2006). Kasih Oebobo, (3) Pasar Inpres Naikoten.
Daging unggas merupakan media yang Selanjutnya masing-masing sampel
berpotensi menjadi tempat perkembangan mendapatkan perlakuan diulang sebanyak 2
mikroba, salah satu penyebabnya adalah kali. Analisis sampel dilakukan di
unggas dalam kehidupannya selalu Laboratorium Kesmavet UPT Veteriner Dinas
bersentuhan dengan lingkungan yang kotor. Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Karkas ayam mentah paling sering dikaitkan Proses pengambilan sampel dilakukan
dengan cemaran Salmonella dan dengan membeli 2 karkas ayam utuh di tiga
Campylobacter yang dapat menginfeksi tempat penjualan daging ayam (Oeba, Oebobo,
manusia (Raharjo, 1999). Naikoten). Masing-masing daging ayam yang
Daging ayam yang tergolong dalam dibeli dari 3 tempat penjualan dimasukkan ke
famili phasianidae, jika dibiarkan pada suhu dalam plastik steril (sebanyak 6 kantong) yang
kamar, maka akan segera terjadi penurunan telah disiapkan untuk mencegah terjadinya
mutu, menjadi tidak menjadi tidak segar lagi kontaminasi mikroba dari lingkungan. Sampel
dan jika dikonsumsi akan menimbulkan kemudian dibawa menggunakan cool box
penyakit. menuju laboratorium untuk dianalisis.
Timbulnya penyakit akibat daging ayam Masing-masing daging ayam dipotong
dapat disebabkan oleh kontaminasi bakteri kecil-kecil dan ditimbang dagingnya secara
pathogen seperti, Salmonella sp., aseptic, tiap kantong plastik ditimbang
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan kedalam tiga bagian masing-masing 25 gr dan
Campylobacter sp. dimasukkan dalam wadah steril untuk
Salmonellosis adalah infeksi yang pengujian Angka Lempeng Total, pengujian
disebabkan oleh Salmonella yang masuk Salmonella dan pengujian Escherichia coli.
kedalam tubuh melalui makanan dan minuman Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
yang terkontaminasi. Orang yang terinfeksi dalam proses penghancuran menggunakan
akan mengalami gejala demam, diare,keram stomacher. Untuk mengetahui perbedaan
perut, pusing,sakit kepala, dan rasa mual cemaran mikroba pada 3 tempat pemasaran
setelah 12-72 jam setelah terinfeksi. Gejala ini daging ayam, dianalisis menggunakan analisis
dapat berlangsung selama 7 hari. Sedangkan sidik ragam satu arah (one way ANOVA)

76
dengan tingkat kemaknaan 0.05 dibantu pengenceran, proses inokulasi dan penuangan,
dengan SPSS for Windows release 10 Jika dan proses inkubasi/pengeraman.
terjadi perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Berdasarkan beberapa pendekatan tersebut
Beda Nyata Terkecil (BNT). Untuk diatas, maka hasil pengujian ALT pada
mengetahui kontaminasi bakteri Salmonella penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.
dan Escherichia coli pada daging ayam, data Data yang ditampilkan dalam tabel 1.
dianalisis berdasarkan hasil identifikasi pada menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri
tiga tempat pemasaran daging ayam wilayah aerob mesofil yang mencemari daging ayam
kota kupang. Dalam penelitian ini digunakan bervariasi diantara daging ayam yang diambil
uji laboratorium. Data hasil pengujian diolah dari pasar naikoten, pasar oebobo, dan pasar
dan dianalisis dengan bantuan fasilitas oeba. Namun demikian daging ayam yang
computer berbasis program yang sesuai. Hasil disampling dari ketiga tempat penjualan
dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel tersebut, semuanya menunjukkan jumlah
dan narasi. koloni yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan persyaratan SNI 08-1-1-7388 : 2009
HASIL DAN BAHASAN yaitu 1 juta (106) CFU/g. Kenyataan ini
a. Jumlah Cemaran menunjukkan bahwa penanganan daging ayam
Pengujian ALT dimaksudkan untuk pada ketiga tempat tersebut masih belum
mengetahui jumlah kontaminasi bakteri aerob menjamin keamanan mikrobiologi daging
mesofil pada sampel. Pengujian ini dilakukan ayam hingga saat pengambilan sampel. Hal ini
dengan menggunakan beberapa pendekatan, dapat dipahami karena beberapa alasan, yaitu :
yaitu proses homogenisasi, proses

Tabel 1. Hasil Pengujian ALT pada Daging Ayam


Lokasi Sampel Ulangan
1 2 Total Rerata
Pasar Naikoten Penjual I 6.4 x 107 8.7 x 107 1.51 x 108 7.55 x 107
Penjual II 7.6 x 106 1.1 x 107 1.86 x 107 9.3 x 106
Pasar Oebobo Penjual I 2.7 x 106 7.8 x 106 1.05 x 107 5.25 x 106
Penjual II 2.0 x 107 2.8 x 107 4.8 x 107 2.4 x 107
Pasar Oeba Penjual I 8.7 x 107 9.8 x 107 1.85 x 108 9.25 x 107
Penjual II 7.9 x 106 1.3 x 107 9.2 x 107 4.6 x 107
Keterangan : n = 6

Tabel 2. Hasil Identifikasi Salmonella sp. pada daging ayam


Sampel Ulangan Kesimpulan
1 2
Pasar Naikoten Negatif Negatif Negatif
Pasar Oebobo Negatif Negatif Negatif
Pasar Oeba Negatif Negatif Negatif
Keterangan : n = 6

Tabel 3. Hasil Identifikasi Coliform pada Daging Ayam


Sampel Ulangan Kesimpulan
1 2
Pasar Naikoten >1.1 x 103 >1.1 x 103 Positif
Pasar Oebobo >1.1 x 103 >1.1 x 103 Positif
Pasar Oeba >1.1 x 103 >1.1 x 103 Positif
Keterangan : n = 6

77
(1) pengambilan sampel dilakukan pada saat pada akhir analisa. Hal itu juga didukung oleh
musim hujan dan kondisi pasar yang cukup penanganan selama penjualan yang kurang
becek dan memungkinkan daging yang dijual hygienis dimana daging ayam dijual secara
secara terbuka terkontaminasi dengan air terbuka dan lalat bebas hinggap di daging
hujan ataupun juga bakteri-bakteri yang serta factor lingkungan lain yang tidak dapat
beterbangan dibawa oleh vektor maupun dikontrol.
reservoir. (2) kontaminasi bakteri pada
awalnya umumnya lebih banyak pada daerah b) Cemaran Salmonella sp.
saluran pencernaan. Pada saat penimbangan, Pengujian Salmonella sp. dimaksudkan
bagian daging ayam yang diambil adalah untuk mengidentifikasi kontaminasi bakteri
bagian daging dan dapat diasumsikan bahwa Salmonella sp. pada daging ayam. Proses
dengan rentang waktu yang singkat bakteri pengujian dilakukan dalam beberapa tahap
dari saluran pencernaan telah melakukan yaitu, homogenisasi, pra pengayaan, seleksi
invasi ke bagian daging. (3) kontaminasi pada media agar, dan uji biokimia.
bakteri dari peralatan dan lingkungan tempat Setelah melalui proses-proses tersebut,
penjualan selain di bagian permukaan, juga hasil pengujian untuk identifikasi Salmonella
menyentuh bagian dalam dari daging, sp. pada daging ayam dapat dilihat pada Tabel
terutama air yang digunakan untuk 2. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
membersihkan daging ayam yang telah semua sampel tidak terkontaminasi bakteri
dicabuti bulunya. Air yang tidak terjamin Salmonella sp. Hal ini disebabkan oleh
kebersihannya sangat berpotensi untuk beberapa hal yaitu : 1) daging ayam tidak
menyebabkan kontaminasi pada daging ayam. terekspose dengan cemaran Salmonella sp.
Begitu pula peralatan yang digunakan untuk baik dari peralatan, air maupun dari
memotong ayam. lingkungan sekitar, (2) pengambilan sampel
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah bagian daging dan jika pada bagian
pertumbuhan mikroorganisme dalam pangan usus terkontaminasi Salmonella sp.
dapat bersifat fisik, kimia atau biologis. kemungkinan belum menginvasi sampai ke
Nurwantoro dan Djaridjah (1997) menjelaskan bagian daging, (3) kemungkinan daging ayam
bahwa jumlah dan jenis mikroorganisme yang tersebut tidak terkontaminasi Salmonella sp.
dominan pada pangan selalu dipengaruhi oleh Selama penanganan daging ayam yang
factor intrinsic seperti kandungan gizi, pH, dijual di tiga tempat pemasaran mengalami
kadar air, ada tidaknya bahan penghalang atau proses yang hampir sama. Daging dijajakan
penghambat dalam pangan dan factor secara terbuka, ditangani oleh penjual yang
ekstrinsik di antaranya suhu, kelembaban dan tidak menerapkan cara-cara yang hygienis,
keberadaan oksigen. peralatan yang kurang bersih, air yang
Berdasarkan hasil uji analisis sidik kualitasnya tidak terjamin baik untuk
ragam (ANOVA) menunjukkan nilai p = menyiram maupun merendam ikan serta factor
0.364 yang artinya bahwa adanya perbedaan lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.
tidak nyata (P<0,05) pada taraf kepercayaan Berdasarkan kenyataan tersebut,
0,05 diantara cemaran bakteri aerob mesofil peluang kontaminasi bakteri Salmonella sp.
pada daging ayam di 3 tempat pemasaran. pada daging ayam yang dijual di tiga tempat
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tersebut menjadi tinggi. Hal itu disebabkan
tempat penjualan tidak mempengaruhi jumlah karena masing-masing factor diatas dapat
pertumbuhan bakteri aerob mesofil. berkontribusi untuk memindahkan bakteri
Ada atau tidaknya perbedaan jumlah Salmonella sp. pada daging ayam. Bagian dari
kontaminasi bakteri aerob mesofil pada daging daging ayam yang diambil dalam penelitian
ayam yang diambil dari tempat pemasaran harus mewakili setiap bagian dari tubuh ayam.
yang berbeda disebabkan karena : (1) jumlah Hal ini sangat diperlukan karena pada
investasi bakteri awal, (2) penanganan selama umumnya jumlah bakteri pathogen seperti
penjualan dan (3) factor lingkungan. Jumlah Salmonella sp. yang terkontaminasi pada
investasi awal akan mempengaruhi jumlah bahan pangan termasuk daging ayam dalam
total bakteri pada saat analisa. Semakin jumlah kecil dan berada pada tempat tertentu.
banyak jumlah kontaminasi awal pada daging Untuk dapat melakukan invasi ke bagian lain,
akan menunjukkan hasil yang banyak pula bakteri tersebut membutuhkan jumlah yang
78
cukup banyak. terkontaminasi Salmonella sp. jika dibandingkan dengan persyaratan SNI 08-
Hal ini berarti sejak penangkapan hingga saat 1-1-7388 : 2009 yaitu 100 (102) CFU/g.
analisa tidak ada bakteri Salmonella sp. Setelah sampel yang diuji menunjukkan
bahwa adanya kontaminasi bakteri Coliform,
c) Cemaran Escherichia coli maka selanjutnya dilakukan pengujian
Sebelum dilakukan pengujian Escherichia coli.
Escherichia coli, terlebih dahulu harus Pengujian Escherichia coli
dilakukan uji pendugaan Coliform. Pengujian dimaksudkan untuk mengidentifikasi
Coliform dimaksudkan untuk mengidentifikasi kontaminasi bakteri Escherichia coli pada
kontaminasi bakteri Coliform pada daging daging ayam.yang terkontaminasi pada daging
ayam. Dimana hasilnya bisa dilihat pada ayam. Proses pengujian dilakukan dalam
Tabel 3. beberapa tahap yaitu, pengenceran,
Data pada Tabel 3. menunjukkan bahwa homogenisasi, inkubasi, dan uji biokimia.
daging ayam yang diambil dari pasar naikoten, Setelah melalui proses-proses diatas,
pasar oebobo, dan pasar oeba terkontaminasi hasil pengujian untuk identifikasi Escherichia
oleh bakteri Coliform. Semua sampel coli dapat dilihat pada Tabel 4.
menunjukkan jumlah koloni yang lebih tinggi

Tabel 4. Hasil Identifikasi Escherichia coli pada daging ayam


Lokasi Sampel Ulangan Kesimpulan
1 2
Pasar Penjual I <3.6 <3.6 Negatif
Naikoten Penjual II 6.1 6.1 Negatif
Pasar Oebobo Penjual I <3.6 <3.6 Negatif
Penjual II 3 6.1 Negatif
Pasar Oeba Penjual I <3.6 <3.6 Negatif
Penjual II <3.6 <3.6 Negatif
Keterangan : n = 6

Tabel 4. menunjukkan bahwa semua kualitasnya tidak terjamin baik untuk mencuci
sampel tidak terkontaminasi bakteri daging maupun peralatan yang digunakan,
Escherichia coli. Hal itu disebabkan oleh serta factor lingkungan yang tidak dapat
beberapa hal yaitu : 1) daging ayam tidak dikendalikan. Berdasarkan kenyataan tersebut,
terekspose dengan cemaran Escherichia coli peluang kontaminasi bakteri Escherichia coli
baik dari peralatan, air maupun dari pada daging ayam yang dijual di tiga pasar
lingkungan sekitar, (2) pengambilan sampel tersebut menjadi tinggi. Hal ini disebabkan
adalah bagian daging dan jika pada bagian karena masing-masing factor diatas dapat
usus terkontaminasi Escherichia coli berkontribusi untuk memindahkan bakteri
kemungkinan belum menginvasi sampai ke Escherichia coli pada daging ayam.
bagian daging, (3) kemungkinan daging ayam Bagian dari daging ayam yang diambil
tersebut tidak terkontaminasi Escherichia coli. dalam penelitian harus mewakili setiap bagian
Namun, walaupun hasil identifikasi dari tubuh ayam. Hal ini sangat diperlukan
Escherichia coli menunjukkan hasil negatif, karena pada umumnya jumlah bakteri
tetapi pada daging ayam tersebut, telah pathogen seperti Escherichia coli yang
terkontaminasi bakteri Coliform dalam jumlah terkontaminasi pada bahan pangan termasuk
yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan daging ayam dalam jumlah kecil dan berada
pada SNI. pada tempat tertentu. Untuk dapat melakukan
Selama penanganan daging ayam yang invasi ke bagian lain, bakteri tersebut
dijual di tiga tempat pemasaran mengalami membutuhkan jumlah yang cukup banyak.
proses yang hampir sama. Daging dijajakan Daging ayam dari ketiga tempat penjualan
secara terbuka, ditangani oleh pedagang yang tersebut benar-benar tidak terkontaminasi
ridak menerapkan cara-cara yang hygienis, Escherichia coli. Hal ini berarti sejak
peralatan yang kurang bersih, air yang penangkapan hingga saat analisa tidak ada
79
bakteri Escherichia coli yang terkontaminasi DAFTAR PUSTAKA
pada daging ayam.
Besarnya sampel cukup mempengaruhi Ardiansyah. 2006. Keamanan Pangan
keakuratan hasil pengujian laboratorium. Fungsional Berbasis Pangan
Jumlah sampel yang sedikit, bisa Tradisional. Berita IPTEK. Jakarta
menyebabkan kurang representatifnya sampel
terhadap populasi ayam yang dipotong pada Hardinsyah dan Briawan, Dodik. 1990.
satu hari. Sehingga hasil pengujiannya pun Penilaian dan Perencanaan
kurang bisa mewakili semua daging ayam Konsumsi Pangan. Fakultas
yang dijual pada hari tersebut dan Pertanian Institut Pertanian Bogor
membuktikan bahwa daging ayam yang dijual
benar-benar tidak terkontaminasi bakteri Tjaniadi P. Antimicrobial Resistance of
Salmonella sp. maupun Eschrichia coli. Bacterial Pathogens Associated
Jumlah sampel yang sedikit inilah yang with Diarrheal Patients in
menjadi kelemahan dari penelitian ini. Indonesia. J. Trp. Med. Hyg. Vol
68(6):666-670
SIMPULAN Jawetz, E, J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F.
Jumlah cemaran mikroba (bakteri aerob Brooks, J. S. Butel, & L. N.
mesofil) pada sampel daging ayam dibeberapa Ornston. 1995. Mikrobiologi
tempat penjualan daging di kota Kupang Kedokteran (Medical
bervariasi dari 5250000 CFU/g – 92500000 Microbiology) Edisi 20. EGC.
CFU/g. dan kontaminasi tersebut lebih tinggi Jakarta
jika dibandingkan dengan persyaratan SNI 08-
1-1-7388 –2009 yaitu 1 juta (106) CFU/g. Nugroho, W.S. 2005. Tingkat cemaran
Tempat penjualan daging ayam tidak Salmonella sp. pada telur ayam ras
berpengaruh terhadap jumlah pertumbuhan di tingkat peternakan Kabupaten
bakteri aerob mesofil. Jumlah kontaminasi Sleman Yogyakarta. Prosiding
bakteri aerob mesofil pada daging ayam yang Lokakarya Nasional Keamanan
dijual di Pasar Naikoten,Pasar Oebobo dan Pangan Produk Peternakan, Bogor,
Pasar Oeba mempunyai perbedaan yang tidak 14 September 2005.
nyata (P>0,05) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hasil identifikasi bakteri menunjukkan Peternakan, Bogor. hlm. 160−165.
bahwa semua daging ayam dari ketiga tempat
pemasaran yang berbeda tidak terkontaminasi Nurwantoro dan Djaridjah A. S. 1997.
Salmonella sp. dan Escherichia coli. Mikrobiologi Pangan, Hewan-
Walaupun demikian, daging ayam Nabati. Kanisius. Jogjakarta
menunjukkan hasil positif terhadap pengujian
Coliform dan nilainya lebih tinggi
Poloengan, M., S.M. Noor, I. Komala, dan
dibandingkan dengan standar SNI 08-1-1-
Andriani. 2005. Patogenosis
7388 -2009 yaitu 100 (102) CFU/g.
Campylobacter terhadap hewan
Disarankan Kepada masyarakat untuk
dan manusia. Prosiding Lokakarya
tidak menyimpan daging lebih dari 4 (empat)
Nasional Keamanan Pangan
jam pada suhu kamar. Karena akan
Produk Peternakan, Bogor, 14
mempercepat pembusukan daging akibat dari
September 2005. Pusat Penelitian
aktivitas mikroba. Bagi pengelola pasar agar
dan Pengembangan Peternakan,
lebih menjaga kebersihan pasar, baik itu
Bogor. hlm. 82−90.
sampah maupun genangan air agar mencegah
terjadinya kontaminasi bakteri pada daging
ayam Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta

Standar Nasional Indonesia (SNI). 2008.


Metode Pengujian Cemaran
80
Mikroba dalam Daging, Telur dan Standar Nasional Indonesia (SNI). 2009. Batas
Susu, serta Hasil Olahannya. SNI Maksimum Cemaran Mikroba
2897:2008 dalam Pangan. SNI 7388 : 2009

81

Anda mungkin juga menyukai