- Faktor presifitasi
1. Stressor sosial budaya
Stress dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan
stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang penting atau
diasingkan dari kelompok dapat menimbulkan halusinasi.
2. Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin,
serta zat halusigenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi
realitas termasuk halusinasi.
3. Psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai
terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinkan
berkembangnya gangguan orientasi realitas. Pasien
mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang tidak
menyenangkan.
4. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi
realitas berkaitan dengan perubahan proses pikir, afektif persepsi,
motorik, dan sosial.
- Manifestasi perilaku
Tanda dan gejala pada klien dengan halusinasi pendengaran adalah
bicara atau tersenyum, tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
mendekatkan telinga kearah tertentu, menutup telinga, mendengar
suara-suara atau kegaduhan, mendengar suara yang mengajak bercakap-
cakap, mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
dan suaranya tidak nyata.
Klien akan menarik diri, menghindari dari orang lain, tidak dapat
membedakan yang nyata dan tidak nyata. Pembicaraan kacau kadang
tidak masuk akal. Klien tidak memusatkan perhatiannya / konsentrasi.
Klien akan merasa curiga, merusak (diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan), bermusuhan, takut. Ekspresi mukanya tegang, mudah
tersinggung. Tidak mampu melakukan ADL secara mandiri. Klien akan
menyalahkan diri sendiri dan orang lain.
Klien sulit membuat keputusan, tekanan darah meningkat, nafas
terengah-engah, nadi cepat, dan banyak mengeluarkan keringat.
Menurut Yosep (2010) dan Trimeilia (2011) tahapan halusinasi ada
lima fase yaitu:
C. 1. POHON MASALAH
Menurut Damaiyanti (2014) pasien biasanya memiliki lebih dari satu
masalah keperawatan Sejumlah masalah pasien akan saling
berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah (Yusuf
dkk. 2015). Untuk membuat pohon masalah, minimal harus ada tiga
masalah yang berkedudukan sebagai penyebab (causa), masalah utama
(core problem), dan akibat (effect). Pohon masalah pada pasien
halusinasi adalah sebagai berikut :
Resiko Perilaku Kekerasan
(diri sendiri, orang lain, lingkungan, verbal)
(Effect)
Isolasi Sosial
(Causa)
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
E. INTERVENSI KEPERAWATAN DENGAN PASIEN GANGGUAN
SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN
PENGLIHATAN
halusinasi halusinasi:
Tanyakan apakah klien
mengalami sesuatu
(halusinasi
dengar/lihat/penghidu/pe
raba/kecap)
Jika klien menjawab ya,
tanyakan apa yang
sedang di alaminya
Katakan bahwa perawat
percaya bahwa klien
mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri
tidak mengalaminya
(dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau
menghakimi)
Katakan bahwa ada klien
lain yang mengalami hal
yang sama.
Katakana bahhwa
perawatan akan
membantu klien.
Jika klien tidak sedang
berhalusinasi, klarifikasi tentang
adanya pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien:
Isi, waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
(pagi, siang, sore, malam
atau sering dan kadang-
kadang)
Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi.
3.4 setelah …. X
interaksi klien 3.4.1 Beri kesempatan klien
dapat untuk melakukan cara yang
melaksanakan dipilih dan di latih
cara yang telah di
pilih untuk 3.4.2 Pantau pelaksanaan yang
mengendalikan telah dipilih dan dilatih, jika
halusinasinya berhasil beri pujian yang realistis