Suara adzan maghrib telah tiba menelusuri rumah-rumah yang ada di sekitar masjid besar kota
Bogor. Warga kampung berduyun-duyun untuk melaksanakan jamaah sholat maghrib di masjid. Begitu
pun dengan Deni, Fuzan dan Rizki.
Fauzan: “Dia baru mandi setelah pulang kuliah kesorean karena banyak acara.”
Fauzan: “Tadi bilangnya sih iya. Kalau Rizki sih tidak mungkin kalau tidak jamaah la wong Ibunya saja
selalu menasehati dan mencontohi yang baik kepada anak-anaknya.”
Deni:” Iya juga sih. Sebentar lagi sudah bulan ramadhan. Rencananya remaja masjid mau mengadakan
acara perlombaan utnuk warga kampung dalam rangka menyambut ramadhan.”
Suara iqomah telah berkumandang diikuti Rizki yang baru saja keluar untuk menjalankan sholat
maghrib berjamaah. Suasana jamaah di masjid kampung sangat khidmat dengan alunan merdu imam
melafazkan surat-surat pendek.
Rizki: “Sebentar, kita bicara di serambi saja jangan di dalam (bisik Rizki).”
Rizki: “Bagaimana-bagaimana?”
Deni: “Begini lo, aku dapat mandat dari Pak Kiyai untuk mengadakan lomba-lomba di kampung dalam
rangka menyambut bulan ramadhan.”
Rizki: “Bagus itu, tapi harus mengerahkan semua remaja masjid agar nanti tidak kebingungan
menghandle setiap lombanya.”
Fauzan: “Kalau remaja masjid sini yang sudah aktif hanya Doni dan Aris saja.”
Rizki: “Secara kan kamu yang dekat dengan mereka, satu sekolah lagi.”
Deni: “Begini saja deh kita panggil saja dua orang itu ke rumahku.”
Subuh di hari Minggu terasa begitu sejuk karena warga kampung Rambutan semakin banyak
yang mengikuti jamaah sholat subuh. Tidak absen Deni, Rizki dan Fauzan yang selalu aktif untuk jamaah
sholat lima waktu setiap harinya. Rencana untuk memanggil Doni dan Aris akan dilakukan pagi ini
mumpung hari libur mereka pasti di rumah.
Deni:” Doni!”
Doni: “Nanti kamu ke rumahku ya ada yang mau dibicarakan. Ajak Aris juga ya.”
Doni: “Lihat nanti saja deh. Aku mau nyuci motorku dulu.”
Kedatangan Doni dan Aris disambut baik oleh ketiga sahabatnya Deni, Fauzan dan Rizki.
Fauzan: “Astaghfirullah...”
Deni: “Begini, remaja masjid mau mengadakan berbagai macam lomba untuk menyambut hari raya...”
Deni: “Kegiatan apa? Kamu satu sekolah sama akukan? (Doni tiba-tiba diam)."
Ruzki: “Bagaimana bisa bantu kan? Kalian juga remaja masjid yang sebenarnya tugasnya di bagian ini.”
Fauzan: “Iya, kita harus kompak biar lombanya berjalan dengan lancar.”
Doni dan Aris saling memandang seperti ada yang mau dikatakan.
Aris: “Apa?”
Rizki: “Kalian selama 3 hari harus jamaah lima waktu jangan sampai tidak. Jika berhasil kalian boleh
keluar dari remas.”
Aris dan Doni menyetujui persyaratan tersebut. Mulai hari ini mereka melaksanakan sholat
jamaah lima waktu di masjid. Rencana Rizki ini diutarakan kepada Kiyai agar bisa menasehati Aris dan
Doni untuk tetap di remas. Selama mereka berdua berjamaah, Pak Kiyai selalu menasehati ketika jamaah
selesai di serambi masjid untuk terus berkelakuan baik dan memperjuangkan agama islam dengan
semangat lewat remaja masjid.
Sudah tiga hari mereka menjalani persyaratan tersebut, tapi hati mereka berubah. Ali dan Doni
sudah beriktikad untuk aktif lagi di remaja masjid. Tiga sahabatnya sangat senang dan menyambut hangat
Aris dan Doni.
TAMAT