Anda di halaman 1dari 17

SP (STRATEGI PELAKSANAAN)

DIRUANG SAWIT RUMAH SAKIT KEJIAWAAN DADI MAKASSAR

DI SUSUN OLEH :

YUNITRO IBRAHIM, S.KEP


NIM : C03119131

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Ns. Nur Uyuun I. Biahimo, M.Kep Ns. Muh. Hamka, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2021
STRATEGI PELAKSANAAN (SP.I.P) TINDAKAN
KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

Hari/ Tanggal : Selasa/ 10 Februari 2021


Ruang Perawatan : Sawit
Pertemuan :I

A. KONDISI KLIEN
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
“ Perilaku kekerasan “

C. SP I P
1. Mengidentifikasi penyebab PK
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat PK
5. Menyebutkan cara mengontrol PK
6. Membantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I (napas
dalam)
7. menganjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. - Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
- Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/ kesal
2. - Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakannya saat
jengkel/ marah
- Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien
- Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel/ kesal yang dialami klien
3. - Anjurkan klien untuk mengungkapkan PK yang biasa dilakukan klien
- Bantu klien bermain peran sesuai dengan PK yang biasa dilakukan
- Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya
selesai
4. - Bicarakan akibat/ kerugian dari cara yang dilakukan klien
- Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan oleh klien
- Tanyakan kepada klien “ apakah ia ingin mempelajari cara yang baru yang
sehat.
5. - Sebutkan cara-cara mengontrol PK
- Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
6. - Diskusikan cara fisik I yang dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan,
yaitu: Tarik Napas Dalam dan pukul-pukul bantal.
- Diskusikan cara melakukan tarik napas dalam
- Beri contoh kepadakien tentang cara menarik napas dalam
- Minta klien untuk mengikuti contoh ynag diberikan sebanyak 5x
- Beri pujian atas kemampuan klien mendemontrasikan cara menarik napas
dalam dan pukul bantal
- Tanyakan perasaan klien setelah selesai
- Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat marah/
jengkel
7. Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari

E. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
1) Salam Teraupetik
“ Assalamu’alaikum Pak”
2) Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini … oh iya…. Sesuai janji kita
dipertemuan sebelumnya, apakah pak masih ingat apa yang akan kita
perbincangkan hari ini?
3) Kontrak
“ Baiklah pak hari ini kita akan berbincang-bincang tentang hal-hal yang
berhubungan dengan keluhan/ masalah bapak selama ini seperti
mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, jenis, akibat PK serta cara
mengontrol PK. Kita akan berbincang-bincang ± 15 menit, ditempat ini
saja yah pak ?

2. Fase Kerja
“Apakah hari ini ada yang membuat pak marah/ jengkel? Apakah sebelumnya
pak pernah jengkel/ marah ? apa penyebabnya? Apa yang pak rasakan ?
apakah ada perasaan kesal, tegang, muka panas, mengempalkan tangan, darah
berdesir, berjalan mondar-mandir ? Lalu apa yang kaka lakukan saat
merasakan tanda-tanda itu ?”
“Sebenarnya ada cara baik yang bisa dilakukan pada saat merasa jengklel atau
marah, pak bisa menarik napas dalam untuk menyalurkan perasaan marah.
yaitu tarik napas dalam dan pukul bantal. Bagaimana pak maukah belajar cara
mengungkapkan marah yang benar dan sehat, kita mulai ya, sekarang saya
ajarkan caranya menarik napas dalam. Kita lakukan bersama-sama ya, tarik
napas dari hidung, tahan sampai hitungan ketiga lalu hembuskan perlahan-
lahan melalui mulut. Lakukan berulang-ulang sampai perasaan kesal dan dada
berdebar-debar tadi hilang atau berkurang, kurang lebih selama 5 kali kak.
Bagus pak, pak bisa melakukannya dengan baik. Nah…. Karena kaka sudah
mempelajari cara penyaluran rasa marah, maka sebaiknya kaka melakukannya
setiap muncul perasan jengkel/ marah.
3. Fase Terminasi
1) Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan bapak setelah bincang bincang ?”
2) Evaluasi obyektif
◊ Coba pak sebutkan 2 hal yang kadang membuat kaka jengkel ?
◊ Bisakah pak menyebutkan tanda-tanda saat kaka jengkel/ marah?
Yah ..betul, apa lagi, oke…
◊ Coba kaka sebutkan kembali tehnik yang digunakan untuk menyalurkan
rasa marah yang baik dan benar

3) Tindak lanjut
“ Baiklah sudah banyak yang kita bicarakan, nanti coba diingat-ingat lagi
apa yang dirasakan saat marah, dan akibat setelah marah, bagaimana cara
menyalurkan perasaan marah.

4) Kontrak yang akan datang


◊ Topik : Nah…karena waktu kita sudah habis, kita akan bertemu.
Nanti ya pak dan berbincang-bincang tentang cara menyalurkan marah
dengan minum obat.
◊ Waktu : Mau jam berapa ? bagaimana kalau besok.
◊ Tempat : Mau dimana ? bagaimana kalau disini saja . baik, sampai
jumpa nanti.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP.II.P) TINDAKAN
KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Februari 2021


Ruang Perawatan : Sawit
Pertemuan : II

A. KONDISI KLIEN
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
“ Perilaku kekerasan “

C. SP V P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

D. TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Diskusikandengan klien tentang jenis obat yang diminumnya
◊ Nama, warna, besarnya
◊ Waktu minum
◊ Cara inum obat
2. Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur
◊ Beda perasaan sebelum minum obatdan sesudah minum obat
◊ Jelaskan bahwa dosis hanya bisa diubah oleh dokter
◊ Jelaskan mengenai akibat minum obat yang tidak teratur
3. Diskusikan tentang proses minum obat:
◊ Klien meminta obat kepada perawat (RS), keluarga (dirumah)
◊ Klien memeriksa obat sesuai dosisnya
◊ Klien meminum obat pada waktu yang tepat
4. Susun jadwal minum obat bersama klien
5. Mengevaluasi jadwal/ pelaksanaan minum obat dengan mengisi jadwal
kegiatan hariaan
6. Beri pujian atas keberhasilan klien
7. Tanyakan kepada kien “Bagaimana perasaan Tn.S” dengan minum obat
secara teratur? Apakah keinginan untuk marah berkurang ?

E. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
1) Salam Teraupetik
“ Assalamu’alaikum Pak”
2) Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak sekarang ? masih ingat janji kita kemarin
tentang apa yang akan kita bicarakan hari ini ?
3) Kontrak
“ ya, betul sekali pak, kita akan berbincang-bincang cara mengontrol
marah dengan dengan minum obat, kita berbincang-bincang ± 10 menit
dan kita bincang-bincang disini aja yah.

2. Fase Kerja
Bisa pak sebutkan warna dan ukuran obat yang selama ini diminum dan
diminum berapa kali sehari ? Bagus pak…., apakah pak tidak mau tahu nama
obatnya ?” Iya….yang warna orange besar namanya CPZ diminum pada
malam hari sebelum makan malam, yang warna merah jambu adalah
Haloperidol diminum 3x½ artinya pagi ½, ½ siang, ½ malam, yamg warna
putik kecil namanya Thyrexilperidol/ THP diminum 3x1, 1 pagi, 1 siang, 1
malamketiga obat ini ditujukkan untuk mengatasi gejala-gejala/ keluhan –
keluhan penyakit yang selama ini kaka rasakan dan sangat menggangu, seperti
emosi yang tidak bisa dikontrol
Untuk mengetahui manfaat obat yang selama ini pak minum, sekarang saya
Tanya dulu yah ……?
Bagaimana perasaannya setelah minum obat dibadingkan sebelum minum
obat/ saat putus obat ?
Dosis-dosis obat yang telah ditentukan tidak boleh dirubah-rubah/ ditukar
aturannya kecuali atas intruksi dokter !
Pak coba ceritakan apakah akibatnya kalau telat minum obat/ putus minum
obat ?” Bagus …..benar sekali
Pak khan ….sudah tahu waktu/ jadwal minum obatnya, maka pada saat mau
minum obat disini diminta obatnya sama suster, nanti kalau sudah dirumah
obatnya diminta sama keluarga yah…..!”
Pak kita sama-sama menyusun …jadwal minum obatnya nya yah disesuaikan
dosis anjuran dan waktu pemberian dan kalau sudah minu obat sesuai
waktunya, sebaiknya kaka mencontreng dikolom ini yah ….!”
“ Bagus sekali, “Nah… sekarang bagaimana perasaannya setelah teratur
minum obat? Apa marahnya masih kadang muncul ?

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan pak setelah berbincang bincang ?”
2) Evaluasi obyektif
◊ Coba pak sebutkan kembali tadi kita disini membicarakan tentang apa
?”
◊ Coba diulang lagi berapa macam obat yang kaka minum?
◊ Masih ingatkah kaka dengan nama obatnya?
3) Tindak lanjut
◊ Karena kita telah belajar banyak tentang cara mengontrol marah dengan
minum obat secara teratur, maka jadwal kegiatan yang telah disusun
harap ditaati dan dilaksanakan
4) Kontrak yang akan datang
Karena waktu kita sudah habis , nanti kita akan berbincang-bincang lagi
ya pak. Silahkan pak istirahat dulu.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP.III.P) TINDAKAN
KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

Hari/ Tanggal :
Ruang Perawatan : Sawit
Pertemuan : III

A. KONDISI KLIEN
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
“ Perilaku kekerasan “

C. SP III P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. - Diskusikan cara bicara yang baik dengan klien
- Beri contoh cara bicara yang baik;
◊ Meminta dengan baik
◊ Menolak dengan baik
◊ Mengungkapkan perasan dengan baik
- Minta klien untuk mengikuti contoh cara bicara yang baik
- Minta klien mengulang kembali
- Beri pujian atas keberhasilan klien
3. - Susun jadwal kegiatan untuk meletih cara yang telah dipelajari
- Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik
dengan mengisi jadwal kegiatan
- Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan
- Beri pujian atas keberhasilan klien

E. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
1) Salam Teraupetik
“ Assalamu’alaikum pak, kita jumpa lagi.
2) Validasi
“ Bagaimana kabarnya/ perasaannya hari ini ? sesuai janji kita 2 hari yang
lalu, apakah pak masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini ?
3) Kontrak
Bapak lupa yah …, baiklah hari ini kita akan berbincang-bincang tentang
cara mengendalikan marah dengan belajar berbicara yang baik,
bagaimana kalau kita bincang-bincang 10 menit dulu sambil duduk-duduk
diteras depan, mari kita kesana ……..

2. Fase Kerja
Bisa pak sebutkan satu persatu kegiatan yang telah dilakukan mulai dari
kemarin, bangun pagi hingga tidur malam ? Bagus pak..
Sesuaikan jadwal kegiatan yang telah kita susun bersama, kegiatan-kegiatan apa
saja yang telah dilakukan dan mana yang belum dilaksanakan ?
Pak , saya mau nanya, mana yang bagus orang yang bicaranya baik atau yang
bicara kasar dan jelek ? Pintar ….betul skali, jadi kita harus selalu bicara
dengan baik, apakah pak mau saya ajarkan cara bicara yang baik ?
Nah….caranya adalah Meminta sesuatu dengan baik “Saya boleh minta
permenta?”, Menolak dengan baik “Maaf…., saya tidak bisa melakukannya
karena lagi sibuk. Mengungkapkan perasaan dengan baik “Saya sedih karena
orang lain menganggap saya stress padahal sebenarnya saya butuh perhatian”
Boleh pak praktekkan dulu seperti contoh yang saya berikan tadi ? Yah ….apa
lagi….? Bagus ……Pak kegiatan seperti yang saya ajarkan dan telah kita
pelajari bersama bagaimana kalau kita masukkan dalm kegiatan harian, setuju ?
Sesuai jadwal yang kita susun ini, kaka harus menconteng kegiatan yang telah
dilakukan, kaka mengerti ….? Bagus sekali pak

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan pak setelah kita berbincang bincang ?”
2) Evaluasi obyektif
“Bisa pak ulangi kembali cara meminta yang baik kepada orang lain ?”
Bagus ….

2. Tindak lanjut
◊ Berapa kali sehari pak mau latihan berbicara dengan baik ? bagaimana kalau
dipraktekkan setiap kali bicara dengan orang lain
◊ Karena pak sudah mengetahui cara-cara bicara yang baik dengan orang lain,
maka pak setiap ingin bicara harus dipikir baik-baik dulu baru diucapkan
agar orang lain tidak tersinggung pak.

3. Kontrak yang akan datang


Topik : Karena waktu kita sudah habis, pak boleh istirahat dulu, dan besok
kita akan lanjutkan perbincangan kita dengan topic mengontrol
marah dengan cara spiritual/ beribadah
Waktu : Besok pak senangnya kita ketemu jam berapa ? bagaimana kalau
jam 10.00 wita
Tempat :Kita ketemu ditempat ini lagi yah pak, kayaknya lebih nyama
ngomong/ berbincang-bincang disini.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP.IV.P) TINDAKAN
KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

Hari/ Tanggal :
Ruang Perawatan : Sawit
Pertemuan : IV

A. KONDISI KLIEN
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
“ Perilaku kekerasan “

C. SP IV P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara spiritual
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

D. TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Diskusikandengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan
2. - Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan diruang
rawat
- Bantu klien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan
- Minta kien mendemontrasikan kegiatan ibadah yang dipilih
- Beri pujian atas keberhasilan klien
3. - Diskusikan dengan klien tentang waktu pelaksanaan kegiatan ibadah
- susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah
4. - Klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi
jadwal
kegiatan harian
- Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan
- Beri pujian atas keberhasilan klien
- Tanyakan kepada klien :
“Bagaimana perasaan kaka “I” setelah teratur melakukan ibadah apakah
keinginan marah berkurang”

E. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
1) Salam Teraupetik
“ Assalamu’alaikum Pak’’
2) Validasi
“ Bagaimana perasaannya hari ini ? sesuai janji kita kemarin, apakah pak
masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini ?
3) Kontrak
“ Hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara mengontrol marah
dengan kegiatan ibadah, kaka bersedia berbincang-bincang berapa laa ?
bagaimana kalau 10 menit . tempatnya disini saja ya pak.

2. Fase Kerja
1) Bisa Pak cerita tentang kegiatan
ibadah apa yang selama ini sering/ pernah
dilakukan ?
2) “Iya …. Benar semuanya itu adalah
kegiatan-kegiatan agama/ ibadah, tetapi tidak semuanya bisa dilakukan
disini yang bisa dilakukan disini adalah sholat 5 waktu/ sunah, berdoa,
baca alquran, bertasbih
3) Pak, kalau sedang marah coba kaka
langsung duduk dan tarik napas dalam, jika tidak reda juga marahnya
rebahkan badan lalu rileks, jika tidak reda juga pak ambil air wudhu
kemudian shalat. Coba pak peragakan cara berwudhu. Ya, benar sekali
pak. Setelah pak selesai berwudhu kemudian shalat.
4) Pak sudah mengetahui kapan kegiatan
ibadah shalat tersebut dilakukan, iya, benar sekali kak, shalat 5 waktu.
Jadi, apabila rasa marah itu muncul kembali, kaka sebaiknya mengambil
air wudhu agar merasa tenangg dan kemudian shalat ya Pak.

3. Fase Terminasi
1) Evaluasi subyektif
“ Bagaimana perasaan Pak setelah kita berbincang-bincang ?”
2) Evaluasi obyektif
◊ Bisa Pak sebutkan kembali kegiatan-kegiatan ibadah yang bisa
dilakukan untuk mengontrol perasaan marah bila muncul ?”
◊ Apakah Pak nantinya bersedia melakukan sesuai jadwal yang telah
disepakati bersama ?
3) Tindak lanjut
◊ Karena telah memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan untuk
mengurangi perasaan marah, maka sebaiknya kaka melakukan sesuai
jadwal yang kita buat bersama
4) Kontrak yang akan datang
◊ Topik : Nah…karena waktu kita sudah habis, kita akan bertemu
Nanti ya pak dan berbincang-bincang tentang cara
mengontrol marah
◊ Waktu : Mau jam berapa ? bagaimana kalau besok pak.
◊ Tempat : Mau dimana ? bagaimana kalau disini saja . baik, sampai
jumpa pak....

Anda mungkin juga menyukai