Disusun Oleh :
Zulfikar
NIM : 07C10203127
Bidang : Transportasi
Jurusan : Teknik Sipil
1
Harga bahan bakar minyak yang semakin tinggi juga ikut berdampak pada
kenaikan tarif angkutan minibus L 300 yang mempengaruhi nilai kemampuan dan
kemauan masyarakat pengguna. Berangkat dari permasalahan tersebut maka perlu
diadakan suatu penelitian tentang Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness
To Pay (WTP) sehingga mengetahui besaran daya beli penumpang.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah tarif yang berlaku saat
ini untuk angkutan umum minibus L 300 rute Meulaboh – Banda Aceh, telah
sesuai ditinjau dari Ability To Pay (kemampuan membayar penumpang) dan
Willingness To Pay (kemauan membayar penumpang). Permasalahan lain yang
terjadi adalah perubahan tarif yang seharusnya harga karcis untuk minibus L 300
rute Meulaboh – Banda Aceh sebesar Rp.120.000, tetapi dilapangan pihak
angkutan mengambil tarif sebesar dibawah Rp.120.000.
2
1. Angkutan umum yang diamati adalah angkutan umum minibus L 300 rute
Meulaboh – Banda Aceh
2. Penelitian dilakukan saat harga bensin Rp. 7.300,- per liter.
3. Tarif angkutan yang saat ini sebesar Rp. 120.000,-
4. Pengambilan data dilakukan selama waktu operasi angkutan umum L 300
dalam hari kerja dan hari libur, pada jam sibuk dan tidak sibuk.
5. Lokasi survey yang di amati dalam penelitian ini adalah di terminal Meulaboh
dan pada ruas jalan Meulaboh – Banda Aceh.
3
sebesar Rp. 118.500 dengan jenis pekerjaan Nelayan. Hasil nilai Willingness To
Pay (WTP) rata – rata dari 100 penumpang minibus L 300 adalah sebesar
rp.97.000, kemauan membayar penumpang yang terendah adalah Rp.94.000
dengan jenis pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan persentase 22% dari 100
penumpang. Sedangkan kemauan membayar penumpang yang tetinggi adalah
Rp.99.000 dengan jenis pekerjaan nelayan dengan persentaese 7% dari 100
penumpang. Dari hasil perhitungan yang diperoleh, harga tarif yang berlaku saat
ini untuk minibus L 300 rute Meulaboh – Banda Aceh tidak terlalu jauh beda jika
dibandingkan dengan nilai Ability To Pay(kemampuan membayar konsumen) dan
nilai Willingness To Pay (kemauan membayar konsumen).
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
5
2. Alokasi biaya transportasi
Semakin besar alokasi biaya transportasi yang disediakan sebuah keluarga,
maka secara otomatis akan meningkatkan kemampuan membayar
perjalanannya, demikian pula sebaliknya.
3. Intensitas perjalanan
Semakin besar intensitas perjalanan keluarga tentu akan semakin panjang
pula jarak (panjang) perjalanan yang ditempuhnya maka akan semakin
banyak alokasi dana dari penghasilan keluarga per bulan yang harus
disediakan.
4. Jumlah anggota keluarga
Semakin banyak jumlah anggota keluarga tentunya akan semakin banyak
intensitas perjalanannya, semakin panjang jarak yang ditempuhnya dan
secara otomatis akan semakin banyak alokasi dana dari penghasilan keluarga
per bulan yang harus disediakan.
Penghasilan
keluaga perbulan
Alokasi biaya
Transportasi
ABILITY TO PAY
( ATP )
Intersitas perjalanan
Jumlah
Anggota keluarga
ATP = ..........................................................(2.1)
6
2.2. Willingness To Pay (WTP)
7
Produk yang ditawarkan
WILLINGNESS TO
PAY Kualitas dan kuantitas
pelayanan
Nilai WTP didapat dengan merata-ratakan persepsi tarif yang dipilih untuk
setiap jenis pekerjaan:
8
- ATP lebih kecil dari WTP
Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi yang diutarakan sebelumnya
dimana keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar
daripada kemampuan membayarnya. Hal ini mungkin terjadi bagi pengguna
yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa
angkutan sanagt tinggi, sehingga keinginan pengguna untuk membayar jasa
tersebut relatif lebih dipengaruhi oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna
disebut captive riders.
- ATP sama dengan WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa antara kemampuan dan keinginan
membayar jasa tersebut adalah sama, pada kondisi ini terjadi keseimbangan
utilitas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa
tersebut.
D= ................................................................................................. (2.5)
Dimana :
n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
9
p = proporsi populasi = 0.5
B = Bond of error dalam pengambilan sampel = 0.1
4 = konstanta
Tiap hasil obsevarsi yang memiliki sifat yang diinginkan diberi nilai 1
dan tidak diberi nilai 0. Jika ditarik sebuah sampel yang besarnya n, maka
proporsi sampel adalah ratio dari unsur dalam sampel yang mempunyai sifat
yang diinginkan. Dengan kata lain adalah rata-rata dari harga 0 dan 1 dari nilai
observasi sampel.
Menurut Isgianto (2009), proporsi populasi (p) biasanya diketahui dari
hasil survey sebelumnya, namun jika nilai p sama sekali tidak diketahui, maka
yang mungkin dilakukan adalah mencari sampel sebanyak mungkin. Dari rumus
ini nilai sampel yang paling besar bisa diperoleh dari nilai terbesar p(1-p) yaitu
pada saat p = 0,5. Nilai derajat ketepatan sebesar 90% atau Bouond of error (B)
ditetapkan = 0,1.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
L300 adalah tarif yang diharapkan atau kemauan tarif yang talah ditetap kan
oleh pemilik angkutan minibus L300 rute Meulaboh – Banda Aceh.
perjalanan ke Banda
Frekuensi ke Banda
Transportasi yang
Jumlah ke Banda
Tujuan ke Banda
paling sering
Aceh /Bulan
Banda Aceh
Aceh (Jam)
Responden
Umur
Aceh
Aceh
Aceh
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
.
.
n
12
Tabel 3.2 Format tabel untuk data mentah ATP responden
Rata-rata pendapatan
Frekuensi ke Banda
% Rata-rata alokasi
biaya transportasi
biaya transportasi
Rata-rata alokasi
ATP Responden
ke Banda Aceh
ke Banda Aceh
Responden
per Bulan
Aceh
1 A B C=AxB D E=C/D
1
2
.
.
n
13
penting, karena dari sini dapat ditentukan permasalahan dan rangkaian penentuan
alternatif pemecahan masalah yang diambil. Data yang dibutuhkan antara
lain :
14
2. Penentuan waktu survey. Pelaksanaan survey dilaksanakan dalam dua
pembagian waktu yaitu pada hari kerja dan hari libur. Penentuan hari survey
harus dengan pertimbangan bahwa hari yang dipilih dapat mewakili hari
dalam seminggu.
3. Penentuan jumlah surveyor Penentuan jumlah surveyor sangat penting agar
Pengecekan form survey Pengecekan form survey bertujuan agar pada saat
survey utama surveyor tidak mengalami kesulitan dalam mengisi formulir
survey. Kelengkapan form survey seperti: nama surveyor, waktu survey, dan
plat nomor kendaraan
4. pelaksanaan survey dapat efisien dan efektif.
N= =
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan data hasil penelitian di lapangan yang dilakukan
selama satu minggu pengamatan tentang Analisis Ability To Pay dan Willingness
To Pay Penumpang Angkutan Minibus L300 rute Meulaboh – Banda Aceh, yang
meliputi :
1. Data Jumlah Sampel
2. Analisis Karakteristik Responden
3. Analisis Karakteristik Ability To Pay (ATP) dan
4. Analisis Karakteristik Willingness To Pay (WTP)
-
................ D = = 0,0025
- -
= = 100,02
N = 100
16
Tabel 4.1 Tabel jumlah penumpang minibus L300 rute Meulaboh – Banda Aceh
Jumlah Jumlah
Jumlah N N p ( 1 – p)
Rit Penumpang
PRSAHAAN / Penumpang = (N-1) D+ p ( 1- p)
/Armada Dalam 1
NOPOL rata-rata
Yang Minggu
per Hari
Beroperasi Pengamatan
CV. DEK KAS
BL 1527 EB 1 49 7.0 7
BL 1526 EBL 1 43 6.1 6
CV. R MAS
BL 1989 AN 1 49 7.0 7
BL 1990 AN 1 42 6.0 6
CV. B WISATA
BL 1079 EZ 1 43 6.1 6
BL 1251 E 1 50 7.1 7
CV. MANDALA
BL 1130 AN 1 35 5.0 5
BL 1142 AN 1 42 6.0 6
CV. T DESA
BL 1501 EB 1 49 7.0 7
BL 1540 EB 1 44 6.3 6
CV.SAMUDERA
BL 1881 AN 1 49 7.0 7
BL 1014 AN 1 43 6.1 6
CV. P KEMBAR
BL 1144 AN 1 42 6.0 6
BL 1366 AB 1 42 6.0 6
FA. A. BARAT
BL 1200 EB 1 42 6.0 6
BL 1300 EB 1 42 6.0 6
Jumlah 706 100.9 100
17
Tabel 4.2 Perhitungan karakteristik responden.
perjalanan ke Banda
Frekuensi ke Banda
Transportasi yang
paling sering
Banda Aceh
Aceh (Jam)
Responden
Umur
Aceh
Aceh
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4,5 s/d
Sangat Keluarga 120.000
2 40 PR 1 L300 5
Jarang
18
Umur Responden
19-25 26-30 31-40 41-50 51-60 61-63
3%
9%
12%
19%
26%
Gambar 4.1 Diagram umur responden
31%
Jenis Kelamin
Pria Wanita
46%
54%
19
4.2.3 Frekuesi Ke Banda Aceh
Bedasarkan jumlah 100 penumpang ke Banda Aceh yang diamati,
penumpang angkutan minibus L300 di dominasi oleh jumlah penumpang yang
satu kali ke Banda Aceh dalam satu bulan yang persentasenya yaitu 93% dan
jumlah penumpang yang dua kali ke Banda Aceh dalam satu bulan persentasenya
yaitu 7% . Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar 4.3 diagram frekuensi
penumpang ke Banda Aceh beriku.
7%
93%
20
Transportasi Yang Sering Digunakan Ke Banda Aceh
49%
51%
Gambar 4.4 Diagram tranportasi yang paling sering di gunakan ke Banda Aceh
7%
89%
21
4.2.6 Maksud Tujuan Perjalanan
3% 1%
6%
21%
56%
13%
22
Tempat tinggal/lokasi sebelum ke Banda Aceh
Kec. Meureubo Kec. Johan Pahlawan Kec. Kawai XVI Banda Aceh
6%
16%
36%
42%
Gambar 4.7 Diagram tempat tinggal atau lokasi sebelum ke Banda Aceh
Bedasarkan biaya yang harus di bayar oleh penumpang minibus L300 rute
Meulaboh – Banda Aceh disesuaikan dengan jarak tujuan penumpang, tarif yang
dibayar diantaranya seperti Meulaboh – Calang tarif yang harus dibayar adalah Rp
30,000/orang, Meulaboh - Lamnoe Rp 50,000/orang. Sedangkan untuk trayek
Meulaboh – Banda Aceh penumpang harus membayar jasa angkutan umum
minibus L300 adalah Rp 120,000/orang.
23
Pendapatan Penumpang
< 1 juta > 1 jta < 2 juta > 2 juta < 3 juta > 3 juta
6%
20%
31%
43%
24
Tabel 4.3 Perhitungan Ability to pay (ATP)
transportasi ke Banda
Rata-rata alokasi biaya
biaya transportasi ke
Rata-rata pendapatan
Banda Aceh
Responden
Aceh (Rp)
per Bulan
Aceh
NO A B C=AxB D E=C/D
1 1.700.000 6,47% 110.000 1 110.000
2 1,800,000 6,11% 110.000 1 110.000
. ...... ...... ...... ...... ......
. ...... ...... ...... ...... ......
100 2,400,000 5,00% 120.000 1 120.000
25
8. ATP rata-rata untuk katagori IRT = Rp 102.000
= Rp. 112.000,00,-
ATP responden per bulan yang terbesar didominasi oleh jenis pekerjaaan
nelayan yaitu Rp. 118.500 /bulan dengan frekuensi ke Banda Aceh rata-rata 1 kali
/ bulan dan sedangkan ATP terrendah didominasi oleh responden yang jenis
pekerjaannya IRT yaitu mampu membayar Rp 102.000 /bulan dengan frekuensi
ke Banda Aceh 1 kali/ bulan.
Analisis WTP dalam penelitian ini adalah rata-rata tarif yang di harapkan
atau yang sesuai dengan kemauan membayar penumpang terhadap jasa angkutan
umum yang digunakannya. Dilihat dari kemauan membayar responden angkutan
minibus L300 tersebut persentase terbesar responden berkemauan membayar tarif
Rp 99,000 yaitu dengan persentase 7% dengan jumlah penumpang 7 orang dari
100 responden. Sedangkan kemauan membayar yang paling rendah adalah Rp
94.000 yaitu dengan persentase 22% dengan jumlah penumpang 22 orang dari 100
responden.
26
Tabel 4.4 Tabulasi jumlah responden bedasarkan WTP dan pekerjaan
Willingness To Pay
Total
Rp. 80000 Rp. 90000 Rp.100000
Jml - 3 5 8
PNS
% - 3% 5% 8%
Jml - 5 15 20
Swasta
% - 5% 15% 20%
Jml 1 2 6 9
Jualan
% 1% 2% 6% 9%
Jml 1 2 7 10
Tani
% 1% 2% 7% 10%
Pekerjaan
Jml - 2 7 9
Mahasiswa/i
% 2% 7% 9%
Jml - 1 6 7
Nelayan
% - 1% 6% 7%
Jml 1 2 3
Perawat
% 1% 2% 3%
Kerja Jml 5 7 12
Bangunan % 5% 7% 12%
Jml 1 11 10 22
IRT
% 1% 11% 10% 22%
3 32 65 100
TOTAL
3% 32% 65% 100%
= Rp 96.250,-
2. WTP rata-rata untuk katagori Swasta
= Rp 97.500,-
3. WTP rata-rata untuk katagori Jualan Usaha
= Rp 96,000,-
4. WTP rata-rata untuk katagori Tani
= Rp 96,000,-
27
5. WTP rata-rata untuk katagori Mahasiswa
= Rp 98.000,-
6. WTP rata-rata untuk katagori Nelayan
= Rp 99,000,-
7. WTP rata-rata untuk katagori Perawat
= Rp 97,000,-
8. WTP rata-rata untuk katagori Kerja Bangunan
= Rp 96,000,-
9. WTP rata-rata untuk katagori IRT
= Rp 94,000,-
= Rp 97.000,-
WTP responden per bulan yang terbesar didominasi oleh jenis pekerjaaan
nelayan yaitu mau membayar Rp 99,000,- dengan frekuensi 7 responden dan
sedangkan WTP terendah didominasi oleh responden yang jenis pekerjaannya
IRT mau membayar Rp 94.000,- dari 22 responden.
28
Tabel 4.5 Rekatupilasi Tarif
80,000
Biaya Tarif
60,000
40,000
20,000
0,000
ATP WTP
Gambar 4.9 Perbandingan tarif menurut ATP dan WTP dalam ribu.
29
4.5 Hubungan Ability To Pay dan Willingness To Pay
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
a. Tarif yang diberlakukan lebih tinggi dari daya beli penumpang sehingga perlu
disesuaikan.
b. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kepemilikan kendaraan
pribadi dan memaksimalkan fungsi angkutan umum sehingga load factor
dapat meningkat.
29
c. Perlu adanya perbaikan untuk fasilitas angkutan yang disediakan oleh pemilik
angkutan umum minibus L300 agar penumpang merasa nyaman memakai jasa
angkutan minibus L300.
d. Bagi pemilik angkutan umum khususnya angkutan umum minibus L300 yang
ada di Meulaboh khususnya, apabila ada Mahasiswa yang ingin melakukan
penelitian tentang angkutan umum harap diterima untuk kebaikan ke
depannya.
30
DAFTAR PUSTAKA
31