BAB I
PENDAHULUAN
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-
secara adil dan merata. Salah satu program pelayanan kesehatan yang
tahun 2004.
1
Pasal 3 Undang-undang 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3
obat generik selebihnya masyarakat harus membayar biaya lain yang tidak
bagian dari visi dan misi Gubernur Sulawesi Selatan yaitu meningkatkan
petugas yang kurang baik terdapat petugas informasi yang kurang ramah,
kenyamanan ruang tunggu minim dan harga obat yang mahal membuat
atau Dukun2.
akan diberikan langsung kepihak Puskesmas, tentu saja hal ini bertolak
kesehatan.
2
data statistik pencarian pelayanan berobat jalan dan masyarakat yang mengobati sendiri ada pada
lampiran 1
3
http//em-nusa.blogspot.com/2010/11/perbaiki-sistem-mantapkan-kebijakan-dua-3115.html di unduh
pada 20 Oktober 2011 pukul 2.35 PM
5
yang kompeten dan kapabel telah tersedia sedangkan kucuran dana melalui
terlaksana dengan baik, perlu kiranya didukung oleh sarana dan prasarana
biaya untuk berobat dan sebagainya, dengan kata lain bahwa pelayanan
oleh masyarakat.
yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memeperoleh derajat
diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para pihak yang peduli
komponen yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan hasil dari
Pinrang ?
Kabupaten Pinrang
JAMKESDA
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PELAYANAN BERSUBSIDI (JAMKESDA)
Meringankan beban
PERSEPSI GRATIS DI PUSKESMAS SALO masyarakat dalam
MASYARAKAT KECAMATAN WATANG SAWITTO pembiayaan pelayanan
KABUPATEN PINRANG kesehatan
A. FAKTOR PENDUKUNG
B. FAKTOR PENGHAMBAT
1.6. Hipotesis
yaitu :
10
1. Komunikasi
2. Disposisi
3. Sumber daya
4. Struktur birokrasi
kesehatan bersubsidi.
11
1.7.3.1. Populasi
oleh karena itu yang menjadi objek penelitian yaitu masyarakat pengguna
jumlah sampel dari populasi yang ada dalam penelitian ini, peneliti
S= 2.N.P.Q
D2(N-1)+ 2.P.Q
10% maka jumlah sampel yang diperoleh yaitu 268 orang . Sehingga jumlah
orang
akan digunakan :
resmi, serta literatur lainnya yang relevan dalam melengkapi data primer
penelitian.
1.7.5.2. Observasi
akurat tentang hal-hal yang diteliti serta untuk mengetahui relevansi antara
Objek penelitian.
metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung
maka perlu adanya beberapa batasan penelitian dan fokus penelitian ini yang
rujukan di Kelas III Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang tidak dipungut
tahap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh Bupati Pinrang dalam
dan efektif.
bersubsidi yang diatur dalam Peraturan Bupati Pinrang Nomor 16 tahun 2009
15
menggunakan jamkesda
menggunakan jamkesda
bersubsidi yaitu :
16
kesehatan bersubsidi
mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Indikator dalam
jamkesda yaitu :
Puskesmas Salo
Puskesmas Salo
kesehatan lainnya.
indikator berikut :
(Responden).
fungsinya masing-masing.
indikator :
19
Pemerintah.
Tabel 1.1
Rentang Penafsiran Persepsi
Rentang Penafsiran
1,00 – 1,75 Tidak baik
1,76 – 2,50 Cukup baik
2,51 – 3,25 Baik
3,26 – 4,00 Sangat baik
Tabel 1.2
Tabel Rentang Penafsiran Faktor pendukung dan penghambat
Rentang Penafsiran
penilaian persepsi digunakan empat kriteria penilaian yaitu: sangat baik, baik,
dan penghambat.
adalah :
Y’ = a + bX
Keterangan:
karena data yang akan diuji bebentuk data ordinal dengan menggunakan
skala Likert dan dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 16.
kebijakan.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak
4
.http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=definisi+implementasi&source=web&cd=2&ved=0CC0QFjAB&url=http%3A%2F
%2Fdir.unikom.ac.id%2Flaporan-kerja-praktek%2Ffakultas-sospol%2Filmu-pemerintahan
%2F2010%2Fjbptunikompp-gdl-derrisepti-24335%2F2-babii-d-x.pdf%2Fpdf%2F2-babii-d-
x.pdf&ei=jwxxT7yuIe7zmAWQyszjDw&usg=AFQjCNFxY3VJcMBBwfZi4oceAdEhNoYrmg
5
Ibid
23
proses atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat
terciptanya suatu tujuan yang bisa tercapai dengan jaringan pelaksana yang
bisa dipercaya.
2.1.2. Kebijakan
merupakan kata sifat yang selanjutnya dengan awalan “ke” dan akhiran “an”
menjadi kata benda “kebijakan”. Hal itu bararti bahwa kebijakan itu
6
Ibid
24
yang mempunyai maksud atas tujuan tertentu dari pada perilaku yang
terpisah-pisah.
5. Kebijakan publik, paling tidak secara positif, didasarkan pada hukum dan
karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh
karena itu, beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji
berikut :
Penyusunan agenda
Formulasi kebijakan
Adopsi kebijakan
Implementasi kebijakan
Evaluasi kebijakan
kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali,
pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.
kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini masing-
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang telah dibuat telah
meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini memecahkan masalah yang
suatu proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis
yang kemukakan oleh seorang ahli studi kebijakan Ugene Bardach , yaitu :
9
Dwijowijoto,R,N.2003. kebijakan publik formulasi, implementasi dan evaluasi. PT.elex media
komputindo Jakarta. Hal.158
10
Agustino,Leo, 2008, Dasar-dasar kebijakan Publik, cet.ke-2, alfabeta,Bandung. Hal.138
29
kebijakan, sebagai :
akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran
11
id. at. h.139
12
Ibid.
30
kebijakan, yakni pendekatan top down dan bottom up. Dalam bahasa Lester
dan Stewart istilah itu dinamakan dengan the command and control
approach ( pendekatan control dan komando, yang mirip dengan top down
aproach ) dan the market approach (pendekatan pasar, yang mirip dengan
Van Horn
dan Carl Van Horn disebut dengan A Model of policy implementation. Proses
kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja
berbagai variabel. Ada enam variable yang menurut Van Metter dan Van
jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio kultur
tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan dilevel warga, maka agak
dikatakan berhasil.
31
2. Sumber daya
telah ditetapkan secara apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari
sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit
untuk diharapkan
Hal ini sangat penting karena kinerja Implementasi kebijakan akan sangat
banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen
pelaksanannya.
kebijakan “dari atas” (top down) yang sangat mungkin para pengambil
kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan, begitu pula sebaliknya.
1) Komunikasi
33
2) Sumberdaya
3) Disposisi ( kecenderungan-kecenderungan)
kebijakan yang efektif. Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu
kebijakan tertentu, dan hal ini berarti adanya dukungan, kemungkinan besar
semakin sulit.
4) Struktur birokrasi.
34
berdasarkan aliran top down yang dikemukakan oleh George C Edward III
2.2.1. Persepsi
yaitu merupakan suatu proses yang diterima stimulus individu melalui alat
reseptor yaitu alat indera. Proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses
indera.
individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Dengan kata
dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri
karena itu, setiap individu akan memberikan arti kepada stimulus dengan
cara yang berbeda meskipun obyeknya sama. Cara individu melihat situasi
terjadinya perbedaan persepsi pada setiap individu. Taraf terakhir dari proses
persepsi adalah individu menyadari apa yang diterima melalui alat indera
atau reseptor.
atau dengan kata lain persepsi adalah interpretasi terhadap rangsangan yang
yang datang dari dalam diri individu dan faktor yang datang dari luar individu
1. Faktor eksternal
a. Objek
Objek akan menjadi sasaran dari persepsi yang berupa orang, benda atau
peristiwa, dan objek yang sudah dikenali tersebut akan menjadi sebuah
stimulus.
b. Faktor situasi
2. Faktor internal
rangsangan yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi motif,
dan kerangka acuan. Dari segi kejasmanian misalnya lingkungan, stimuli, dan
persepsi.
sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama,
kerangka acuan tidak sama, ada kemungkinan hasil persepsi antara individu
satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan
individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat berada di dalam diri orang yang
inilah yang disebut persepsi diri (self-perception). Bila objek persepsi terletak
macam yaitu dapat berwujud benda-benda, situasi, dan juga dapat berwujud
objek persepsi berwujud manusia atau orang disebut persepsi sosial atau
digunakan. Yaitu persepsi orang atau person perception, juga istilah person
mengenai orang yang dipersepsi. Menurut Taiguri dan Petrullo ada beberapa
hal yang ikut berperan dan berpengaruh dalam mempersepsi manusia, yaitu :
dipersepsi
39
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
pelayanan publik. 14
menjabarkan bahwa :
pelayanan kesehatan;
kesehatan bersubsidi
15
Peterpaper.blogspot.com/2010/04/pelayanan-kesehatan-1.html
16
Peraturan Bupati Pinrang nomor 16 tahun 2009 tentang pedoman pelaksaan program kesehatan
bersubsidi pada dinas kesehatan dan jaringannya di Kabupaten Pinrang.
41
1. Kebutuhan
mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja
makan.
2. Pengalaman
kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak
bisa melihat warna merah (dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam
3. Pengetahuan
4. Harapan
Harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Atau dapat pula
hubungan interaktif antara agency (energi yang mengarah pada tujuan) dan
5. Perasaan