Anda di halaman 1dari 16

More Create Blog Sign In

yunitaparerombe
Selasa, 23 September 2014 Arsip Blog
▼ 2014 (7)
PENENTUAN KADAR GLUKOSA ▼ September (7)
PENENTUAN KESEGARAN SUSU

PENENTUAN KADAR GLUKOSA

BAB I ASAM AMINO DAN PROTEIN


PENDAHULUAN PENUNTUN PRAKTIKUM

REAKSI–REAKSI LOGAM
1.1 Latar Belakang KUAT MEDAN ANTARA LIGAN
AMIN–AIR
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering melakukan berbagai aktivitas, baik itu
merupakan kebiasaan kita berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang kita PEMBUATAN GAS AMONIAK (NH3)

kadang-kadang lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita membutuhkan energi. Energi
yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya
bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat,
protein dan lipid atau lemak. Dari ketiga unsur utama tersebut karbohidrat memegang
peranan yang sangat penting karena merupakan sumber tenaga bagi kegiatan kita sehari-
hari. Tanpa karbohidrat tersebut kemungkinan besar segala aktivitas yang kita lakukan
ditiap harinya akan terhambat.
Karbohidrat terdiri dari beberapa golongan penting seperti monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Pengklasifikasian tersebut berdasarkan jumlah atom
karbon. Gula yang mengandung gugus fungsional aldehid disebut aldosa dan jika
mengandung gugus fungsional keto disebut ketosa. Glukosa sendiri masuk dalam
monosakarida dan memiliki gugus aldehid. Karena gugus aldehid inilah glukosa memiliki
kemampuan dalam mereduksi suatu senyawa.
Glukosa merupakan salah satu jenis karbohidrat penting dan termasuk dalam
kelompok gula reduksi. Glukosa dapat digunakan untuk mereduksi ion kupri menjadi
kupro sehingga reaksi ini dapat digunakan sebagai dasar di dalam penentuan glukosa dan
dilakukan dengan berbagai metode antara lain: Luff Schrool, Munson-Walker, Lane-
Eynon dan Somogy-Nelson.
1. 2 Maksud dan Tujuan Percobaan

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
1. 2. 1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar glukosa dalam sampel
dengan menggunakan metode Somogy-Nelson.

1. 2. 2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar glukosa dalam sampel
dengan spektrofotometer 20 D+ melalui metode Somogy-Nelson.

1. 3 Prinsip Percobaan

Penentuan kadar glukosa dalam sampel melalui reduksi ion Cu2+ oleh glukosa

sehingga membentuk endapan merah bata Cu2O dengan penambahan arsenomolibdat

akan membentuk warna biru yang kemudian akan ditentukan kadarnya melalui

spektrofotometer pada panjang gelombang maksimal. Nilai Absorbansi berhubungan


dengan kadar glukosa dalam sampel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat didefenisikan secara tepat sebagai senyawa dengan rumus molekul


Cm(H2O)n. Namun kata karbohidrat umumnya digunakan untuk menunjukkan zat yang

terdiri atas polihidroksi aldehida dan keton secara turunannya, gulayang juga dikenal
sebagai sakarida, umumnya diperlakukan sebagai karbohidrat khas. Monosakarida adalah
karbohidrat yang biasanya memiliki tiga sampai sembilan atom karbon. Sambungan dua
monosakarida atau lebih melalui jembatan oksigen menjadikannya oligosakarida dan
polisakarida. Glukosa adalah gula yang mempunyai enam atom karbon dan dengan
demikian disebut heksosa. Karbohidrat lima-karbon dikenal sebagai pentosa, karbohidrat
tujuh karbon sebagai heptosa dan selanjutnya. Keyataan sebagai gugus karbonil adalah
sebuah aldehida ditunjukkan dengan menggolongkan glukosa sebagai aldoheksosa (Pine,
1988).
D-glukosa adalah monosakarida yang paling umum dan mungkin merupakan
senyawa organik yang paling banyak terdapat di alam. Senyawa ini terdapat terdapat
bebas dalam darah dan berbagai cairan tubuh lainnya dan dalam cairan tanaman, serta
merupakan komponen monosakarida utama dari banyak oligosakarida dan polisakarida.
Glukosa langsung digunakan oleh tubuh. Glukosa didapat secara niaga dengan cara

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
hidrolisis pati diikuti dengan kristalisasi dari larutan dalam air. Filtrat yang tinggal yang
dikenal sebagai tetes, terdiri dari kira-kira 65 % D-glukosa dan 35% disakarida dan
oligosakarida lainnya. Isomer monosakarida D-fruktosa biasanya di dapat bersama-sama
D-glukosa dan sukrosa. Suatu campuran D-fruktosa dan D-glukosa dikenal sebagai gula
inversi. D-fruktosa mudah diubah menjadi D-glukosa dalam tubuh (Pine, 1998).
Sukrosa adalah disakarida yang terdiri atas dua monosakarida D-glukosa dan D-

fruktosa yang terikat menjadi satu. Gula ini didapat dari gula bit dan tebu dan merupakan

salah satu produk organik indusrti utama. Filtrat sisa kristalisasi sukrosa akhirnya didapat

sebagai tetes (molase) ( Pine, 1998).

Laktosa adalah disakarida yang terdapat dalam susu mamalia. Senyawa ini terdiri
dari D-glukosa dan D-galaktosa. Laktosa umumnya didapat dari air serum susu yang
didapat sebagai hasil sampingan pada pembuatan keju. Isomernya gula keto D-fruktosa
digolongkan sebagai sebagai ketoheksosa. Ketosa juga diberi nama dengan menggunakan
akhiran –ulosa. Fruktosa adalah heksulosa (Pine, 1988).
Banyak organisme memiliki enzim yang dapat mengubah galaktosa, fruktosa dan
heksosa lain menjadi glukosa. Semua gula tersebut memasuki glikolisis sebagai
glukosa.asam lemak dioksidasi dan memasuki pusat lintasan katabolisme glukosa sebagai
asetil CoA. Karena beragamnya struktur asam amino maka produk rombakannya
memasuki lintasan pusat melalui beberapa tempat pada ujung glikolisis (Wilbraham dan
Matta, 1992).

Makanan yang mengandung karbohidrat merupakan salah satu sumber glukosa

yang digunakan untuk produksi energi dalam sel. Sumber lain glukosa adalah

glukoneogenesis. Glukosa yang tidak dibutuhkan untuk memenuhi keperluan energi

mendesak, dirakit menjadi glikogen,yaitu bentuk pati pada hewan. Glukosa mengadisi

rantai glikogen yang ada hanya bila telah diaktifkan menjadi uridina difosfat glukosa

(Wilbraham dan Matta, 1992).

Umumnya metabolisme glukosa karbohidrat terjadi di tiga tempat dalam tubuh

yaitu otot, jaringan dan hati. Sel hati tidak mempunyai penghalang untuk masuknya

glukosa dari darah. Masuknya gula darah melalui membran sel otot dan sel lemak harus

diransang hormon peptida, yaitu insulin, disintesis sebagai peptida tunggal dalam

pankreas (Wilbraham dan Matta, 1992).

Glukosa darah menenbus menbran sel hati tanpa membutuhkan adanaya insulin.

Sebaliknya masukan glukosa kedalam sel-sel jaringan otot dan jaringan adipose sangat

dipercepat oleh adanya insulin. Dalam hati, insulin menginduksi sintesis enzim

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
glikokinase, yang tidak ada tapi kadarnya sangat rendah pada keadaan puasa dan pada

diabetes mellitus. Glukokinase hanya terdapat dalam jaringan hati dan merupakan kinase

utama untuk glukosa dalam sel parenkim bila tubuh memperoleh diet karbohidrat rata-

rata ( Montgomery dkk., 1993).

Dalam keadaan preprandian (sebelum makan) kadar glukosa darah sekitar 5


mmol/L. Jaringan mengambil glukosa dari cairan ekstrasel apanila ia dapat diperoleh dan
apabila tersedia insulin untuk otot, jaringan adipose dan beberapa jaringnan lainnya. Lalu
masukan glukosa dikendalikan sebagian oleh hambatan umpan balik terhadap
heksokinase. Sesudah makanan dan peningkatan kadar glukosa yang mengirihnya,
glukogenesis menunjukkan adanya hambatan umpan balik terhadap heksokinse.
Glukogenesis tidak menunjukkan adanya hambatan umpan balik, dan ia bekerja untuk
menurunkan kadar glukosa darah dengan mengubah gula menjadi D-glukose 6- fosfat
meski kadar glukosa 6-fosfat tinggi. Dengan demikian pada waktu kadar glukosa darah
meningkat, aktivitas katalitik glukokinase kurang terpengaruh oleh beban glukosa
dibanding heksosinase dan lebih baik dalam mengembalikan keadaan ke arah yang
normal. Bila kadar glukosa darah menurun, sumbangan glukokinase pada mekanisme
homeostatis mengurang (Montgomery dkk., 1993).

Konversi D-galaktosa dan D-fruktosa menjadi D-glukosa 1-fosfat atau     

D-glukosa 6-fosfat melibatkan beberapa langkah -antara. Dalam setiap kasus

mekanisme pengaturan homeostatik menentukan akhir gula. Tempat-temat

senyawa antara memasuki jalur lain (Montgomery dkk., 1993).

Penentuan kadar glukosa dan fruktosa dengan kromatografi ini juga

harus mempertimbangkan berbagai hal antara lain pemilihan detektor, kolom,

pemilihan eluen, laju alir eluen serta suhu kolom. Ini disebabkan karena hal-hal

tersebut dapat mempengaruhi resolusi dari tiap-tiap komponen. Bila dua

puncak kromatogram dari dua komponen ISSN 1907-985079 terpisah

sempurna maka dikatakan resolusi dua komponen tersebut sempurna.

Pemisahan masing-masing komponen dengan menggunakan alat KCKT harus

dilakukan pada kondisi optimum. Pemisahan yang baik adalah bila kromatogram

masing-masing komponen tidak saling tumpang tindih ( Ratnayani, 2008).

Pemisahan dan analisis kadar glukosa dan fruktosa pada madu randu dan

madu kelengkeng dapat dilakukan menggunakan teknik KCKT. Kolom yang

digunakan adalah kolom metacarb 87C dengan eluen air deionisasi. Kondisi

operasional yang terbaik diperoleh pada suhu kolom 80ºC dan laju alir 1

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
mL/menit dengan menggunakan detektor indeks bias. Penentuan gula

pereduksi selama ini dilakukan dengan metode pengukuran konvensional

seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktometri maupun berdasarkan

reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode Luff-

Schorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lainlain). Hasil analisisnya adalah kadar

gula pereduksi total dan tidak dapat menentukan gula pereduksi secara

individual.        ( Ratnayani,2008).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3. 1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah reagen warna
arsenomolibdat, larutan Nelson A, larutan Nelson B, padatan glukosa monohidrat, larutan
sampel (M 150), akuades, kertas label, dan tissue roll.

3. 2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret 50 mL, pipet skala 1

mL dan 0,2 mL, gelas kimia 50 mL, tabung reaksi, rak tabung reaksi, statif, labu ukur 10

mL, filler, bulb, corong, gelas piala 2 mL, sendok tanduk, batang pengaduk,

spektrofotometer 20 D+, oven, botol semprot, kuvet, penangas dan gegep.

3. 3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pembuatan Larutan Induk Glukosa 1 mg/Ml
Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL, di tambahkan akuades hingga tanda batas
dan dihomogenkan.

3.3.2 Pembuatan Larutan Standar


Pembuatan larutan standar ini dilakukan melalui proses pengenceran dari larutan
induk. Dalam pembuatan larutan standar dengan konsentrasi 0,02; 0,04; 0,06; 0,08;
0,10; dan 0,12 mg/mL. Larutan induk diencerkan dengan akuades dalam ukuran tertentu
hingga masing-masing larutan mencapai volume 5 mL.

Konsentrasi Volume larutan Volume akuades Volume total


Larutan Standar induk (mL) (mL)
(mL)
(mg/mL)
PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
0,002 0,01 4,99 5

0,004 0,02 4,98 5

0,006 0,03 4,97 5

0,008 0,04 4,96 5

0,010 0,05 4,95 5

0,012 0,06 4,94 5

3. 3. 3 Preparasi Sampel
Reagen dibuat dengan cara mencampurkan larutan Nelson A dengan Nelson B
dengan perbandingan 25 : 1. Sebanyak 15 mL larutan Nelson A dipipet ke dalam gelas
kimia kemudian ditambahkan dengan 0,6 mL larutan Nelson B. Kemudian diaduk hingga
homogen.

3. 3. 4 Pengukuran absorban
Mula-mula dipipet 0,5 mL blanko, larutan sampel, dan larutan standar tiap
konsentrasi ke dalam tabung reaksi yang berbeda-beda. Agar tidak membingungkan, tiap
tabung reaksi diberi label nama. Setelah itu ditambahkan 0,5 mL larutan Cu-alkalis
(larutan Nelson) ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut. Selanjutnya, kedelapan
tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam penangas air dan dibiarkan selama 20 menit.
Setelah 20 menit, masing-masing tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam air. Setelah
dingin, ditambahkan 0,5 mL reagen warna arsenomolibdat ke dalam tiap tabung reaksi,
dan kemudian dikocok. Kemudian, ditambahkan dengan 3,5 mL akuades, dan dikocok
lagi. Diukur absorban pada panjang gelombang maksimum menggunakan spektronik

20D+.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan


4.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Sebelum mengukur absorban dari masing-maing larutan, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran panjang gelombang maksimum. Larutan yang digunakan untuk
menentukan panjang gelombang maksimum pada percobaan ini yaitu larutan sampel.
Hasil penentuan panjang gelombang maksimum, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Data Pengamatan Panjang Gelombang

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
l (nm) Absorban

630 0,272
640 0,327
650 0,298

4.1.2 Penentuan Kadar Glukosa

Pada percobaan penentuan kadar glukosa ini dilakukan dengan menggunakan

metode Nelson-Somogy. Metode ini didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh glukosa

(gula reduksi) dalam suasana basa dengan reagen arsenomolibdat yang memberikan

warna biru (molybdenum blue). Selanjutnya diukur absorbansinya pada panjang

gelombang tertentu dengan menggunakan spektrofotometer. Pada percobaan ini

dilakukan tiga persiapan utama sebelum diukur yakni mempersiapkan larutan induk,

larutan standar dan larutan sampel. Adapun data hasil pengamatan untuk penentuan

kadar glukosa adalah sebagai berikut:


Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Penentuan Kadar Glukosa

Konsentrasi Absorban

0,002 0,147

0,004 0,141

0,006 0,262

0,008 0,327

0,010 0,700

0,012 0,632

Sampel 0,129

Dalam percobaan ini dilakukan perlakuan simplo dan duplo untuk membandingkan
hasil dari penentuan kadar glokusa dalam sampel. Adapun Grafik dari penentuan kadar
glukosa adalah sebagai berikut :

a. Grafik Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


Grafik 1.GrafikPenentuanPanjangGelombang

b. Grafik penentuan kadar glukosa


Grafik 2.GrafikPenentuan Kadar Glukosa

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
Berdasarkan grafik hubungan konsentasi dan absorbansi, diperoleh persamaan
garis lurusy = 59,529x - 0,0485 sehingga kadar glukosa dalam sampel dapat dihitung:
y = 59,529x - 0,0485
0,129= 59,529x - 0,0485
x =
x = 0,00298
Kadar protein dalam sampel = x . FP
= 0,00298 x 100 mL
Keterangan:
y = absorbansi sampel = 0,129
x = konsentrasi sampel = 0,00298
= 0,298 mg/mL

4.2 Pembahasan
Pada percobaan penentuan kadar glukosa kali ini, digunakan metode Somogy-
Nelson yang didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh glukosa (gula reduksi) dalam
suasana basa dengan menggunakan arsenomolibdat yang memberikan warna biru
(molybdenium blue). Reaksi ini dilakukan dalam suasana basa karena reaksi reduksi
dapat berjalan dengan baik dalam suasana basa. Selanjutnya diukur absorbansinya pada
panjang gelombang tertentu dengan menggunakan spektrofotometer.
Pada percobaan ini dilakukan tiga persiapan utama sebelum absorbannya diukur
yakni mempersiapkan larutan induk, larutan standar dan larutan sampel.. Pembuatan
larutan standar yang digunakan berasal dari larutan induk yang telah digunakan. Pada
percobaan yang telah dilakukan, sebanyak 0,02 mL larutan induk diencerkan dengan
menggunakan aquadest hingga volumenya mencapai 2 mL. Pembuatan larutan standar ini
kemudian dilakukan berulang-ulang dengan mengambil larutan induk yang bervariasi
yakni sebanyak 0,02 mL, 0,04 mL, 0,06 mL, 0,08 mL, dan 0,10 mL lalu masing-masing
larutan tersebut diencerkan dengan menggunakan aquadest hingga volume larutan
mencapai 5 mL. Larutan standar yang digunakan pada percobaan ini berguna untuk
membandingkan absorbansi energi radiasi pada suatu panjang gelombang tertentu oleh
larutan sampel. Pelarut yang digunakan disini adalah air karena air merupakan pelarut
yang bersifat sangat polar sehingga dapat menjadi pelarut yang sangat baik dan dapat
tembus cahaya.

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
Pada pembuatan larutan sampel dilakukan hampir sama dengan pembuatan larutan
standar yakni dengan menggunakan proses pengenceran. Pada pembuatan larutan sampel
ini, sebanyak 0,02 mL larutan sampel cair diencerkan dengan aquadest hingga volumenya
2 mL. Larutan sampel yang diencerkan tadi kemudian diambil sebanyak 0,02 mL lalu
diencerkan kembali dengan menggunakan aquadest hingga mencapai 5 mL. Adapun faktor
pengenceran yang dipergunakan adalah 100 kali dan 10000 kali. Adapun pada pembuatan
reagen Nelson sendiri terdiri atas reagen Nelson A dan reagen Nelson B dengan
perbandingan 25 : 1 atau reagen Nelson A yang digunakan sebanyak 15 mL dan reagen
Nelson B yang digunakan adalah 0,6 mL. Setelah pembuatan reagen Nelson, kemudian
reagen tersebut dicampurkan pada larutan sampel, larutan standar dan blanko kemudian
dikocok. Setelah itu semua sampel dipanaskan selama 20 menit agar bercampur dengan
baik. Setelah dipanaskan selama 20 menit, lalu didinginkan dan setelah dingin
ditambahkan reagen arsenomolibdat untuk memberikan warna pada sampel agar
mempermudah pembacaan pada spektrofotometer. Setelah itu diukur dengan
menggunakan spektrometer dengan panjang gelombang 640 nm.
Dari data yang diperoleh baik tabel maupun grafik dapat dilihat bahwa semakin
tinggi konsentrasi glukosanya maka panjang gelombangnya juga akan semakin besar dan
warna yang dihasilkan semakin pekat pula dan begitupun sebaliknya.

4.3 Reaksi
+ CuO Cu2O +

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh pada percobaan penetuan kadar
glukosa ini, maka dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa adalah 0,00298 mg/mL.

5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat-alat praktikum yang disediakan dalam kondisi baik terutama pipet
filler agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tidak memakan waktu yang cukup
lama.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Asisten kinerjanya sudah sangat baik, cara menjelaskan teori sangat bagus dan
praktikan mudah mengerti, saya harap dapat dipertahankan.

DAFTAR PUSTAKA
PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
Montgomery, R., Dryer, L.R., Conway, T.W., Spector, A.A., 1993, Biokimia, Edisi
Keempat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Pine, S., H., Hendrickson, J., B., Cram, D., J., dan Hammond, G., S., 1988, Kimia Organik
2, Edisi Keempat, ITB, Bandung.

Ratnayani, K.N.M.A., Adhi Dwi, S., dan Gita Dewi G.A.M.A.S., Penentuan Kadar Glukosa
dan Fruktosa Pada Madu Randu Dan Madu Kelengkeng Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Jurnal Kimia, 2(2):    77-86.

Wilbraham, A.C., Matta, M.S., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB, Bndung.

Lampiran 1

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
Bagan Kerja

1. Pembuatan larutan induk glukosa 1 mg/mL

0,01 gram

- Di masukkan ke dalam labu ukur 10 mL


- Di tambahkan akuades hingga tanda batas
-
Hasil
dihomogenkan

2. Pembuatan Larutan Standar

Larutan Glukosa
0,02 ppm

- Dipipet masing-masing sebanyak 0,1 mL; 0,2 mL; 0,3 mL; 0,4 mL ke dalam tabung
reaksi
- Dilarutkan dengan akuades hingga 1 mL

- Dihomogenkan
- Diberi label tiap tabung reaksi yakni larutan standar 0,002 ppm; 0,004 ppm; 0,006
ppm; 0,008 ppm
- Dibuat blanko. Dilakukan pengerjaan secara duplo
Hasil

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
3. Larutan Sampel
Larutan Sampel A
- Dipipet 0,01 mL ke dalam tabung reaksi
- Dilarutkan dengan akuades hingga 3,5 mL
- Dihomogenkan
- Dilakukan pengerjaan secara duplo
Hasil (Pengenceran 100x) dan 10000x

4.Pengukuran Absorban

Larutan Standar dan Blanko


- Ditambahkan 0,5 mL larutan Cu-Alkalis, dihomogenkan
PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
- Dipanaskan selama 20 menit di atas penangas air
- Didinginkan
- Ditambahkan 0,5 mL arsenmolibdat
- Dihomogenkan

Larutan Standar dan Blanko


- Ditambahkan 3,5 mL larutan Cu-Alkalis, dihomogenkan
- Dipipet 1 mL larutan tersebut ke dalam tabung reaksi
- Dipanaskan selama 20 menit di atas penangas air
- Didinginkan
- Ditambahkan 0,5 mL arsenmolibdat
- Dihomogenkan
Diukur absorbansinya tiap larutan dengan mengukur panjang gelombang maksimumnya terlebih
dahulu menggunakan spektronik 20D+
Hasil

Lampiran 2

Gambar

Gambar 1. Pemanasan selama 20 menit

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
Gambar 2. Hasil dari penetuan kadar glukosa

LEMBAR PENGESAHAN

Asisten

NURUL AHDAN

Praktikan

YUNITA PARE R.
Makassar, 10 April 2014

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!
Diposting oleh Unknown di 16.53

1 komentar:
Fenny K.L 12 Juli 2016 05.27
sangat membantu. namun tdk muncul gambar dan grafik sehingga saya kurang
memahami cara penghitungan maupun praktek
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Accoun

Publikasikan Pratinjau

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

PDFmyURL easily turns web pages and even entire websites into PDF!

Anda mungkin juga menyukai