MAKALAH
RIF’AT AFIFAH
NPM : 183010016
0
KATA PENGANTAR
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang cukup
signifikan dalam menambah wawasan keilmuan para mahasiswa Walaupun
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..13
BAB I
PENDAHULUAN
2
telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah
sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau
angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk
menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses
pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di
masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang
akan datang.
1. Undang-Undang,
3
dan praktis yang ditujukan untuk menciptakan, menerapkan, secara kritis
menilai, dan mengkomunikasikan substansi kebijakan.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kebijakan merupakan suatu rangkaian alternative yang siap dipilih
berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Kebijakan merupakan suatu hasil analisis
yang mendalam terhadap berbagai alternative yang bermuara kepada keputusan
tentang alternative terbaik.
Kebijakan adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak
(tentag organisasi, atau pemerintah); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau
maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran
tertentu.
Contoh: kebijakan kebudayaan, adalah rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar rencana atau aktifitas suatu negara untuk mengembangkan
kebudayaan bangsanya. Kebijakan Kependudukan, adalah konsep dan garis besar
rencana suatu pemerintah untuk mengatur atau mengawasi pertumbuhan
penduduk dan dinamika penduduk dalam negaranya
Kebijakan berbeda makna dengan Kebijaksanaan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia kebijaksanaan adalah kepandaian seseorang menggunakan akal
budinya (berdasar pengalaman dan pangetahuannya); atau kecakapan bertindak
apabila menghadapi kesulitan.
Kebijaksanaan berkenaan dengan suatu keputusan yang memperbolehkan
sesuatu yang sebenarnya dilarang berdasarkan alasan-alasan tertentu seperti
pertimbangan kemanusiaan, keadaan gawat dll. Kebijaksanaan selalu mengandung
makna melanggar segala sesuatu yang pernah ditetapkan karena alasan tertentu.
Menurut UU RI No. 23, tahun 1991, tentang kesehatan, kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara soial dan ekonomi (RI, 1992).
Pengertian ini cenderung tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh
WHO, yaitu: kesehatan adalah suatu kaadaan yang sempurna yang mencakup
fisik, mental, kesejahteraan dan bukan hanya terbebasnya dari penyakit atau
kecacatan.Menurut UU No. 36, tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
5
Jadi, analisis kebijakan kesehatan adalah pengunaan berbagai metode
penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang
relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam
rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan.
Analisis kebijakan kesehatan awalnya adalah hasil pengembangan dari
analisis kebijakan publik. Akibat dari semakin majunya ilmu pengetahuan dan
kebutuhan akan analisis kebijakan dalam bidang kesehatan itulah akhirnya bidang
kajian analisis kebijakan kesehatan muncul. Sebagai suatu bidang kajian ilmu
yang baru, analisis kebijakan kesehatan memiliki peran dan fungsi dalam
pelaksanaannya. Peran dan fungsi itu adalah:
Adanya analisis kebijakan kesehatan akan memberikan keputusan yang
fokus pada masalah yang akan diselesaikan.
6
Staf puskesmas yang kuat orientasi materialnya (gaji tidak memenuhi
kebutuhan), cenderung memandang aspek imbalan dari puskesmas sebagai
masalah mandasar dari pada orang yang punya komitmen pada kualitas
pelayanan kesehatan.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah
kebijakan, adalah:
1. Interdepensi (saling tergantung)
yaitu kebijakan suatu bidang (energi) seringkali mempengaruhi
masalah kebijakan lainnya (pelayanan kesehatan). Kondisi ini
menunjukkan adanya sistem masalah. Sistem masalah ini membutuhkan
pendekatan Holistik, satu masalah dengan yang lain tidak dapat di
piahkan dan diukur sendirian.
2. Subjektif,
yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah diindentifikasi,
diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh: Populasi udara secara
objektif dapat diukur (data). Data ini menimbulkan penafsiran yang
beragam (l. gangguan kesehatan, lingkungan, iklim, dan lain-lain).
Muncul situasi problematis, bukan problem itu sendiri.
3. Artifisial,
4. Dinamis
7
yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan sistem
masalah kebijakan.
8
masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus
disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah dan
ataupun tantangan tersebut dilakukan secara bertahap, yang harus
tercermin pada pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.
5. Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang
dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanya
dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian
secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih
spesifik.
6. Bersifat mampu kelola
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola,
dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta
telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun tidak
logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya
bukanlah perencanaan yang baik.
9
Banyak masalah kesehatan dapat dideteksi dan diatasi secara dini di
tingkat paling bawah. Jumlah dan mutu tenaga kesehatan belum memenuhi
kebutuhan. Pemanfaatan pembiayaan kesehatan belum terfokus dan
sinkron. Hasil sarana kesehatan bisa dijadikan pendapatan daerah.
Masyarakat miskin belum sepenuhnya terjangkau dalam pelayanan
kesehatan. Beban ganda penyakit dapat menimbulkan masalah lainnya
secara fisik, mental dan sosial.
10
Isu strategis
BAB III
PENUTUP
11
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
12
Http://ekayuniar.blogspot.com/2015/06/1-pengantar-tentang-kebijakan-
kesehatan.html
Http://stikesmbbaksos.blogspot.com/2016/04/kebijakan-kesehatan-di-era-
otonomi.html
Http://sofyan-fkm-ump.blogspot.com/2017/02/kebijakan-kesehatan.html
Http://vendiaria.blogspot.com/p/dasar-dasar-membuat-kebijakan-kesehatan.html
http://husnhy.blogspot.com/2018/11/makalah-analisis-kebijakan-kesehatan.html.
http://festivialee.blogspot.com/2018/05/ikm-administrasi-kebijakan-
kesehatan.html
http://milikyusry.blogspot.com/2018/04/makalah-kebijakan-kesehatan.html.
https://ml.scribd.com/doc/40148940/kebijakan-kesehatan.
http://veronikare.blogspot.com/p/analisis-kebijakan-kesehatan.html.
http://kadek-suwartana.blogspot.com
13