Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Mata kuliah : Mekanika Klasik


Topik : Hukum Newton
Nama Mahasiswa : Putri Rose Amanda Puri
Nomor Presensi : 008
NIM :20302241008
A. Hukum-Hukum Newton tentang Gerak
1. Hukum I Newton
Jika tidak ada gaya eksternal, saat dilihat dari kerangka acuan inersia, maka sebuah benda yang
berada dalam keadaan diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan
kecepatan tetap (yaitu dengan kelajuan tetap sepanjang masa) ∑ F=0. Kerangka inersial: suatu
kerangka dimana tidak ada percepatan sama sekali. Bumi termasuk kerangka inersial karena bumi
memliki percepatan yang sangat kecil sehingga dapat dianggap percepatannya 0.
Hukum I Newton bukan merupakan bagian khusus hukum II Newton karena prinsip parsimoni
(pengiritan) dalam fisika: jika cukup dengan satu hukum, mengapa dibuat dua hukum? Memandang HK
I bagian dari HK II bertentangan dengan prinsip itu. Hukum I sebagai prasyarat di mana hukum II dapat
diterapkan.
2. Hukum II Newton
Dalam kerangka inersial: Jika pada suatu benda bekerja gaya resultan F maka benda tersebut
dipercepat dengan percepatan a sedemikian rupa sehingga memenuhi persamaan F=m a . Besaran m
disebut massa inersial. Persamaan tersebut juga berlaku sebaliknya: jika suatu benda memiliki
percepatan, maka pastilah pada benda tersebut sedang bekerja gaya resultan 𝐅 = 𝑚𝐚. Akan lebih baik
jika tidak memaknai hubungan F dan a sebagai hubungan sebab-akibat, melainkan sebagai kovariansi,
artinya F dan a harus memenuhi hubungan 𝐅 = 𝑚𝐚.
3. Hukum III Newton
Gaya yang dimaksud pada hukum III harus hadir secara berpasangan. Kedua gaya yang berpasangan
tersebut biasa disebut sebagai pasangan aksi-reaksi: besarnya sama, arahnya berlawanan. Gaya “aksi”
dan “reaksi” hadir secara serempak, pada dua benda yang saling berinteraksi tersebut.
Soal

Buktikan F12 dan F21 sama!


∑ F 2=¿ ¿m2a
F 21 = 3 . 2 = 6 N
∑ F 1=¿ ¿m1a
F – F12 = m1a
10 – F12 = 2 . 2
F12 = 6 N
B. Pemaknaan yang Lebih Kanonikal
1. Hukum I Newton
a. Pada kerangka inersial, setiap benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan selama tidak
ada resultan gaya yang bekerja pada benda itu. <definisi tidak langsung>
b. Kerangka inersial adalah suatu kerangka terhadap mana setiap benda yang “dibiarkan apa
adanya” akan tetap diam atau bergerak lurus berarutan. <definisi langsung>
2. Hukum II Newton
a. Pada kerangka inersial (kerangka acuan yang memenuhi Hukum I Newton): resultan gaya (F)
yang bekerja pada suatu benda sama dengan hasil kali massa (m) dan percepatan benda (a), yaitu
F = ma.
3. Hukum III Newton
a. Gaya-gaya yang dinyatakan dalam Hukum I dan II harus merupakan gaya nyata (yaitu
merupakan interaksi antar dua benda) sehinga harus hadir secara berpasangan (besarnya sama
tetapi arahnya berlawanan).
C. Transformasi Koordinat

1. Partikel P, sedang bergerak, diamati dari kerangka O dan O’. Kerangka O’ bergerak terhadap kerangka
O.
2. Pada suatu saat (lihat gambar), posisi partikel dinyatakan dengan vektor posisi r (terhadap kerangka O)
dan r’ (terhadap kerangka O’); sedangkan posisi O’ terhadap O dnyatakan dengan vektor k.
3. Jika jam yang digunakan kedua pengamat sudah disinkronkan, maka t ' =t
Hubungan r, r’, dan k mengikuti penjumlahan vektor (lihat gambar):
r ' =r −k
Transformasi koordinat ruang-waktu dari sistem kerangka O ke O ' :
x ' =x−k x
y ' = y −k y
z ' =z−k z
t ' =t
POSISI BERSIFAT RELATIF, BERGANTUNG PENGAMAT.
D. Transformasi Kecepatan
' d r ' d ( r−k )
v≡ = =v−v k
dt' dt
Jadi, kecepatan bersifat relatif, bergantung pengamat.
Dalam bentuk komponen:
v'x =v x −v kx
v'y =v y −v k y
v'z=v z−v kz
E. Transformasi Percepatan
' d v ' d ( v−v k )
a≡ = =a−ak
d t' dt
Jadi, kerelatifan percepatan suatu partikel bergantung pada gerakan relatif kerangka.
• Jika a k =0 , kerangka O’ tidak dipercepat terhadap O, maka a ' =a (percepatan bersifat mutlak, tidak
bergantung kerangka acuan)
• Jika a k ≠ 0 , kerangka O’ dipercepat terhadap O, maka a ' ≠ a (percepatan bergantung kerangka acuan)
Soal
v
P
X

Sebuah truk bergerak dengan kecepatan konstan v di jalan lurus. Truk mengangkut benda X bebentuk bola
yang diletakkan begitu saja di atas bak. Pengamat P diam di tepi jalan.
a. Deskripsikan gerakan benda X terhadap pengamat dan sopir!
Terhadap sopir :
V’ = 0
Terhadap pengamat P :
Dari kaedah transformasi kecepatan: v' =v−v k diperoleh:
v=v ' + v k =0+V x
Jadi benda X bergerak dengan kecepatan V, sama dengan kecepatan truk/sopir.
b. Jika tiba-tiba truk direm dengan mendadak hingga berhenti, bagaimana gerak benda X selama
pengereman tersebut? Jelaskan berdasarkan pengamatan oleh P dan sopir!
Menurut pengamatan sopir:
• Benda mengalami percepatan sebesar:
a ' =a−ak =0−(−aT ) =aT
Jadi, menurut sopir, benda X dipercepat ke depan dengan percepatan konstan sebesar a T .
• Gerakan benda X selama pengereman tersebut adalah:
v' ( t ) =v ' ( 0 ) +a' t=0+aT t=aT t
Menurut pengamat P :
• benda X tidak mengalami percepatan karena tidak ada gaya luar yang bekerja padanya; jadi a=0
dan v tetap samadengan V .
• Di pihak lain, truk sedang dipercepat ke belakang dengan percepatan a k =−a T . Untuk
penyederhanaan, anggap a T konstan.
c. Bagaimana gerak benda X tepat setelah truk berhenti? Deskripsikan berdasarkan pengamatan oleh P dan
sopir!
Menurut pengamatan sopir:
• Kecepatan gerakan benda X terhadap sopir diperoleh dengan transformasi kecepatan: v' =v−v k .
Jadi
v' =V + 0=V
Menurut pengamat P:
• Benda X tetap bergerak dengan kecepatan V ; s ementara itu, truk bergerak dengan kecepatan nol.
Perhatikan bahwa tepat setelah truk berhenti, kerangka acuan yang diam terhadap truk juga diam
terhadap P. Maka kesimpulan kedua pengamat tentang gerakan benda X haruslah sama.
F. Hukum II Newton pada Kerangka Dipercepat

Z
Z ’
P

r’
r
O’ Y
k
O Y ’
X

X
Andaikan kerangka O adalah inersial, maka padanya berlaku Hukum II Newton F=m a. Transformasi ke
kerangka O’ menghasilkan:
F=m a=ma' +m ak
atau:
F−m ak =ma'
Jadi, persamaan gerak titik P pada kerangka O’ adalah:
( F−m ak )=m a'
G. Gerak dalam Kerangka Dipercepat
Jika kerangka O ' dipercepat terhadap O dengan percepatan a k, sementara itu benda dipengaruhi gaya
' d2r'
nyata F, maka persamaan gerak benda terhadap kerangka O ' adalah F−m ak =ma =m . Artinya, Jika
dt2
F = 0, ternyata benda P memiliki percepatan a ' =−ak . Benda P mengalami percepatan, meskipun tidak ada
gaya nyata yang bekerja padanya (Kerangka O’ tidak memenuhi Hukum I Newton. Karenanya disebut
kerangka non inersial).
Jika Hukum Ke-2 Newton dipaksakan berlaku di kerangka itu, maka suku −m ak “terpaksa” harus
dipandang sebagai gaya. Karena “gaya” tersebut tidak memiliki pasangan, melainkan hanyalah hasil
perkalian massa dengan percepatan kerangka acuan, maka disebut gaya fiktif (semu).
( F+ F f )=ma '
F: gaya nyata, F f ≡−m ak :gaya fiktif, m: massa benda, a’: percepatan benda (pada kerangka itu).
H. Jika ak = 0
Jika percepatan kerangkan a k = 0, maka di O’ juga berlaku F=m a' (berlaku Hukum II
NewtonMerupakan kerangka inersial). Jadi, sebarang kerangka yang begerak dengan kecepatan konstan
terhadap suatu kerangka insersial juga merupakan kerangka inersial.
I. Kerangka Non Inersial
a. Tidak memenuhi Hukum I Newton: dimungkinkan ada benda yang tiba-tiba bergerak (semula diam)
meskipun tidak ada gaya yang bekerja padanya.
b. Contoh: kerangka acuan yang diam terhadap truk yang sedang dipercepat/diperlambat.

Anda mungkin juga menyukai