Anda di halaman 1dari 100

LAPORAN HASIL PRAKTIK

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA SEMPUNG POLLING, KECAMATAN LAEPARIRA

KABUPATEN DAIRI

Senin,02 Nov – Sabtu,14 Nov 2020

PESERTA DIDIK TKT 4 JURUSAN KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

T.A 2020
LAPORAN HASIL PRAKTIK

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA SEMPUNG POLLING, KECAMATAN LAEPARIRA

KABUPATEN DAIRI

Senin,02 Nov – Sabtu,14 Nov 2020

DISUSUN OLEH :

1. Almida Karina Purba P07520217002


2. Anggun Sianturi P07520217005
3. Cherlin Adelita Br.Sinaga P07520217010
4. Indra Fresly Tamba P07520217022
5. Judika Sola Siagian P07520217023
6. Julu Purba P07520217025
7. Meilinda Manurung P07520217030
8. Nani Wijaya Sinaga P07520217034
9. Nur Eka Oktoria Sitorus P07520217036
10. Rasia Tarigan P07520217037
11. Srimaya Tampubolon P07520217045

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Hasil Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Sempung Polling,


Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020 telah disahkan pada:
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Tanda Tangan


1. H. Abdul Hanif Siregar, SKM, M. Kes
NIP.195608121980031011 …………………

2. Dina Yusdiana D, S.Kep, Ns, M.Kes …………………


NIP.197606241998032001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes.


NIP. 196505121999032001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Keperawatan Komunitas di Desa
Sempung Polling, Kec.Laeparira, Kab.Dairi dengan sebaik-baiknya. Tugas ini
kami susun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas ini yang tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari, berhasilnya penyusunan Laporan PKL ini tidak


terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan semangat dan doa
kepada penulis dalam menghadapi setiap tantangan, sehingga sepatutnya penulis
menghaturkan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes , selaku Direktur Poltekkes Medan


2. Ibu Johani Dewita Nasution, S.Kep., NS ., M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Medan
3. Bapak Soep, S.Kp., M.Kes selaku Koordinator PKK Komunitas
4. Bapak H.Abdul Hanif Siregar,SKM,M.Kes dan Ibu Dina Yusdiana
D,S.Kep,Ns.,M.Kes selaku pembimbing PKK Komunitas

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu,kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir.

Sempung Polling,13 November 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk


hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.
Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan
yang optimal, karena berbagai masalah secara global diantaranya adalah
kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Dalam rangka mewujudkan kesehatan
masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat,
dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan
yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang
didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya
kesehatan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan


masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam
memecahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu layanan kesehatan utama
merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua
pada tahun 2020 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2020, lingkungan yang
diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan
yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan
yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling
tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain
lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2020 yang diharapkan adalah
yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat .

Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya perawatan kesehatan
masyarakat yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit.
Perawatan kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tugas praktik belajar lapangan maka mahasiswa jurusan


Keperawatan Politekhnik Kesehatan Medan melaksanakan pengambilan data
keperawatan komunitas di Dusun I Desa Sempung Polling,Kec Laeparira,
Kab.Dairi dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan keluarga dan
pendekatan masyarakat, dalam rangka melakukan pembinaan, mengatasi masalah
kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara mandiri,
dimana dalam pelaksanaan praktek asuhan keperawatan komunitas menggunakan
pendekatan proses keperawatan komunitas yang di awali dari pengkajian dengan
cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnosa, menyusun rencana,
melaksanakan rencana atau implementasi, dan evaluasi dari pelaksanaan.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik lapangan asuhan keperawatan komunitas
mahasiswa mampu menerapkan konsep keperawatan komunitas
(masyarakat, puskesmas, keluarga dan kelompok khusus ) guna
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat di Desa Sempung
Polling,Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik belajar lapangan keperawatan komunitas di
Desa Sempung Polling,Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi selama 2
minggu mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di Sempung
Polling,Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi.
2. Merumuskan masalah yang ditemukan dari prioritas masalah Desa
Sempung Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi
3. Membuat intervensi dari masalah yang ditemukan dari hasil
musyawarah masyarakat desa di Desa Sempung Polling, Kecamatan
Laeparira, Kabupaten Dairi
4. Melakukan implementasi keperawatan bersama dengan masyarakat
dari intervensi yang telah ditetapkan di Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi
5. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada di Desa Sempung Polling, Kecamatan
Laeparira, Kabupaten Dairi .

1.3 Manfaat Laporan


Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat di Desa Sempung Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten
Dairi
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang
ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat di Desa
Sempung Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi
3. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya di Desa Sempung Polling, Kecamatan Laeparira,
Kabupaten Dairi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keperawatan Komunitas

A. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang


merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya
kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan


yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). Sasaran pelayanan
kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat
dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan
membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri,
hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat
kesehatan optimal (Elisabeth, 2007). Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal
perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu
mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir
tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

B. Paradigma Keperawatan Komunitas


Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987).
Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu,
keluarga dan masyarakat.

a. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus


menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan
keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu:

1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,


memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya
sendiri.

3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita


salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga
tersebut.

c. Masyarakat Sebagai Klien


Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat
istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat
mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas
didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif.
Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas,
konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara,
sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah
diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor
yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit
asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan
yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu,
keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan
proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara
komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigm
keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat
mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan
fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

C. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

a. Upaya Promotif

Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat


dengan jalan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur

5) Rekreasi

6) Pendidikan seks

b. Upaya Preventif

Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu,


keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun


kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui

c. Upaya Kuratif

Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang


menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:

1) Perawatn orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari Puskesmas dan
Rumah Sakit

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas

4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun
terhadap kelompok kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang, kelainan bawaan

2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti TBC,


pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi

e. Upaya Resosialitatif

Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus kedalam


pergaulan masyarakat.

D. Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan
memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi. Penerapan
falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:

a. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari


upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh semua
orang.

b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.

c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara


berkelanjutan.

d. Perawat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan kesehatan,


menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.

e. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan


berkesinambungan.
f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.

E. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang


dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan

keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok


didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang
dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh


dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk


melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan

3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan


asuhan keperawatan

4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan


pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat

5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan


asuhan keperawatan di rumah
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas

7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social untuk menuju
keadaan sehat optimal

c. Fungsi

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi


kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui
asuhan keperawatan.

2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan


kebutuhannya dibidang kesehatan

3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,


komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat

4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan


permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan
(Mubarak, 2006).

F. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,


kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang
termasuk kelompok khusus adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
 Ibu hamil
 Bayi baru lahir
 Balita
 Anak usia sekolah
 Lansia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
 Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
 Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:
 Wanita tunasusila
 Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
 Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
 Panti werdha
 Panti asuhan
 Pusat-pusat rehabilitasi
 Penitipan balita
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan
kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan
sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya.
G. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas

Pada perawatan kesehatan masyarakat harusmempertimbangkan beberapa prinsip,


yaitu:

a. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang


besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan
antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

b. Kerjasama

Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

c. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari


komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

e. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan


beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
(Mubarak, 2005).

H. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat


diantaranya adalah:

a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang


ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan
dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku
seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang
baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen
yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan
proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan
perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai
hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

c. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

d. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.


Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan
sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari
hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hakhak klien
(Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan


pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama


dengan tim
kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi
atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan
di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan
kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan


mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.

Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and


Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah


atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada
sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan


menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan,
perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider


And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada


masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian
atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari
peran perawat komunitas.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta
kelompok atau masyarakat melalui langkah-langkah: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Dalam penerapan
proses keperawatan (nursing process), terjadi proses alih peran dari tenaga
keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk
mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya
(Herawati & Neny FS, 2012).
A. Pengkajian
Pengkajian komunitas (community assessment) adalah proses
pengumpulan data yang berhubungan dengan status kesehatan komunitas dan
merupakan sumber data untuk perumusan diagnosa keperawatan. Pengkajian
komunitas merupakan suatu upaya untuk dapat mengenal masyarakat. Tujuan
keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor-
faktor (baik positif maupun negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga
masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan (Herawati
& Neny FS, 2012).
Jenis data yang dikumpulkan pada pengkajian secara umum dapat
diperoleh dari data subyektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu data
yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung
melalui lisan. Data obyektif yaitu data ayang diperoleh melalui suatu
pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran. Sedangkan sumber data dapat
diperoleh dari data primer dan sekunder, dengan pendekatan kuantitatif
maupun kualitatif. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji
berdasarkan hasil pengkajian, sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber
lain yang dapat dipercaya. Metode pengumpulan data yang dapat dilakukan
yaitu: wawancara informan (informan interview), analisis sekunder, observasi
atau pengamatan (windshield survey) (Herawati & Neny FS, 2012).
Salah satu model pengkajian yang dapat digunakan adalah “Betty
Neuman”. Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah
dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core).
- Community Core (data inti)
 Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.
 Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, ras, tipe
keluarga, status perkawinan.
 Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan.
 Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
- Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1) Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk, bagaimana
penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk.
2) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan (lama sekolah, jenis
sekolah, bahasa), fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di dalam
maupun di luar komunitas.
3) Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
Transportasi apa yang tersedia di komunitas.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah
cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan, jenjang
pemerintahan, kebijakan depkes.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan
terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya televisi, radio, koran atau
leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR
atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada anjuran dapat dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi
jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
8) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk membantu mengurangi stressor.
- Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic,
antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi.
Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta
faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka,
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien
atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa
dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
 Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi
aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan
diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan
(Mubarak, 2005).
 Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka
pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan
diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan
Palpasi (Mubarak, 2005).
Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data dengan cara sebagai berikut :
 Klasifikasi data atau kategori data
 Penghitungan prosentase cakupan
 Tabulasi data
 Interpretasi data
Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
(Mubarak, 2005).
Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan
yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang
telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu
diperlukan prioritas masalah  (Mubarak, 2005).

Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah  (Mubarak, 2005):
1)      Perhatian masyarakat
2)      Prevalensi kejadian
3)      Berat ringannya masalah
4)      Kemungkinan masalah untuk diatasi
5)      Tersedianya sumberdaya masyarakat
6)      Aspek politis

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi  (Mubarak,
2009). Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap
stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen: Problem,
Etiologi, Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).
Contoh : Risiko terjadinya peningkatan ISPA pada warga di desa X
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap peningkatan status kesehatan ditandai dengan tingginya angka
kejadian ISPA pada 6 bulan terakhir yaitu 25% berdasarkan data Puskesmas.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat disampaikan
dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya Musyawarah
Masyarakat Desa/RW(MMRW).

C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari proses keperawatan
merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu
sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah
pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran
kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan
diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan
sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang
dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri
mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan
kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat
berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
 Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
 Melakukan pengkajian
 Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
 Melatih kader
 Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan
sebagai berikut:
 Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
 Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
 Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
 Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
 Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan
anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan dalam
pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)

b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab
untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum
serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi,
penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, Contoh:
Mengkaji keter¬belakangan tumbuh kembang anak, memotivasi
keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan
pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap
implementasi yang telah dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan,
peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
BAB III
ANALISA DATA DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

LOKASI

- Kabupaten/Kodya : Dairi
- Kecamatan : Laeparira
- Desa : Sempung Polling
- Dusun : Dusun I
I. DATA GEOGRAFIS
1. Luas Daerah : 600 Ha
2. Kondisi daerah/area :
Berbukit – bukit : 24,5 Ha
Dataran rendah : 516 Ha
Dataran tinggi : 26 Ha
Pesisir pantai :- Ha
3. Batas daerah/ wilayah :

- Utara : Desa Buntu Raja


- Selatan : Hutan
- Barat : Desa Lumban Sihite
- Timur : Desa Bulu Duri
4. Kondisi tanah :
Subur : 500 Ha
Tandus : 100 Ha
5. Jenis Tanah :
Pasir :- Ha
Tanah liat : 600 Ha
Berkapur : Ha
6. Luas Wilayah menurut perincian pemanfaatan wilayah

a. Perumahan/bangunan lain : 100 Ha


a. Tambak : 5 Ha
b. Lapangan :1 Ha
d.Peternakan : 30 Ha
e.Tanah Kosong : 30 Ha
f.Dimanfaatkan : 50 Ha

7. Transportasi dan komunikasi


Darat :
Laut : -
Sungai : -
Udara : -
Sarana Transportasi
Transportasi Umum : 5 %
Roda dua : 80 %
Roda tiga : 5 %
Roda empat : 10 %
8. Pembagian wilayah

- Jumlah kelurahan/desa :-
- Jumlah lingkungan : 7 lingk/dusun
9. Tipe Masyarakat :
Agraris : 262 KK
Industri : - KK
Maritim : - KK
Perniagaan : - KK
10. Struktur pemerintahan :
Swadana :√
Swakarsa :
Swasembada :
11. Organisasi sosial di Masyarakat
PKK :√ Karang taruna :√
Kontrak Tani :√ Kel.capir :
Pramuka : STM :√
LKMD :√ Lain.. :√

Data Demografi

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Umur Penduduk Desa Sempung Polling,


Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

UMUR
25

20 20-30
31-40
15
41-50
10 51-60
5 61-70
>70
0
20-30 31-40 41-50 51-60 61-70 >70

Dari 220 KK di Desa Sempung Polling terdapat 66 KK yang dilakukan pengkajian memiliki
kelompok umur 20-30 sebanyak 1 KK, kelompok umur 31-40 sebanyak 10 KK, kelompok
Umur 41-50 sebanyak 20 KK, kelompok umur 51-60 sebanyak 11 KK, kelompok umur 61-
70 sebanyak 16 KK, dan kelompok umur >70 sebanyak 8 KK.

Maka dari 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira,
Kab. Dairi Tahun 2020 mayoritas pada kelompokumur 41 - 50 tahun sebanyak 20 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Agama Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab.
Dairi Tahun 2020

Maka dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020 Serdangmayoritas memeluk agama Kristen
Protestan sebanyak 55 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sempung Polling,


Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020 menunjukkan bahwa kelompok kepala keluarga yang
tamat SD sebanyak 22 KK, kelompok kepala keluarga yang tamat SLTP sebanyak 23 KK
dan kelompok kepala keluarga yang Tamat SLTA sebanyak 17 KK, Dan yang tidak tamat
SD Sebanyak 4 KK.
Maka dari 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira,
Kab. Dairi mayoritas menempuh pendidikan Tamat SLTP sebanyak 23 KK

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Penduduk Desa Sempung Polling, Kec.


Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi menunjukkan bahwa kelompok pekerja sebagai wiraswasta
sebanyak 4 KK, kelompok pekerja Petani sebanyak 60 KK, kelompok pekerja Nelayan
sebanyak 0 KK, kelompok pekerja pedagang sebanyak 1 KK, kelompok pekerja Jasa
sebanyak 1 KK, dan kelompok pekerja lainnya sebanyak 0 KK.

Maka dari 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira,
Kab. Dairi mayoritas bekerja sebagai PETANI sebanyak 60 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penghasilan Penduduk Desa Sempung Polling, Kec.


Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi menunjukkan bahwa penghasilan <500.000 sebanyak 14 KK,
penghasilan >500.000 sebanyak 23 KK, dan penghasilan >1.000.000 sebanyak 29 KK .

Maka dari 60 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira,
Kab. Dairi mayoritas penghasilan >1.000.000 sebanyak 29 KK.

LINGKUNGAN FISIK

Distribusi Frekuensi berdasarkan Kepemilikan Rumah penduduk Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

KEPEMILIKAN
50
40 44
30 Sewa
20 Menumpang
10 Milik Sendiri
12 10
Maka dari 0262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling,
Sewa Menumpang Milik Sendiri
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki rumah milik sendiri sebanyak 44 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Perumahan Penduduk Desa Sempung Polling,


Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Maka dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki jenis perumahan permanen sebanyak 64
KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lantai Perumahan Penduduk Desa Sempung Polling,


Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Jenis lantai
60
50
51 Tanah
40
30 Semen/Plester
20 Keramik
10
1 14
0
Tanah Semen/Plester Keramik

Maka dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki lantai Semen / plester sebanyak 51 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dinding Perumahan Penduduk Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki dinding ½ tembok sebanyak 15 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Jendela Rumah Penduduk Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki luas jendela yang baik dan yang kurang baik
memiliki nilai yang sama.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihan Rumah Penduduk Desa Sempung Polling,


Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

KEBERSIHAN RUMAH
80

60

40 Bersih
Kotor
20

0
Dari 262 KK dengan
Bersih66 KK yang dilakukan pengkajian
Kotor di Desa Sempung Polling, Kec.

Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki rumah penduduk bersih sebanyak 63 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penerangan Rumah Desa Sempung Polling, Kec.


Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki Penerangan yang Baik sebanyak 63 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Kamar Tidur Dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun XII dan dusun XIII di Desa
Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang mayoritas memiliki Luas Kamar Tidur
Memenuhi Syarat sebanyak 56 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling, Kecamatan laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun XII dan dusun XIII di Desa
Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang mayoritas memanfaatkan pekarangan
sebanyak 55 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Kamar Tidur Dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I desa Sempung Polling
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki Luas Kamar Tidur Memenuhi
Syarat sebanyak 56 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling, Kecamatan laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Sempung Polling
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memanfaatkan pekarangan sebanyak
55 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pembuangan Air Besar Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling, Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas Pembuangan air besar memanfaatkan
WC sebanyak 61 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepemilikan Jamban Penduduk Dusun I Desa
Sempung Polling, Kecamatan laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
KEPEMILIKAN JAMBAN
70
60
61
50
40
Ya
30
Tidak
20
10
0
Ya Tidak

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung


Pollling,Kecamatan laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas Memiliki Jamban sebanyak 61
KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Jamban Penduduk Dusun I Desa Sempung


Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung


Polling,Kecamatan Laeparira,Kabupaten Dairi mayoritas memiliki Septic Tanc
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Jamban Penduduk Dusun I Desa Sempung
Polling,Kecamatan Laeparira kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I desa sempung polling,
kecamatan laeparira, kabupaten dairi mayoritas memiliki memiliki Jamban yang Terawat
sebanyak 56 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Air Bersih Penduduk Dusun I Desa Sempung
Polling, Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memiliki memiliki penyediaan air
bersih dari PDAM sebanyak 55 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengelolaan Air Minum Penduduk Dusun I Desa
Sempung Polling Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I desa Sempung Polling,
Kecamatan laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memiliki pengelolaan air minum secara
Dimasak sebanyak 53 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penampungan Air Penduduk Dusun I Desa Sempung


Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 220 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun XII dan dusun XIII di Desa
Sempung Polling,Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki Jenis Tempat
Penampungan Air Di BAK Sebanyak 50 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Penampungan Air Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 220 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I di Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memiliki Kondisi Penampungan Air
Terbuka Sebanyak 46 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengurasan Penampungan Air Penduduk Dusun I


Desa Sempung Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 220 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I di Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memiliki Pengurasan Penampungan Air
Sebanyak 58 KK

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Pengurasan Penampungan Air Penduduk


Desa Sempung Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020

Berdasarkan Frekuensi Pengurasan penampungan air di Desa Sempung


Polling,Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan
pengkajian mayoritas memiliki Frekuensi Pengurasan Penampungan Air 2 kali Sebanyak
53 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Adanya Jentik Nyamuk di Dusun I Desa Sempung
Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas tidak memiliki Jentik Nyamuk
Sebanyak 54 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Air Tampungan di Dusun I Desa Sempung


Polling, Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling ,
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki kondisi air tampungan jernih
Sebanyak 53 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengolahan Sampah Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira kabupaten Dairi, mayoritas memiliki cara pembuangan sampah
dengan cara dibakar sebanyak 56 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengolahan Sampah Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling Kecamatan laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki tempat pembuangan sampah
sebanyak 56 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah Penduduk Dusun I


Desa Sempung Polling, Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling ,
Kecmatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memiliki tempat pembuangan sampah
terbuka sebanyak 46 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Sampah Penduduk Dusun I Desa Sempung


Polling , Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I desa sempung polling
kecamatan laeparira kabupaten dairi mayoritas memiliki tempat pembuangan sampah
dengan keadaan terpelihara sebanyak 54 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pembuangan air limbah Penduduk Dusun I Desa
Sempung Polling Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa sempung Polling
Kecamatan Laeparira kabupaten Dairi mayoritas penduduk membuang air limbah ke got
sebanyak 60 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi saluran limbah Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling,Kecamatan laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki kondisi saluran limbah dengan
keadaan terbuka sebanyak 62 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kondisi Lingkungan Penduduk Dusun I Desa Sempung


Polling, Kec.Laeparira Kab.Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki Kondisi Lingkungan yang tidak
sering mengalami banjir sebanyak 66 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepemilikan Kandang Ternak Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling,Kecamatan Laeparira, Kabupaten DairiTahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung


Polling,Kec.Laeparira,Kabupaten Dairi mayoritas tidak memiliki kandang ternak
sebanyak 46 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat Penduduk Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi mayoritas penduduk memilih berobat ke puskesmas sebanyak 28
KK

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan Sarana Kesehatan Penduduk Dusun I


Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi seluruh masyarakat sempung polling memanfaatkan sarana
kesehatan yang ada.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyakit yang Terjadi Pada Anggota Keluarga Satu
Tahun Terakhir Penduduk Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi
Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas Anggota Keluarga penduduk Desa Tidak Menderita
Penyakit dalam satu tahun terakhir sebanyak 38 KK.

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi menunjukkan bahwa mayoritas Anggota Keluarga penduduk
Desa Tidak Menderita Jenis Penyakit dalam satu tahun terakhir sebanyak 40 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Upaya Pertolongan yang Dilakukan Oleh Keluarga
Penduduk Dusun Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritas penduduk Desa memilih berobat ke Puskesmas
sebanyak 38 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anggota Keluarga yang meninggal Dalam Satu Tahun
Terakhir Penduduk Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun
2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritas Anggota Keluarga penduduk Desa tidak Ada Anggota
Keluarga yang meninggal setahun terakhir.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pasangan Usia Subur Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.mayoritas Bukan Pasangan Usia Subur sebanyak 66 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Akseptor Penduduk Dusun I Desa


Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritas Tidak Menggunakan Akseptor sebanyak 66 KK.

Distribusi Frekunsi Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Penduduk Dusun I Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritasTidak Memakai Kontrasepsi sebanyak 62 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Tidak Memakai Kontrasepsi Penduduk Dusun
I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritasTidak tahu Memakai Kontrasepsi sebanyak 41 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan PUS yang DO KB Penduduk Dusun I Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi dengan jumlah PUS yang DO KB sebanyak 0 KK.

istribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan DO KB Penduduk Dusun I Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritas tidak tahu memakai KB sebanyak 43 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Adanya Ibu Hamil Penduduk Dusun I Desa Sempung
Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas tidak adanya Ibu Hamil

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Kehamilan Penduduk Dusun I Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas tidak adanya Ibu Hamil

Distribusi Frekunsi Berdasarkan Persalinan Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.


Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas Tidak ada mengalami persalinan
Distribusi Frekunsi Berdasarkan Tempat Pertolongan Persalinan Dusun I Desa
Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

TEMPAT PERTOLONGAN PERSALINAN


70
60 66
50
40
30
TEMPAT PERTOLONGAN
20
PERSALINAN
10 0 0
0
Tidak Ada Rumah Bidan/Dokter
Sakit/Tempat Praktik Swasta
Dari 262 KK dengan 66 KK yangpersalinan
dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas Tidak ada tempat Pertolongan persalinan
sebanyak 66 KK.

Distribusi Frekunsi Berdasarkan Kondisi Bayi Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Mayoritas Tidak ada Kelahiran Bayi 66 KK
NEONATUS YANG MENINGGAL 1 TAHUN
TERAKHIR
Distribusi Frekunsi Berdasarkan Neonatus yang Meninggal 1 Tahun Terakhir, Dusun I
70 Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
60 66
50
40 NEONATUS YANG
30 MENINGGAL 1 TAHUN
20 TERAKHIR

10
0 0
0
Tidak Ada Iya Tidak
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas Tidak ada memiliki neonatus yang meninggal 1
tahun terakhir sebanyak 66 KK.

Distribusi Frekunsi Berdasarkan Neonatus yang Meninggal 1 Tahun Terakhir, Dusun I


Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

PENYEBAB NEONATUS
80

60
66
40
PENYEBAB NEONATUS
20

0
Tidak Ada

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Mayoritas Tidak ada memiliki neonates

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pertolongan, Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.


Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

PERTOLONGAN
80

60
66
40
PERTOLONGAN
20

0
Tidak Ada
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Mayoritas Tidak ada melakukan Pertolongan Persalinan
sebanyak 66 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ada atau Tidak Buteki pada Penduduk Dusun I Desa
Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, mayoritas tidak ada buteki dengan jumlah sebanyak 65 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ibu yang Menyusui Anaknya pada Penduduk Dusun I
Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, dengan jumlah Ibu yang Menyusui 1 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ibu yang Menyusui Anaknya sesuai Usia Anak pada di
Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 1 orang anak menyusui dengan Usia 1 hr – 6 bulan
dan tidak ada anak yang meenyusui usia 6 bln – 2 tahun.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anak Usia Balita Usia 0 – 1 Tahun di Dusun I Desa
Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, tidak ada Anak usia 1 tahun.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Imunisasi di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.


Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 66 Anak yang Tidak Imunisasi
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anak Usia 1 – 5 Tahun di Dusun I Desa Sempung
Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 11 Anak Usia 1 – 5 Tahun.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Imunisasi di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.


Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 55 KK yang Tidak Imunisasi , 11 anak lengkap
imunisasi.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Tidak Imunisasi Dusun I Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 66 KK yang Alasannya Tidak DiImunisasi.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Memiliki KMS di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,terdapat 11 yang memiliki KMS.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dapat Membaca Hasil KMS di Dusun I Desa Sempung
Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 55 yang tidak ada dapat membaca hasil KMS, 10 yang
dapat membaca hasil KMS, 1 yang tidak dapat membaca hasil KMS.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Setiap Bulan Mengunjungi Posyanda di Dusun I Desa


Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 11 yang Setiap Bulan Mengunjungi Posyandu.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan BB Anak di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 11 anak yang BB nya naik .

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Tidak di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

ALASAN TIDAK
70
60 66
50
40 0
30
Merasa Tidak Ada
Dari 20
262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
10 Manfaatnya
0 alasan tidak
Kec. Laeparira, Kab. Dairi tidak ada yang mempunyai
0
0 Merasa Tidak Ada
Manfaatnya

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi Balita Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 11 status gizi balita yang baik , 0 status gizi yang
sedang.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anak Mendapat Vitamin A di Dusun I Desa Sempung


Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 11 yang mendapat vitamin A.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ada Anak Usia Remaja di Dusun I Desa Sempung
Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 26 yang Ada Anak Usia Remaja.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kegiatan Yang Sering Dilakukan di Dusun I Desa


Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 14 yang berdasarkan kegiatan keagamaan, terdapat
12 yang melakukan kegiatan olahraga , dan 40 yang tidak mempunyai kegiatan.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Yang dilakukan Anak Usia Remaja di
Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas 65 anak usia remaja tidak memiliki kebiasaan
merokok, minum alkohol ataupun narkoba.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Adakah Usia Lanjut di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

ADAKAH USIA LANJUT


45
40
41
35
30
25
IYA
20 25
TIDAK
15
10
5
0
IYA TIDAK
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas 41 KK tidak memiliki usia lanjut, dan 25 KK memiliki
usia lanjut.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Lanjut di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki usia lanjut pada kelompok umur 60-70 th
sebanyak 16 KK dan kelompok umur >70th sebanyak 8 KK.

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keluhan Penyakit di Dusun I Desa Sempung Polling,


Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Keluhan Penyakit
tidak ada lansia iya tidak ada

42

24

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian


0
di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 24 lansia yang tidak memiliki keluhan penyakit
tidak ada lansia iya tidak ada
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keluhan Penyakit Usia Lanjut di Dusun I Desa
Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020

Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas 15 KK lansia memiliki keluhan penyakit rematik dan
5 KK lansia memiliki keluhan penyakit hipertensi, 41 KK lainnya tidak memiliki keluhan
penyakit.

ANALISA DATA

No. Data Masalah Kesehatan


1. DS : Kurangnya pengetahuan
anak usia sekolah tentang
- siswa mengatakan kurang mengetahui cara
perawatan gigi di desa
menggosok gigi dengan benar
Sempung Polling
Kec.Laeparira Kab.Dairi
-

DO :

 Sebanyak 124 (62%) anakSD memiliki gigi


berlubang
Sebanyak 49 siswa menggosok gigi 1 kali
sehari, 76 siswa menggosok gigi 2 kali
sehari, 23 siswa menggosok gigi 3 kali
sehari
2. DS : Resiko terjadinya penyakit
cacingan pada anak usia 4-
 Anak usia 4-10 tahun mengatakan
10 tahun didesa Sempung
kurang mengetahui cara mencuci
Polling Kec.Laeparira
tangan yang baik dan benar
Kab.Dairi
 anak usia 4-10 tahun mengatakan
jarang memotong kuku

DO :

 90 Orang anak usia sekolah tidak


memotong kuku
 Saat inspeksi tampak kuku siswa kotor
4. DS : Resiko terjadinya penyakit
- masyarakat mengatakan memiliki Riwayat Hipertensi pada lansia
Hipertensi diDesa Sempung Polling Kec.
- masyarakat mengatakan ada beberapa keluarga Laeparira Kab, Dairi
yang terkena stroke
-
DO :
- Pada saat melakukan pengkajian kepada
masyarakat ditemukan Tekanan Darah
diatas normal
- Dari 66 KK ditemukan 2 orang terkena
stroke
- Dari 66 KK terdapat 5 orang mengalami
hipertensi
- Pada saat pengkajian masyarakat tidak
tahu tentang hipertensi
5. DS : Resiko terjadinya penyakit
rematik pada lansia di
Sebagian Penderita rematik mengatakan
Desa Sempung Polling
bahwa rematik sering terjadi dikarenakan
Kec.Laeparira Kab.Dairi
telalu banyak mengkomsumsi makanan tinggi
karbohidrat

DO :

 dari 66 KK terdapat 15 orang terkena


rematik
 rata-rata masyarakat mengalami keluhan
nyeri pada sendi

Diagnosa Keperawatan

1. Kurangnya pengetahuan anak usia sekolah tentang perawatan gigi pada anak
usia 4-10 tahun diDesa Sempung Polling Kec.Laeparira Kab.Dairi
2. Resiko terjadinya penyakit cacingan pada anak usia 4-10 tahun diDesa Sempung
Polling Kec.Laeparira Kab.Dairi
3. Resiko terjadinya penyakit Hipertensi pada lansia diDesa Sempung Polling Kec.
Laeparira Kab, Dairi
4. Gangguan persyarafan pada masyarakat yang mengalami penyakit Rematik
didesa Sempung Polling Kec.Laeparira Kab.Dairi
PLANNING OF ACTION

No. Masalah Tujuan Rencana Waktu/ Tempat Sasaran Sumber Penanggung


dana jawab
1. Kurangnya 1. Meningkatkan 1. Pendidikan Kesehatan Senin, 09 November Anak Usia Swadaya Bapak kepala
pengetahuan 2020 Sekolah SD desa ibu bidan
pengetahuan anak tentang cara menggosok
anak usia sekolah Kantor Kepala Desa Desa Sempung
tentang usia sekolah cara gigi yang baik dan benar Pukul 13.00 WIB Polling
perawatan gigi Kec.Laeparira
menggosok gigi 2. Demontrasi cara
didesa Sempung Kab. Dairi serta
Polling yang baik dan meggosok gigi yang baik mahasiswa
Kec.Laeparira yang berperan
benar. dan benar
Kab.Dairi
2. Resiko terjadinya 1. Meningkatkan 1. Pendidikan kesehatan Senin, 09 November Anak Usia Swadaya Bapak kepala
penyakit cacingan 2020 Sekolah SD desa ibu bidan
pengetahuan anak tentang mencuci tangan
pada usia anak Kantor Kepala Desa Desa Sempung
sekolah diDesa usia sekolah cara yang baik dan benar dan Pukul 14.00 WIB Polling
Sempung Polling Kec.Laeparira
mencuci tangan memotong kuku satu
Kec.Laeparira Kab. Dairi serta
Kab. Dairi yang benar. kali seminggu mahasiswa
yang berperan
2. Demontrasi cuci tangan
yang baik dan benar

3. Resiko terjadinya 1. Meningkatkan 1. Pendidikan Kesehatan Kamis, 12 November Bapak,ibu Swadaya Bapak kepala
penyakit 2020 penderita / desa ibu bidan
Hipertensi pada pengetahuan tentang hipertensi Kantor Kepala Desa keluarga yang Desa Sempung
lansia diDesa Pukul 08.00 WIB terkena Polling
masyarakat tentang 2. Mengukur Tekanan
Sempung Polling hipertensi Kec.Laeparira
Kec. Laeparira penyakit hipertensi Darah disetiap dusun Kab. Dairi serta
Kab, Dairi mahasiswa
dan
yang berperan
pencegahannya.
4. Gangguan 1. Meningkatkan 1. Pendidikan Kesehatan Kamis , 12 November Bapak, ibu Swadaya Bapak kepala
persyarafan pada 2020 penderita/ desa ibu bidan
pengetahuan tentang penyakit
masyarakat yang Kantor Kepala Desa keluarga yang Desa Sempung
mengalami masyarakat tentang Rematik Pukul 08.00 WIB terkena rematik Polling
penyakit Rematik setiap dusun Kec.Laeparira
penyakit Rematik
didesa Sempung Kab. Dairi serta
Polling Serta mahasiswa
Kec.Laeparira yang berperan
Pencegahannya
Kab. Dairi

IMPLEMENTASI
Tanggal Diagnosis Keperawatan Intervensi Keperawatan Hasil
Senin, 09 November 2020 Kurangnya pengetahuan anak usia 1. Pendidikan Kesehatan tentang cara 1. Anak usia 4-10 tahun mengerti cara
Kantor Kepala Desa sekolah tentang perawatan gigi menggosok gigi yang baik dan benar menggosok gigi yang baik dan benar
Pukul 13.00 WIB 2. Demontrasi cara meggosok gigi yang 2. Anak usia 4-10 tahun mengetahui
baik dan benar dampak dari tidak menggosok gigi

Senin, 09 November 2020 Resiko terjadinya penyakit 1. Pendidikan kesehatan tentang 1. Anak usia 4-10 tahun mengerti cara
Kantor Kepala Desa cacingan pada usia anak sekolah mencuci tangan yang baik dan mencuci tangan yang benar
Pukul 13.00 WIB benar dan memotong kuku satu 2. Anak usia 4-10 tahun mengerti
kali seminggu dampak tidak mencuci tangan
2. Demontrasi cuci tangan yang baik 3. Anak usia 4-10 tahun mengerti
dampak tidak menggunting kuku
dan benar
Kamis , 12 November 2020 Resiko terjadinya penyakit 1. Pendidikan kesehatan tentang 1. Ada 16 orang peserta penyuluhan
Kantor Kepala Desa Hipertensi pada lansia kesehatan yang diberi penkes
penyakit HIPERTENSI
Pukul 08.00 WIB 2. Bapak dan ibu mengerti apa itu
HIPERTENSI , tanda dan gejala,
penyebab dan cara menanganinya
3. Peserta penyuluhan sangat antusias
bertanya
Kamis , 12 November 2020 Gangguan persyarafan pada 1. Pendidikan Kesehatan tentang 1. Ada 16 orang peserta penyuluhan
Kantor Kepala Desa masyarakat yang mengalami kesehatan yang diberi penkes
penyakit Rematik
Pukul 08.00 WIB penyakit Rematik 2. Bapak dan ibu mengerti apa itu
REMATIK, tanda dan gejala, penyebab
dan cara menanganinya
3. Peserta penyuluhan sangat antusias
bertanya
EVALUASI

NO Masalah Keperawatan Evaluasi Analisis


1. Kurangnya pengetahuan anak usia sekolah S: Faktor Pendukung
tentang perawatan gigi Anak usia 4-10 tahun mengatakan paham 1. Adanya dukungan dari orangtua dan
tentang cara menggosok gigi yang baik dan
kesediaan anak usia 4-10 tahun yang ada
benar
didesa Sempung Polling
O:
2. Anak usia 4-10 tahun semua antusisas
 Anak usia 4-10 tahun terlihat antusias
saat penyuluhan dan demonstrasi
mendegarkan dan mengikuti penyuluh
 Anak usia 4-10 tahun mampu
mendemonstrasikan cara menggosok gigi
dengan benar
Faktor Penghambat

A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan

2. Resiko terjadinya penyakit cacingan pada usia S: Faktor Pendukung :


anak sekolah Anak usia 4-10 tahun mengatakan sudah paham 1. Adanya dukungan dari orangtua dan
mengenai cuci tangan dengan benar dan
menggunting kuku kesediaan anak usia 4-10 tahun yang ada
didesa Sempung Polling
O:
 Anak usia 4-10 tahun terlihat antusias 2. Anak Usia 4-10 tahun semua antusisas
mendegarkan dan mengikuti penyuluh saat penyuluhan dan demonstrasi
 Anak usia 4-10 tahun mampu
mendemonstrasikan cara mencuci tangan
dengan benar
Faktor Penghambat :
A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan

3. Resiko terjadinya penyakit Hipertensi pada lansia S: Faktor Pendukung


Masyarakat mengatakan sudah paham 1. Adanya dukungan dari masyarakat
mengenai penyakit HIPERTENSI
setempat
O: 2. Masyarakat yang sangat antusias saat
 Masyarakat terlihat antusias mengikuti
penyuluhan berlangsung
pendidikan kesehatan tentang HIPERTENSI
 Masyarakat aktif bertanya tentang
penyakit HIPERTENSI
Faktor Penghambat
A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan
4. Gangguan persyarafan pada masyarakat yang S: Faktor Pendukung
mengalami penyakit Rematik Masyarakat mengatakan sudah paham 1. Adanya dukungan dari masyarakat
mengenai penyakit REMATIK
setempat
O: 2. Masyarakat yang sangat antusias saat
 Masyarakat terlihat antusias mengikuti
penyuluhan berlangsung
pendidikan kesehatan tentang REMATIK
 Masyarakat aktif bertanya tentang
penyakit REMATIK
Faktor Penghambat
A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi dihentikan
BAB IV

PEMBAHASAN

Praktek keperawatan komunitas merupakan bagian aplikasi dari keperawatan


komunitas yang diadakan sejak tanggal 03 – 14 November 2020. Praktek keperawatan
komunitas ini merupakan proses pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan
evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis


terhadap masyarakat untuk dikaji dan di analisis sehingga masalah kesehatan yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi maupun spritual.
( Mubarak, 2005 ).

Berdasarkan rencana proses pengkajian ini dilakukan dalam waktu emapat hari atau
sejak tanggal 03 – 07 November 2020di Desa Sempung Polling Kec. Laeparira, Kab. Dairi.
Hasil pengkajian yang didapatkan saat ini secara keseluruhan adalah jumlah 262 KK dan
812 Jiwa.

Dalam melaksanakan proses pengkajian, mahasiswa mendapat faktor pendukung


dan faktor penghambat antara lain :

1. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam pengkajian yaitu Kepala Dusun, Kader,Tokoh
Masyarakat, dan Tokoh Agama aktif dalam mendukung proses pengkajian.
2. Faktor penghambat
Dalam tahap pengkajian kelompok banyak kendala atau faktor penghambat
antara lain warga Dusun I Desa Sempung Polling sulit ditemui pada pagi dan
siang hari dikarenakan pada pagi dan siang hari tersebut warga bekerja, dan
pada malam hari warga menggunakan waktu untuk beristirahat, warga tidak ada
ditempat pada saat pendataan.

83
B. Perumusan masalah

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik


yang aktual, maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang dipengaruhi oleh
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian ( ANA ). Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu penyataan yang jelas, padat,
dan pasti tentang status dan amsalah kesehatan yang dpaat diatasi dnegan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
yang idtemukan. Diagnosa keperawaatna akan memberi gambaeran maslah dan status
kesehatan masyrakat baikm yang nyata atau aktual dan yang mungkin terjadi taua
potenial ( Mubarak, 2005 ).

Setelah dilakukan proses pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling


mahasiswa/i menemukan beberapa maslaah kesehatatan antara lain :

1. Kurangnya pengetahuan anak usia sekolah tentang perawatan gigi di Dusun


I Desa Sempung Polling
2. Resiko terjadinya penyakit cacingan pada usia anak sekolah di Dusun I Desa
Sempung Polling
3. Resiko tejadinya penyakit hipertensi pada lansia di Dusun I Desa Sempung
Polling
4. Gangguan persyarafan pada masyarakat yang mengalami penyakit reumatik
di Dusun I Desa Sempung Polling

84
C. Perencanaan

Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan


diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Rencana Tindakan keperawatan komunitas dirumuskan bersama-sama dengan
warga setempat pada waktu pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) di Balai
Desa. Pada proses ini diperoleh kesepakatan dengan warga meliputi waktu, tempat,
penanggung jawab setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang direncanakana
untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul antara lain untuk meningktkan
pengetahuan masyarakat melalui pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang masalah
yang muncul dimasyarakat, selain itu juga usaha pemberdayaaan msyarakat melalui
pelaksanaan kegiatan kebersihan lingkungan dilaksanakan di Dusun I Desa Sempung
Polling.
Dalam prosses perencanaan tindakan keperawatan komunitas ini mahasiswa/i
masih mendapatkan beberapa faktor pendukung dan faktor pnghambat antara lain :
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam hal ini yaitu sebagian besar warga sudah
mempunyai kegiatan terjadwal sehingga dapat digunakan untuk memberikan
pendidikan kesehatan.
2. Faktor penghambat
Kebanyakan masyarakat bekerja sebagai karyawan wirasawasta sehingga sulit
untuk ditemui dan masyarakat hanya sebagian yang ikut serta dalam MMD di Balai
Desa.

D. Implementasi

85
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Adapun rencana
keperawatan yang sudah terlaksanakan yaitu :

1. Pendidikan kesehatan tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar
2. Pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan yang baik dan benar dan memotong
kuku satu kali seminggu
3. Pendidikan kesehatan tentang hipertensi
4. Pendidikan kesehatan tentang penyakit rematik
5. Demontrasi cara mencuci tangan yang baik dan benar
6. Demontrasi cara menggosok gigi yang baik dan benar
7. Demontrasi cara mencuci tangan yang baik dan benar
8. Pendidikan Kesehatan tentang Imunisasi lengkap
9. Pemberian edukasi tentang upaya menjaga kesehatan dari penyakit hipertensi dan
rematik
10. Gotong royong di pekarangan kantor desa

Dalam proses pelaksanaan tindakan keperawatan komunitas mahasiswa/i juga


mendapatkan beberapa faktor pendukung dan penghambat antara lain :

1. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam hal ini adalah dilakukan di tempat perkumpulan
warga yaitu tempat Balai Desa Sempung Polling sehingga warga yang menjadi
sasaran pendidikan kesehatan bisa terkumpul.

2. Faktor penghambat

86
Kebanyakan masyarakat bekerja sebagai Petani sehingga sulit untuk
mengikuti pendidikan kesehatan yang sebelumnya sudah direncanakan. Dan
pelaksanaan gotong royong yang kurang berjalan lancar karena antusias dan
kesadaran warga dusun yang rendah

E. Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.


Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-
hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).

Kegiatan yang telah dirumuskan dalam perencanaan bersama dengan warga telah
dilaksanakan semua. Kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan recana yang disusun
walaupun masih terdapat banyak hambatan baik dari internal ( mahasiswa/i ) maupun
eksternal ( masyarakat / lingkungan ). Dari beberapa hambatan yang ada, sebagian
hambatan ditutup oleh faktor pendukung.

87
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktik keperawatan komunitas di Desa Sempung Polling Kec. Laeparira,


Kabupaten Dairi yang dilaksanakan oleh Mahasiswa D-IV Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Medan untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan
menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah. Berdasarkan hal-hal
yang telah jelaskan pada BAB sebelumnya maka dapat kami simpulkan sebagai berikut:
masalah komunitas yang muncul di Dusun I Desa Sempung Polling Kecamatan Laeparira
Kabupaten Dairi antara lain adalah : Kurangnya pengetahuan anak usia sekolah tentang
perawatan gigi pada anak usia 4-10 tahun diDesa Sempung Polling Kec.Laeparira
Kab.DairiResiko terjadinya penyakit cacingan pada anak usia 4-10 tahun diDesa Sempung
Polling Kec.Laeparira Kab.Dairi Resiko terjadinya penyakit Hipertensi pada lansia diDesa
Sempung Polling Kec. Laeparira Kab, Dairi .Gangguan persyarafan pada masyarakat yang
mengalami penyakit Rematik didesa Sempung Polling Kec.Laeparira Kab.Dairi

Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain adalah :

Pendidikan Kesehatan tentang mencuci tangan yang baik dan benar, Mendemonstrasikan
Pendidikan Kesehatan tentang menggosok gigi pada anak usia sekolah, Pendidikan
Kesehatan tentang Hipertensi dan rematik, Gotong Royong untuk membersihkan
pekarangan Desa Sempung Polling, serta penyuluhan tentang Covid – 19 , , Pemberian
edukasi tentang upaya menjaga kesehatan dari penyakit hipertensi dan
diabetes,Pengukuran Tekanan Darah, Melakukan pemeriksaan Gula darah,kolestrol,asam
urat Bersama Ibu bidan setempat serta Melakukan senam sehat bersama lansia.

Hasil pengkajian di atas adalah masyarakat tahu menjaga kebersihan lingkungan,


penyakit-penyakit yang ada, mulai dari pengertian, tanda dan gejala yang di jelaskan oleh
mahasiswa keperawatan.

88
5.2 Saran

Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan

komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:

1. Untuk Masyarakat Desa agar dapat mengubah prilaku hidup sehat dan
Diharapkan masyarakt lebih aktif untuk mendapat dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan optimal.
2. Untuk Mahasiswa Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan
dan menambah bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga
terdapat optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.
3. Untuk puskesmas agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
masyarakat

89
Lampiran

Dokumentasi Pembukaan PKK-Komunitas

90
Dokumentasi Pengkajian Data

91
Dokumentasi Pengkajian Data

92
94
Dokumentasi MMD

95
Dokumentasi Tanya-Jawab

96
Dokumentasi Posyandu

97
Dokumentasi Pendidikan Kesehatan Cuci Tangan yang benar dan Gosok Gigi

Dokumentasi Pemeriksaan KGD

4.1.4 Implementasi

98
Dokumentasi Gotong Royong

99
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga. Buntara Media: Malang
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo: Jakarta

100
101

Anda mungkin juga menyukai