KABUPATEN DAIRI
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2020
LAPORAN HASIL PRAKTIK
KABUPATEN DAIRI
DISUSUN OLEH :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2020
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Asuhan Keperawatan Keperawatan Komunitas di Desa
Sempung Polling, Kec.Laeparira, Kab.Dairi dengan sebaik-baiknya. Tugas ini
kami susun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas ini yang tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu,kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
a. Upaya Promotif
2) Peningkatan gizi
5) Rekreasi
6) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
c. Upaya Kuratif
2) Perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari Puskesmas dan
Rumah Sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun
terhadap kelompok kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang, kelainan bawaan
e. Upaya Resosialitatif
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan
memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi. Penerapan
falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:
b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social untuk menuju
keadaan sehat optimal
c. Fungsi
a. Kemanfaatan
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan
e. Otonomi
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
f. Sebagai kolaborator
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan
di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan
kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak,
2009). Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap
stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen: Problem,
Etiologi, Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).
Contoh : Risiko terjadinya peningkatan ISPA pada warga di desa X
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap peningkatan status kesehatan ditandai dengan tingginya angka
kejadian ISPA pada 6 bulan terakhir yaitu 25% berdasarkan data Puskesmas.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat disampaikan
dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya Musyawarah
Masyarakat Desa/RW(MMRW).
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari proses keperawatan
merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu
sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah
pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran
kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan
diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan
sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang
dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri
mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan
kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat
berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
Melakukan pengkajian
Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
Melatih kader
Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan
sebagai berikut:
Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan
anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan dalam
pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab
untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum
serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi,
penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, Contoh:
Mengkaji keter¬belakangan tumbuh kembang anak, memotivasi
keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan
pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
E. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap
implementasi yang telah dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan,
peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
BAB III
ANALISA DATA DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
LOKASI
- Kabupaten/Kodya : Dairi
- Kecamatan : Laeparira
- Desa : Sempung Polling
- Dusun : Dusun I
I. DATA GEOGRAFIS
1. Luas Daerah : 600 Ha
2. Kondisi daerah/area :
Berbukit – bukit : 24,5 Ha
Dataran rendah : 516 Ha
Dataran tinggi : 26 Ha
Pesisir pantai :- Ha
3. Batas daerah/ wilayah :
- Jumlah kelurahan/desa :-
- Jumlah lingkungan : 7 lingk/dusun
9. Tipe Masyarakat :
Agraris : 262 KK
Industri : - KK
Maritim : - KK
Perniagaan : - KK
10. Struktur pemerintahan :
Swadana :√
Swakarsa :
Swasembada :
11. Organisasi sosial di Masyarakat
PKK :√ Karang taruna :√
Kontrak Tani :√ Kel.capir :
Pramuka : STM :√
LKMD :√ Lain.. :√
Data Demografi
UMUR
25
20 20-30
31-40
15
41-50
10 51-60
5 61-70
>70
0
20-30 31-40 41-50 51-60 61-70 >70
Dari 220 KK di Desa Sempung Polling terdapat 66 KK yang dilakukan pengkajian memiliki
kelompok umur 20-30 sebanyak 1 KK, kelompok umur 31-40 sebanyak 10 KK, kelompok
Umur 41-50 sebanyak 20 KK, kelompok umur 51-60 sebanyak 11 KK, kelompok umur 61-
70 sebanyak 16 KK, dan kelompok umur >70 sebanyak 8 KK.
Maka dari 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira,
Kab. Dairi Tahun 2020 mayoritas pada kelompokumur 41 - 50 tahun sebanyak 20 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Agama Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab.
Dairi Tahun 2020
Maka dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020 Serdangmayoritas memeluk agama Kristen
Protestan sebanyak 55 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020 menunjukkan bahwa kelompok kepala keluarga yang
tamat SD sebanyak 22 KK, kelompok kepala keluarga yang tamat SLTP sebanyak 23 KK
dan kelompok kepala keluarga yang Tamat SLTA sebanyak 17 KK, Dan yang tidak tamat
SD Sebanyak 4 KK.
Maka dari 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira,
Kab. Dairi mayoritas menempuh pendidikan Tamat SLTP sebanyak 23 KK
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi menunjukkan bahwa kelompok pekerja sebagai wiraswasta
sebanyak 4 KK, kelompok pekerja Petani sebanyak 60 KK, kelompok pekerja Nelayan
sebanyak 0 KK, kelompok pekerja pedagang sebanyak 1 KK, kelompok pekerja Jasa
sebanyak 1 KK, dan kelompok pekerja lainnya sebanyak 0 KK.
Maka dari 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira,
Kab. Dairi mayoritas bekerja sebagai PETANI sebanyak 60 KK.
Maka dari 60 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira,
Kab. Dairi mayoritas penghasilan >1.000.000 sebanyak 29 KK.
LINGKUNGAN FISIK
KEPEMILIKAN
50
40 44
30 Sewa
20 Menumpang
10 Milik Sendiri
12 10
Maka dari 0262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling,
Sewa Menumpang Milik Sendiri
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki rumah milik sendiri sebanyak 44 KK.
Jenis lantai
60
50
51 Tanah
40
30 Semen/Plester
20 Keramik
10
1 14
0
Tanah Semen/Plester Keramik
Maka dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki lantai Semen / plester sebanyak 51 KK.
KEBERSIHAN RUMAH
80
60
40 Bersih
Kotor
20
0
Dari 262 KK dengan
Bersih66 KK yang dilakukan pengkajian
Kotor di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki rumah penduduk bersih sebanyak 63 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Kamar Tidur Dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun XII dan dusun XIII di Desa
Percut, Kec. Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang mayoritas memiliki Luas Kamar Tidur
Memenuhi Syarat sebanyak 56 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Kamar Tidur Dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I desa Sempung Polling
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki Luas Kamar Tidur Memenuhi
Syarat sebanyak 56 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas Pembuangan air besar memanfaatkan
WC sebanyak 61 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepemilikan Jamban Penduduk Dusun I Desa
Sempung Polling, Kecamatan laeparira, Kabupaten Dairi Tahun 2020
KEPEMILIKAN JAMBAN
70
60
61
50
40
Ya
30
Tidak
20
10
0
Ya Tidak
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I desa sempung polling,
kecamatan laeparira, kabupaten dairi mayoritas memiliki memiliki Jamban yang Terawat
sebanyak 56 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Air Bersih Penduduk Dusun I Desa Sempung
Polling, Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memiliki memiliki penyediaan air
bersih dari PDAM sebanyak 55 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengelolaan Air Minum Penduduk Dusun I Desa
Sempung Polling Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I desa Sempung Polling,
Kecamatan laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memiliki pengelolaan air minum secara
Dimasak sebanyak 53 KK.
Dari 220 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I di Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas memiliki Kondisi Penampungan Air
Terbuka Sebanyak 46 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira, Kabupaten Dairi mayoritas tidak memiliki Jentik Nyamuk
Sebanyak 54 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling,
Kecamatan Laeparira kabupaten Dairi, mayoritas memiliki cara pembuangan sampah
dengan cara dibakar sebanyak 56 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki tempat pembuangan sampah
sebanyak 56 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I desa sempung polling
kecamatan laeparira kabupaten dairi mayoritas memiliki tempat pembuangan sampah
dengan keadaan terpelihara sebanyak 54 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pembuangan air limbah Penduduk Dusun I Desa
Sempung Polling Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa sempung Polling
Kecamatan Laeparira kabupaten Dairi mayoritas penduduk membuang air limbah ke got
sebanyak 60 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di dusun I Desa Sempung Polling
Kecamatan Laeparira Kabupaten Dairi mayoritas memiliki kondisi saluran limbah dengan
keadaan terbuka sebanyak 62 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi seluruh masyarakat sempung polling memanfaatkan sarana
kesehatan yang ada.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyakit yang Terjadi Pada Anggota Keluarga Satu
Tahun Terakhir Penduduk Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi
Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas Anggota Keluarga penduduk Desa Tidak Menderita
Penyakit dalam satu tahun terakhir sebanyak 38 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi menunjukkan bahwa mayoritas Anggota Keluarga penduduk
Desa Tidak Menderita Jenis Penyakit dalam satu tahun terakhir sebanyak 40 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Upaya Pertolongan yang Dilakukan Oleh Keluarga
Penduduk Dusun Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritas penduduk Desa memilih berobat ke Puskesmas
sebanyak 38 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anggota Keluarga yang meninggal Dalam Satu Tahun
Terakhir Penduduk Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun
2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritas Anggota Keluarga penduduk Desa tidak Ada Anggota
Keluarga yang meninggal setahun terakhir.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.mayoritas Bukan Pasangan Usia Subur sebanyak 66 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritasTidak Memakai Kontrasepsi sebanyak 62 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Tidak Memakai Kontrasepsi Penduduk Dusun
I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritasTidak tahu Memakai Kontrasepsi sebanyak 41 KK.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab.Dairi mayoritas tidak tahu memakai KB sebanyak 43 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Adanya Ibu Hamil Penduduk Dusun I Desa Sempung
Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas tidak adanya Ibu Hamil
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas tidak adanya Ibu Hamil
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas Tidak ada mengalami persalinan
Distribusi Frekunsi Berdasarkan Tempat Pertolongan Persalinan Dusun I Desa
Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Distribusi Frekunsi Berdasarkan Kondisi Bayi Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Mayoritas Tidak ada Kelahiran Bayi 66 KK
NEONATUS YANG MENINGGAL 1 TAHUN
TERAKHIR
Distribusi Frekunsi Berdasarkan Neonatus yang Meninggal 1 Tahun Terakhir, Dusun I
70 Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
60 66
50
40 NEONATUS YANG
30 MENINGGAL 1 TAHUN
20 TERAKHIR
10
0 0
0
Tidak Ada Iya Tidak
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, Mayoritas Tidak ada memiliki neonatus yang meninggal 1
tahun terakhir sebanyak 66 KK.
PENYEBAB NEONATUS
80
60
66
40
PENYEBAB NEONATUS
20
0
Tidak Ada
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Mayoritas Tidak ada memiliki neonates
PERTOLONGAN
80
60
66
40
PERTOLONGAN
20
0
Tidak Ada
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Mayoritas Tidak ada melakukan Pertolongan Persalinan
sebanyak 66 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ada atau Tidak Buteki pada Penduduk Dusun I Desa
Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, mayoritas tidak ada buteki dengan jumlah sebanyak 65 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ibu yang Menyusui Anaknya pada Penduduk Dusun I
Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, dengan jumlah Ibu yang Menyusui 1 KK.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ibu yang Menyusui Anaknya sesuai Usia Anak pada di
Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 1 orang anak menyusui dengan Usia 1 hr – 6 bulan
dan tidak ada anak yang meenyusui usia 6 bln – 2 tahun.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anak Usia Balita Usia 0 – 1 Tahun di Dusun I Desa
Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, tidak ada Anak usia 1 tahun.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 66 Anak yang Tidak Imunisasi
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anak Usia 1 – 5 Tahun di Dusun I Desa Sempung
Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 11 Anak Usia 1 – 5 Tahun.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi, terdapat 66 KK yang Alasannya Tidak DiImunisasi.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Memiliki KMS di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,terdapat 11 yang memiliki KMS.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dapat Membaca Hasil KMS di Dusun I Desa Sempung
Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 55 yang tidak ada dapat membaca hasil KMS, 10 yang
dapat membaca hasil KMS, 1 yang tidak dapat membaca hasil KMS.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 11 yang Setiap Bulan Mengunjungi Posyandu.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan BB Anak di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 11 anak yang BB nya naik .
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan Tidak di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
ALASAN TIDAK
70
60 66
50
40 0
30
Merasa Tidak Ada
Dari 20
262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
10 Manfaatnya
0 alasan tidak
Kec. Laeparira, Kab. Dairi tidak ada yang mempunyai
0
0 Merasa Tidak Ada
Manfaatnya
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi Balita Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 11 status gizi balita yang baik , 0 status gizi yang
sedang.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 11 yang mendapat vitamin A.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ada Anak Usia Remaja di Dusun I Desa Sempung
Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 26 yang Ada Anak Usia Remaja.
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi terdapat 14 yang berdasarkan kegiatan keagamaan, terdapat
12 yang melakukan kegiatan olahraga , dan 40 yang tidak mempunyai kegiatan.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Yang dilakukan Anak Usia Remaja di
Dusun I Desa Sempung Polling, Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas 65 anak usia remaja tidak memiliki kebiasaan
merokok, minum alkohol ataupun narkoba.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Adakah Usia Lanjut di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Lanjut di Dusun I Desa Sempung Polling, Kec.
Laeparira, Kab. Dairi,Tahun 2020
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas memiliki usia lanjut pada kelompok umur 60-70 th
sebanyak 16 KK dan kelompok umur >70th sebanyak 8 KK.
Keluhan Penyakit
tidak ada lansia iya tidak ada
42
24
Dari 262 KK dengan 66 KK yang dilakukan pengkajian di Dusun I Desa Sempung Polling,
Kec. Laeparira, Kab. Dairi mayoritas 15 KK lansia memiliki keluhan penyakit rematik dan
5 KK lansia memiliki keluhan penyakit hipertensi, 41 KK lainnya tidak memiliki keluhan
penyakit.
ANALISA DATA
DO :
DO :
DO :
Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan anak usia sekolah tentang perawatan gigi pada anak
usia 4-10 tahun diDesa Sempung Polling Kec.Laeparira Kab.Dairi
2. Resiko terjadinya penyakit cacingan pada anak usia 4-10 tahun diDesa Sempung
Polling Kec.Laeparira Kab.Dairi
3. Resiko terjadinya penyakit Hipertensi pada lansia diDesa Sempung Polling Kec.
Laeparira Kab, Dairi
4. Gangguan persyarafan pada masyarakat yang mengalami penyakit Rematik
didesa Sempung Polling Kec.Laeparira Kab.Dairi
PLANNING OF ACTION
3. Resiko terjadinya 1. Meningkatkan 1. Pendidikan Kesehatan Kamis, 12 November Bapak,ibu Swadaya Bapak kepala
penyakit 2020 penderita / desa ibu bidan
Hipertensi pada pengetahuan tentang hipertensi Kantor Kepala Desa keluarga yang Desa Sempung
lansia diDesa Pukul 08.00 WIB terkena Polling
masyarakat tentang 2. Mengukur Tekanan
Sempung Polling hipertensi Kec.Laeparira
Kec. Laeparira penyakit hipertensi Darah disetiap dusun Kab. Dairi serta
Kab, Dairi mahasiswa
dan
yang berperan
pencegahannya.
4. Gangguan 1. Meningkatkan 1. Pendidikan Kesehatan Kamis , 12 November Bapak, ibu Swadaya Bapak kepala
persyarafan pada 2020 penderita/ desa ibu bidan
pengetahuan tentang penyakit
masyarakat yang Kantor Kepala Desa keluarga yang Desa Sempung
mengalami masyarakat tentang Rematik Pukul 08.00 WIB terkena rematik Polling
penyakit Rematik setiap dusun Kec.Laeparira
penyakit Rematik
didesa Sempung Kab. Dairi serta
Polling Serta mahasiswa
Kec.Laeparira yang berperan
Pencegahannya
Kab. Dairi
IMPLEMENTASI
Tanggal Diagnosis Keperawatan Intervensi Keperawatan Hasil
Senin, 09 November 2020 Kurangnya pengetahuan anak usia 1. Pendidikan Kesehatan tentang cara 1. Anak usia 4-10 tahun mengerti cara
Kantor Kepala Desa sekolah tentang perawatan gigi menggosok gigi yang baik dan benar menggosok gigi yang baik dan benar
Pukul 13.00 WIB 2. Demontrasi cara meggosok gigi yang 2. Anak usia 4-10 tahun mengetahui
baik dan benar dampak dari tidak menggosok gigi
Senin, 09 November 2020 Resiko terjadinya penyakit 1. Pendidikan kesehatan tentang 1. Anak usia 4-10 tahun mengerti cara
Kantor Kepala Desa cacingan pada usia anak sekolah mencuci tangan yang baik dan mencuci tangan yang benar
Pukul 13.00 WIB benar dan memotong kuku satu 2. Anak usia 4-10 tahun mengerti
kali seminggu dampak tidak mencuci tangan
2. Demontrasi cuci tangan yang baik 3. Anak usia 4-10 tahun mengerti
dampak tidak menggunting kuku
dan benar
Kamis , 12 November 2020 Resiko terjadinya penyakit 1. Pendidikan kesehatan tentang 1. Ada 16 orang peserta penyuluhan
Kantor Kepala Desa Hipertensi pada lansia kesehatan yang diberi penkes
penyakit HIPERTENSI
Pukul 08.00 WIB 2. Bapak dan ibu mengerti apa itu
HIPERTENSI , tanda dan gejala,
penyebab dan cara menanganinya
3. Peserta penyuluhan sangat antusias
bertanya
Kamis , 12 November 2020 Gangguan persyarafan pada 1. Pendidikan Kesehatan tentang 1. Ada 16 orang peserta penyuluhan
Kantor Kepala Desa masyarakat yang mengalami kesehatan yang diberi penkes
penyakit Rematik
Pukul 08.00 WIB penyakit Rematik 2. Bapak dan ibu mengerti apa itu
REMATIK, tanda dan gejala, penyebab
dan cara menanganinya
3. Peserta penyuluhan sangat antusias
bertanya
EVALUASI
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
P:
Intervensi dihentikan
P:
Intervensi dihentikan
4. Gangguan persyarafan pada masyarakat yang S: Faktor Pendukung
mengalami penyakit Rematik Masyarakat mengatakan sudah paham 1. Adanya dukungan dari masyarakat
mengenai penyakit REMATIK
setempat
O: 2. Masyarakat yang sangat antusias saat
Masyarakat terlihat antusias mengikuti
penyuluhan berlangsung
pendidikan kesehatan tentang REMATIK
Masyarakat aktif bertanya tentang
penyakit REMATIK
Faktor Penghambat
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Berdasarkan rencana proses pengkajian ini dilakukan dalam waktu emapat hari atau
sejak tanggal 03 – 07 November 2020di Desa Sempung Polling Kec. Laeparira, Kab. Dairi.
Hasil pengkajian yang didapatkan saat ini secara keseluruhan adalah jumlah 262 KK dan
812 Jiwa.
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam pengkajian yaitu Kepala Dusun, Kader,Tokoh
Masyarakat, dan Tokoh Agama aktif dalam mendukung proses pengkajian.
2. Faktor penghambat
Dalam tahap pengkajian kelompok banyak kendala atau faktor penghambat
antara lain warga Dusun I Desa Sempung Polling sulit ditemui pada pagi dan
siang hari dikarenakan pada pagi dan siang hari tersebut warga bekerja, dan
pada malam hari warga menggunakan waktu untuk beristirahat, warga tidak ada
ditempat pada saat pendataan.
83
B. Perumusan masalah
84
C. Perencanaan
D. Implementasi
85
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Adapun rencana
keperawatan yang sudah terlaksanakan yaitu :
1. Pendidikan kesehatan tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar
2. Pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan yang baik dan benar dan memotong
kuku satu kali seminggu
3. Pendidikan kesehatan tentang hipertensi
4. Pendidikan kesehatan tentang penyakit rematik
5. Demontrasi cara mencuci tangan yang baik dan benar
6. Demontrasi cara menggosok gigi yang baik dan benar
7. Demontrasi cara mencuci tangan yang baik dan benar
8. Pendidikan Kesehatan tentang Imunisasi lengkap
9. Pemberian edukasi tentang upaya menjaga kesehatan dari penyakit hipertensi dan
rematik
10. Gotong royong di pekarangan kantor desa
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam hal ini adalah dilakukan di tempat perkumpulan
warga yaitu tempat Balai Desa Sempung Polling sehingga warga yang menjadi
sasaran pendidikan kesehatan bisa terkumpul.
2. Faktor penghambat
86
Kebanyakan masyarakat bekerja sebagai Petani sehingga sulit untuk
mengikuti pendidikan kesehatan yang sebelumnya sudah direncanakan. Dan
pelaksanaan gotong royong yang kurang berjalan lancar karena antusias dan
kesadaran warga dusun yang rendah
E. Evaluasi
Kegiatan yang telah dirumuskan dalam perencanaan bersama dengan warga telah
dilaksanakan semua. Kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan recana yang disusun
walaupun masih terdapat banyak hambatan baik dari internal ( mahasiswa/i ) maupun
eksternal ( masyarakat / lingkungan ). Dari beberapa hambatan yang ada, sebagian
hambatan ditutup oleh faktor pendukung.
87
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain adalah :
Pendidikan Kesehatan tentang mencuci tangan yang baik dan benar, Mendemonstrasikan
Pendidikan Kesehatan tentang menggosok gigi pada anak usia sekolah, Pendidikan
Kesehatan tentang Hipertensi dan rematik, Gotong Royong untuk membersihkan
pekarangan Desa Sempung Polling, serta penyuluhan tentang Covid – 19 , , Pemberian
edukasi tentang upaya menjaga kesehatan dari penyakit hipertensi dan
diabetes,Pengukuran Tekanan Darah, Melakukan pemeriksaan Gula darah,kolestrol,asam
urat Bersama Ibu bidan setempat serta Melakukan senam sehat bersama lansia.
88
5.2 Saran
1. Untuk Masyarakat Desa agar dapat mengubah prilaku hidup sehat dan
Diharapkan masyarakt lebih aktif untuk mendapat dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan optimal.
2. Untuk Mahasiswa Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan
dan menambah bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga
terdapat optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.
3. Untuk puskesmas agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
masyarakat
89
Lampiran
90
Dokumentasi Pengkajian Data
91
Dokumentasi Pengkajian Data
92
94
Dokumentasi MMD
95
Dokumentasi Tanya-Jawab
96
Dokumentasi Posyandu
97
Dokumentasi Pendidikan Kesehatan Cuci Tangan yang benar dan Gosok Gigi
4.1.4 Implementasi
98
Dokumentasi Gotong Royong
99
DAFTAR PUSTAKA
100
101