Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No.

1 Maret 2014 ISSN 2337-7771


E-ISSN 2337-7992

jht
Berkala Ilmiah IlmuPengetahuan dan Teknologi Kehutanan

DAFTAR ISI
HASIL AIR PENGGUNAAN LAHAN HUTAN DALAM MENYUMBANG ALIRAN SUNGAI 1-8
Edy Junaidi

KAYU SISA PENJARANGAN DAN TEBANG HABIS HUTAN TANAMAN JATI 9-15
Ahmad Budiaman, Devi Muhtariana, dan Nensi Yunita Irmawati

PERENCANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN MELALUI ANEKA USAHA 16-23


KEHUTANAN (Studi di Dinas Kehutanan Kabupaten Malang)
Hari Wijayanto, Agus Suryono dan Tjahjanulin Domai

KINERJA INDUSTRI KAYU LAPIS DI KALIMANTAN SELATAN MENUJU EKOEFISIENSI 24-34


Darni Subari

KARAKTERISTIK JENIS POHON PADA BERBAGAI TIPE LOKASI HUTAN KOTA DI PEKANBARU 35-39
PROPINSI RIAU
Anna Juliarti

KAJIAN DINAMIKA HARA TANAH PADA EMPAT PERLAKUAN 40-46


Ary Widiyanto

STRUKTUR DAN DIMENSI SERAT PELEPAH KELAPA SAWIT 47-51


Lusita Wardani, Faisal Mahdie, dan Yusuf Sudo Hadi

KAJIAN BENTANG LAHAN EKOLOGI FLORISTIK HUTAN RAWA GAMBUT BERBASIS CITRA 52-59
PENGINDERAAN JAUH DI SUB DAS SEBANGAU
Raden Mas Sukarna

PENGARUH TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT BENIH TERHADAP VIABILITAS BENIH TEMBESU 60-64
(Fagraea fagrans Roxb)
Tati Suharti, Yulianti Bramasto dan Naning Yuniarti

KERUSAKAN TANAH YANG TERJADI AKIBAT SLIP PADA KEGIATAN PENGANGKUTAN KAYU 65-70
Yuniawati dan Sona Suhartana

UJI VIABILITAS DAN SKARIFIKASI BENIH BEBERAPA POHON ENDEMIK HUTAN RAWA GAMBUT 71-76
KALIMANTAN TENGAH
Siti Maimunah

ANALISA USAHA LEBAH MADU HUTAN DAN KUALITASNYA 77-81


Fatriani, Arfa Agustina Rezekiah, Adistina Fitriani
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih dan penghargaan diberikan kepada para penelaah yang telah berkenan menjadi Mitra Bestari
pada Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1yaitu:

Prof. Dr. Ir. M. Lutfhi Rayes,M.Sc


(Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)

Prof.Dr.Ir. Wahyu Andayani, M.Sc


(Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada)

Prof.Dr.Hj. Nina Mindawati, M.S


(Puslitbang Produktivitas Hutan, Kementerian Kehutanan RI)

Prof. Dr. Ir. Syukur Umar, DESS


(Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako)

Prof. Dr. Ir. Baharuddin Mappangaja, M.Sc.


(Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin)

Prof.Dr.Ir.H.M. Ruslan, M.S


(Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat)

Dr.Ir. Satria Astana, M.Sc.


(Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan, Kementerian Kehutanan RI)

Dr. Ir. KusumoNugroho, MS


(Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian)

Dr.Ir. Cahyono Agus Dwikoranto, M.Agr.


(Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada)

Prof.Dr.Ir. Sipon Muladi


(Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman)

Prof. Dr. Ir, Djamal Sanusi


(Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin)

Dr. Sc. Agr. Yusran, S.P., M.P


(Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako)
KATA PENGANTAR

Salam Rimbawan, masing adalah 2328,3-2486,0 ìm; 26,2-27.0 ìm; 598,3-


Jurnal Hutan Tropis Volume 1 Nomor 3 Edisi Novem- 792,51ìm, and 21,65-26,65 ìm.
ber 2013 kali ini menyajikan 12 buah artikel ilmiah hasil Raden Mas Sukarna meneliti klasifikasi struktur hutan
penelitian kehutanan. rawa yang akurat melalui model Forest Canopy Density
Edy Junaidi meneliti peranan hidrologi hutan (hutan Citra Landsat, dan model distribusi floristik hutan pada
alam dan hutan tanaman) terhadap aliran sungai ditinjau satuan bentang lahan berdasarkan integrasi spasial
dari neraca air dengan membandingkan penggunaan antara variasi struktur hutan dan tipe bentuk lahan.
lahan hutan dan penggunaan lahan lain. Tati Suharti, dkk meneliti teknik pengendalian penyakit
Ahmad Budiaman, dkk meneliti besarnya kayu sisa benih terhadap viabilitas benih tembesu (Fagraea fragrans
dari kegiatan tebang habis kelas umur (KU) VII dan Roxb).
penjarangan KU VI Kayu jati (Tectona grandis) yang Yuniawati dan Sona Suhartana meneliti kerusakan
dikelola oleh Perum Perhutani. tanah yang terjadi akibat terjadinya slip pada saat kegiatan
Hari Wijayanto, dkk meneliti pemberdayaan pengangkutan kayu di wilayah Resort Pemangkuan Hutan
masyarakat sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan. (RPH) Ciguha, BKPH Cikawung, KPH Sukabumi Perum
Hasil penelitian ini menunjukkan proses perencanaan Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.
aneka usaha kehutanan sebagai usaha memberdayaan Siti Maimunah meneliti indeks viabilitas benih untuk
masyarakat sekitar hutan masih kurang maksimal. jenis-jenis yang tumbuh di hutan rawa gambut. Hasil
Darni Subari meneliti kinerja industri kayu lapis di penelitian menunjukkan bahwa besarnya indeks viabilitas
Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah dan ketepatan
industri kayu lapis umumnva memiliki kesamaan dalam cara skarifikasi benihnya. Tumih dan pulai adalah jenis
proses dan mesin produksinya yang direkomendasikan untuk dikembangkan di lahan
Anna Juliarti meneliti jenis-jenis pohon yang ditanam gambut terdegradasi.
di lokasi Hutan Kota di Pekanbaru. Hasil penelitian Fatriani, dkk meneliti biaya, pendapatan dan
menunjukkan bahwa ditemukan 7 spesies, 5 famili yang keuntungan usaha lebah madu serta menganalisa
terdapat di median jalan, 12 spesies , 11 famili yang berada kualitas madu yang dihasilkan oleh usaha lebah madu.
di pinggir jalan dan 26 spesies, 17 famili yang terdapat di Lokasi penelitian berada di Desa Telaga Langsat
taman-taman kota Kecamatan Tangkisung Kabupaten Tanah Laut
Ary Widiyanto meneliti dinamika hara pada lahan Semoga hasil penelitian tersebut dapat menjadi
agroforestri sengon-kapulaga dengan pemberian empat pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca untuk
perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukan dikembangkan di kemudian hari. Selamat Membaca.
bahwa jenis perlakuan dan kedalaman tanah tidak
berpengaruh secara nyata terhadap kadar C, N dan P Banjarbaru, Maret 2014
tanah, sedangkan waktu pengukuran berkorelasi dengan Redaksi,
kadar C, N dan P tanah.
Lusita Wardani, dkk mengidentifikasi beberapa sifat
anatomi pelepah sawit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tebal serat, diameter serat pelepah sawit serta
diameter metaxylem dan tebal dinding selnya masing-
sdsadsa
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1 Maret 2014 ISSN 2337-7771
E-ISSN 2337-7992

PERENCANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN


MELALUI ANEKA USAHA KEHUTANAN
(Studi di Dinas Kehutanan Kabupaten Malang)
Community Development Forest Approximately Planning Through Various Forestry
Business (Studies in Malang Regency Forest Service)

Hari Wijayanto,Agus Suryono danTjahjanulin Domai


Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang

ABSTRACT. Poverty of forest dwellers becomes a problem for land and forest ecosystems. Exploitation
to meet the economic problems impact on environmental degradation.Empowerment absolutely neces-
sary to improve the well-being without damaging the environment.Various of forestry business is an activ-
ity to empower forest communities with appropriate processing results and forest lands by providing value-
added. Various of forestry business activities planning to empower forest communities is important for the
development of business become maximum level. This study used a qualitative approach that aims to
describe and analyze the empowerment of forest communities through various of forestry business. The
results of this study indicate various of forestry business planning process for empowerment of forest
communities is poor. Planning approaches used are a political, technocratic and top-down approach.
Keyword: Planning, Empowerment, and Various of forestry business.
ABSTRAKSI.Kemiskinan masyarakat sekitar hutan menjadi pemasalahan bagi ekosistem lahan dan
hutan.Eksploitasi untuk mencukupi masalah ekonomi berdampak pada kerusakan
lingkungan.Pemberdayaan mutlak dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan tanpa merusak
lingkungan.Aneka usaha kehutanan merupakan kegiatan untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan
dengan mengolah secara tepat hasil lahan dan hutan dengan memberi nilai tambah ekonomis.Perencanaan
kegiatan aneka usaha kehutanan untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan penting dilakukan
untuk pengembangan usaha menjadi maksimal.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui
aneka usaha kehutanan.Hasil penelitian inimenunjukkan proses perencanaan aneka usaha kehutanan
sebagai usaha memberdayaanmasyarakat sekitar hutan masih kurang maksimal.Pendekatan perencanaan
yang digunakan adalah pendekatan politis, teknokratis dantop-down.
Kata Kunci: Perencanaan, Pemberdayaan, dan Aneka Usaha Kehutanan.
Penulis Untuk Korespondensi, surel:wijayanto81@gmail.com

PENDAHULUAN kehutanan, perkebunan, pertanian, transmigrasi,


pertambangan, pariwisata, dan ladang dan kebun bagi
Hutan merupakan bagian penting bagi kehidupan
masyarakat.
manusia. Menurut Undang-Undang No. 41 tahun 1999
Kerusakan hutan dan lahan ini memicu banyaknya
tentang kehutanan menyatakan bahwa hutan merupakan
bencana alam. Menurut data dari BNPB (2013a dan
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
2013b) pada tahun 2013 sampai dengan bulan mei
sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan
tercatat sebanyak 128 kejadian tanah longsor, sedangkan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
bencana banjir tercatat pada tahun 2013 sebanyak 225
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Sedangkan
kali. Untuk wilayah Kabupaten Malang pada tahun 2013
pengertian lahan adalah suatu hamparan ekosistem
terjadi tanah longsor sebanyak 4 kali sedangkan untuk
daratan yang peruntukannya untuk usaha di bidang
bencana banjir sebanyak 2 kali pada tahun 2013.
16
Hari Wijayanto, dkk.,: Perencanaan Permberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan.... (2): 16-23

Jika menilik kerusakan lahan dan hutan yang terjadi, Maju, Aman, Tertib, dan Berdaya Saing atau MADEP
Awang (2004, h.134) menyebutkan bahwa pertambahan MANTEP. Mengacu dari RPJMD Kabupaten Malang
penduduk yang cepat, sehingga menyebabkan Tahun 2010-2015, maka visi Dinas Kehutanan Kabupaten
kepemilikan lahan setiap keluarga hanya berkisar 0,2- Malang tahun 2011-2015 adalah mewujudkan
0,3 ha di Jawa dan 1-1,5 ha per kepala keluarga untuk di keseimbangan fungsi sumberdaya hutan, tanah dan air
luar jawa berdampak pada masalah sosial, politik, dan menuju masyarakat yang produktif, mandiri dan sejahtera.
ekonomi. Kesempatan kerja dan berusaha khususnya Kebijakan pemerintah yang dihasilkan dalam RPJMD
dipedesaan sangat terbatas padahal angkatan kerja dijabarkan menjadi perencanaan tahunan, Rencana Kerja
besar sehingga berdampak pada tingginya jumlah Pembangunan Daerah (RKPD).Dalam penyusunanya
pengangguran.Hal serupa disampaikan oleh Budiman melibatkan masyarakat sebagai komponen utama dalam
(1991, h.1) bahwa ketidakpedulian masyarakat pada perencanaan pembangunan daerah.Akan tetapi menurut
konservasi alam disebabkan karena tingkat pendidikan Abe (2005, h. 71-73) ada beberapa kesulitan yang dihadapi
dan pendapatan yang rendah, pemilikan lahan yang pada saat melakukan perencanaan berbasis masyarakat
sempit dan tidak merata dan kesempatan kerja yang adalah masyarakat tidak mempunyai pendidikan formal
tersedia semakin sulit. yang memadai, keterbatasan baca-tulis dan keterbatasan
Mencermati pemberitaan kompas.com dan pengetahuan.Kesulitan itu juga ditambah bahwa
beritajatim.com dalam Lembaga Penelitian dan masyarakat telah terpengaruh sistem otoriter-sentralistik,
Pengabdian Masyarakat Kepada Masyarakat (LP2M) UIN dimana hanya mengekor, pasif, takut mengambil inisiatif
Maliki Malang pada tanggal 21 Desember 2010, dan hidup dalam budaya petunjuk.Melengkapi pendapat
menyebutkan Kabupaten Malang merupakan daerah Abe, surat kabar harian haluan yang terbit pada tanggal
termiskin kedua di Provinsi Jawa Timur. 27 Desember 2010, menyebutkan bahwa masyarakat
Pernyataantersebut berdasarkan datayang dikeluarkan tidak lagi berminat untuk mengikuti musrenbang tingkat
oleh BPS Provinsi Jawa Timur yang menunjukkan bahwa desa/kelurahan dan kecamatan karena dianggap sebagai
4,8 juta penduduk berada pada garis kemiskinan dimana sebuah acara (Haluan, 2010, h.1).
Kabupaten Malang memiliki 155.945 rumah tangga Sesuai dengan rencana strategis Dinas Kehutanan
sasaran dalam kategori miskin. Kabupaten Malang, maka Dinas Kehutanan Kabupaten
Menurut Suhendra (2006, h.75) pemberdayaan adalah Malang mempunyai program pengembangan usaha
memberikan kekuasaan kepada masyarakat melalui perhutanan dan peran serta masyarakat dengan nama
organisasi atau kelompok agar mampu menguasai atau kegiatan pengembangan aneka usaha kehutanan. Aneka
berkuasa atas semua aspek kehidupannya meliputi aspek usaha kehutanan merupakan hasil hutan non kayu
kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sebagai alternatif peningkatan pendapatan masyarakat
pengelolaan lingkungan dan sebagainya. Lebih lanjut, disekitar hutan.Kegiatan yang dikerjakan disela-sela
pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesibukan kepala keluarga untuk mengurus pertanian dan
ekonomi menurut Harahap (2012 h.82-83) adalah perternakan serta keterlibatan kaum perempuan
penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan disamping mengurus rumah tangga dalam mendapatkan
penguasaan distribusi dan pemasaran.Penguatan tambahan penghasilan keluarga.
masyarakat dilakukan untuk mendapatkan upah, Beberapa produk aneka usaha kehutanan yang
informasi, pengetahuan dan ketrampilan yang dilakukan berkembang di Kabupaten Malang, seperti pengolahan
baik oleh masyarakat sendiri maupun dari kebijakan bambu, perlebahan dan minyak atsiri di Kabupaten Malang
pemerintah. harus mendapat perhatian dari pemerintah daerah.Potensi
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang sumberdaya alam, seperti bambu, di Kabupaten Malang
tertuang dalam Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2011 tanggal belum dimanfaatkan dengan baik.Bambu yang selama
13 Mei 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka ini hanya dibiarkan tumbuh liar dibelakang rumah ataupun
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun dipinggir-pinggir sungai. Padahal ketersediaan bahan
2010-2015, dengan visi Terwujudnya Masyarakat baku bambu sangat dibutuhkan. Seperti halnya
Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, penelusuran Solopos (2013, h.1) pada tanggal 7 Juli 2013,

17
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014

menyebutkan bahwa di Kabupaten Sragen, pengrajin Klasifikasi hasil hutan non kayu menurut Kasmudjo (2011,
sangkar burung mendapatkan pesanan yang terus h.10-11) adalah: (1). Kelompok tumbuhan berkekuatan.
bertambah dari waktu ke waktu. Akan tetapi produksi (2). Kelompok produk ekstraktif, (3). Kelompok produk
malah turun sampai dengan 5% karena kekurangan bahan budidaya, dan (4). Kelompok minor produk hasil hutan
baku. Pasar dan harga jual yang menguntungkan bisa non kayu. Perencanaan untuk pengembangan aneka
rusak jika tidak dibarengi dengan ketersediaan bahan usaha kehutanan dilakukan oleh Dinas Kehutanan
baku. bertujuan mensejahterakan masyarakat dengan tetap
Dari uraian diatas, rumusan masalah penelitian ini terus memperhatikan lingkungan. Perencanaan menurut
adalah bagaimana perencanaan pemberdayaan Tarigan (2004, h.3) berarti mengetahui dan menganalisis
masyarakat sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan kondisi saat sekarang, meramalkan perkembangan
di Kabupaten Malang.Penelitian ini bertujuan untuk berbagai faktor yang tidak bisa dikontrol yang sesuai,
mendiskripsikan dan manganalisis tentang perencanaan memikirkan faktor-faktor yang menjadi pembatas,
pemberdayaan masyarakat sekitarhutan sehingga dapat menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat
mengetahui perencanaan pemberdayaan masyarakat dicapai, serta mencari langkah-langkah untuk mencapai
sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan yang tepatdi tujuan tersebut.
Kabupaten Malang. Hasil dari RPJMD Kabupaten Malang akan menjadi
dasar penyusunan Renstra Dinas Kehutanan.
METODE PENELITIAN Perencanaan tahunan dalam bentuk RKPD dan Renja
Penelitian ini mendiskripsikan dan menganalisis diselesaikan dengan memperhatikan RPJMD dan Renstra
perencanaan pemberdayan masyarakat sekitar hutan Dinas Kehutanan serta usulan-usulan dari stakeholder
melalui aneka usaha kehutanan yang dilakukan oleh yang lain, misalnya dari masyarakat.Peran aktif masya-
Dinas Kehutanan Kabupaten Malang.Metode penelitian rakat ini yang diharapkan bisa membawa perubahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif terhadap kesejahteraan mereka sendiri. Seperti pendapat
secara deskriptif.Penelitian ini dilakukan di Dinas Kartasasmita (1994, h.9) dalam Riyadi (2004, h.4) bahwa
Kehutanan Kabupaten Malang. Metode pengumpulan pembangunan sebagai suatu proses perubahan ke arah
data dilakukan dengan cara: (1). Observasi, dengan yang lebih baik melalui upaya yang terencana. Begitu
melakukan pengamatan terhadap peristiwa pada kegiatan juga menurut Siagian (1994) dalam Riyadi (2004, h.4)
aneka usaha kehutanan di Kecamatan Wagir dan yang melihat dari sisi pemerintah, bahwa pembangunan
Kecamatan Turen, (2). Wawancara, dilakukan pada merupakan suatu usaha pertumbuhan dan perubahan
aparatur Pemerintah Daerah di Dinas Kehutanan, secara terencana menuju modernisasi dalam rangka
BAPPEDA dan Desa Wagir Kabupaten Malang serta pembinaan bangsa (national building).
masyarakat yang menekuni aneka usaha kehutanan, (3). Keinginan pemerintah untuk sejahterakan masyarakat
Dokumentasi, berupa: RPJMD Kabupaten Malang Tahun terlihat dari visi Kabupaten Malang, yaitu Terwujudnya
2010-2015, RKPD Kabupaten Malang Tahun 2013, Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis,
Renstra Dinas Kehutanan Tahun 2011-2015, Renja Dinas Demokratis, Maju, Aman, Tertib, dan Berdaya Saing atau
Kehutanan Tahun 2013, Rencana Pengelolaan Reha- MADEP MANTEP. Dari visi tersebut maka terdapat bebe-
bilitasi Lahan (RP-RL) Kabupaten Malang dan Laporan- rapa misi yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat
laporan yang berhubungan dengan kegiatan aneka usaha sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan, yaitu:
kehutanan. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan
berdaya saing, mewujudkan peningkatan pertumbuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN ekonomi berbasis pertanian dan pemberdayaan masya-

Mekanisme perencanan pemberdayaan masyarakat rakat pedesaan dan Mewujudkan peningkatan kualitas

sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan. dan fungsi lingkungan hidup, serta pengelolaan sumber-

Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas daya alam yang berkelanjutan. Sebagai sebuah visi dan

Kehutanan melihat aneka usaha kehutanan merupakan misi dari kepala daerah, bisa dikatakan bahwa ini

salah satu cara untuk memberdayakan masyarakat. merupakan kontrak politik kepala daerah dengan para

18
Hari Wijayanto, dkk.,: Perencanaan Permberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan.... (2): 16-23

konstiteunnya.Myrdal dalam Syafrudin (1993, h.6) tidak berjalan dengan baik, maka pendekatan perenca-
menyatakan bahwa perencanaan yang dilakukan dite- naan partisipatif dan bottom-up tidak bisa dilaksana-
tapkan dalam proses politik dengan tetap memperhatikan kan.Wrihatnolo (2006, h. 161-162) menyebutkan pelaksa-
tujuan-tujuan yang ingin dicapai. naan perancanaan partisipatif dilakukan melalui
Mekanisme penyusunan RKPD tahun 2013 Kabu- musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).
paten Malang digunakan dasar untuk pembuatan Renja Dalam musyawarah ini, perencanaan dilakukan bersama-
Dinas Kehutanan tahun 2013 Kabupaten malang. sama dengan stakeholder, yang berasal dari aparat
Mekanisme ini merupakan perwujudan dari keterpaduan penyelenggara negara (eksekutif, legislatif dan yudikatif),
perencanaan pembangunan nasional yang memper- masyarakat, kaum rohaniawan, pemilik usaha, kelompok
hatikan kondisi, potensi serta dinamika di Kabupaten profesional, organisasi-organisasi non pemerintaha dan
Malang.Penyusunan RKPD dan Renja kegiatan pengem- lain-lain. Sedangkan pendekatan bottom-up, mencermin-
bangan aneka usaha kehutanan oleh Dinas Kehutanan kan proses perencanaan dalam pemerintahan. Akan
Kabupaten Malang dapat dilihat gambar 1. tetapi Awang (2008, h. 50-51) mempunyai Metode pem-
Mekanisme perencanaan pengembangan aneka berdayaan yang bisa menjadi alternatif yaitu Partisipasi
usaha kehutanan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan Aksi Kehutanan Masyarakat (PAKEM).Pada dasar-
tidak menyalahi Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2008 nya PAKEM ini merujuk pada kerangka berfikir perenca-
tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian naan pada umumnya dengan tahap penting dalam peren-
dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, canaan yaitu tahap perencanaan partisipatif, yaitu
dimana tahapan penyusunan rencana pembangunan perencanaan yang dilakukan sebelum kelapangan,
daerah dilakukan melalui tahapan: (1). Penyusunan kegiatan dilapangan dengan melakukan diskusi dan dia-
rancangan awal, (2). Pelaksanaan Musrenbang, (3). log hasil temuan. Dengan peran aktif perencana untuk
Perumusan rancangan akhir dan (4). Penetapan.Hal ini datang ke masyarakat, kebutuhan masyarakat akan
disebabkan dasar hukum pelaksanaan telah dilaksanakan terlihat dengan jelas. Dari masalah dan kebutuhan masya-
dengan baik. rakat ini, yang akan menjadi pertimbangan perencana
Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten Malang dalam membuat perencanaan.
mempunyai 12 Kelurahan dan 378 Desa yang masuk
dalam 33 Kecamatan.Alur musrenbang yang panjang dari
mulai Desa sampai dengan Kabupaten menyebabkan
masyarakat kurang antusias mengikuti musrenbang.
Dengan perbandingan usulan Kelurahan dan Desa yang
akan ditampung di Kecamatan menjadi pemicu
pesimisme masyarakat terhadap hasil musrenbang.
Gambar 1. Proses Perencanaan Aneka Usaha Kehutanan
Begitu juga dengan perencanaan pengembangan aneka Figure 1.Various of forestry business Planning Process
usaha kehutanan yang tidak mendapatkan perhatian dari Sumber : Data diolah
masyarakat.Usulan-usulan yang diajukan dalam
musrenbang hanya bersifat fisik insfrastruktur, sehingga Pendekatan yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan
pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui aneka untuk melakukan perencanaan kegiatan pengembangan
usaha kehutanan terabaikan oleh masyarakat. Padahal aneka usaha kehutanan adalah pendekatan politis,
menurut Peraturan Pemerintah no. 34 tahun 2002 tentang teknokratik dan top-down. Pendekatan politis tercermin
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, dari visi dan misi kepala daerah untuk dapat dilaksanakan
Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan dalam periode masa jabatan kepala daerah.Wrihatnolo
menyatakan pengelolaan hutan perlu dilakukan untuk (2006, h. 152-153) menjelaskan bahwa politisi mengang-
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi gap sebagai market of plan untuk menawarkan program-
masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. program pembangunan.Janji-janji dalam kampanye
Pelaksanaan musrenbang untuk mendapatkan tertuang dalam visi dan misi tersebut.Untuk mewujudkan
usulan-usulan yang bersifat partisipatif dari masyarkat visi dan misi tersebut perencana Dinas Kehutanan

19
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014

membuat Renstra dan Renja untuk melaksanakan pro- Dinas Kehutanan tidak salah sasaran. Dengan menggu-
gram dan kegiatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam nakan metode PAKEM, 5 (lima) pendekatan perencanaan
Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan dalamPeraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010
Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara telah terakomodasi seluruhnya. Pendekatan tersebut
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan adalah pendekatan politis, teknokratis, top-down, bottom-
Rencana Pembangunan Daerah, pendekatan teknokratis up dan partisipasi.
menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah untuk
dapat mencapai tujuan berdasarkan bukti fisis, data dan Upaya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan

informasi yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. melalui aneka usaha kehutanan

Sedangkan pendekatan top-down terlihat dari hubungan Menurut Undang-Undang nomor 16 Tahun 2006 ten-
antar dokumen perencanaan, mulai dari dokumen tang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
perencanaan nasional, provinsi, daerah dan SKPD. Kehutanan, masyarakat di sekitar kawasan hutan adalah
Menurut Wrihatnolo (2006, h. 161-162) pendekatan top- penduduk yang bermukim di sekitar kawasan hutan yang
down mempunyai tujuan untuk meyelaraskan program- memiliki kesatuan komunitas sosial dengan kesamaan
program agar dapat menjamin sinkronisasi dari semua mata pencaharian yang bergantung pada hutan dan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem
Pendekatan perencanaan yang dilakukan oleh Dinas hutan. Budiman (1991, h.1) menunjukkan bahwa tingkat
Kehutanan Kabupaten Malang, memerlukan penyem- pendidikan dan pendapatan yang rendah, pemilikan lahan
purnaan sehingga kegiatan aneka usaha kehutanan bisa yang sempit dan tidak merata menjadi karakteristik
berjalan dengan baik. Kegiatan musrenbang merupakan masyarakat sekitar hutan. Dengan karakteristik tersebut
bagian penting dalam proses perencanaan, sehingga maka perlu dikembangkan untuk dapat meningkatkan
pendekatan politis, teknokratis dan top-down perlu kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
mendapat dukungan dari masyarakat dalam bentuk Suhendra (2006 h.75) menyebutkan konsep pem-
aspirasi. Rendahnya minat masyarakat untuk mengikuti berdayaan sebagai salah satu alternatif pembangunan
musrenbang ini, harus disikapi oleh Dinas Kehutanan untuk merubah pardigma pendekatan nasional menjadi
dengan baik.Sosialisasi tentang pentingnya musrenbang pendekatan yang lebih patisipatif.Mekanisme peren-
harus gencar dilakukan, sehingga masyarakat benar- canaan juga berubah seiring dengan perubahan paradig-
benar bisa memanfaatkan kegiatan musrenbang tersebut ma tersebut.Partisipasi masyarakat diakomodasi dalam
untuk bisa mengakomodasi kebutuhan mereka. bentuk musrenbang sebagai wadah untuk menyampaikan
Sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran masya- aspirasinya.Menurut Peraturan Menteri Kehutanan
rakat memerlukan waktu yang tidak sedikit sehingga perlu No.P.49/Menhut-II/2008 tentang Hutan Desa, pember-
ada strategi lain yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dayaan masyarakat setempat adalah upaya untuk
Kabupaten Malang. Strategi yang bisa dilakukan oleh meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat
Dinas Kehutanan Kabupaten Malang adalah dengan setempat untuk mendapatkan manfaat sumberdaya hutan
menggunakan metode pemberdayaan yaitu Partisipasi secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas
dan Aksi Kehutanan Masyarakat (PAKEM). Peran aktif dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kese-
dari penyuluh kehutanan maupun bagian perencana di jahteraan masyarakat setempat.
Dinas Kehutanan bertemu dengan masyarakat untuk Pemberdayaan masyarakat terutama dalam usaha
melakukan diskusi dan dialog dengan masyarakat. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak
Aspirasi dari masyarakat bisa ditampung dan diakomodasi terlepas dari peran pemerintah untuk bisa mengentaskan
oleh Dinas Kehutanan dalam dokumen perencanaan pada kemiskinan. Dinas Kehutanan sebagai salah satu SKPD
tahun berikutnya. di Kabupaten Malang tidak luput dalam mendukung
Perencanaan dengan menambahkan metode PAKEM prioritas pembangunan Kabupaten Malang Tahun 2013
yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Malang, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kese-
bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakkat sehingga jahteraan. Dengan pertumbuhan ekonomi ini, pemerintah
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh daerah Kabupaten Malang tidak ingin hanya berhenti

20
Hari Wijayanto, dkk.,: Perencanaan Permberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan.... (2): 16-23

sampai disitu, tetapi bagiamana pemeretaan sampai barang dalam rangka memanfaatkan dan mengusahakan
pedesaan.Hal ini sesuai dengan Pranarka (1996 h.45- hasil hutan bukan kayu dengan tidak merusak lingkungan.
70) dalam harahap (2012 h.80-81) yang menyebutkan Upaya memberdayakan masyarakat menurut
pemberdayaan merupakan Pemberdayaan adalah Kartosasmito (1989) dalam Sumarmo (2006 h.83) dan
pembagian kekuasaan kepada setiap orang (power to Ardillah (2012 h.5-6) dapat dilakukan dengan: (1). Mencip-
everybody) dan penguatan kepada yang lemah tanpa takan suasana dan iklim yang memungkinkan potensi
menghancurkan yang kuat. masyarakat untuk berkembang, (2). Memperkuat potensi
Seperti di Kecamatan Wagir sebagai sentra pem- yang dimiliki dan (3).Melindungi dan membela kepen-
buatan duparatus dan Kecamatan Turen sebagai usaha tingan masyarakat lemah. Usaha pemberdayaan tersebut
sangkar burung terus berusaha untuk mengembangkan bisa dilakukan dengan perubahan struktur yang meliputi:
usahanya agar menjadi lebih besar dengan kemitraan (a) pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya.
antara pengusaha dengan masyarakat sekitar sebagai (b) penguatan kelembagaan. (c) penguasaan teknologi.
penyuplai hasil kerajinan.Pengusaha-pengusaha tersebut dan (d) pemberdayaan sumberdaya manusia (Sumo-
mempunyai kemitraan dengan masyarakat sekitar, diningrat, 1999 dalam Harahap, 2012 h.86-87).
sebagai sebuah simbiosis mutualisme antara keduanya. Peran pemerintah, khususnya pemerintah pusat,
Hal ini didukung dengan pernyataan Sumodiningrat (1999) dalam memberdayakan masyarakat sekitar hutan ini
dalam Harahap (2012 h.86-87) tentang konsep pember- telahberkembang pada tahun 2006 dengan mendirikan
dayaan ekonomi yaitu usaha untuk menjadikan ekonomi Working Group Pemberdayaan atau lebihdikenal dengan
yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam WG Pemberdayaan. Kelompok kerja ini muncul pada
mekanisme pasar yang benar dan Peraturan Pemerintah saat berlangsungnya Pekan Raya Hutan dan Masyarakat
No. 34 tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan di Yogjakarta pada tahun 2006.Dari WG Permberdayaan
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan ini kemudian lahirlah prinsip-prinsip untuk mengem-
Penggunaan Kawasan Hutan, bahwa pemberdayaan bangkan Model Desa Konservasi (MDK), prinsip-prinsip
masyarakat disekitar hutan untuk meningkatkan kemam- tersebut adalah (1).Penguatan jaringan informasi tentang
puan kelembagaan masyarakat dalam pemanfaatan teknis dan sistem produksi antara produk usaha sejenis,
hutan. Peningkatan kelembagaan masyarakat difasilitasi (2).Masyarakat ikut serta secara adil dalam jejarang
oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mulai pemasaran, (3).Adanya variasi usaha dan sumber-sumber
dari pemenuhan ketersediaan bahan baku, modal kerja, mata pencaharian berdasarkan potensi lokal, (4).Produk
keahlian masyarakat serta bantuan pemasaran barang. yang ramah lingkungan dan tidak melebihi dayadukung
Terkait dengan aneka usaha kehutanan Pemanfaatan SDA dan sosial, dan (5).Terjalinnya kemitraan antar
hasil hutan bukan kayu menurut Peraturan Pemerintah kelompok ekonomi masyarakat dengan pelaku usaha
no. 34 tahun 2002 Tata Hutan dan Penyusunan Rencana serta kalangan yang peduli lingkungan dan kepentingan
Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan masyarakat.(Pemberdayaan, 2009, h.1).
Kawasan Hutan adalah segala bentuk usaha yang me- Pemerintah daerah membuka diri untuk membuat
manfaatkan dan mengusahakan hasil hutan bukan kayu iklim potensi masyarakat berkembang. Dari kata kunci
dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi visi Kabupaten Malang untuk RPJMD 2010-2015
fungsi pokok hutan. memberikan gambaran tentang keinginan dari pemerintah
Dari konsep-konsep pemberdayaan diatas pember- daerah Kabupaten Malang untuk memberdayakan
dayaan masyarakat sekitar hutan melalui aneka kehu- masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan-
tanan adalah upaya pembagian kekuasaan dan penguatan kebutuhan dan keinginan dari masyarakatnya. Dukungan
kepada yang lemah tanpa mengancurkan yang kuat kebijakan Pemerintah Daerah menjadi modal awal untuk
sehingga menjadi sama-sama kuat dengan meningkatkan mengembangkan aneka usaha kehutanan. Kebijakan
manfaat sumberdaya hutan dan lahan secara optimal pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah
secara adil melalui pengembangan kapasitas kelem- sesuai dengan pendapat Sumodiningrat (1999) dalam
bagaan dalam rangka pemenuhan bahan baku, modal Harahap (2012, h.86-87) yaitu: (a) pemberian peluang atau
kerja, keahlian masyarakat, serta bantuan pemasaran akses yang lebih besar kepada aset produksi (khususnya

21
Jurnal Hutan Tropis Volume 2 No. 1, Edisi Maret 2014

modal). (b) memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha yang dilakukan oleh masyarakat bisa terus
usaha ekonomi rakyat. (c) penguatan industri kecil. (d) berjalan. Hal tersebut sesui dengan pendapat Sumodi-
mendorong munculnya wirausaha baru.Upaya selanjutnya ningrat (1999) dalam Harahap (2012 h.86-87) yang menya-
yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Malang takan bahwa pemberdayaan ekonomi harus dijamin
adalah dengan melakukan sosialisasi tentang aneka adanya kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang
usaha kehutanan sehingga bisa mendorong pengrajin baru telah maju dengan yang masih lemah dan belum ber-
yang menekuni usaha ini.Usaha yang tidak mensyaratkan kembang.
tingkat pendidikan formal dan semakin sulitnya lapangan Dari konsep-konsep pemberdayaan pemberdayaan
kerja menjadikan usaha ini bisa tumbuh dan berkem- masyarakat sekitar hutan melalui aneka kehutanan yang
bang. Upaya lain yang dilakukan adalah Mengupayakan telah dikemukakan, dikaitkan dengan usaha pember-
akses/link dengan pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dayaan masyarakat oleh Dinas Kehutanan Kabupaten
BUMN dan Swasta sehingga bisa melakukan kerjasama Malang, beberapa hal yang perlu dikembangkan adalah:
untuk mengembangkan aneka usaha kehutanan di (1). kapasitas kelembagaan, (2). ketersediaan bahan
Kabupaten Malang. baku, (3). modal kerja, (4). keahlian masyarakat, (5).
Usaha Dinas Kehutanan untuk memperkuat potensi penguasaan teknologi serta (6) .pemasaran barang.Terkait
yang dimiliki oleh masyarakat dalam penelitian ini adalah dengan usaha Dinas Kehutanan Kabupaten Malang dalam
dengan (1).Memberikan bantuan modal kerja untuk pengembangan aneka usaha kehutanan, maka keter-
meningkatkan produktifitas usaha, (2).Pembentukan sediaan bahan baku harus menjadi prioritas karena sangat
kelompok tani dan pembinaan kelembagaan, (3). Mem- terkait dengan konservasi.
berikan bantuan bibit untuk menjaga keberlangsungan
bahan baku sekaligus sebagai usaha untuk melakukan SIMPULAN
konservasi alam., (4). Melakukan kerjasama dengan Perencanaan aneka usaha kehutanan oleh Dinas
pemerintah provinsi, pemerintah pusat, BMUN dan Kehutanan untuk meningkatkan manfaat sumberdaya
swasta, (5).Melakukan pembinaan teknis dengan beker- hutan dan lahan secara optimal secara adil melalui
jasama dengan pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur pengembangan kapasitas kelembagaan dalam rangka
dan pemerintah pusat dalam hal ini adalah Kementerian pemenuhan bahan baku, modal kerja, keahlian masya-
Kehutanan. rakat, serta bantuan pemasaran barang dalam rangka
Usaha Dinas Kehutanan Kabupaten Malang dalam memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan bukan
mengembangkan aneka usaha kehutanan terkendala kayu dengan tidak merusak lingkungan belum berjalan
dengan masalah anggaran.Anggaran yang tersedia untuk dengan optimal kerena belum melibatkan masyarakat.
kegiatan pengembangan aneka usaha kehutanan tidak Pendekatan perencanaan pemberdayaan masya-
mencukupi pelaksanaan kegiatan pengembangan aneka rakat sekitar hutan melalui aneka usaha kehutanan Dinas
usaha kehutanan secara optimal. Data yang didapatkan Kehutanan Kabupaten Malang mengunakan pendekatan
dari penelitian menunjukkan bahwa bantuan modal kerja politis, tekonokratis dan top-down.
untuk peningkatan produktufitas usaha dilakukan pada
tahun 2011 sedangkan pada tahun 2012 pemberian modal
kerja tidak dilanjutkan dan diganti dengan pemberian bibit DAFTAR PUSTAKA
bambu untuk menunjang kerajinan bambu di Kabupaten
Abe, Alexander. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif.
Malang. Kegiatan yang tidak berkelanjutan dalam pengem-
Yogyakarta, Pembaruan.
bangan aneka usaha kehutanan di Kabupaten Malang Ardilah, Muhammad Reza. 2012. Pemberdayaan
menjadikan usaha ini tidak berjalan dengan Masyarakat Berbasis Hutan Rakyat dalam Peme-
optimal.Keberhasilan dan kegagalan masyarakat dalam liharaan Kelestarian Hutan.Jurnal Perspektif
usaha ini tidak bisa di ukur secara objektif karena peran Sosiologi [Internet]. Diunduh dari: http://
serta Dinas Kehutanan Kabupaten Malang tidak maksimal. jurnal.usu.ac.id/index.php/persos/article/view/2920.
Perlindungan pada aneka usaha kehutanan dilakukan Diunduh pada tanggal 16 Oktober 2013.
dengan cara menjaga ketersediaan bahan baku sehingga Awang, San Afri. 2004. Dekonstruksi Sosial Forestri:

22
Hari Wijayanto, dkk.,: Perencanaan Permberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan.... (2): 16-23

Reposisi Masyarakat dan Keadilan Lingkungan. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang
Yogyakarta, Bigraf Publishing. Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
_____. 2008. Pemberdayaan Masyarakat dan Kebijakan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Deliberative (Sekolah Riset) KTM 605: Bahan Ajar Daerah.
Program Studi Ilmu Kehutanan (PSIK). Yogyakarta, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
Universitas Gadjah Mada. 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2013a. Data Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Peng-
Kejadian Bencana Banjir [Internet]. Diunduh dari http:/ gunaan Kawasan Hutan.
/geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/ Peratutan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
databanjirall.php. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2013. tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2013b. Data Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyu-
Kejadian Bencana Tanah Longsor [Internet]. Diunduh sunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
dari http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/ Rencana Pembangunan Daerah.
data/datalongsorall.php.Diunduh pada tanggal 15 Riyadi. Dedy Supriyadi Bratasumah. 2004. Perencanaan
Mei 2013. Pembangunan Daerah: Strategi Menggali Potensi
Budiman, Ahmad. 1991. Studi Diagnosa Permasalahan dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta,
Interaksi Masyarakat dan Hutan di Taman Nasional Gramedia Pustaka Utama.
Baluran [Internet].IPB. Diunduh dari :http:// Soemarmo. 2006. Model Perencanaan Sumber Daya
repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/ Hutan untuk Pengembangan Wilayah dan Pem-
2 5 2 4 9 / berdayaan Masyarakat. Malang, Agritek Yayasan
prosiding_seminar_III_hasil_penelitian_perhutanan- Pembangunan Nasional.
20.pdf?sequence=1. Diunduh pada tanggal 10 Juni Solopos, 2013. Pengrajin Sangkar Burung Sragen
2013. Kesulitan Bambu. [Internet]. Diunduh dari: http://
Haluan, Harian. 2010. Musrenbang Dinilai Tidak Penting www.solopos.com/2013/07/07/perajin-sangkar-
Lagi. [Internet].Diunduh dari http:// burung-sragen-kesulitan-bambu-423286. Diunduh
w w w . h a r i a n h a l u a n . c o m / pada tanggal 19 Desember 2013.
index.php?option=com_content&view=article&id=74%3 Suhendra, K. 2006. Peranan Birokrasi dalam Pember-
Amusrenbang-dinilai-tak-penting-lagi& dayaan Masyarakat. Bandung, Alfabeta.
Itemid=89.Diunduh pada tanggal 20 Oktober 2013. Syafrudin, Ateng. 1993. Perencanaan Administrasi Pem-
Harahap, Erni Febriana. 2012. “Pemberdayaan Masya- bangunan Daerah. Bandung, Penerbit Mandar Maju.
rakat dalam Bidang Ekonomi untuk Mewujudkan Tarigan, Robinson. 2004. Perencanaa Pembangunan
Ekonomi Nasional yang Tanggung dan Mandiri.” Wilayah. Jakarta, Bumi Aksara.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan [Internet], 3 Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
(2): pp. 78-96. Diunduh dari :http://jurnal.unitas- Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
pdg.ac.id/files/31/Jurnal%20Manajemen/ Undang–Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Vo l % 2 0 3 % 2 0 M e i % 2 0 2 0 1 2 / Kehutanan.
5.Erni%20Febrina%20Harrahap- Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Pemberdayaan%20Masyarakat%20Dlm%20Bid.%20 Daerah.
Ekonomi.pdf. Diunduh pada tanggal 2 Juni 2013. Wrihatnolo, Randi R., Riant Nugroho D.. 2006. Mana-
Kasmudjo. 2011.Hasil Hutan Non Kayu: Suatu Pengantar jemen Pembangunan Indonesia: Sebuah Pengantar
Klasifikasi, Potensi, Pemungutan, Pengolahan, dan Panduan. Jakarta. PT Elex Komputindo–
Kualitas dan Kegunaan. Yogyakarta, Cakrawala Kelompok Gramedia.
Media.
Pemberdayaan, WG. 2009. Ekonomi Desa Meningkat
dengan Model Desa Konservasi (MDK)
[Internet].Diunduh dari http://wgpemberdayaan.org/
desa-konservasi/ekonomi-desa-meningkat-dengan-
model-desa-konservasi-mdk.Diunduh pada tanggal
11 November 2013.

23

Anda mungkin juga menyukai